Tujuh Belas

3.7K 615 138
                                    

Aku update lagi dong! T.T

VOTE DULU WOY!

Komen juga yak xixixi

Selamat membaca~

***

Suara bel berbunyi nyaring saat Hana sedang sibuk menyiapkan sarapan di dapur, mau tidak mau Hana harus meninggalkan kegiatannya karena Asih sedang menemani Hamas mandi seperti biasanya, sedangkan Helen belum pulang dari kegiatan pagi harinya—jalan pagi.

"Seben—" lidah Hana mendadak kaku ketika melihat sosok yang berdiri di depan pintu dengan koper besar di sampingnya. Namun sosok wanita tinggi semampai dengan tubuh proporsional bak model dan memiliki paras ayu yang tidak wajar itu hanya tersenyum. "Ee—maaf, ada yang bisa dibantu?"

Wanita itu masih mempertahankan sneyumnya. "Saya mencari Hamam," jawab wanita itu. "Benar ini rumah Rahadian Hammam Ahmadi?"

Hana terdiam. Siapa wanita ini?

"Ee—iya, benar," ragu-ragu Hana pun membenarkan. "Oh, silakan masuk," Hana menggeser tubuhnya agar wanita itu bisa masuk ke rumah, ia pun mempersilakan wanita itu duduk di sofa ruang tamu. "Sebentar, saya panggilkan Mas Hamam."

Hana meninggalkan wanita itu untuk memanggil Hamam yang mungkin masih bersiap di kamar. Namun belum sempat Hana naik ke lantai dua, Hamam sudah lebih dulu turun. "Ada apa? Siapa yang dateng?" tanya Hamam sambil mengancingkan lengan kemejanya.

"Ada perempuan yang nyari kamu."

Hamam mengerutkan keningnya. "Perempuan?" Hana mengangguk. "Siapa?"

Hana menggeleng pelan. "Enggak tahu," jawab Hana dengan polos. "Aku juga lupa nanya siapa namanya."

"Dasar."

Hamam bergegas pergi ke ruang tamu untuk menemui wanita yang ingin menemuinya itu, sedangkan Hana hanya mengekor di belakangnya. Baru sampai di ambang pintu ruang tamu, wanita itu sudah berlari dan memeluk Hamam dengan erat. Hana merekam jelas kejadian yang membuat ia tanpa sadar menahan napas itu di dalam otaknya, meski ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Suaminya dipeluk wanita lain, sementara ia bahkan belum pernah melakukan hal semacam itu.

Hana mengerutkan keningnya. Perasaan tidak suka macam apa ini? Batin Hana.

"Aku kangen banget sama kamu." mata Hana membulat sempurna ketika wanita itu mengecup kedua pipi Hamam dengan bersemangat, pandangannya kemudian jatuh pada Hamam yang nampak biasa saja merespon sikap kurang ajar dari wanita itu.

Astaga, Hana ingin meledak sekarang juga. Bagaimana bisa suaminya disentuh oleh wanita lain tepat di depan matanya sendiri? Parahnya, Hamam tidak menunjukkan ekspresi tidak suka dan justru seolah menikmatinya.

"Fasa?!"

Wanita itu menoleh saat seseorang nampak memanggilnya. Senyum wanita itu mengembang ketika melihat Helen datang, ia bergegas memeluk Helen dengan erat. "Aku kangen banget sama mami!" ujar Fasa—begitu wanita itu dipanggil.

"Mami juga kangen sama kamu," Helen membalas pelukan wanita itu dengan tak kalah erat. "Kamu sehat-sehat aja, kan?" Helen merenggangkan pelukannya dan menatap wanita itu dengan saksama, namun wanita itu hanya mengangguk dan kembali mendekap Helen. "Oh iya, kamu belum kenalan sama kakak ipar kamu meski mami udah cerita banyak."

Hana mengerutkan keningnya. Tunggu, kakak ipar? Siapa? Apa dia yang disebut kakak ipar oleh Helen? Jika begitu.. maka wanita itu adalah..

"Hana ini Hafsah, tapi kita biasa panggil dia Fasa," ujar Helen memperkenalkan wanita itu. "Dia anak bungsu mami yang artinya adik Hamam, adik kamu juga," Helen tidak meninggalkan senyumnya ketika memperkenalkan Fasa pada Hana. "Fasa, ini Kak Hana, istrinya Kak Hamam. Kakak kamu juga."

Me After YouWhere stories live. Discover now