[Part masih lengkap & Belum revisi. Harap maklum] "Jangan bilang kamu nyerah. Aku nggak mau, Vit. Aku masih mau perjuangin hubungan ini." "Hubungan mana lagi yang bakal Kakak perjuangin?" teriak Vita tepat di hadapan Alvin. "Jangan pura-pura sedih! Kakak yang mengakhiri dan milih pergi dulu. Sekarang muncul tiba-tiba dan bilang mau perjuangin hubungan ini? Omong kosong!" setelah mengatakan itu, Vita berbalik ingin pergi. Ia hanya ingin memeluk gulingnya sekarang. Ingin menumpahkan segala tangis dan keluh kesahnya pada teman curhatnya selama ini. Dengan gerakan cepat, Alvin membawa Vita ke dalam pelukannya. "Nggak, nggak! Semuanya belum berakhir. Masih ada kesempatan buat memperbaiki. Sayang please... Mari kita mulai semuanya seperti dulu lagi." "Aku udah nggak bisa lagi, Kak. Ini bukan yang pertama Kakak ngelakuin itu. Jadi Stop! Aku nggak mau dibodohi lagi." Alvin memutar tubuh Vita. Tangan besar Alvin tersampir di kedua bahu Vita yang bergetar karna tangisannya. Lelaki itu menatap lekat bola mata yang selalu membuatnya berdebar itu. Alvin menutup matanya sejenak lalu menghembuskan napas pelan. Pegangannya di bahu Vita semakin erat. "Do you really want me to stop?" Bukannya menjawab, tangis Vita malah semakin nyata di pendengaran Alvin. Sejujurnya Alvin masih tidak rela, ini benar-benar gila. Tapi kalau memang ini keinginan Vita, tak apa. Mungkin pelan-pelan Alvin akan berusaha untuk melupakan gadis itu, walau ia tau itu tidaklah mudah. Atau mustahil untuk lupa? "Aku ulang sekali lagi. Do you want me to stop? If you say yes, then we're done." dengan sangat berat hati, Alvin kembali menanyakan hal yang sama. Terhitung dua menit lamanya, tapi Vita tak kunjung membuka suara. Sedari tadi, hanya isakan gadis itu yang menyapa pendengaran lelaki di hadapannya. "You're still quiet. I concluded that it was a yes." ucap Alvin kecewa. Kenapa percintaannya berakhir seperti ini? "Aku pergi," Don't copas my story!! BEST RANK: #nyesal [1]
62 parts