[30] Kekecewaan Sandra

160 36 12
                                    

"Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada dikhianati oleh seseorang, yang kamu pikir tidak akan pernah mengkhianatimu."

~Sandra Mahendra~

Happy reading:))
Jan lupa vote sebelum baca ya... Biar aku semangat ngetiknya😊😊

Sebelumnya, aku mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang mau membaca cerita ambyar aku sampe sejauh ini hehehe. I hope, kalian enggak akan jera baca cerita ini ya? Secara kan, ceritanya gaje banget ditambah lama updatenya😅😅.

Tengkyu dearrrrrr muahh.

"Ini beneran? Masa aku pake baju ginian buat nongkrong sih?!" rengek Alvin menggoyang-goyangkan lengan Vita ke kiri dan ke kanan.

Setelah pulang dari gereja tadi, Alvin mengajak Vita untuk pergi ke cafe'A, namun Vita tidak mau jika Alvin tidak mengantarkannya terlebih dahulu untuk berganti pakaian.

Vita memutar bola mata malas, pasalnya sudah lebih dari 15 menit Alvin merengek seperti ini.

"Emangnya kenapa? Toh, enggak ada larangan kesana kalo pake baju gituan kan?"

"Nanti orang ngiranya aku bapak kamu lagi." Alvin menatap baju yang ia gunakan sewaktu di gereja beberapa menit lalu.

"Muka Kakak nggak setua itu kok. Enggak bakal ngebuat orang mikir kayak gitu." ucap Vita mengulum senyumnya. "paling dikira Om aku," celutuknya kemudian tawanya meledak, membuat Alvin semakin menekuk wajah.

"Tuh kan! Udah deh, nggak jadi! Males ngajak orang yang nggak berperasaan."

"Males pergi sama orang yang bawa perasaan," gumam Vita menirukan gaya bicara Alvin barusan. Alvin menatap tajam Vita. Yang ditatap malah cengengesan tanpa dosa.

"Yaudah, aku pulang sekarang." Alvin memutar tubuhnya 180 derajat. Hendak melangkahkan kakinya, namun dengan cepat Vita mencekal pergelangan tangannya.

"Uluh-uluh... Tayang mama. Jangan merajuk dong..." ucap Vita menahan tawa sembari membingkai wajah kesal Alvin dan memainkan bagian pipinya yang keras.

APANYA YANG DIMAININ COBA? ORANG ALVIN NGGAK ADA EMBUL-EMBULNYA SAMA SEKALI...

"Aku bukan anak kamu!" bantah Alvin cepat

"Terus siapanya aku dong?" goda Vita menaik-turunkan alisnya.

"Mikir aja sendiri!"

Gantian, kini Vita yang menekuk wajahnya. "batu diajak romantisan mah mustahil!"

Salah lo sendiri... Ngajak romantisme masa sama batu?!

"Emmmm... Apa ya?" Vita menjentikkan di dagu berlagak seperti orang yang sedang berpikir.

Alvin berlalu tanpa sepengetahuan Vita.

"Kamu masih mau disitu atau mau ikut?" ucap Alvin yang sudah berdiri di depan pintu utama.

"Ihh masih aja nyebelin!" gerutu Vita menyusul Alvin dengan menghentak-hentakkan kakinya.

*****

"Mau pesan apa?" tanya Alvin dengan buku menu di tangannya.

"Terserah,"

"Nggak senang nggak bete, jawabnya selalu sama." celutuk Alvin membuat waitress yang sedari tadi menunggu sontak mengulum senyum.

"Thai tea, mau?"

"Heem,"

"Makannya?" tanya Alvin lagi

VILOVE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang