[14] Insiden

332 91 28
                                    

"Diperlakukan kasar hari ini, akan sangat menyakitkan. Terlebih yang melakukannya adalah orang asing bagimu. Karena detik sebelum kau disakiti hanya ada kelembutan dan kasih sayang yang kamu dapatkan dari orang-orang terdekatmu."

~Kalvita Anggreny Wijaya~

Vote sebelum baca!!
Happy reading:))

Setelah kepergian Alvin dari kelasnya tadi, Vita kembali mendengarkan penjelasan guru di hadapannya.

Tidak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi.

Vita dan kedua sahabatnya segera meluncur menuju kantin sekolah yang kini dipenuhi oleh banyaknya siswa yang hendak mengisi perut mereka yang sudah terasa lapar.

"Jes, gue ke toilet bentar. Kebelet" ujar Vita pada Jeslyn yang duduk tepat dihadapannya. Sementara Sandra memesan makanan serta minum mereka.

"Yaudah, perlu gue temenin nggak?" tanya Jeslyn menawarkan diri.

"Nggak usah. Bentar doang kok," ucap Vita sekenanya.

Jeslyn hanya menganggukkan kepala.

Vita mulai keluar dari kantin dan bergegas menuju toilet.

Selesai dengan panggilan alamnya, Vita berniat untuk kembali ke kantin. Mungkin kedua sahabatnya telah menunggu.

Namun, baru saja dirinya membuka engsel pintu dari dalam, tiba-tiba dia terjungkal karena seseorang mendorong pintu dengan amat kuat. Hal itu sontak membuat Vita mundur beberapa langkah. Dan tidak dapat dihindari pintu yang mencoba terbuka lebar, membentur kepala gadis itu di bagian depan, tepat di atas jidatnya. Alhasil, kini kepala bagian atas Vita membentuk sebuah gundukan kecil. Ya, kepala Vita bengkak, sampai ke jidatnya yang sedikit memar.

"Awss.." rintih Vita memegangi bagian kepalanya yang terbentur.

Ketika ia mendongakkan kepalanya, tampak lah kakak kelas yang ia ketahui bernama Jesyca, Devita, Dewi, dan Ariana. Keempat wanita itu menatap Vita dengan sorot kebencian yang tampak jelas tergambar dari raut wajah dan tatapan yang mereka lemparkan pada Vita.

Jesyca melangkahkan kakinya ringan menuju gadis yang berada di pojok toilet itu.

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Vita. Seketika wajahnya menjadi panas dan perih.

"Apa salah aku?! Kenapa kakak nampar aku kaya gitu?!" sentak Vita sama sekali tidak menghiraukan kepalanya yang terasa sakit ditambah dengan tamparan yang beberapa detik lalu mendarat dipipinya. Membuat pipinya kian memanas.

Jesyca memandang gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki, kemudian tersenyum. Tentu saja senyum meremehkan. Dia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan yang Vita tujukan padanya. Tujuannya hanyalah ingin membuat Vita jerah.

Jesyca hanya ingin membuat Vita menjauh dari miliknya, Alvin.
Satu-satunya alasan yang membuat Jesyca bertindak seperti saat ini.

Devita melangkah mendekati kedua gadis itu. Menjambak rambut Vita dari samping membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Sssshh..." ringis Vita. Merasakan sakit di bagain kepalanya. Benturan yang ia dapat di pintu, sudah cukup membuat kepalanya berdenyut. Kini jambakan ia dapatkan di kepalanya. Dan yahh itu sakit, mengingat bahwa Vita tidak pernah di perlakukan kasar sebelumnya.

Vita melihat Dewi yang melangkah mendekat kearah mereka. OMG apa lagi yang akan dilakukan gadis itu padanya?

Belum puas dengan semua itu.
Tanpa komando, Dewi melayangkan kakinya ke lekukan lutut Vita bagian belakang, membuat Vita kini terduduk di lantai toilet yang basah.

VILOVE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang