[32] Kesal

152 31 3
                                    

"kebiasaan buruk sudah seperti prinsip hidup yang sulit untuk dihilangkan. Terlalu mendarah daging hingga untuk mengubah itu rasanya sama dengan mengubah ciri khas seseorang."

Happy reading beib:))
Maap karna lama nggak muncul kepermukaan hehe

Selamat natal buat VILOVE readers di belahan dunia mana pun kalian berada:))

Bales donggg... Kalian enggak mau ngucapin selamat natal buat author amatiran ini? Hiks hiks

Jangan lupa vote sebelum baca ya. Tandai kalo ada typo atau kejanggalan.


Suara bell istirahat menyoraki semuanya, baik kelas dua belas maupun kelas sebelas bertepuk tangan ria. Bagi mereka, bell istirahat adalah panggilan surga kedua setelah bell pulang sekolah.

"Vit, kantin yuk!" Ajak Jeslyn merangkul Vita.

"Jes, sumpah hari ini gue nggak bawa uang lebih." Ujar Vita lesu.

"Ngape lo? Dilarang Kak Alvin lagi?" tebak Sandra menahan tawa.

Vita mengangguk pelan.

Ini bukan kali pertama Alvin melarang Vita untuk jajan di kantin tanpa pengawasannya. Mengingat selera makan Vita yang harus super pedas, membuat lelaki itu khawatir.

"Kali ini kenapa lagi?" tanya Sandra

"Katanya Kak Alvin nggak bisa nemenin karena harus latihan." Ujar Vita membuat keduanya manggut-manggut.

"Ohhh... Kirain karna mau makan berdua bareng Dewi." celutuk Jeslyn.

Sandra yang mengerti maksud dari sahabatnya itu, sontak menutup mulutnya dengan sebelah tangan.

"Bareng Dewi pala lo petak!" Ucap Vita menoyor kepala Jeslyn.

"Ihh lo mah mainnya di kepala mulu. Kalo gue bego gimana? Lo mau tanggung jawab?" Tukas Jeslyn dengan tampang kesalnya.

"Emang udah bawaannya lo bego!" cibir Vita

"Udah, udah!" lerai Sandra "jadi lo sekarang bawa bekal, Vit?" tanya gadis itu yang dibalas anggukan oleh Vita.

"Yaudah bawa bekal lo aja ke kantin," usul Sandra

Jeslyn meninggalkan keduanya, ia berjalan menuju salah satu bangku cowok di depan sana, Joko.

"Lo mau minta traktiran 'kan?" tanya Joko to the point.

Jeslyn menganggukkan kepala sebelum membuka suara.

"Pak ketu kan always banyak duit? Yok kantin!" setalah berucap, Jeslyn langsung merangkul Joko dan menyeretnya paksa keluar kelas. Seisi kelas menyoraki tingkah Jeslyn yang merangkul Joko itu.

"Woy apaan nih? Ehh anjir! Gue nggak punya duit." ucap Joko yang tak dihiraukan oleh Jeslyn. Dia tidak akan percaya jika anak pak mentri ini tidak memiliki duit.

"Guys, kita semua bakal ditraktir Joko." sorak Jeslyn

Seisi kelas langsung berlari menuju kantin.

"Elah dasar jablay lo Jes! Gegara lo nih!" umpat Joko kesal.

"dihh, masih mending cuma sembilan orang lagi yang bakal lo traktir. Lo mau gue umumin di depan kantin, kalo makanan mereka semua lo yang bayar?" ancam Jeslyn.

"Jablay sialan. Iya deh gue traktir, puas lo?!" ucap Joko keras dengan mulut yang sengaja didekatkan ke telinga Jeslyn.

"anjirr lo! Budek nih gue. Gini ya Joko ku sayang, lo harus perbanyak sedekah nanti kalo lo mati biar masuk surga. Kalo nggak percaya, tanya aja sama pak pendeta." cerocos Jeslyn menambah kekesalan Joko.

VILOVE [END✓]Where stories live. Discover now