[51] Meninggalkan

88 17 16
                                    

"Perpisahan dan meninggalkan. Hal yang aku benci saat aku mendapatkannya dalam suatu pertemuan, tapi sekarang malah aku yang melakukan hal itu pada pertemuan itu sendiri. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, tapi perpisahan lebih kuat dari pertemuan sehingga dia merebut aku darinya dan tidak membiarkanku menetap untuk merasakan indahnya pertemuan yang tidak lama ini."

Happy reading
Jangan lupa vote dan tandai apabila ada kejanggalan.

Bulan pun bergulir menjadi tahun. Tak terasa beberapa minggu lalu adalah akhir dari masa SMA Vita dan teman-teman lainnya.

Disinilah kehidupan masa depan mereka ditunjukkan. Mereka ditempatkan pada pilihan yang sulit antara lanjut kuliah atau langsung bekerja atau bahkan tidak memilih keduanya yang berarti mereka tidak memutuskan apapun di hidupnya.

Satu tahun lebih, namun tak kunjung ada kabar dari Alvin. Walau selalu berusaha menghubungi lelaki itu, tapi hasilnya selalu sama. Mengecewakan. Vita memutuskan untuk tidak mau ambil pusing lagi, walaupun sebenarnya sulit karena perasaannya masih saja terikat pada lelaki itu. Biarlah dia menyimpan perasaannya entah sampai kapan.

Hari ini, Vita akan kembali ke rumah orang tua dari ibunya di Belanda.

Belanda adalah pilihan yang paling tepat untuk Ibunda yang memutuskan  mengurus sang nenek yang sudah menua dan Vita yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri berharap agar tidak terikat semakin erat dengan lelaki yang Vita sendiri tidak tahu harus memanggil apa. Rasanya untuk memanggilnya sebagai kekasih tidak mungkin, mengingat cara lelaki itu meninggalkannya dan komunikasi mereka yang benar-benar hilang. Namun Vita juga tidak rela jika harus memanggilnya dengan sebutan mantan kekasih, pasalnya tidak ada kata putus diantara keduanya.

Sadar atau tidak, namun saat ini Vita terapit dalam situasi yang sulit. Situasi yang tidak bisa ia pahami dengan akal sehatnya.

Vita berjalan menyusuri bandra bersama kedua orang tuanya. Terakhir kali menginjakkan kaki disini, hanya luka dan sakitnya perpisahan yang ia rasakan. Tak jauh beda dengan apa yang tengah gadis itu rasakan saat ini. Berat rasanya meninggalkan kampung halaman, teman-teman dan kenangan akan lelaki itu— Alvin.

Semalam, Vita dan kedua sahabatnya memang telah menghabiskan waktu bersama. Untuk yang terakhir kali maybe? Mereka melakukan apa pun yang ingin mereka lakukan satu hari itu. Tapi tetap saja itu tidak cukup bukan? Nyatanya kala perpisahan itu tiba, kebersamaan yang tercipta cukup lama pun seakan tidak ada apa-apanya.

*****

"Grandma... How are you?" Vita berhambur ke dekapan hangat sang nenek yang sudah lama tidak ia rasakan. Vita memeluk erat sang nenek. Menyalurkan rasa rindu yang membuncah. Ia sudah lama tidak ke rumah ini. Biasanya sang nenek lah yang akan mengunjungi mereka ke Indonesia, tapi tidak dengan beberapa tahun ini. Pasalnya sang nenek yang sudah tua dan mulai sakit-sakitan.

Kakek Vita sudah lama meninggal dunia.

"Very good, dear..." gumam nenek membalas pelukan sang cucu tak kalah erat.

"Ihhh udah lama banget kita nggak ketemu." ucap Vita kembali ke kepelukan sang nenek setelah tadi pelukan itu merenggang.

Setelah Vita, Hana dan Andika bergantian memeluk dan menyalami nenek.

Cukup lama mereka berbincang tentang banyak hal sebelum Vita mengundurkan diri terlebih dahulu untuk mengistirahatkan diri sejenak.

VILOVE [END✓]Where stories live. Discover now