[27] Vita's birthday party

190 38 38
                                    

"Masalah memang akan selalu datang. Tapi, saling meninggalkan bukan lah suatu pilihan."

Happy reading😘
Kasih tahu kalo ada typo ya...
Jan lupa vote sebelum baca.

Di rumah Raka tapatnya di ruang tamu, kedua lelaki jangkung asik dengan benda pipih persegi panjang di genggamannya. Aska dan Raka.

"Ka," panggil Aska, meletakkan ponselnya di meja.

Tidak ada sahutan

"Ka," panggil Aska untuk kedua kalinya, yang dibalas deheman oleh Raka.

"Menurut lo, kenapa Alvin sama dedek emesh enggak langsung baikan aja waktu dedek emmesh pindah ke SMA Angkasa?"

"Mereka cuma butuh waktu. Untuk saat ini, mereka sama-sama merasa nggak  pantas, maybe." ujar Raka

"Jadi, lo nggak ada niatan buat dekatin mereka lagi gitu?"

"Kan mereka juga udah dekat." ucap Raka menatap Aska sekilas, lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Hehehe... Iya juga sih." cengir Aska memamerkan deretan gigi putihnya.

☁☁☁


Hari ini, genap sudah satu minggu lamanya setelah insiden di lapangan sekolah tempo hari.
Selama satu minggu ini, bukan hanya Alvin yang terlihat menjauhi Vita. Namun Vita juga demikian. Bisa dikatakan bahwa gadis usia 16 tahun itu masih sakit hati, lantaran sikap Alvin yang berubah saat itu.

"Vita, udah selesai make up- nya?" tanya Hana di balik pintu kamar Vita yang tertutup rapat.

"Iya, Mah. Bentar lagi Vita bakal turun kok." ucap Vita kembali memperhatikan penampilannya di depan cermin meja riasnya.

"Yaudah cepetan dong sayang... Semua orang udah nungguin di bawah." ujar Hana membalikkan badannya, karena mendengar suara pintu yang terbuka.

Vita tampak cantik dengan gaun berwarna cream yang membalut tubuh rampingnya.

Hari ini pesta ulang tahun Vita yang ke 16 tahun.

Vita dan Hana berjalan beriringan menuju taman belakang, tempat pesta berlangsung.

Kini, tempat santai itu disulap menjadi suasana pesta pada umumnya.

Tidak jauh dari tempat mereka berpijak, ayah Vita tampak melambaikan tangannya menginterupsi anak-ibu itu untuk duduk berdampingan dengannya.

"Baiklah, berhubung tuan putri pada malam ini sudah datang, kita langsung mulai saja pestanya." ujar MC dengan sebuah mickropon di genggamannya.

Suasana pesta berlangsung dengan hikmat. Tiba saatnya meniup lilin.

"Tiup lilinnya... Tiup lilinnya... Tiup lilinnya sekarang juga... sekarang juga... sekarang juga..." nyanyi serentak seluruh tamu undangan sembari bertepuk tangan.

"Make a wish dulu dongg..." ucap Jeslyn yang melihat Vita hendak meniup lilin begitu saja.

Setelah itu, Vita menuip lilin berbentuk 16 itu.

Suara tepuk tangan para tamu undangan memenuhi tempat itu.

Tiba saatnya potong kue. Potongan pertama ia suapkan pada kedua orang tuanya.

Netra hitam itu celingak-celinguk, mencari keberadaan seseorang. Namun, nihil. Ia tidak menemukan keberadaan kakak kelas tercintanya di tempat itu.

Eh?

Rasa sesal mulai menggerogoti hati Vita. "kenapa sih marahannya pas ultah aku gini?" batin Vita kesal.

"huffhh..." Vita menghela napas pelan.

VILOVE [END✓]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant