Please vote dulu ya sebelum baca
TINGGALKAN SATU KOMENTAR
Bismillahirrahmanirrahiim...
•
•
•
🍂 Happy Readings 🍂
Pagi yang cerah tapi tak secerah mood Ayna di pagi ini, gadis yang kini mengenakan jeans panjang berwarna hitam lalu kaos panjang oversize berwarna pink duduk dengan wajah tertekuk di kantin. Tangannya tanpa mood mengaduk-aduk jus Apel kesukaannya, matanya menatap nyalang lelaki yang masih berstatus sebagai kekasihnya itu. Dari jarak beberapa meter darinya, ada Rafka yang tengah mengobrol dengan Sella. Keduanya nampak asyik dengan sesekali tertawa bersama lalu Sella yang memukul ringan lengan Rafka karena gemas.
"Rafka kok nggak sadar ada gue di sini sih?" Ayna merengut, entah kenapa melihat Rafka dan Sella bersama seperti itu membuat sudut hatinya seolah mengatakan sesuatu.
"Dorr!" Sebuah tepukan cukup kencang mendarat di bahu sebelah kirinya, Ayna menoleh mendapati Dinda yang menyengir kuda sambil mengangkat kedua jemarinya ke udara. "Canda kok gue, nggak maksud bikin lo kaget." kata Dinda.
"Eh kenapa lo Ay? Kusut amat muka lo." Dinda menggerakkan tubuhnya ikut duduk di samping Ayna.
Ayna mencebik, kepalanya menoleh ke arah Rafka dan Sella yang masih tak sadar jika ia tengah memperhatikan kedua insan itu. Dinda yang paham pun ikut menoleh kemana Ayna melihat, selanjutnya gadis bersurai hitam legam itu mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.
"Lo jealous karena Rafka dan Sella lagi ngobrol, Ay?" tanya Dinda.
"Cewek mana yang nggak jealous liat pacarnya akrab banget sama sahabatnya, apalagi posisi Sella jomblo." Ayna mendesah berat, hatinya merasa tak tenang seolah di antara kedua insan itu menaruh sesuatu yang tak dirinya tau. "Astaga, nggak boleh overthinking gue," gumam Ayna tak sadar.
"Nah iya, lo jangan overthinking Ay. Siapa tau aja mereka emang lagi ada keperluan gitu, kan?"
"Entahlah, jadi nggak mood gue," balas Ayna.
"Eh iya Ay, lo kemarin beneran dikasih hukuman sama pak Arqan?" Dinda bertanya seraya memangku dagunya dengan satu tangan.
"Dikasih tapi cuma sedikit kok, btw pak Arqan orangnya baik kok Din. Buktinya tadi malem aja dia bayarin tagihan resto gue." Mengingat Arqan Ayna jadi tersenyum sendiri, ia ingat saat tadi malam ia yang terus saja berterima kasih pada lelaki itu dan berujung mendengar umpatan dari lelaki itu. "Pak Arqan itu persis banget sama tokoh-tokoh di wattpad Din, dingin-dingin tapi hatinya baik, judes-judes tapi hatinya lembut. Cuma emang sih gue nggak suka kalo dia udah masang muka yang datar gitu, sayang aja kan pak Arqan ganteng tapi jarang senyum," cerocos Ayna.
"Heh detail banget lo sebutin cowok lain di saat masih punya cowok, pak Arqan udah gue klaim jadi gebetan gue ya!" seloroh Dinda.
"Astaga!" Ayna menepuk keningnya. "Gue lupa Din, pak Arqan itu udah punya calon istri."
"Hah, yang bener lo?" Dinda menegakkan tubuhnya.
"He'em, gue sempet denger ibunya pak Arqan sebut-sebut calon istri gitu ke pak Arqan."
Dinda mengerutkan kedua alisnya, "Tunggu, kok lo bisa kenal sama ibunya pak Arqan?"
"Oh iya." Lagi-lagi Ayna menepuk keningnya. "Gue belum cerita sama lo kalo 2 hari yang lalu gue pingsan di halte, terus ditolongin sama pak Arqan. Pas gue bangun ternyata udah ada di rumahnya pak Arqan, ada ibu bapaknya juga. Sumpah gue malu banget tau Din."
"Aaaaaa jadi mau pingsan juga gue, mau banget kalo yang nolongnya Pak Arqan." Dinda dengan hebohnya beringsut menggeser duduknya Ayna. "Lo pasti digendong kan sama pak Arqan?" tanyanya.
"Gue lagi pingsan dodol! Tapi ya mungkin aja gue digendong sih."
"Ihh sumpah lo kok beruntung banget sih Ay?"
"Yaelah, kayak gitu aja lo bilang beruntung. Gue sih biasa aja, kecuali yang gendong gue Cha Eun Woo pasti gue heboh." Dinda merengut, ia jelas tau seberapa nge-fansnyakah Ayna pada salah satu member Astro itu. Sampai-sampai isi dalam galeri ponselnya Ayna pun penuh dengan potret salah satu member Astro tersebut.
•••
Saat ini Ayna sedang berada di dalam mobil milik Rafka, seusai menyelesaikan MK-nya hari ini Rafka dengan tiba-tiba mengajak Ayna untuk pergi shoping ke salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat.
"Sayang tunggu di sini sebentar ya, jam tangan aku ketinggalan di kelas." Ayna menoleh lalu menganggukkan kepalanya saat Rafka berujar demikian.
"Nggak akan lama kok." Lelaki yang berstatus sebagai kekasih Ayna itu pun mengulas senyum lebar sambil mengangkat satu tangannya untuk mengelus surai coklat milik Ayna.
"Oke."
Sepeninggal Rafka, Ayna jadi bosan sendiri. Gadis itu pun merogoh ponselnya yang ada di saku celana, namun baru saja setengah badan ponsel terangkat netranya malah terpaku pada ponsel lain yang berdering di kursi pengemudi.
"Yah ada yang telpon tapi Rafka lupa bawa ponselnya." Ayna mengurungkan niatnya untuk mengambil ponsel miliknya dan malah menggerakkan satu tangannya untuk mengambil ponsel yang masih berdering itu. "Hello Kitty?" herannya.
"Oh iya, kata Rafka kan Hello Kitty itu adiknya." Ayna tersenyum cerah. "Kalau gitu mending gue angkat aja deh." Jemarinya menggeser ikon gagang telpon berwarna hijau sampai sebuah suara terdengar dan membuat ponsel di genggamannya itu terjatuh.
"Hallo Sayang, kamu di mana?"
Ayna membeku, suara itu suara yang sangat ia kenali. Atau mungkin telinganya salah mendengar? Tapi bagaimana mungkin seorang adik menyebut kakaknya dengan sebutan sayang dan kamu?
"Rafka Sayang kok nggak jawab telpon aku? kamu di mana?"
Untuk selanjutnya Ayna tersenyum nanar menatap ponsel yang masih terhubung dengan panggilan telpon diluar sana.
"Nanti malam jadi kan mau ajak aku nonton bioskop? Rafka, jangan prank aku. Kalau kamu diem aja aku marah pokoknya!"
Ayna masih diam mendengarkan semua ocehan seorang perempuan yang kata Rafka adiknya itu.
"Sayang, Rafkanya Sella. Jawab aku dong, ihh sebel banget diemin aku kayak gini."
Untuk yang ini, matanya jelas mulai memburam. Satu nama yang perempuan itu sebutkan membuat ingatan Ayna tertuju seperti tadi pagi. Dengan hati yang sudah hancur, Ayna membungkuk mengambil ponsel yang masih tersambung itu lalu menekan ikon gagang telpon berwarna merah.
"Rafkanya Sella." Ayna mengumamkan perkataan yang sama persis seperti yang diucapkan perempuan bernama kontak Hello Kitty itu, gadis yang kini sudah basah dengan air mata itu memejamkan matanya. Ia menerawang kembali jika sahabatnya Sella memang penyuka Hello Kitty, bahkan seluruh hiasan di kamarnya pun Hello Kitty.
"Apa mungkin mereka selingkuh? Mereka khianatin gue?"
________________🍂🍂🍂______________
Siap buat next chapter?
Spam vote dan komen dulu dong
Follow akunku : @fiaa_an
Follow akun tiktok : @fiaafnh
Buat tau spoiler-spoiler ataupun konten menarik disana 🔥
Sorry baru up malam ini, fii lagi bener-bener banyak keperluan 🙏