My Love Lucifer (END)

By Muzillah

1.8M 104K 1.7K

Amandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang... More

Meet the character
Prolog
CHAPTER 1 | Interview with the Lucifer
CHAPTER 2 | Daily Life
CHAPTER 3 | Slut
CHAPTER 4 | Naughty Kids
Chapter 5 | Malmedy
Chapter 6 | He's Home
Chapter 7 | Family Dinner
Chapter 8| Wedding Dress
Chapter 9 | Uneasy
Chapter 10 | Waiting
Chapter 11 | The Proposal
Chapter 12 | Weird
Chapter 13 | Visit
Chapter 14 | Motivation
Chapter 15 | Just having Fun
Chapter 16 | Antagonis
Chapter 17 | I Hate
Chapter 18 | Who ?
Chapter 19 | What's wrong ?
Chapter 20 | Staying Up Late
Chapter 21 | Please Don't!
chapter 22 | Anger
Chapter 23 | Skeptical
Chapter 24 | Invitation
Chapter 25 | Wedding Day
Chapter 26| Our Journey Has Just Begun
Chapter 27 | Something Strange
Chapter 28 | That's Right
Chapter 29 | Sweet Night
Chapter 30 | Good Morning Lucifer
Chapter 31 | Irritate
Chapter 32 | Bastard From London
Chapter 33 | What if ?
chapter 34 | Devil Wishper
Chapter 35 | Jealousy
Chapter 36 | Date
Chapter 37 | Couple's Fight
Chapter 39 | Miss Me ?
Chapter 40 | I Miss You
Chapter 41 | None of Your Business
Chapter 42 | Shameless
Chapter 43 | What is That ?
Chapter 44 | Broken Heart
Chapter 45 | Always There
Chapter 46 | Relieved
Chapter 47 | Feel Guilty
Chapter 48 | Silent

Chapter 38 | Hungaria

24K 1.7K 22
By Muzillah

Jordan lepas landas dari Bandara Brussels menuju Bandara di Hungaria. Perjalanan dua jam seharusnya cukup untuk Jordan beristirahat sejenak.

Namun yang dia alami justru kebalikannya, rasa kesal  menggerogoti pikirannya sejak ia berangkat dari rumah pagi tadi.

 Amandine adalah penyebab utamanya.

Wanita itu merajuk dan mendiamkannya sejak makan malam, bahkan saat Amandine mengemasi pakaian Jordan, dia hanya diam seribu Bahasa. Bayangkan saja dia hanya memberikan punggungnya saat mereka tidur, Amandine sungguh tega pada Jordan !

 Amandine sengaja memakai lingerie yang baru dibelinya, tapi tidak membiarkan Jordan menyentuhnya sama sekali. Ahhh, rasanya sakit sekali !

Saat Jordan mencoba mengajaknya bicara, Amandine hanya mengangguk, dan hanya menjawab 'iya' 'tidak' 'bukan' 'tidak tau'. God! Rasanya Jordan lebih memilih Amandine memakinya daripada mendiamkannya.

"Isshhh!!!!" Gerutu Jordan sambil mengacak rambutnya. Sedetik kemudian dia terkekeh sendiri, bukankah dulu Amandine sering merajuk dan mendiamkannya ? kenapa sekarang rajukannya terasa berbeda ?

"Bos ?" Tanya Samuel menyadarkan Jordan dari lamunannya.

Jordan mengalihkan pandangannya dan memberikan atensi pada Samuel " What ?"

Samuel menyerahkan dua buah map pada Jordan, Jordan menerimanya dan membuka satu persatu map yang diberikan oleh Samuel.

"Aku tau kau sudah membaca summary mereka, hanya berjaga jaga. Kau bisa membacanya siapa tau ada pertanyaan yang akan muncul nanti" Ucap Samuel.

Jordan mengangguk pelan, matanya memperhatikan dengan seksama tulisan di map yang dipegangnya sekarang. Dua orang calon direktur perwakilan de Vos Internationale Corp yang akan memimpin di Hungaria.

Hungaria merupakan salah satu cabang yang cukup vital untuk de Vos Corp, untuk itu Jordan sendiri lah yang harus mewawancara mereka. Keputusan dan penilaian Jordan yang akan menentukan mereka akan terpilih atau tidak.

Jangan main main dengan Jordan, penglihatan Jordan sangat bagus saat dia menilai orang lain. Bahkan penilaiannya untuk memilih Boyband korea sebagai Brand Ambassador mereka, terbukti sekarang penjualan mereka meroket.

"Okay, apakah mereka sudah menyiapkan draft kontraknya ?" Jordan kembali mengalihkan padangannya pada Samuel.

Samuel mengangguk "Sudah, kau hanya tinggal mewawancara saja" sahut Samuel.

"Pastikan isi kontraknya tidak akan merugikan kedua pihak. Jika ada masalah dikemudian hari karena kontrak itu...." Jordan menatap tajam Samuel, lalu memberikan gerakan memotong leher pada Samuel.

Samuel meringis, darimana pula Bosnya itu mempelajari hal seperti itu? Rasanya tidak cocok dengan karakter Jordan.

"Ewww, Bos...kau tidak cocok bertingkah seperti itu" ejek Samuel.

Jordan menggigit bibirnya dan menggertak untuk memukul Samuel. Dasar bawahan kurang ajar ! bahkan Samir sama kurang ajarnya dengan Samuel. Mungkin dikehidupan lalu Jordan pernah berbuat dosa, hingga dia dipertemukan dengan Samir dan Samuel yang membuatnya kesal setiap hari.

"Apa kau sudah memberitahu Amandine ?"

Jordan yang sedang membolak balik kertas ditangannya, sesekali melirik pada Samuel. "Bagaimana mungkin dia tidak tau jika aku sudah didalam pesawat ?"

Samuel mengangguk, namun penasarannya belum hilang "Apa dia tidak marah ?" Tanya Samuel hati hati, takut membuat mood bos nya menjadi jelek.

Jordan sontak menutup map yang sedari tadi dibolak baliknya, dan membuang pandangannya keluar Jendela. "Dia...merajuk dan mendiamkanku.." Cicit Jordan. Setengah malu setengah merana.

Samuel berusaha menahan tawanya mendengar curahan hati Jordan, Amandine sungguh luar biasa. Bisa membuat Jordan yang tadinya tidak peduli jika Amandine merajuk atau tidak, menjadi seperti sekarang ini. Lihatlah wajah kusut bosnya itu !

"Samuel, jika kau sedang mentertawaiku dalam hatimu sekarang, aku akan menurunkanmu dari atas sini sekarang juga" Ancam Jordan dengan suara yang tenang tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela. Seolah tau kalau kini dia sedang jadi bahan lelucon Samuel dalam hatinya.

Mau tak mau Samuel langsung menarik napasnya dan mengubah ekspresi wajahnya kembali kaku seperti semula.

Setelah melewati dua jam perjalanan, Jordan tiba di Hungaria dengan selamat. Saat tiba dibandara, Mobil yang menjemput Jordan dan Samuel sudah menunggu disana.

Jarak dari Bandara menuju kantor Cabang menempuh waktu sekitar empat puluh menit. Jordan memilih untuk menuju kantor cabang langsung. Setelah selesai dia akan langsung menuju hotel tempatnya menginap.

Saat Jordan tiba kantornya, dia disambut oleh empat orang penanggung jawab kantor cabang Hungaria. Mereka berempat mengekori Jordan yang berjalan meninjau situasi kantor cabang, dan segera menuju ruang interview.

"Jo reggelt, uram Adorjan ! senang bertemu denganmu" Ucap Jordan dalam Bahasa Hungarian. Memiliki kantor cabang di Hungaria tentu mewajibkan Jordan bisa berbahasa Hungarian.

Butuh waktu selama empat jam untuk Jordan mewawancari ke dua calon direktur, hingga setelah Jordan selesai, pria itu langsung meninggalkan kantor dan menuju hotelnya.

"Sial ! mewawancara ternyata sungguh menguras otak" Gerutu Jordan yang langsung merebahkan tubuhnya diatas Kasur saat ia tiba di hotel.

Selama dua hari kedepan dia akan disibukkan untuk memantau, mengaudit dan menyelesaikan masalah de Vos Internationale Corp di Hungaria ini. Wahhh, tiba tiba Jordan membayangkan jika Amandine ikut juga ke Hungaria.

Amandine pasti akan menunggunya sendirian dan memasang wajah masam karena ditinggalkan Jordan seharian. Jordan tersenyum geli memikirkannya.

Ahhh, sedang apa wanita kejam itu sekarang ? Jordan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya.

Tidak ada satupun pesan atau panggilan dari Amandine, bahkan wanita itu tidak menanyakan apakah Jordan sampai dengan selamat atau tidak. Apa dia sungguh sungguh marah pada Jordan ?

What the Heck ? Jordan tiba tiba mengingat, tentu saja Amandine tidak menanyakan apakah Jordan sudah tiba dengan selamat atau tidak. Mereka tidak pernah memberi kabar sebelumnya.

"Sssshhhh" Jordan mengelus ngelus dagunya, tampak berpikir keras, apakah dia akan menghubungi Amandine atau tidak?

Jordan mencari cari kontak Amandine di ponselnya dan membuka riwayat percakapan mereka.

Seketika Jordan tertawa, bahkan terakhir kali mereka berbicara dari pesan saja sudah sangat lama sekali, saat dirinya dan Amandine akan wawancara di stasiun televisi.

Jordan menggaruk kepalanya yang notabene tidak gatal sama sekali, jadi selama ini seperti itulah hubungan mereka.

Sejak mereka menikah dan menghabiskan waktu berkeliling Scotlandia dan Irlandia Utara bersama selama empat belas hari, hubungan mereka mulai dekat.

Setelah cukup Lelah menimbang dan mencari keputusan, akhirnya Jordan memutuskan untuk menghubungi Amandine.

Jari Jordan hampir menyentuh tombol panggilan saat suara ketukan pintu mengganggunya.

"Aishhh, apa lagi ini ? aku tidak memesan layanan kamar apapun" Gerutu Jordan sambil berjalan kearah pintu.

Jordan mengintip dari lubang yang ada dipintu, "Teressa ?" Bisiknya heran. Untuk apa wanita itu ada disini ? Jordan bertanya tanya dalam hatinya.

Dengan gerakan malas Jordan membuka pintu kamarnya, "Teressa ?"

Teressa langsung memeluk Jordan yang berdiri didepan pintu dan mencium bibirnya, Jordan yang kaget tidak sempat menghindar.

"Surprise!!!" Pekik Teressa senang.

Surprise ? Yes! It's a Surprise! Maki Jordan dalam hatinya. "Teressa ? kau ada di Budapest ? apa yang kau lakukan disini ?"

"Aku ingin memberikanmu kejutan!" Terang Teressa dengan wajah berbinar. Dia cuti dari kantor dan memutuskan untuk menyusul Jordan kesini sendirian.

Jordan menatap kesal pada Teressa, untuk apa pula wanita itu ada di Budapest dengannya ?

"Untuk apa kau menemuiku disini ? aku tidak menyuruhmu datang!" Suara Jordan sedikit meninggi. Sebenarnya Jordan sedikit kasihan pada Teressa yang terbang ke Budapest menyusulnya, tapi untuk apa ?

Teressa memeluk Jordan dengan manja "Jordan, kau jangan marah. Aku sangat merindukanmu, makanya aku menyusulmu" rengek Teressa.

Namun Jordan tidak menghiraukannya dan  dengan segera melerai pelukan Teressa. "Dengar Teressa, tidak ada yang bisa kau lakukan disini. Sebaiknya kau pulang"

Teressa mengernyitkan dahinya "Jordan, tega sekali kau menyuruhku pulang" Balas Teressa tak terima. Bahkan Jordan mengusirnya , saat ia datang jauh jauh dari Brussels ke Budapest.

Jordan merapatkan giginya, mulai kesal dengan tingkah Teressa. "Tidak pernah ada yang menyuruhmu datang kesini" Ucapnya dingin.

Teressa ingin menangis rasanya, apa Jordan kini membuangnya ?

"Aku akan menyuruh Samuel mengurus penerbanganmu" Tawar Jordan. Pria itu langsung mengeluarkan ponselnya yang tadi dia masukkan kedalam saku celananya.

Jordan kemudian menempelkan ponselnya ditelinga, mencoba menghubungi Samuel .

"Nooo! Aku tidak mau ! kau tidak bisa mengusirku !!" Teressa marah lalu merebut ponsel yang ada ditangan Jordan dan membantingnya ke dinding.

Holly Shit !

Ubun ubun Jordan rasanya mendidih, Jordan marah dan kesal bukan main melihat tindakan konyol Teressa.

"Kau pikir kau siapa ? beraninya kau melempar ponselku" tatap Jordan ngeri. Teressa bergidik melihatnya, namun dia berpura pura tidak takut.

"Kau keterlaluan Jordan ! aku datang jauh jauh kesini untuk menemuimu, tapi kau malah menyuruhku pulang !!" teriak Teressa tak terima.

Wanita ini sudah gila.

"Kau sungguh membuatku muak, kau pikir aku akan peduli padamu apa yang akan kau lakukan disini ?" Jordan memungut kembali ponselnya yang rusak karena dilempar Teressa.

"Aku sudah menawarkan mu untuk pulang, tapi sepertinya kau mulai besar kepala. Jadi, lakukan apapun sesukamu. Aku tidak peduli" Jordan pergi meninggalkan kamarnya lalu membanting pintu dengan kencang, membuat Teressa terperanjat.

Teressa terduduk dilantai dengan berurai airmata, Jordan tidak pernah begini. Jordan sudah berubah, dulu bahkan Jordan lebih memilih bersama dengan Teressa daripada dengan Amandine.

Tapi kenapa Jordan kini berubah sekali ? Terssa menangis sesenggukan diatas lantai kamar hotel milik Jordan. Tidak, tidak, Teressa tidak boleh kalah. Apa yang Teressa mau, akan dia dapatkan.

Teressa dengan segera menghapus air matanya, mencoba menormalkan kembali emosinya dengan menarik napas dalam dalam. Tangannya lalu mengambil ponsel ditangannya dan menghubungi seseorang.

"Apa kau sudah mendapatkannya ?" Tanya Teressa. Sedetik kemudian wanita itu tersenyum puas.

"kau tidak akan kulepaskan Jordan" gumam Teressa. Teressa sekarang benar benar menginginkan Jordan, tidak akan dia biarkan wanita lain memiliki Jordan.

...............................................................................................................................

Ini si Jalang gatau malu ada rencana jahat apa lagi sih ? sampe capek liatnya.

Gimana ? Part ini udah berasa panjang kaaannnn ????

Continue Reading

You'll Also Like

777K 3.4K 12
Hts dengan om-om? bukan hanya sekedar chatan pada malam hari, namun mereka sampai tinggal bersama tanpa ada hubungan yang jelas. 🔛🔝 my storys by m...
114K 7.9K 38
Pelkenalkan, nama saya Haikal Lesmana Platama. Anaknya ayah Joldan!
6.1M 309K 52
{1 forced love} Aku Valencia Revano. Menikah dengan bosku sendiri karena kepentingan masing-masing. Terjebak dalam pesonanya, membuatku tak bisa mena...
5.7M 425K 59
Perjodohan dengan Mia Sparks membawa William Clifford terjebak dalam pernikahan yang membuatnya kesal hampir setiap hari akibat kecerobohan dan sifat...