My Love Lucifer (END)

By Muzillah

1.7M 104K 1.7K

Amandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang... More

Meet the character
Prolog
CHAPTER 1 | Interview with the Lucifer
CHAPTER 2 | Daily Life
CHAPTER 3 | Slut
CHAPTER 4 | Naughty Kids
Chapter 5 | Malmedy
Chapter 6 | He's Home
Chapter 7 | Family Dinner
Chapter 8| Wedding Dress
Chapter 9 | Uneasy
Chapter 10 | Waiting
Chapter 11 | The Proposal
Chapter 12 | Weird
Chapter 13 | Visit
Chapter 14 | Motivation
Chapter 15 | Just having Fun
Chapter 16 | Antagonis
Chapter 17 | I Hate
Chapter 18 | Who ?
Chapter 19 | What's wrong ?
Chapter 20 | Staying Up Late
Chapter 21 | Please Don't!
chapter 22 | Anger
Chapter 23 | Skeptical
Chapter 24 | Invitation
Chapter 25 | Wedding Day
Chapter 26| Our Journey Has Just Begun
Chapter 27 | Something Strange
Chapter 28 | That's Right
Chapter 29 | Sweet Night
Chapter 31 | Irritate
Chapter 32 | Bastard From London
Chapter 33 | What if ?
chapter 34 | Devil Wishper
Chapter 35 | Jealousy
Chapter 36 | Date
Chapter 37 | Couple's Fight
Chapter 38 | Hungaria
Chapter 39 | Miss Me ?
Chapter 40 | I Miss You
Chapter 41 | None of Your Business
Chapter 42 | Shameless
Chapter 43 | What is That ?
Chapter 44 | Broken Heart
Chapter 45 | Always There
Chapter 46 | Relieved
Chapter 47 | Feel Guilty
Chapter 48 | Silent

Chapter 30 | Good Morning Lucifer

28.3K 1.8K 31
By Muzillah

                             (disini Jordan dan Amandine mantap mantap ppfftt..)

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela mobil mengusik kenyamanan tidur Amandine, wanita itu akhirnya membuka matanya saat matahari baru saja terbit.

Amandine mendapati dirinya tidur dalam dekapan Jordan, melihat suaminya masih tertidur pulas Amandine tidak menyianyiakan kesempatan yang ada. Amandine menelusuri setiap inchi tubuh Jordan.

Ototnya terpahat kokoh, dadanya yang lebar, aliran urat yang menjalar disepanjang lengannya, bulu bulu halus yang tumbuh dirahang miliknya, Amandine menyukai semua itu.

"Kau sudah puas memujiku dalam hati ?" Jordan tiba tiba terbangun dan mengagetkan Amandine.

Cih, dasar iblis.

"Good morning Lucifer, apakah kau diizinkan meninggalkan neraka hari ini ?" Amandine mendaratkan ciuman selamat pagi dibibir Jordan.

Jordan membalas ciuman Amandine, dan malah semakin memperdalam ciuman mereka.

"Hei, aku tidak bisa bernafas !!" Protes Amandine.

Amandine bangkit dari tidurnya dan memakai kembali pakaiannya yang berserakan dibawah. Wajahnya memerah dan ia merasa malu jika mengingat apa yang dilakukannya semalam.

"Apakah sakit ?" Tanya Jordan yang kini sedang berbaring menatap kearah Amandine dengan tatapan jenaka.

Selesai memakai pakaiannya, Amandine menatap Jordan dengan dagu terangkat "Well, kau tau kan tidak ada yang bisa menyakiti Amandine" Jawab Amandine dengan percaya diri tinggi.

Jordan berdecih kesal " Aku rasa pertanyaan yang tepat adalah apakah terasa nikmat ?"

Amandine hampir mengeluarkan bola matanya "Jordaaaannnnn!!!!!" Lalu melempar Jordan dengan bantal yang ada didekatnya.

Jordan tertawa puas, sungguh mengerjai Amandine memang adalah hal yang menyenangkan.

"Bisa kah kau tidak mengungkitnya ? aku malu" Keluh Amandine sambil memukul mukul Jordan. Jordan tertawa hingga sedetik kemudian pria itu berhasil membuat Amandine kembali berada dibawahnya.

"Mau apa kau ?" Tanya Amandine gugup.

Jordan menyeringai sambil menaikkan satu alis matanya "Menurutmu ?"

"Hei, apa kau tidak lapar ? ayo kita sarapan" Suara Amandine terbata saat tatapan Jordan terasa menusuk kedalam matanya.

Jordan tersenyum, lalu mengangguk.

"Baiklah, aku akan memakanmu dulu" Jordan menyerang Amandine dengan ciuman bertubi tubi, lalu jari jarinya menyelinap diantara kedua paha Amandine. Rasanya satu kali tidak cukup, pagi ini hanya melihat Amandine sedang memakai kembali pakaiannya justru membuat Jordan menginginkannya kembali.

Jadilah mereka menghabiskan pagi mereka dengan sesuatu yang menguras tenaga mereka.

**

Menjelang siang Amandine dan Jordan memutuskan untuk melanjutkan petualangan mereka. Sebelum pergi, Amandine mengajak Jordan berfoto dipinggir danau.

"Apa kau ingin mengabadikan tempat kau menghabiskan malam pertamamu ?" Ejek Jordan.

Amandine mencebikkan bibirnya.

"Aku ingin mengabadikan tempat dimana kau menodaiku !" Kesal Amandine.

Jordan membuka mulutnya "Seriously ? aku tidak menodaimu Mandy. Aku memberikanmu pengalaman terindah bukan ?" Protes Jordan saat ia mendengar Amandine menyebutnya telah menodai Amandine.

"Haishhh... sudahlah ! ayo kita jalan" Amandine mengibaskan tangannya sambil melihat foto yang berhasil mereka ambil.

" Berdebat dengan mu akan mengabiskan waktu disini" Amandine menarik tangan Jordan agar mereka segera masuk kedalam campervannya. Amandine menggigit bibirnya, Jordan tidak peka sekali sih. Rasanya malu membahas itu sekarang.

Plak

Saat Amandine menaiki campervan, tiba tiba Jordan memukul bokong Amandine dari belakang.

"Jordaaaaannnnnn!!!!!!!" Lagi lagi Jordan tertawa saat melihat reaksi Amandine. 

Amandine memasang wajah kesal saat mereka berjalan beriringan didalam campervan menuju kursi depan.

"Aku akan menghidupkan radionya" Ujar Amandine saat mereka kini sudah bersiap di posisi masing masing.

Mereka meninggalkan Loch Carron dan melanjutkan petualangan mereka ke tempat selanjutnya. Sepanjang perjalanan Amandine bernyanyi, mulai dari lagu lagu Queen, lagu jadul dari Nath King Cole, hingga lagu yang sedang hype di zaman sekarang.

Amandine benar benar menikmati kebersamaannya dengan Jordan belakangan ini, Jordan hanya miliknya. Amandine tersenyum memandangi Jordan, namun sekelebat pikiran jelek melintas dibenaknya.

Apakah setelah ini, kita akan kembali seperti semula ? Jangan terlalu senang Amandine, semua ini hanya sementara.

Tiba tiba rasa nyeri menusuk dihatinya.

"Mandy....." Jordan menjentikkan jarinya dihadapan wajah Amandine. Sudah beberapa kali dia memanggil, namun tidak direspon oleh Amandine.

"Ummm, ada apa ?" Jawab Amandine terbata.

Jordan menarik satu alisnya keatas " Kau sedang melamun ? apa yang sedang kau pikirkan ?" tanya Jordan sambil fokus menyetir

"Ahhh, aku sedang memikirkan akan kemana kita selanjutnya. Bagaimana kalau nanti kita pergi ke Belfast juga ?" Elak Amandine.

Jordan memiringkan kepalanya, sepertinya Amandine menyembunyikan sesuatu.

"Baiklah, kalau masih banyak waktu kita akan lanjutkan ke Belfast" setuju Jordan. 

Belfast yang merupakan ibukota Irlandia Utara, masih berada dibawah naungan Kerajaan Inggris sehingga mereka tidak perlu lagi membuat Visa.

Berbeda jika mereka ingin mengunjungi Dublin yang merupakan Ibukota Republik Irlandia, mereka tentu saja harus membuat visa lagi. Karena Republik Irlandia dan Irlandia Utara merupakan dua negara yang berbeda, meskipun penduduk di kedua negara tersebut, bangga menyebut mereka sebagai Irish.

"Jordan, apa kau pernah berpikir akan menghabiskan masa tuamu dengan hidup yang seperti apa ?" Tanya Amandine, wanita itu kini tengah menatap pemandangan lereng gunung dan bukit hijau yang terhampar luas disepanjang jalan. Rasanya sangat tenang.

Jordan menyenderkan tangan kirinya di jendela mobil sambil mengusap ngusap dagunya.

"Masa tua ya ? aku belum pernah memikirkannya"

Amandine menoleh pada Jordan " Benarkah ?" lagipula harusnya Amandine sudah tau itu, pria ini hanya memikirkan bisnisnya saja.

Jordan hanya mengangguk, dan tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka. Amandine melemparkan pandangannya keluar jendela. Akan bagaimana masa tua mereka nanti ? pikirnya.

"Bagaimana denganmu ? pasti kau sudah merencanakannya ya ?" Suara Jordan memecah keheningan, saat ia melihat Amandine seperti sedang memikirkan sesuatu.

Amandine menoleh lalu menggaruk alisnya, rasanya dia malu mengatakannya.

"ummm, kau tau, seperti keinginan para wanita umumnya....." ucap Amandine malu malu. "Jika sudah tua nanti, aku ingin menghabiskan hidup dengan suamiku di sebuah rumah yang kami rancang bersama" lanjutnya.

"hmmmm, lalu kami akan hidup dengan tenang. Jika anak anak sangat sibuk dengan kehidupan mereka, maka aku tidak akan kesepian jika aku bersama dengan suamiku. Kami akan bertengkar, lalu baikan lagi, sampai kami berdua mati"

Amandine menoleh pada Jordan, lalu menahan senyumnya karena ia sangat malu sekali.

Lain halnya dengan Jordan, suaminya itu hanya tersenyum dan tidak memberikan tanggapan. Namun Amandine tau, dalam pikirannya Jordan sedang memikirkan sesuatu.

Benar, Jordan sedang memikirkan sesuatu, sesuatu yang baru saja dikatakan Amandine. Jordan tidak pernah memikirkannya, bahkan memiliki anak saja dia tidak pernah memikirkannya. Jordan juga penasaran, akan seperti apa hidup membawanya nanti ?

Perjalanan dari Loch Carron menuju The Isle of Skye memakan waktu satu jam lebih empat puluh menit. Melewati Kyle of lochalsh yang terkenal akan kastilnya, mereka melawati jembatan yang menghubungkan Kyle of lochalsh dan Broadford. 

Lalu mereka akan melewati sconser dan akan berhenti di Isle of Skye yang berada di Scottish Higland, begitu orang orang menyebutnya.

"Jordan, bisa kah kita berhenti disana ?" tunjuk Amandine ke sebuah bukit yang penuh dengan domba domba Fluffy.

Jordan mengikuti arah yang ditunjuk oleh Amandine "Ohh, kau ingin menyapa teman temanmu ?" Ejek Jordan.

"Heiii, apa kau menikahi seekor domba ?" Protes Amandine jengkel. Meski begitu, Jordan tetap menuruti Amandine dan menepikan Campervan mereka.

Amandine dengan semangat langsung berlari mendekati domba domba yang sedang asik makan rumput.

"Apakah aku boleh memotretnya ?" Tanya Amandine pada penggembala domba domba itu.

Si penggembala mengangguk "Boleh, tapi kau jangan terlalu dekat"

"Karena aku akan kesulitan membedakan mu nanti" Ejek Jordan sambil tertawa. Isshhhh, dasar Lucifer!

Amandine mendengus lalu mengabaikan Jordan dan kembali sibuk dengan aktivitasnya memotret domba domba.

"Sepertinya kau sangat senang bertemu dengan teman temanmu" Bisik Jordan yang kini tengah mendekap Amandine dari belakang.

Amandine kaget dan mendongak menatap Jordan yang memeluknya dari belakang.

"Kau lihat ini ? di Brussels aku tidak akan bisa melihat mereka dari dekat!" Ujar Amandine tersenyum lebar sambil menunjukkan foto foto yang berhasil diambilnya.

Jordan gemas melihat tingkah Amandine lalu mendaratkan ciuman di hidung Amandine.

 Ahhh, Jordan sangat manis sekali. Andaikan mimpi ini tidak akan pernah berakhir, ucap Amandine dalam hatinya.

"Jordan ?" Sebuah suara menginterupsi mereka berdua.

.....................................................................................................................................

yuhuuuu....

Apa ada yang sayup sayup matanya tapi masih nunggu Jordan Amandine update ? Amandine 14 hari mencari cinta Jordan wkwk

semangat dari kalian adalah modal utama author buat lanjut ngetik >,<

Sampai ketemu lagi...

Continue Reading

You'll Also Like

118K 5.5K 63
[TAKE SERIES 2] Griz selalu merasa hidupnya beruntung. Apa yang dia inginkan selalu terwujud. Ketika bertemu dengan Ravin, dia langsung menginginkan...
2.8M 142K 23
Penyesalan memang selalu datang terlambat, itulah yang Morgan rasakan setelah bercerai dengan Gwen.
861K 68.4K 84
REPUBLISH 1 #billionaire 1 #work 1 #fakelove 1 #barat 1 #end Carra Morris adalah wanita biasa yang menjabat sebagai manajer umum VH Hotel. Sedangka...
526K 28K 41
[COMPLETED] Highest Rank #1 -Luka Highest Rank #1 - Perpisahan Highest Rank #1 - Kehilangan Semenjak kejadian malam itu, kehidupan Rosaline berubah 1...