My Love Lucifer (END)

By Muzillah

1.7M 104K 1.7K

Amandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang... More

Meet the character
Prolog
CHAPTER 1 | Interview with the Lucifer
CHAPTER 2 | Daily Life
CHAPTER 3 | Slut
CHAPTER 4 | Naughty Kids
Chapter 5 | Malmedy
Chapter 6 | He's Home
Chapter 7 | Family Dinner
Chapter 8| Wedding Dress
Chapter 9 | Uneasy
Chapter 10 | Waiting
Chapter 11 | The Proposal
Chapter 12 | Weird
Chapter 13 | Visit
Chapter 14 | Motivation
Chapter 15 | Just having Fun
Chapter 16 | Antagonis
Chapter 18 | Who ?
Chapter 19 | What's wrong ?
Chapter 20 | Staying Up Late
Chapter 21 | Please Don't!
chapter 22 | Anger
Chapter 23 | Skeptical
Chapter 24 | Invitation
Chapter 25 | Wedding Day
Chapter 26| Our Journey Has Just Begun
Chapter 27 | Something Strange
Chapter 28 | That's Right
Chapter 29 | Sweet Night
Chapter 30 | Good Morning Lucifer
Chapter 31 | Irritate
Chapter 32 | Bastard From London
Chapter 33 | What if ?
chapter 34 | Devil Wishper
Chapter 35 | Jealousy
Chapter 36 | Date
Chapter 37 | Couple's Fight
Chapter 38 | Hungaria
Chapter 39 | Miss Me ?
Chapter 40 | I Miss You
Chapter 41 | None of Your Business
Chapter 42 | Shameless
Chapter 43 | What is That ?
Chapter 44 | Broken Heart
Chapter 45 | Always There
Chapter 46 | Relieved
Chapter 47 | Feel Guilty
Chapter 48 | Silent

Chapter 17 | I Hate

26.2K 1.8K 50
By Muzillah


Setelah sebulan berkutat dengan pekerjaannya menyelesaikan Masterplan miliknya. Kini perusahaan Amandine diundang meeting untuk memperesentasikan hasil rancangan mereka.

Semua nya sudah dipersiapkan dengan matang oleh Amandine, karena tak hanya Jordan, hari ini para petinggi de Vos Corp juga akan datang. Bahkan Ayahnya Jordan juga ada disana, membuat Amandine semakin gugup saja.

"Kau terlihat gugup"

Helen yang duduk disampingnya dapat melihat kegugupan Amandine. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju de Vos Corp, kali ini mereka berdua pergi bersama.

Amandine tersenyum lalu menggigit bibirnya. Jujur saja, dia sangat gugup. Karena disana akan dihadiri para petinggi de Vos Corp, dan juga karena dia ingin memenangkan perjanjian antara dirinya dan Jordan.

"Kita pasti bisa" Helen lalu menggenggam tangan Amandine agar mereka bisa membagi kekuatan mereka.

Amandine menarik napasnya dalam dalam, lalu mensugesti dirinya kalau semua ini akan baik baik saja.

Setengah jam perjalan, mereka sudah tiba ditujuan mereka. Kantor de Vos Corp.

Setelah menukarkan tanda pengenal mereka, Amandine dan Helen langsung naik keruang pertemuan. Tempat mereka mengadakan presentasi pengadaan tender sebulan yang lalu.

Sebelum memasuki ruangan, mereka diminta menunggu selama sepuluh menit dan diminta mempersiapkan segala yang harus dipersiapkan.

Tak lama, perwakilan kantor Arsitek dari perusahaan competitor keluar dari ruangan tersebut. Sepertinya mereka baru saja presentasi.

Sebenarnya Amandine merasa gugup, karena bisa dibilang saingan mereka yang lolos seleksi Administrasi adalah kantor Arsitek terbaik dinegara mereka.

"Ahh.. terima kasih sudah datang. SIlahkan dipersiapkan terlebih dahulu apa yang akan kalian presentasikan hari ini" ucap salah satu petinggi de Vos Corp.

Samuel dan Samir menghampiri Amandine dan Helen untuk membantu mereka menyambungkan kabel HDMI dan persiapan lainnya.

Sambil menunggu laptopnya tersambung, Amandine mencuri curi pandang mengamati situasi didalam ruangan.

Ada sekitar delapan orang disana, termasuk Jordan, ayahnya dan... Teressa.

Ck, Merusak pemandangan saja. Teressa si jalang dengan lipstick merah menyala nya. Dan Jordan, yang tersenyum mengejek dari bangkunya.

Awas saja kau Jordan, jika aku memenangkan tender ini kau tidak akan bisa lepas. Ancam Amandine dalam hatinya.

"Baik, terima kasih semua atas kesempatan yang diberikan kepada kami..." Amandine membuka presentasinya hari ini.

Ia menjabarkan semua yang sudah ia dan Helen kerjakan selama satu bulan ini, mulai dari Masterplan dasar, desain interior, rancangan anggaran, estimasi waktu pengerjaan dan lain sebagainya.

Presentasi kali ini menyita waktu yang cukup lama, hampir dua jam termasuk sesi tanya jawab.

"kerja yang sangat bagus sekali"

Suara Jordan yang menghentikan langkah Amandine, suara itu berasa dari balik pungungnya. Amandine dan Helen berhenti.

Tampak Jordan berdiri tak jauh darinya, menyebalkannya adalah ada parasite yang selalu menempel disampingnya.

"Benarkah ? senang sekali kau menyukainya" Balas Amandine santai. Lalu matanya melirik sekilas pada Teressa yang berdiri tersenyum disamping Jordan.

"Sepertinya kalian berdua sekarang tidak terpisahkan lagi ya ?" Sindir Amandine.

Jordan menaikkan alisnya "Benarkah ?"

"Ini hanya masalah pekerjaan, kau tidak mungkin akan cemburu kan ?" Sambar Teressa. 

Wanita itu merasa lebih diatas angin dibandingkan Amandine. Karena Teressa, setiap hari bersama dengan Jordan, Karena Teressa telah merasakan kehangat tubuh Jordan. Dan ia yakin Amandine tidak tau itu.

Bahkan jika dia tau, Amandine pasti akan menangis mendengarnya.

                                        (Teressa, Si jalang berlipstik merah)

Amandine melipat kedua tangannya didada, sambil mengetuk ngetukkan telunjuk kanannya didagu Amandine tampak berpikir.

"Ahh, tentu saja aku tidak akan cemburu. Karena kau terlihat sama seperti WANITA Jordan yang lainnya" Balasan telak Amandine lagi lagi melukai harga diri Teressa.

Helen yang mendengarnya tak mampu menahan tawanya, wanita berambut pirang itu terang terangan tertawa pelan mendengar balasan Amandine.

"Watch your mouth yong lady !" Kali ini Teressa tampak tak bisa menahan amarahnya.

Lalu ? apa dia bikir dia bisa mengintimidasi Amandine dengan tatapannya itu ? Jordan saja bahkan tidak bisa menekannya.

Amandine melangkah mendekati Teressa, lalu ia merundukkan sedikit wajahnya. Karena jalang yang satu ini terlihat lebih pendek dari Amandine.

"Bagaimana kalau kau yang hati hati, jangan terlalu menempel pada tunangan wanita lain. Atau apakah dia sudah meniduri mu ?" suara Amandine terdengar pelan, namun menyakitkan.

"Ka.." Teressa hendak membalasnya, namun Jordan langsung mencegahnya.

"Hei, ayolah Mandy. jangan kasar padanya" Jordan mencoba menengahi perang dingin diantara dua wanita ini.

Amandine menatap serius pada Jordan. "Aku tidak suka wanita ini. Aku peringatkan kau ,Jangan sampai kau membawanya pulang !" Ancam Amandine, kali ini wanita itu serius dengan ucapannya.

                                       (Amandine, Our Heroine waktu pakai lipstik merah)

Setelah mengatakan itu, Amandine dan Helen kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"you are cool" puji Helen sambil meninju pelan lengan Amandine. Helen menyukai bagian ini dari Amandine, tidak ada yang bisa menindasnya.

"Apa aku sudah mirip denganmu ?" canda Amandine. Walau begini, Helen sebenarnya wanita cool yang tidak bisa ditindas juga.

Meskipun Helen terlihat ramah, tapi jika kau menyenggolnya maka ia akan membalasmu lebih.

Amandine jadi mengingat kembali awal perkenalannya dengan Helen dulu. Mereka pernah saling memukul dilapangan kampus mereka dulu karena kesalah pahaman.

Lalu suatu saat Amandine melihat Helen dikeroyok oleh sekelompok geng wanita dibelakang kampus. Yap, siapa yang tidak ingin mengeroyok wanita tengil seperti Helen ini ? atas rasa kemanusiaan, Amandine jadi membantu Helen menghajar para wanita itu.

                                            (Helen, Habis dikeroyok)

Masa muda yang sangat bar-bar. Amandine geli sendiri jika mengingatnya.

"kita hanya tinggal menunggu pengumumannya tiga hari kedepan" lanjut Helen. Setelah presentasi mereka hari ini, de Vos Corp akan mengumumkan pemenangnya melalui email yang dikirim ke masing masing peserta tender.

Sementara itu diruangan Jordan, Teressa yang masih sangat kesal dengan Amandine mulai menghidupkan rokoknya.

"Aku ingin sekali memukul wajahnya" cerocos Teressa seolah tidak peduli bahwa wanita yang ingin dia pukul adalah tunangannya Jordan.

Jordan yang sudah kembali disibukkan dengan tumpukkan kertas dimejanya hanya menjawab "Uh, Oh" tampak tak acuh.

Lalu Jordan menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya dan menatap gerak gerik tubuh Teressa yang tengah sibuk menghisap rokoknya dan tak sadar tengah diperhatikan oleh Jordan.

Pikiran Jordan kemudian kembali memutar ulang kejadian barusan.

Dasar wanita kejam, bahkan wanita seperti Teressa saja tidak bisa menindasnya.Pikir Jordan

                                         (Jordan lagi mikirin kekejaman Mandy)

Lalu Jordan kembali mengingat perjanjian yang dia buat dengan Amandine. Sebuah permintaan uh ?

Teressa mematikan rokoknya, lalu berdiri dan perlahan berjalan mendekati Jordan. Menyadarkan Jordan dari lamunannya.

"Aku sedang kesal, bagaimana kalau kita bersenang senang ?" Goda Teressa lalu mencium bibir Jordan penuh hasrat.

......................................................................................


Yooo Yooo....

Gimana kabarnya pasukan Jordan-Amandine, sudah nungguin dari tadi kah ?

Liat tuh Teressa si Jalang berlipstik Merah, tetep aja nggak bisa ngalahin Amandine yang pake lipstik merah juga. 

Sampai ketemu besok . . .

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 151K 23
Dia mantan pacarku, Leo. Beberapa tahun tidak berkabar, membuatnya seolah - olah tidak pernah bertemu dengan diriku sebelumnya. Namun, satu persatu k...
175K 9.6K 49
Sometimes it takes sadness to know happiness But never let the sadness of your past and the fear of your future ruin the happiness of your present Ba...
6.1M 309K 52
{1 forced love} Aku Valencia Revano. Menikah dengan bosku sendiri karena kepentingan masing-masing. Terjebak dalam pesonanya, membuatku tak bisa mena...
19.9K 2.3K 28
cerita seorang anak dari Tom Riddle [ lord Voldemort ] , anak yang sangat cantik dan lucu bernama ( name ) Riddle . ( Name ) memiliki kakak bernama m...