About YOU

By sindiaasari

3.7K 1.7K 1.8K

Pertemuan yang terjadi antara aku dan kamu, ku anggap bukan sekadar kebetulan. Aku tak menyesalinya, sungguh... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Extra Chapter

Chapter 34

22 8 6
By sindiaasari

Ujian Nasional akan dimulai hari ini. Siap tidak siap, mau tidak mau, waktu itu tetap sudah tiba.

Pagi ini Ara berjalan sendirian di koridor kelas. Koridor yang biasanya ramai siswa sekarang sepi dan sunyi yang menyelimuti. Banyak ruang kelas yang kosong karena dua tingkat dibawahnya diliburkan.

Semalam Ara bahkan hampir tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan hal yang tidak-tidak akan hari ini. Tetapi ketika kedua orang tuanya masuk ke kamarnya dan memberinya wejangan berbagai hal, akhirnya ia bisa tidur dengan tenang. Bagaimana pula bila ia benar-benar tidak tidur tadi malam? Bisa-bisa dirinya malah stres mendadak ketika pagi tiba.

Sesampainya di kelas, sudah ada beberapa dari teman-temannya yang sudah menduduki bangku. Sibuk sendiri dengan buku terbuka yang mereka pegang.

"Pagi Ara!" Ara menoleh ke belakang karena asal suara itu berasal dari belakangnya. Ia kaget ketika mendapati kedua temannya yang juga sama menenteng buku.

"Semangat UN hari pertama!"

Ara hanya berkedip pelan. Hehe iya, temannya berubah saat UN tiba. Entah dapat hidayah dari mana mereka bisa membawa buku sepanjang jalan tadi.

"Heh! Berisik tau nggak? Belajar-belajar sono."

Ketiganya menatap galak orang yang berbicara tadi. Setelah mendapati Seno yang berbicara ketiganya malah terheran. "Loh, Sen lo kok udah disini? Bukanya lo sesi 3 ya?"

Semua yang ada di kelas pun sontak terbahak. Yakin seyakin-yakinnya mereka tadi tak melihat Seno yang berada di pojokan. Hei, sesi ketiga dimulai pukul satu. Aneh bukan bila cowok itu sudah berangkat pukul tujuh?

"Ya biarin, suka-suka gue lah." Ucap Seno galak. Dirinya sudah bersungut-sungut ketika ditertawakan. Berisik dan mengganggu belajarnya katanya. What the hell!

"Nih."

Ara mendongak ketika ada sebuah susu kemasan diletakkan di sebelah tangannya.

"Buat apa?"

Farel berdecak. Merasa heran akan kelemotan cara berpikir Ara. Padahal hari ini Ujian Nasional berlangsung. Bagaimana pula bila cewek itu nanti menjawab dengan lemot seperti ini.

"Astagfirullah, Ra. Ya diminum lah. Lo kok kalo mikir telat sih? Udah mau ujian loh."

Ara mendelik. Mulut Farel itu ya, minta didamprat. Kalo ngomong nggak ada remnya.

"Bego!"

"Diminum, biar tambah pinter."

Ara sudah tidak peduli lagi dengan kehadiran cowok itu. Apalagi belum pergi-pergi juga dari hadapannya. Kemana juga kedua temannya tadi, mana ada ke kamar mandi tapi kok seabad.

"Kata nyokap gue, kalo mau ujian minum susu kemasan dulu. Biar mikirnya cepet."

"Berisik tau, Rel! Kalo emang kata nyokap lo kenapa nggak lo aja yang minum?"

"Gue udah kok, nah kebetulan gue inget elo. Jadi gue beli dua tadi."

Ara dibuat pusing oleh ocehan Farel pagi ini. Kepalanya sudah penuh oleh soal-soal latihan yang tak pernah selesai. Dan sekarang, puncaknya, ia malah dibuyarkan oleh ocehan tak penting cowok itu. Dengan ganas Ara menusukkan sedotan pada susu kemasan itu, meminumnya cepat sambil melirik pada Farel. "Puas?"

Farel tersenyum lebar menanggapi. "Semangat UNnya, gue yakin lo pasti bisa." Ucapan Farel diakhiri dengan usapan lembut pada puncak kepalanya. Ara sendiri kaku tak bergerak. Syok dengan aksi Farel yang barusan. Apalagi ini dikelas, yang tentu saja teman-temannya melihat. Tetapi untungnya tidak ada kedua sahabatnya. Bisa habis Ara digoda.

"Cieeeee!"

Satu kelas pun bersorak ramai ketika melihat tingkah Farel tadi. Sedangkan cowok itu berlalu tak peduli menuju meja pojokan. Ara sendiri dibuat linglung.

Apa-apaan Farel tadi.

"Kenapa nih?" Tanya Clarissa yang baru saja masuk bersama Febby.

"Itu--" baru saja ada yang ingin menjawab tetapi bel tanda masuk ruangan sudah berbunyi.

Huft, Ara menghela napas lega. Mereka pun berbondong-bondong keluar kelas. Mulai hari ini dan tiga hari kedepan, mungkin hari-hari Ara tak akan jauh berbeda.

***

"Nih," Farel kembali menyodorkan susu kemasan dengan rasa yang berbeda dari tiga hari yang lalu. Hari pertama Farel membawa rasa coklat, hari kedua rasa pisang, hari ketiga rasa vanilla, dan sekarang, pagi ini cowok itu membawakan yang rasa stroberi.

Beberapa hari ini Ara menjadi terbiasa dengan kelakuan Farel itu. Bahkan untuk sekedar menolak pun Ara tak kuasa hati.

"Hari ini hari terakhir, semangat!" Kali ini Ara tersenyum, merasa tersihir oleh setiap kalimat semangat yang selalu cowok itu utarakan setelah memberinya susu. Entahlah, hal kecil seperti ini membuatnya benar-benar senang.

Beberapa jam setelahnya, ujian sesi satu selesai dan mereka pun kembali ke kelas. Ara, Febby, dan Clarissa tengah berpelukan haru. Lega rasanya ketika mereka bisa melewati Ujian Nasional tanpa hambatan. Bahkan selesai keluar dari ruangan tadi Ara langsung menangis saking leganya. Dan akhirnya pun satu kelas saling berpeluk haru.

Amosfer kelas XII 3 sangat sendu sekarang. Tak menyangka mereka berhasil melewati semuanya dengan lancar.

"Ini ujiannya udah selesai? Benaran kan? Ya ampun lega banget gue."

"Iya, gue juga nggak nyangka kita udah UN."

"Cepet banget ya."

Singkat sekali perjalan Ara di kelas dua belas. Rasanya baru kemarin ia naik kelas, dan sekarang dirinya sudah usai Ujian Nasional. Bahkan sekadar bernapas pun Ara rasanya tak ingat.

"Oke, hari ini kan kita udah selesai nih. Nah berhubung juga jabatan gue akhirnya lengser juga, sebagai tanda kesenangan gue lo semua gue traktir bakso di kantin, gimana?" Adnan berucap di depan kelas. Membuat semua temannya bersorak heboh. "Geblek! Jangan berisik. Masih ada yang ujian, oon."

"Tumben Ad, baik."

"Mau kagak?"

Semuanya pun kompak, "ya maulah!"

"Tapi jangan bilang-bilang sama yang lain, yang gue jajanin cuma yang sesi satu! Awas kalo ada yang bocor."

"Siap, mantan pak ketua!"

Siswa sesi satu di kelas XII 3 pun semuanya langsung menuju kantin. Senang rasanya sehabis lega ujian, eh dapat makanan gratis.

Adnan itu sebeanrnya memang anak baik, royal. Tapi semua itu tertutupi oleh sikapnya yang ember dan kadang sengklean. Patuh juga sih bila mengemban tugas. Cowok dengan kaca mata minus itu sebenarnya masuk juga di incaran para adik kelas, tapi berhubung Adnan mendapati kelas yang sama dengan Farel, lengser sudah harapannya punya fans dedek gemes.

Sekarang, di depan masing-masing siswa sudah bertengger mangkuk bakso dengan kepulas asap panas. Menggugah selera agar segera disantap. Seperti biasa juga di meja ketiga sahabat itu terdapat satu cowok yang ikut-ikutan nimbrung.

Justru sekarang ini dominasi si pembicara jatuh pada Farel. Cowok itu rasanya semakin kesini semakin cerewet saja. Bagaimana ambisi cowok itu ketika menyuarakan pendapatnya ketika diajak debat oleh Febby. Ah Ara jadi ingat bagaimana sikap cowok itu padanya setahun lebih ini. Bukan ge-er atau apa, tetapi rasanya Farel memang berbeda ketika memperlakukannya. Iya, sekarang Ara menjadi semakin yakin bila dirinya ikut terjebak dalam pesona cowok itu.

Lamunan Ara buyar ketika dengan sengaja ada yang menyenggol sikunya kencang. Siapa lagi bila bukan Febby pelakunya.

"Santai ngeliatinnya, gausah terlalu menunjukkan kalo lo suka. Nggak gengsi apa?" Febby berbisik pelan di telinga Ara.

Ara sontak melotot, "apaan sih, gajelas!"

Farel dan Clarissa yang tadinya berebut cemilan itu pun terpusat pada Ara yang menyentak. Tak tahu situasi, tangan mereka malah saling menggenggam karena cemilannya yang masih berada di genggaman Clarissa. Dengan tidak sopannya mata Ara malah mengarah ke tangan itu. Menatapnya lama hingga akhirnya Febby berdehem keras. Membuat Ara mengalihkan pandangan serta tangan Farel dan Clarissa yang saling melepas hingga cemilan itu jatuh tak beedosa.

"Jadi jatoh kan!"

"Lah siapa suruh lo lepas?"

"Ya elo pegang-pegang!"

Ara sendiri tak menggubris perdebatan itu. Ia memilih meneruskan makan baksonya yang sekarang sudah dingin karena asik melamun tadi.

Klunting!

Farel Adhyasta
Pulang bareng gue.
Santai, cuma nggak sengaja kepegang😉

Satu pesan masuk itu pun membuat Ara mengeryitkan dahi. Mendongak menatap Farel yang berada persis di depannya.

# # #

Hi,
Minggu lalu enggak update,
Sengaja sih soalnya di bab kemarin baru dikit yang baca.

Pis✌

Semoga suka

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 248K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

614K 28.6K 50
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
9.7M 882K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...