Two Moon [END]

By Shion2

21.9K 2.9K 810

Sekuel dari The Angel Fall in Love. Kisah mereka setelah melewati pertarungan melawan para Ratu dan Raja dar... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
58
59
60

57

282 34 22
By Shion2

Matahari belum sepenuhnya muncul, Vino dan yang lainnya sudah berkumpul.

"Maaf karena membuat kalian harus berkumpul sepagi ini. Tapi, rencana kita batalkan"

Semua terkejut mendengar ucapan Vino.

"Ada apa, Raja? Bukankah rencana kita sudah sempurna?" Tanya Okta.

"Kita tidak akan pergi mendatangi mereka, karena... Mereka sendiri yang akan datang kemari" Ucap Vino.

"Apa maksudmu?" Kali ini Naomi yang bertanya.

"Semalam.. Aku bertemu dengan Nadila dan pria itu" Ucap Vino.

-Flashback

Vino yang tidak bisa tidur itu pun memilih untuk mencari angin di luar. Setelah penyerangan itu, ia tidak mengijinkan Shani, Sinka, dan Gracia untuk datang ke negeri sihir.
Ia juga telah memerintahkan Archy dan Delion untuk tetap disana menjaga keluarganya.
Di masa sulit dan tertekan seperti ini, Vino benar-benar membutuhkan Shani disisinya. Tapi ia tidak ingin mengambil resiko untuk membuka portal ke rumah mereka.

"Apa kau sudah mulai tertekan? Kenapa kau terlihat begitu gelisah?" Vino langsung berbalik dan menemukan pria berjubah hitam itu berdiri di belakangnya.

"Kebetulan kau datang, aku ingin menanyakan sesuatu padamu" Ucap Vino, ia sudah bersiap jika sewaktu-waktu ia mendapat serangan tiba-tiba.

"Kami datang untuk menyampaikan berita penting untukmu"
Dari tempat yang gelap itu muncul Nadila, ia tampak berbeda.

"Nadila.."

"Persiapkan dirimu, kita akan menyelesaikan semuanya. Aku ingin kits berperang, untuk menunjukkan siapa yang lebih kuat. Aku sudah mendengar semuanya darinya, aku tau kekejaman kalian dimasa lalu dan aku tidak akan membiarkan kalian terus berkuasa." Ucap Nadila.

"Nadila, kenapa kau harus melakukan sampai sejauh ini?"

"Diamlah. Persiapkan diri kalian, tiga hari lagi aku akan mengunjungi kalian dengan pasukan penuh"

Setelah mengatakan hal itu, mereka pun pergi dengan portal yang muncul di belakang mereka.

-flashback end.

Stephan mengepalkan kedua tangannya.
Mengapa Nadila nya menjadi seperti ini? Ia merindukan Nadila yang lucu, Nadila yang baik, Nadila yang ramah pada setiap orang.

"Biarkan dia sendiri" ucap Okta ketika Ravien hendak menyusul Stephan yang tiba-tiba saja pergi.

"Kita akan menyiapkan persiapan untuk peperangan nanti, walaupun aku tidak menginginkannya." Ucap Vino.

"Kita harus mengungsikan semua penduduk desa." Ucap Jessper.

"Jika hanya mengandalkan sihir pelindung, aku rasa itu hanya akan melemahkan pertahanan kita dan membuat fokus kita terbagi." Ucap Okta.

"Ini hanya usulku saja, bagaimana jika kita memindahkan semua penduduk ke tempat latihan? Mereka tidak akan menyerang kesana, dan kita bisa fokus disini" Ucap Ravien.

"Ide Bagus. Aku setuju" ucap Okta.

"Baiklah, aku akan mengumpulkan penduduk desa, Panglima Okta dan Ravien akan membuka portal untuk mereka kesana, Naomi aku mints tolong untuk mengarahkan mereka setelah tiba disana bersama Jessper. Aku akan menyusul setelah semuanya sudah disana" ucap Vino. Mereka langsung mengerjakan sesuai perintah Vino. Mereka harus bergerak cepat agar bisa menyiapkan persiapan perang sesegera mungkin.

~~~

"Ada apa ini? Kak Vino dimana?" Tanya Shani yang melihat Okta muncul dari portal yang sejak tadi membawa penduduk desa ke tempat latihan Ravien dan Stephan.

"Dia akan segera menyusul" Okta menepuk pundak Shani sebelum pergi untuk menghampiri istrinya yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Maaf. Aku akan sangat sibuk lagi setelah ini" Gracia menyentuh tangan Okta yang melingkar dilehernya.

"Apa bakal ada perang lagi?"

"Ya" Gracia langsung melepaskan pelukan Okta dan berbalik menatap Okta.

"Gak usah perang bisa gak? Aku takut.." Okta kembali memeluk Gracia.

"Aku tidak akan kalah dan tidak akan pernah kalah. Aku janji akan pulang bersama yang lainnya dalam keadaan yang baik-baik saja"

"Janji?" Gracia mendongak menatap Okta.

"Aku janji" Okta mengecup bibir Gracia lalu kembali memeluknya. Grscia adalah sumber kekuatan dan semangatnya. Ia akan kembali untuk Gracia dan keluarganya.

Sinka memperhatikan satu persatu orang-orang yang keluar dari portal itu, namun ia tidak melihat Ravien.

"Kamu cari siapa?" Sinka terkejut karena mendengar suara Ravien dibelakangnya.

"Kamu kok ngagetin sih?!" Sinka memukul Ravien karena kesal.

"Sebentar lagi akan ada perang besar, aku berada di posisi depan." Ucap Ravien. Mendengar hal itu Sinka langsung menghentikan pukulannya.

"Jangan khawatir. Karena aku tau aku akan berada di posisi depan, aku membutuhkan kekuatan lebih. Bolehkan?" Sinka hanya diam. Ravien maju dan memeluk Sinka.
Memeluk Sinka seperti ini seakan bisa menambah semangatnya.

"Hmm.. Rasanya aku gugup. Untungnya aku punya cadangan kekuatan disini" Sinka membalas pelukan Ravien. Rasa takut tiba-tiba menyelimuti hatinya.

"Janji sama aku untuk pulang dengan selamat"

"Aku janji" Sinka memejamkan matanya merasakan pelukan hangat Ravien.

"Aku harus siap-siap" Ravien hendak melepaskan pelukannya, namun Sinka malah melakukan sebaliknya.

"Sebentar lagi, kamu harus jadi lebih kuat dari biasanya. Aku gak mau kamu sampai kalah disana. Sebentar aja.." Sinka tidak bisa berbohong, seandainya boleh egois, ia ingin Ravien tidak ikut dalam perang ini.

"Sin, aku harus pergi sekarang"
Dengan berat hati Sinka melepaskan pelukannya.

"Vien, inget kan? Kamu semalam udah ngelamar aku. Aku bakal ngasih kamu jawabannya kalau kamu berhasil pulang dengan selamat." Ravien tersenyum.

"Aku akan berusaha untuk menang agar bisa mendengar jawaban kamu" Ravien mencubit pipi Sinka pelan sebelum ia kembali ke negeri sihir.

"Kak.." Shani langsung memeluk Vino yang baru saja tiba. Sama halnya dengan yang lain, Shani pun merasakan ketakutan yang sama.

"Tunggu sebentar ya? Aku mau ngomong sama mereka dulu"

Shani melepaskan pelukannya dan berdiri di samping Vino.
Vino menggenggam tangan Shani dan menatapnya sebentar, selagi yang lainnya mengarahkan seluruh penduduk yang berada disana untuk duduk.

"Maaf memindahkan kalian tiba-tiba seperti ini. Tapi hanya hal ini yang bisa aku lakukan untuk melindungi kalian. Sebentar lagi, akan ada peperangan yang terjadi dan aku tidak ingin kalian menjadi korban. Karena itu aku ingin kalian bersabar dulu disini, sampai kami kembali membawa kemenangan untuk kalian."

Semua bersorak untuk Vino dan memberikan semangat pada mereka yang akan turun ke medan perang.

Setelah mengatur semua yang ada disana, Vino berpamitan pada istrinya.

"Aku selalu nunggu kamu disini dan selalu doain kamu."

"Terimakasih" Vino meraih tangan Shani yang berada di pipinya kemudian menariknya untuk mendekat.

"Tunggu aku" bisik Vino lalu mencium kening Shani.

"Simpan airmata kamu ini untuk nanti, saat aku pulang dan meluk kamu lagi" Shani mengangguk.

~~~

Vino, Okta, Ravien, Stephan, Jessper dan Naomi menunggangi kudanya dan mengisi posisi depan.
Eve berdiri dua langkah di depannya sebagai pemimpin pasukan khusus Raja. Ia bertindak sebagai komandan prajurit panah.

"Mereka tidak sedang bercanda bukan?" Ucap Naomi yang melihat hanya Nadila dan Pria berjubah hitam itu yang muncul.

Naomi turun dari kudanya dan maju beberapa langkah.

"Pangeran tanpa nama, apa kau orangnya?" Tanya Naomi.

"Lama tidak bertemu, adikku yang bodoh" Naomi seakan membeku mendengar jawaban itu.

"Kita bisa membicarakan ini baik-baik" Ucap Vino. Ia juga turun dari kudanya dan berdiri disamping Naomi.

"Aku sudah memberikan banyak waktu pada kalian untuk menikmati kebahagiaan kalian. Sekarang, waktunya penghakiman"

Pria berjubah hitam itu mengangkat sebelah tangannya dan dari balik hutan di belakang mereka muncul prajurit yang sangat banyak.

"Bagaimana sekarang? Apa kalian ingin kubuatkan kuburan bersama?"
Mata dari pria berjubah itu menjadi merah menyala.

"Ratu, sekarang giliran Anda untuk membalas"

Melihat Nadila mengeluarkan kekuatan besarnya sambil melangkah mendekati mereka, Stephan langsung memberi isyarat untuk menahan serangan mereka.

"Aku akan mengurusnya dulu. Kalian fokuslah pada yang lain."

Jessper, Ravien dan Okta menghampiri Vino dan Naomi.

"Ada yang tidak beres. Kenapa mereka tidak menyerang?" Tanya Jessper.
Semua prajurit mereka tidak ada yang bergerak. Semua seakan patung yang tidak bisa melakukan apa-apa.

Pertarungan Nadila dan Stephan terjadi sangat menegangkan.

"Aku gak akan mati sebelum berhasil bawa kamu kembali" Nadila tetap diam. Ia tidak berniat untuk benar-benar menyerang Stephan. Yang ia inginkan hanya sampai pada Vino. Tujuannya hanyalah Vino.

"Kalau kamu mau melawan yang jahat, kamu harus berfikir seperti mereka. Itu yang selalu kamu bilang ke aku" Nadila berhasil menangkap Stephan dengan kekuatan tangan iblisnya.

"Jangan benci aku" bisik Nadila.
Semuanya bingung ketika Nadila yang tiba-tiba mendekatkan tubuh Stephan dan mencium tepat dibibirnya.

Tak lama kemudian, Nadila melepaskan Stephan yang tidak sadarkan diri.

Dalam sekejap, Nadila bergerak cepat dan berdiri tepat dihadapan Vino.

"Aku pulang, Ayah" Ucap Nadila. Ia berlutut dan menunduk dihadapan Vino.

"Valkyrie siap menerima perintah" Semua terkejut mendengar ucapan Nadila.

Sebenarnya apa yang terjadi?

"Aku tidak ingin kau membunuhnya. Anakku bukan pembunuh, aku hanya ingin kau melumpuhkannya saja" Ucap Vino.

"Valkyrie siap melaksanakan perintah"

"Raja, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Nadila menawarkan dirinya untuk menjadi tumbal rencananya sendiri. Dia bukannya berubah, tapi dia hanya berpura-pura berubah agar bisa mempelajari tentang musuhnya." jelas Vino.

"Kita juga jangan mau kalah dengan Valkyrie. Formasi!" Teriak Eve. Semua prajurit pemanah api menyebar dan melakukan serangan bersama.

"Kalian ingin bermain-main rupanya" Pria itu mengangkat sebelah tangannya membuat Nadila tiba-tiba merasakan sakit di dadanya.

"Kita lihat, berapa lama kau bisa bertahan dengan rasa sakit itu. Nikmati hukumanmu karena telah mengkhianatiku"

Nadila berteriak kesakitan sambil memegangi dadanya.

Semua yang sedang berusaha mengalahkan prajurit yang jumlahnya seakan tidak pernah habis itu pun menoleh ketika mendengar suara teriakan Nadila.






😌I'm Back 😎

Gimana?

Nah.. Nah.. Tenang pemirsa, ini perang terakhir sebelum End.. 😏

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju 

Continue Reading

You'll Also Like

54.6K 7K 45
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
339K 28.2K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
319K 24.2K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
100K 9.8K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...