34

268 45 32
                                    

"Panglima Vino. Saya menemukan ini di semak-semak" Ucap Arthur.

Ia memberikan sebuah busur dari kerajaan sihir Putih.

"Jadi, benar. Kerajaan sihir putih yang menyerang Ratu" Arthur terlihat sangat marah.

Vino meneliti ekspresi wajah Arhtur. Ia paham dan mengerti, jika Arthur sangat marah. Ia sudah puluhan tahun ia mengabdikan dirinya dan juga hidupnya untuk Ratu Naomi. Dan ia tidak bisa membiarkan hal ini berlalu tanpa adanya pembalasan.

"Tenang, kita belum mempunyai bukti yang kuat." Ucap Vino.

"Jika Anda tidak bisa memberi perintah dan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Saya sendiri yang akan membawa semua pasukan Saya untuk membalas ini semua." Ucap Arthur.

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan semaumu" Ucap Vino.

"Saya melakukan demi Ratu dan juga kerajaan Saya." Balas Arthur. Ia sepertinya tetap kekeh untuk membalas dendam pada Kerajaan sihir Putih.

"Dengan kekuasaan yang aku miliki disini. Aku melarangmu untuk menyerang kerajaan sihir Putih. Jika kau tetap melanggar, sama saja kau telah melanggar perintah kerajaan." Ucap Vino.

Jauh di dalam hatinya Vino membenci keadaan seperti ini. Ia tidak ingin melakukan atau memerintah seseorang dengan membawa kekuasaannya.

"Saya mulai mencurigai Anda sebagai otak dari semua ini, Panglima." Ucap Arthur.

"Apa maksudmu?" Tanya Vino. Ia mulai merasa sesuatu yang tidak beres pada Arthur. Ia mulai mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya pada Vino.

"Anda sepertinya tidak ingin masalah ini diselesaikan dengan cepat. Apa Anda mengulur waktu hingga kematian Ratu Naomi? Sehingga Anak Anda bisa menggantikan posisi Ratu, seperti yang telah Ratu ucapkan sebelumnya"

Vino benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Arthur.

"Apa Anda masih menyimpan dendam pada kerajaan yang telah mengasingkan keluarga Anda dari kerajaan. Dan Anda juga ingin menyingkirkan Ratu Naomi agar Nona Shani bisa menjadi Ratu yang baru"

"Kau tidak tau apapun tentang kami. Masalah itu sudah lama selesai" Ucap Vino.

"Benarkah? Lalu kenapa Anda seperti ini? Apa Anda ingin menggunakan kekuatan kerajaan untuk membalas perbuatan dari Dua Pangeran Sihir Putih, karena telah membuat kekasih Anak Anda buta" Lagi, Arthur memberikan pernyataan tak masuk akal.

"Sebaiknya turunkan kembali pedangmu itu" Vino mencoba untuk tidak menggunakan kekuatannya yang bisa mencelakai panglima Arthur.

"Maafkan Saya. Tapi, Saya akan tetap melakukan apa yang menurut Saya benar."

Arthur menyerang Vino dengan Brutal. Dan Vino hanya menghindar tanpa berniat untuk membalas serangan itu.

"Panglima, kendalikan dirimu. Jangan sampai kau di perbudak oleh pikiran negatif mu itu." ucap Vino masih berusaha untuk membicarakan masalah itu tanpa adanya pertumpahan darah.

Cukup lama pertarungan itu berlangsung. Dan Vino masih sama. Ia tidak ingin membalas serangan Arthur yang seakan benar-benar menginginkan nyawanya.

AARGHH..

Vino membulatkan matanya, melihat pedang Panglima Arthur yang tanpa sengaja mengenai salah satu prajurit mereka ketika Vino kembali menghindari serangannya.

Cukup sudah ini sudah keterlaluan.
Vino baru akan mengeluarkan pedangnya. Namun, ia berhenti ketika api biru berkobar bagai dinding yang kokoh.

"Apa yang kau lakukan panglima?! Kau ingin jadi pemberontak?!" Ravien benar-benar marah ketika melihat Ayahnya yang terus diserang oleh panglima Arthur.

Two Moon [END]Where stories live. Discover now