30

291 49 7
                                    

"Ayah" panggil Ravien.

"Apa yang kau lakukan disini?! Bukankah aku sudah melarang kalian?" Vino tanpa sadar membentak anaknya. Ia terlalu khawatir dengan penyakit yang menjangkit ini.

Ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah kerajaan. Tentu saja hal itu membuat mereka semua kebingungan dan panik.

"Aku mau mencarinya Ayah. Sihir ini, sihir yang sama dengan yang aku rasakan di sekolah."

"Kalian. Sudah ku katakan untuk tidak.. Stephan" Okta bingung dengan anaknya yang tiba-tiba mengaktifkan kekuatan nya.

Kuku dan taring nya mulai terlihat.

"Aura ini. Aura ini sama seperti pangeran Kayl dan pangeran Arz. Aku mengingatnya"

Ravien terdiam. Sekarang, ia mengingatnya. Dan benar apa yang dikatakan oleh Stephan. Ini adalah aura sihir yang sama seperti Kayl dan Arz.

"Jangan menyentuhnya secara langsung." Ravien menahan pundak Stephan yang ingin menyerang musuhnya.

"Kita akan membuatnya keluar dengan sendirinya" Ravien mengangkat kedua tangannya lalu mengarahkan kedua telapak rancangannya lurus kedepan.

'Blade'
Api biru berbentuk pisau itu melesat cepat kearah dalam hutan.

"Bau darah" Stephan mengendus bau dari hembusan angin yang berasal dari dalam hutan.

Baru saja Ravien ingin mengambil langkah untuk memastikan keadaan musuhnya.

Seorang gadis kecil berusaha untuk bangkit kemudian menghampiri Ravien.

"To-long, Ibu ku se-sedang sakit" Ravien bisa melihat bagaimana gadis itu berusaha bangkit dan mencarikan bantuan untuk Ibu nya yang terserang penyakit aneh ini. Gadis itu bahkan tidak memikirkan keadaannya sendiri yang juga memprihatinkan dengan memar di beberapa bagian tubuhnya.

"Tolong.. Ibu ku kesakitan." Air mata gadis itu mengalir membasahi pipi nya.

"Tolong Ibu ku.. Ibu.." Ravien melesat dengan cepat untuk menangkap tubuh gadis kecil itu agar tidak terjatuh.

"Ravien.." Vino terkejut, ia bahkan tidak mengira jika Anaknya akan menghampiri bahkan menyentuh gadis kecil yang terkena penyakit aneh itu.

"Istirahatlah, aku akan menolong Ibu mu" Ucap Ravien.

"Benar apa yang di katakan oleh Tuan. Ravien adalah orang yang memiliki hati yang lembut."

Seseorang yang tengah memperhatikan Ravien dari kejauhan itu pun akhirnya pergi. Ia harus menyembuhkan luka di lengannya akibat serangan dari Ravien sebelumnya.

"Dia pergi" Ucap Stephan.

"Biarkan saja." Ravien membaringkan tubuh anak kecik itu di tanah dengan hati-hati.

Ratu Naomi, Vino dan Okta pun menghampiri Ravien.

"Ravien, tanganmu"

"Tidak Apa-apa, Ratu. Tapi, bolehkah Saya bertanya sesuatu?" Ravien menatap sekelilingnya lalu menatap kembali ke Ratu Naomi.

"Ada apa?"

"Apa ini baru pertama kali terjadi?" Ratu Naomi mengangguk pelan.

"Dalam sejarah kerajaan. Ini adalah yang pertama kalinya terjadi. Dan aku sendiri pun tidak tau cara mengatasinya." Ratu Naomi memandang iba pada seluruh rakyatnya.

"Sebelumnya, Saya mohon maaf atas kelancangan Saya untuk meminta pada Ratu. Tapi, Apakah boleh kita semua membicarakan hal penting ini di tempat yang tertutup? Karena Saya juga ingin menunjukkan sesuatu kepada Anda Yang mulia Ratu" Ucap Ravien sedikit berbisik. Ia tidak ingin orang lain selain mereka mendengar permintaannya itu.

Two Moon [END]Where stories live. Discover now