25

312 51 5
                                    

"Mustahil" Ucap Ratu Naomi
.
.
"Kendalikan dirimu" Ucap Ravien.

Okta tidak jadi membidik Ravien karena Ravien yang menghilang dari pandangannya.

Tidak ada satu orangpun dari mereka yang melihat pergerakan dari Ravien.
Okta yang kekuatannya sedang aktif pun juga tidak bisa melihat atau memprediksikan pergerakan Ravien.

Ravien berhasil menggagalkan serangan Stephan dengan menahan pergelangan tangannya.

"Jangan melakukan kesalahan sepertiku" Ravien menghempaskan tangan Stephan yang ingin menusuk Okta.

Merasa ada yang menghalanginya, Stephan menjadi semakin mengamuk.

Stephan merubah sasarannya. Ia kini menyerang Ravien dengan membabi buta.

Serangan dari Stephan tak ada yang berhasil menyentuh tubuh Ravien. Ravien sendiri, ia lebih memilih untuk menghindar dan bertahan daripada harus menyerang adiknya.

Karena ia berpikir, satu saja serangan darinya mengenai tubuh Stephan. Ia tidak tau akan berdampak seperti apa, apalagi dalam keadaan kekuatan penuh seperti sekarang ini.

"Jika kau terus seperti ini, buang jauh-jauh mimpimu yang akan mengalahkan aku. Karena itu tidak akan pernah terjadi" Ucap Ravien.

Ia terlihat begitu tenang, tidak seperti Stephan yang di kendalikan oleh kekuatannya.
Kali ini, Ravien bisa mengendalikan kekuatannya. Ia berhasil membuat dirinya tidak seperti monster.

Stephan kembali menyerang Ravien namun dengan mudah serangan itu dipatahkan oleh Ravien.

Ravien menahan tangan Stephan yang akan meninju wajahnya.

"Aku sudah memperingatimu" Ucap Ravien. Ia menarik tangan Stephan lalu mencengkram baju Stephan.

Okta terkejut saat melihat Ravien yang membanting tubuh Stephan. Ravien kesal karena adiknya itu tidak juga sadar.

"Kau bilang ingin jadi Panglima terkuat seperti Ayah dan Papa. Lalu apa yang kau lakukan sekarang?" Stephan seperti tidak bisa mendengar ucapan Ravien. Ia kembali menyerang Ravien dengan bertubi-tubi. Tapi lagi dan lagi, serangan itu percuma.

Ravien seakan bisa membaca seluruh serangan dari Stephan. Terlebih lagi, Sayap api yang berada di punggung Ravien. Sayap itu seakan bergerak sendiri untuk melindungi Ravien.

"Panglima, apa yang telah kau lakukan pada Ravien?" Tanya Ratu Naomi.

"Saya tidak melakukan apapun, Ratu. Dia melakukan dengan usahanya sendiri" Jawab Okta.

Nafas Stephan terlihat memburu, ia tak berhenti menyerang Ravien. Seakan Ravien itu adalah musuh terbesarnya.

Bugh..

Ravien membiarkan pukulan Stephan mengenai wajahnya.

"Bagaimana? Apa kau sudah puas?" Tanya Ravien. Namun Stephan masih tidak menjawab, ia kembali ingin menyerang Ravien.

Satu pukulan, dua pukulan, hingga tiga pukulan. Ravien masih membiarkan Stephan memukul nya.

"Cukup. Kau tidak boleh lebih dari ini." Ravien menghindari pukulan keempat dari Stephan, lalu memeluk adiknya dengan erat.

"Kumohon, sadarlah. Jangan menjadi monster sepertiku. Kau jauh lebih baik daripada aku. Jangan melakukan tindakan bodoh, yang membuat Mama, Papa, Bunda, Ayah dan juga Nadila kecewa padamu." Ucap Ravien.

Tak hanya kedua tangan Ravien yang merengkuh tubuh Stephan. Sayap api milik Ravien pun perlahan melengkung ikut memeluk tubuh Stephan.

"Ratu Naomi, apa Anda bersedia membantu Saya?" Ucap Ravien.

Two Moon [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن