Two Moon [END]

By Shion2

22.3K 2.9K 810

Sekuel dari The Angel Fall in Love. Kisah mereka setelah melewati pertarungan melawan para Ratu dan Raja dar... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
56
57
58
59
60

55

245 32 14
By Shion2

Tiga hari semenjak kejadian malam itu, sikap Nadila sedikit berubah. Ia menjadi lebih diam dan sering menghindar.

"Kamu kenapa?" Tanya Stephan yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya.

"Gak apa-apa" Nadila memalingkan wajahnya dan kembali melanjutkan langkahnya.
Stephan menyusul Nadila untuk mendengarkan jawaban yang ia inginkan.

"Bunda, Mama, Ayah, Papa Kak Ravien dan Kak Sinka sering nanyain kamu. Mereka khawatir sama kamu" Nadila menghentikan langkahnya dan menatap mata Stephan.

"Khawatir?" Stephan mengangguk.
Nadila sempat terdiam beberapa saat lalu melanjutkan langkahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Hal itu tentu membuat Stephan bingung. Apa yang harus ia katakan pada Mama dan Bunda nya nanti? Semalam saja, Nadila memilih tidur di negeri sihir, biasanya ia akan selalu beristirahat dirumah.

Stephan kembali mengingat-ingat, apakah ia ada berbuat salah beberapa hari ini?

"Gak ada kayaknya" ucapnya. Stephan segera pergi untuk menemui Kakaknya, mungkin jika dengan Ravien ia akan mau bercerita.

~~~

Ravien berjalan berkeliling desa untuk mencari Nadila.
Setelah mendengar cerita dari Stephan, Ravien semakin yakin jika ada yang tidak beres dengan Nadila.

Karena tak kunjung menemukan Nadila, Ravien mengutus beberapa prajurit termasuk Eve untuk mencari Nadila.

Dua puluh menit kemudian, prajurit yang diperintahkan untuk membawa Nadila pun tiba.

"Dimana Valkyrie?" Tanya Ravien. Ia sengaja menunggu di luar istana, lebih tepatnya di pos penjagaan.

"Valkyrie sedang.."

"Aku disini" ucap Nadila. Ravien melihat kearah belakang prajurit itu dan disana sudah ada Eve juga Nadila.

Ravien memperhatikan ekspresi wajah Nadila yang tidak seperti biasa.
Biasanya gadis itu selalu terlihat ceria dan bersemangat, namun berbeda kali ini. Hanya ada ekspresi wajah yang datar.

"Terimakasih, kalian boleh kembali" Para prajurit itu kembali ke dalam istana.
Eve pun mengatakan ingin pergi untuk kembali berlatih.

Kini hanya tinggal Ravien dan Nadila disana.

"Aku mencarimu kemana-mana" Ravien mencoba memulai pembicaraan.

"Kenapa Kak?"

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa?" Bukannya menjawab, Nadila malah memperhatikan sekelilingnya.

"Apa mempertahankan kerajaan ini.. harus menghalalkan segala cara?" Tanya Nadila sambil memperhatikan anak-anak yang sedang bermain tak jauh dari mereka.

"Bisa iya, bisa gak. Kenapa?"

"Apa memiliki kekuatan dan kekuasaan bisa bebas melakukan segalanya?" Ravien diam. Ia mencoba menebak apa maksud dari semua pertanyaan Nadila padanya.

Nadila tiba-tiba berbalik menatap Ravien.
"Kalau yang jadi Raja itu Kak Ravien, bagaimana? Apa Kakak merasa bebas melakukan segalanya?"

"Aku sama sekali gak ngerti arah pembicaraan kamu. Tapi untuk aku pribadi, menjadi Raja itu gak mudah. Karena tanggung jawab semakin besar, semakin besar tanggung jawabmu, kamu harus bisa mengontrol diri untuk gak semena-mena dan belajar untuk gak menggunakan kekuasaan itu untuk kepentingan pribadi" Jelas Ravien.

"Mungkin, diantara banyaknya orang disini. Aku cuma gak akan tega untuk nyakitin Kakak"

"Maksudnya?" Nadila menggeleng.

"Aku mau minta waktu untuk sendiri" Ucap Nadila sebelum ia pergi meninggalkan Ravien.

~~~

Setelah selesai menyantap makan malam bersama, yang sekali lagi tanpa kehadiran Nadila. Vino langsung menuju ruang baca di rumahnya.

"Kak, kamu gak istirahat dulu?" Tanya Shani.

Terkadang, Vino hanya akan meninggalkan kloningnya saja di istana. Seolah-olah ia berada di sana.
Ia juga membuat tiruan Shani, agar semua orang mengira jika Ratu mereka selalu ada di istana.

"Sebentar lagi, aku sedang menunggu Ravien"

"Kak, Nadila.."

"Maaf mengganggu Anda, tapi Anda harus segera ke istana Tuan" Ucap Delion.

"Ada masalah?" Tanya Vino.

"Jauh lebih buruk untuk disebut sebagai masalah"

Tanpa bertanya lagi, Vino kembali mengenakan jubahnya dan bergegas menuju istana.
Sebenarnya Vino sudah sangat lelah, tapi masalah yang terus bermunculan membuatnya tak punya waktu untuk sekedar beristirahat dengan nyaman di kasurnya.

Vino menghilangkan kloningnya terlebih dulu sebelum muncul di hadapan yang lainnya.

"Akhirnya yang asli datang juga" Ucap Pria berjubah hitam itu ketika melihat Vino yang baru saja tiba.
Ia mengangkat sebelah tangannya dan pintu itu tiba-tiba tertutup.

"Apa maumu?" Tanya Vino. Ia tidak mungkin menyerang atau mengeluarkan kekuatannya disini, karena mereka saat ini sedang berada di dalam kelas sekolah sihir.

"Aku hanya ingin menjemput Ratu Nadila." Pria itu meletakkan tangannya di pundak Nadila yang posisinya berada sedikit didepannya.

"Kembalikan. Adikku. Sekarang." Ravien terlihat sangat marah karena pria di hadapannya kini ingin membawa Nadila.

"Kenapa harus aku mengembalikannya? Dia bukan barang, dan lagi.. Dia yang memanggilku kesini untuk menjemputnya" Ravien mengepalkan tangannya. Ingin sekali ia membakar pria itu dengan apinya.

"Aku hanya ingin memperbaiki kesalahan disini. Nadila akan lebih bahagia dengan hidup barunya sebagai Ratu"

"Dia bukan Ratu mu. Dia Valkyrie, adikku, dan kesatria terkuat kerajaan ini" ucap Ravien. Vino hanya diam, ia memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan dalam keadaan seperti ini?

"Lihat? Lihat ketakutan mereka jika kau pergi. Mereka akan lemah, yang berarti kau memang tak lebih dari sebuah alat perang untuk mereka" Ravien menggeleng, matanya menatap mata Nadila.

Stephan tiba-tiba muncul, dia mendobrak pintu kelas hingga rusak.

"Kembalikan Nadilaku"

Stephan ternyata sudah mengaktifkan kekuatannya, dan mungkin sebentar lagi ia akan mengamuk tanpa bisa dikontrol lagi.

Stephan merunduk mulai mengambil posisi bersiap menyerang.

*anggap aja begitu ya posisinya, kan Stephan juga julukannya Serigala Putih. Jadi dia nyerangnya ya kayak hewan buas*

"Aku akan mencabik-cabik tubuhmu jika kau berani membawanya pergi"

"Kau harus berlatih puluhan tahun untuk bisa mengalahkanku."

Stephan semakin emosi mendengar ucapan Pria itu.
Ia langsung menyerang dengan cepat tanpa bisa cegah oleh Ayah dan Kakaknya.

"Nadila.." Ravien tidak percaya ketika melihat Nadila mengeluarkan kekuatan sihirnya untuk menghentikan serangan Stephan.

Stephan terlempar cukup jauh dan tubuhnya terhempas mengenai meja dan kursi di kelas itu hingga hancur.

"Berhenti menghasut pikiran pacarku" Stephan kembali bangkit dan menyerang pria itu, namun lagi-lagi Nadila menghentikan serangan Stephan.
Stephan terus berusaha menyerang meski ia harus kembali terhempas karena Nadila.

"Lebih baik kita tinggalkan saja orang-orang lemah ini"

Portal tiba-tiba muncul dari belakang pria berjubah hitam itu, ia mundur dan menarik Nadila ikut dengannya.

Airmata Stephan menetes ketika Nadila menghilang dari pandangannya.

"Nadila.."

"Ravien, cepat bawa pergi Stephan sebelum dia menghancurkan sekolah ini. Aku akan memanggil Papa mu" Ucap Vino.

Ravien berteleport membawa Stephan menuju ke tengah hutan.

"Kita akan membawa Nadila kembali, tenangkan dirimu" Ucap Ravien mencoba mengumpulkan segala kesadaran dan akal sehat Stephan.

Okta tiba bersama Vino. Okta sekali lagi harus menekan kekuatan anaknya yang sudah tidak bisa ia kontrol lagi.

"Jangan biarkan kabar ini tersebar. Kita akan merahasiakannya dan menyelesaikannya secara diam-diam." Perintah Vino.

"Dia pasti sangat sedih" Ucap Okta, ia memandangi wajah anaknya yang baru saja ia buat pingsan. Jika tidak seperti itu, Stephan akan menghancurkan apa saja yang ada di depannya.

Sementara itu, di dalam hutan tergelap yang berada di negeri sihir. Nadila baru saja duduk di singgasana nya.

"Sekarang kau sudah memiliki kekuatan dan kekuasaan. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Aku akan selalu berada di sampingmu untuk membantumu." Ucap pria berjubah hitam itu.

"Benarkah?"

"Kau adalah Ratu. Kau hanya perlu mengatakan keinginanmu."

"Aku ingin melihat semua pasukan yang aku miliki dan bagaimana kekuatan mereka. Aku ingin penyeranganku nanti berjalan dengan sempurna" Ucap Nadila.

Pria berjubah hitam itu tersenyum penuh kemenangan. Sekarang, ia memiliki senjata yang kuat untuk meruntuhkan sebuah kerajaan.








😌 I'm Back 😎

Gimana?

Yang sabar ya Stephan. Berarti bukan jodoh, udah itu aja.. 😂😂
Nanti ketemu lagi kok sama Nadila, di medan perang 😅😅

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju

Continue Reading

You'll Also Like

53.8K 7.2K 32
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
1M 76.3K 57
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
57.3K 7K 33
"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti...
735K 58.9K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...