Two Moon [END]

By Shion2

21.9K 2.9K 810

Sekuel dari The Angel Fall in Love. Kisah mereka setelah melewati pertarungan melawan para Ratu dan Raja dar... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
55
56
57
58
59
60

54

234 32 12
By Shion2

Shani dan Sinka sedang berada di kamar Ravien, menunggunya untuk sadar. Sedangkan Gracia, sibuk mengurus Okta yang juga tumbang karena kelelahan menenangkan Stephan yang mengamuk setelah melihat Ravien dibawa menuju istana dalam keadaan terluka lalu mengobati luka di tangan Ravien. Energinya benar-benar terkuras.

"Dasar pembohong" batin Sinka.

Entah sudah berapa kali Sinka mengatakan hal itu untuk Ravien yang tak kunjung sadar, ia sudah lelah menangis dari semalam.

"Sin, Bunda ke dapur dulu ya, mau masak buat makan siang. Titip Ravien" Sinka mengangguk.

Sebelum Shani berdiri dari tempatnya, tangannya seperti digenggam. Ia menoleh dan melihat anak semata wayangnya itu perlahan membuka matanya.

"Akhirnya kamu sadar juga" Shani hampir ingin menangis karena terlalu bahagia.

Ravien tersenyum, matanya melirik kearah Sinka namun gadis itu memalingkan wajahnya. Shani yang melihat hal itu pun memberikan waktu untuk keduanya berbicara.

"Bunda tinggal ya? Mau masak, kamu dari kemarin gak makan" Ravien mengangguk.

"Maaf" Ucap Ravien ketika Bunda nya sudah meninggalkan mereka.

"Aku capek denger maaf kamu" Sinka masih enggan menatap kekasihnya. Tanpa sadar, airmata menetes dari sudut matanya.

Ravien berusaha untuk bangun dari tidurnya dan menggenggam tangan Sinka.

"Sekali lagi aku minta maaf. Kamu mau jalan? Kita jalan malam ini" Sinka langsung berbalik menatap tajam Ravien.

"Kamu gila?! Kamu baru aja sadar dan sekarang kamu ngajak aku jalan?!"

"Aku sudah baikan"

"Dasar pembohong"

"Aku serius" Ravien langsung bangkit dari tempat tidurnya. Ravien berusaha menjaga ekspresinya agar Sinka tidak mengetahui jika ia sedang menahan rasa sakitnya.

"Vien.."

"Kali ini kita akan benar-benar jalan seperti janji aku sebelumnya, tapi sebelum itu aku mau ke istana sebentar" Sinka langsung memicingkan matanya.

"Lama-lama kamu bikin aku trauma denger kamu ngomong mau ke istana" Ravien tersenyum lalu duduk dihadapan Sinka.

"Aku pergi cuma mau nyampein laporan aku, Ayah juga gak mungkin biarin aku dalam keadaan gini"

"Janji? Janji kamu gak akan ikut campur kalau tiba-tiba nanti ada yang nyerang?" Ravien mengangguk.

"Kalau kamu gak percaya, kamu boleh ikut aku. Aku benar-benar cuma nyampein laporan dan setelah itu kita jalan" Sinka langsung memeluk Ravien.

"Aku kesel sama kamu. Kamu pasti gak bisa ngitung dan nginget berapa kali kamu bikin aku nangis karena khawatir sama kamu, karena kamu terlalu sering ngelakuin itu." Ravien membalas pelukan Sinka sambil tersenyum.
Ia mengerti, Sinka marah karena peduli padanya.

~~~

Ravien bersama Sinka memasuki istana. Mereka langsung menuju ruangan tempat para petinggi istana berkumpul jika ingin membahas hal yang penting dan rahasia.

"Kamu tunggu disini" ucap Ravien sebelum ia membuka pintu ruangan itu, disana sudah ada Ayah, Papa, Stephan, penasihat kerajaan, Jessper, Naomi dan tiga orang pemimpin pasukan rahasia Raja.

"Maaf saya terlambat" Ucap Ravien.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Naomi.

"Sudah lebih baik"

"Kita langsung mulai saja" Ucap Vino.

Ravien duduk di kursinya dan mulai menceritakan kejadian yang ia alami.

"Berarti dia membenci semua orang yang berada di istana?" Tebak Naomi.

"Benar. Dan sepertinya semakin menjadi setelah Raja Vino menjabat." jawab Ravien.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" Tanya salah seorang pemimpin pasukan.

"Kita akan berjaga dan memasang pelindung lebih kuat dari sebelumnya. Ini sudah bukan sekedar ancaman, dia sudah menyerang Panglima Ravien sebagai tanda keseriusannya" ucap Okta.

"Bagaimana dengan sekolah? Apa anak-anak harus diliburkan?" Tanya Jessper selaku kepala sekolah sihir disana.

"Menurutku, sekolah tidak perlu diliburkan." ucap Stephan.
Semua orang menatapnya menunggu alasannya mengatakan itu.

"Lebih baik mereka berkumpul di sekolah daripada diliburkan. Dengan syarat, semua hanya akan melakukan praktek. Tidak perlu ada teori jadi mereka tidak harus berada di dalam kelas. Mereka bisa berkumpul di lapangan tempat latihan. Jika mereka diliburkan, kita semakin susah mengamankan mereka. Mereka ini calon penerus, jelas kita harus melindungi mereka." Jessper mengangguk setuju.

"Lalu bagaimana jika orang itu menyerang sekolah?" Tanya penasihat kerajaan.

"Tidak mungkin mereka akan kalah, dan saya juga menawarkan diri untuk berjaga di sekolah sihir." Jawab Stephan.

"Nadila dan Eve akan berkeliling desa untuk memantau langsung" Ucap Okta.

"Panglima Ravien sebaiknya beristirahat dulu sebelum kembali bertugas" Ucap Naomi.

"Besok saya sudah akan kembali"

"Yang terpenting, penjagaan untuk penduduk desa harus kuat. Jika di istana, aku rasa aku sudah dikelilingi oleh orang-orang hebat. Aku berterima kasih atas usaha kalian dan aku mempercayakan nyawaku pada kalian" Ucap Vino.

Pertemuan itu selesai, Ravien langsung keluar untuk menemui Sinka.

"Ayo" Ravien mengulurkan tangannya pada Sinka.

~~~

Sinka benar-benar menikmati jalan-jalannya bersama dengan Ravien malam ini. Mereka nonton, makan dan membeli jaket yang sama.

"Aku mau ice cream yang disana. Tolong belikan ya?  Aku mau ke toilet dulu" Ucap Ravien. Ia memberikan selembar uang pada Sinka sebelum pergi.

Ravien sebenarnya tidak pergi ke toilet. Melainkan pergi menuju toko boneka yang sebelumnya sempat ia lewati bersama dengan Sinka.

Setelah mendapatkan boneka yang ia inginkan, Ravien segera kembali menghampiri Sinka.

"Kamu darimana? Itu apa? Katanya mau ke toilet"

"Buat kamu" Ravien menyerahkan hadiahnya.

"Iih lucu.."

"Kamu pernah bilang kalau ingin punya anjing lucu tapi kamu takut digigit. Karena itu aku beli bonekanya" Ucap Ravien. Sinka langsung memeluk Ravien.

"Makasih, aku suka banget"

"Sama-sama. Ayo kita pulang" Sinka melepaskan pelukannya dan mereka pun pulang dengan perasaan gembira.
Sepanjang jalan, Sinka terus bermain dengan boneka barunya. Ia gemas karena boneka itu terlihat seperti anjing sungguhan.
Ravien yang melihat itu pun tersenyum, ia senang bisa melihat Sinka tersenyum.

"Maaf. Setelah ini, mungkin aku bakal lebih sering bikin kamu khawatir" Batin Ravien.

Ancaman dan serangan itu, Ravien sangat yakin dalam waktu dekat ini akan kembali terjadi keributan.

~~~

Sementara itu, Nadila yang sedang berkeliling desa seorang diri. Sebelumnya Eve menemaninya untuk berkeliling sebelum bergantian dengan yang lain. Tapi Eve tiba-tiba saja dipanggil kembali ke istana.

Ketika Nadila hendak kembali dari gerbang pembatas desa. Dari balik pohon ada seseorang yang memanggilnya.

"Siapa?"

"Nadila, akhirnya kita bertemu" Ucap Pria berjubah hitam itu. Nadila langsung teringat dengan sosok yang menyerang Ravien. Nadila langsung mengeluarkan kekuatannya.

"Aku tidak ingin bertarung. Aku hanya ingin bertanya" Nadila mengubah sihir tangan iblisnya dari mode menyerang menjadi mode bertahan. Nadila tetap harus waspada dengan pria dihadapannya ini.

"Kau sudah tumbuh besar menjadi gadis yang kuat. Aku sangat tersentuh melihat perubahanmu sekarang ini"

"Apa maumu?"

"Aku hanya menawarkanmu sesuatu yang menarik" Nadila menatap penuh curiga.

"Aku ingin menawarkanmu penawaran yang menarik. Aku ingin menjadikan kau Ratu di kerajaanku. Kau pantas menjadi seorang Ratu dengan kekuatanmu sekarang ini" hasut pria berjubah itu.

"Aku gak mau jadi Ratu"

"Benarkah? Bukankah jika ingin membalaskan dendam mu kau perlu kekuatan dan kekuasaan? Aku masih ingat alasanmu mengambil gulungan sihir itu agar kau bisa membalaskan dendam atas kematian ibumu" Nadila terdiam. Luka itu seakan kembali terbuka. Sihir yang melindunginya pun perlahan mulai menghilang.

"Untuk apa kau tetap disini? Kau hanya di peralat kerajaan bodoh ini. Mereka takut dengan kekuatanmu, karena itu mereka mengikatmu dengan berpura-pura baik dan berusaha membuatmu nyaman disini.
Stephan tidak benar-benar mencintaimu, yang dia cintai hanya jabatannya sebagai panglima. Ravien tidak perduli padamu, dia hanya perduli keluarganya dan juga Sinka. Dan orang yang kau anggap seperti ibumu sendiri itu pun bersandiwara, agar kau tidak membunuh keluarga mereka. Tidak ada yang menginginkanmu disini. Lebih baik kau pergi dan tinggal dimana kau sangat dibutuhkan disana." Nadila menunduk.

"Aku akan menjemputmu ketika kau sudah siap" ucap Pria itu lalu menghilang.

Nadila meneteskan airmatanya. Kenapa rasanya sakit sekali? Luka yang berusaha ia obati justru malah semakin parah.
Apakah ia harus mengikuti Pria itu?






😌I'm Back 😎

Gimana?

Yak, Bubu mulai galau.. Tetap jadi Valkyrie di kerajaan sihir biru, atau jadi Ratu di tempat lain? 😏

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju 

Continue Reading

You'll Also Like

98.6K 9.7K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
61.5K 4.5K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
318K 24.1K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
51.5K 454 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...