Good Guy or Stupid Guy? | END...

By Sunnycorner

101K 10.9K 1.8K

Semua cerita cinta itu indah, tapi gak ada satupun cerita cinta yang sempurna. Contohnya, ceritaku denganmu. ... More

Preface and cast introduction
CH. 1 - Kak Doyoung
CH. 2 - Makasih, Taehee.
CH.3 - Untold Proposal
CH. 4 - Ingatan Itu
CH 5 - DATING
CH. 6 - Love Radio (1)
CH. 7 - Love Radio (2)
CH. 8 - Heart to Heart
CH. 9 - Break Up
CH. 10 - Break Up (2)
CH. 11 - Break Up (3)
CH. 12 - His Desire
CH. 13 - I'm Sorry
CH. 14 - Mantan dan Gebetan
CH. 15 - Mantan dan Gebetan (2)
CH. 16 - Double Date
CH. 17 - The Little Bother
CH. 18 - Duel
CH. 19 - Boy's Day Out
CH. 20 - Roses, Necklace and Kisses
CH. 21 - Marriage
CH. 22 - Sensitive
CH. 23 - Lucid Dream
CH. 24 - Menghilang
CH. 25 - Home
CH. 26 - Serba Salah
CH. 28 - Occupied
CH. 29 - Popular
CH. 30 - Jealousy
CH. 31 - Sakit
CH 32 - Girls' Fight
CH. 33 - Aku, Kamu, Kita
CH. 34 - Pillowtalk (M)
CH. 35 - Memorable Thing
CH. 36 - Old Friend
CH. 37 - She and He
CH. 38 - Confession
CH. 39 - Heartbeats
CH. 40 - Dating Coach
CH. 41 - It's Over
CH. 42 - Broken Pieces
CH. 43 - Hard For Me
CH. 44 - Keluarga
CH. 45 - Yang Menemanimu
CH. 46 - Moving On
CH. 47 - Someone to Lean On
CH. 48 - The Best Liar
CH. 49 - Good Listener
CH. 50 - Heartbreaking
CH. 51 - Cafuné
CH. 52 - By His Side
CH. 53 - Driving Lesson
CH. 54 - Another Night With U
CH. 55 - Us (M)
CH. 56 - Parents' Gift
CH. 57 - Tipsy
CH. 58 - Make Over
CH. 59 - Surprise
CH. 60 - Deal With Anger
CH. 61 - Baby Day Care
CH. 62 - Our Home
CH. 63 - Let Him Go
CH. 64 - We Meet Again
CH. 65 - Crying Over Him
CH. 66 - Sepasang Angsa
CH. 67 - Truly Apart
EPILOG
♡ Open this ♡
Bonchap 1 | Oahu
Bonchap 2 | Baby Issue
Bonchap 3 | Doie

CH. 27 - Piggy Back

1.1K 120 6
By Sunnycorner

"You lift my feet off the ground
You spin me around
You make me crazier crazier
Feels like I'm falling and I'm lost in your eyes" - Crazier

------

"Aah! Aaaaahh... sakit. Tolong pelan pelan." Rengek Taehee sambil mencengkram sprei kasur.

"Tahan ya, Taehee. Sebentar lagi selesai." Ucap seorang dokter yang tengah memasang gips di kaki kanan Taehee. "Nah, selesai. Kamu jangan jalan dulu ya, biar gipsnya kering dulu."

"Kakinya baik-baik aja, dok?" Tanya ibu Taehee khawatir.

"Ya, untung dislokasinya tidak parah. Gak ada yang fatal. Dalam satu sampai dua minggu dia akan pulih lagi."

"Ah, syukurlah."

"Seminggu sampai dua minggu, dok?!" Pekik Taehee.

"Iya, itu pun kalo kamu gak memaksakan diri buat terlalu banyak berjalan."

Taehee mendesah pasrah.

"Pastikan nanti gipsnya diganti, dan untuk saat ini Taehee diharapkan tidak terlalu banyak berjalan dulu."

"Baik, dok. Terimakasih."

Setelah dokter meninggalkan Taehee dan ibunya, Taehee masih berbaring lemas di kasur pasien. Dia benar-benar sial hari ini. Barusan, dia terpeleset di tangga rumahnya. Taehee belum tahu penyebabnya, soalnya yang dia ingat, dia tahu-tahu sudah terjerembab di tangga. Antara konyol dan menyakitkan mengingat hal itu. Untung selain kakinya, gak ada bagian anggota tubuh lainnya yang terluka.

"Masih sakit?" Tanya ibu Taehee, yang kebetulan sedang tidak bekerja.

"Masih. Sakit banget, bu. Kayanya aku lumpuh."

"Heh, kata dokter juga minggu depan kamu bisa pulih. Jangan ngomong gitu." Omel ibunya.

"Bu, aku mau pulang."

"Tunggu sebentar lagi. Diam dulu aja. Gipsmu mungkin belum kering."

"Ayolah bu, aku gak betah. Aku mau tidur di kamarku."

"Tunggu setengah jam lagi aja, ya?"

Taehee mengangguk pasrah. Dia menunggu dengan bosan. Setengah jam kemudian, ibunya pergi dan meminjam kursi roda untuk membawa Taehee keluar, sebelum akhirnya mereka menaiki taksi untuk pulang.

Tiba di rumah, Taehee langsung diam. Dia lupa kalau kamarnya di lantai dua. Taehee bukannya kapok, tapi untuk berjalan saja dia masih harus dipapah, apalagi untuk menaiki tangga, dia belum berani.

"Udah, kamu tidur di kamar ibu dulu aja." Ujar ibunya.

"Nggak, Taehee duduk dulu aja di ruang TV."

Ibunya hanya mengangguk, lalu meninggalkan Taehee di ruang TV. Sementara Taehee dengan malas duduk di depan TV, tanpa tahu mau nonton apa karena dia gak terlalu suka nonton TV. Karena bosan, Taehee melirik jam dindingnya lalu menelepon seseorang.

"Halo, dek?" Tanya Doyoung dari seberang sana.

"Lagi apa, kak?"

"Lagi beresin meja. Ada apa?"

"Lagi capek gak?" Tanya Taehee.

"Nggak, kok. Kenapa?"

"Gak kenapa-napa sih. Aku bosen aja, ke rumah dong."

"Oke. Tunggu ya." Kata Doyoung, yang dibalas gumaman oleh Taehee.

Setengah jam kemudian, Doyoung tiba di rumah Taehee, yang disambut oleh ibunya. Terdengar percakapan mereka dari ruang tamu, setelah itu, tahu-tahu Doyoung berdiri di depan Taehee dengan wajah cemas.

"Kok bisa jatuh?" Tanya Doyoung.

"Bisa lah, kan ada gravitasi." Jawab Taehee bercanda, tapi Doyoung gak ketawa. "Ya aku juga gak tau, mungkin lantainya licin, terus aku kepeleset."

"Lain kali hati-hati."

"Ya kan aku gak tau kalo bakal jatuh meskipun aku udah hati-hati." Bantah Taehee, tapi Doyoung masih menatapnya penuh peringatan. "Iyaa iyaa, lain kali hati-hati." Lanjut Taehee.

Setelah itu Doyoung duduk di sebelah Taehee, menemani cewek itu nonton.

"Kak, kalo mau minum ambil sendiri gak apa-apa ya?"

"Iyaa." Jawab Doyoung. Lalu keduanya diam sambil melihat layar kaca.

"Kak, aku bosen."

"Ya terus, kamu mau kemana? Lagi sakit gini, terus di luar juga lagi turun salju."

"Aku gak mau disini. Aku mau ke kamar, atau balkon." Kata Taehee.

Doyoung menghela nafas berat. Aneh emang, tapi bagi Taehee diam di kamar atau balkonnya lebih menyenangkan daripada diam di depan TV yang jelas-jelas fungsinya buat menghibur.

Tanpa peringatan, Doyoung langsung menggendong Taehee ala bridal ke kamarnya, yang di depannya terdapat balkon yang Taehee maksud, dimana dia dan Doyoung juga cukup sering diam disana.

"Mau di kamar, atau balkon?" Tanya Doyoung masih sambil menggendong Taehee.

"Err... balkon." Gumam Taehee gugup. Soalnya cewek itu masih 'jaga jarak' sama Doyoung. Meskipun usahanya terasa sia-sia karena sejak Doyoung datang pun, Taehee udah pingin banget meluk cowok itu, dan sekarang dia malah ada dipangkuan cowok itu.

Doyoung lantas mendudukan Taehee lagi di kursi balkon. Dia menaikan kaki Taehee ke atas pahanya, lalu mengamati gips yang menempel dipergelangan kaki cewek itu.

"Tulisin." Kata Taehee.

"Tulis apa?" Tanya Doyoung

"Taehee, lusa kamu bisa pergi ke festival." Kata Taehee.

Doyoung langsung melirik Taehee tak suka. "Gak usah pergi ke festival, lagi sakit juga. Diem aja di rumah."

"Tapi kan kita udah beli tiket." Kata Taehee.

"Ya gak apa-apa, baru tiket doang. Daripada kaki kamu lama sembuh." Bantah Doyoung.

"Tapi aku mau nonton, kapan lagi? Bintang tamunya grup kesukaan aku, udah gitu temen-temen aku juga pada kesana." Ujar Taehee gak mau kalah.

"Ya terus kamu emang bisa jalan? Kuat berdiri? Dengan keadaan kaya gini, kamu bakal nyaman ada disana?" Ketus Doyoung. Dia mulai kesal karena Taehee mulai berpikir gak rasional.

Taehee cuma diam. Dia masih kesal, tapi ucapan Doyoung benar.

"Hey, udah, jangan dipikirin dong. Kan tahun depan masih ada." Ujar Doyoung, kali ini lebih lembut.

"Gak tau ah. Aku masih kesel. Kenapa mesti kepeleset segala sih?!" Keluh Taehee.

Doyoung gak nanggepin omongan Taehee, dia mengerti kalau Taehee masih kesal dengan keadaannya. Jadi, dia hanya menggenggam lengan Taehee untuk menenangkannya.

------

Dari kemarin sampai hari ini Taehee cuma berbaring di kasurnya. Dia beruntung ada kamar mandi di lantai dua, ada ayah atau ibunya yang memapah Taehee kalau Taehee mau ke lantai satu, juga ibunya yang siap sedia bawain Taehee makanan kalau dia lagi di lantai dua dan males turun karena pegal. Meskipun begitu, tetap saja Taehee teringat festival di kampusnya hari ini. Taehee masih pingin kesana, tapi gak mungkin karena kakinya masih sakit. Sekalipun memaksakan pergi, dia pasti tidak akan menikmati festival itu sama sekali.

Taehee berusaha berdiri dari tempat tidurnya, dia bermaksud ke kamar mandi untuk buang air kecil. Untuk urusan di kamar mandi, dia bisa melakukannya sendiri sejak hari pertama sekalipun, jadi dia gak punya masalah sama hal itu.

"Masih ada empat hari buat dihabisin di kasur doang. Kasian banget kamu, Jung Taehee." Ucap Taehee pada dirinya sendiri sambil menutup pintu kamar mandi.

"Nggak, itu kamu ke toilet." Kata Doyoung yang berdiri di depan pintu kamar Taehee.

"Kak Doyoung, kok ada disini?" Tanya Taehee senang. Jelas aja, karena meskipun ada orang tuanya, Taehee merasa kesepian.

Doyoung menghampiri Taehee, lalu ia memapah Taehee. "Aku mau ajak kamu festival." Kata Doyoung.

"Tapi kan kamu bilang aku gak mungkin ke festival."

Doyoung mendudukan Taehee di kasurnya, jarinya menyelipkan anak rambut Taehee ke belakang telinga cewek itu. "Setelah aku pikir-pikir, kamu tetep bisa kesana. Masih mau gak?"

"Yaa mau sih, tapi aku ngerasa juga kok kalo aku bakal kerepotan. Jadi, gapapa."

"Beneran? Aku udah dapet izin dari ortu kamu juga padahal."

"Emang gapapa aku pergi?" Tanya Taehee penuh harap.

"Yaa... kalo kamu mau, kita pergi."

"Ya udah, aku mau." Kata Taehee senang.

Setelah itu, Doyoung menunggu Taehee untuk bersiap-siap. Begitu Taehee siap, mereka pamit dan langsung pergi ke kampus. Sore itu, Doyoung membawa mobil ayahnya yang memang gak dipakai.

"Kok bawa mobil?"

"Gapapa, biar kamu nyaman aja. Kalo pakai motor kan dingin, udah gitu pasti kamu pasti pegel duluan."

"Iyaa juga sih, makasih kak." Kata Taehee sambil tersenyum cerah. Dia benar-benar senang.

Gak sampai disitu, Taehee kaget waktu Doyoung bilang, kalau dia udah beli tiket baru. Awalnya mereka punya tiket festival yang berdiri, tapi sekarang Doyoung sudah menggantinya dengan yang duduk. Waktu Taehee tanya apa alasannya, Doyoung bilang supaya Taehee bisa nikmatin festivalnya.

Begitu mereka sampai di parkiran kampus, Doyoung membukakan pintu untuk Taehee dan berdiri memunggungi cewek itu di depan pintu.

"Kenapa, kak?"

"Ayo naik."

"Naik kemana? Kan ini mau turun dari mobil."

"Naik ke punggung aku. Ayo." Kata Doyoung.

Taehee cuma diam. Dia benar-benar diberi banyak kejutan oleh Doyoung. Cowoknya ini baik banget. Entah apa kebaikan yang telah Taehee buat di masa lalu sampai dia bisa memiliki pacar sebaik Doyoung. Mungkin Taehee dulu pernah menyelamatkan sebuah negara.

Karena Taehee gak kunjung naik, Doyoung memutar tubuhnya dan melihat Taehee yang masih diam dengan pandangan takjubnya. Doyoung terkekeh sambil mencubit pipi Taehee.

"Kok diem? Ayo naik." Kata Doyoung lagi.

Taehee masih belum respon. Dia cuma ngulurin tangannya buat ngerapihin kupluk hoodienya Doyoung supaya cowok itu lebih hangat.

"Makasih banyak. Aku sampe gak bisa ngomong lagi." Gumam Taehee.

"Ya udah, ngomongnya nanti aja. Ayo naik, disini dingin."

Taehee mengangguk. Lantas dia mengalungkan lengan dan kakinya ke leher dan pinggang Doyoung, lalu keduanya pergi menuju gedung acara. Meskipun banyak mata yang melihat mereka, tapi gak ada satupun kalimat buruk yang keduanya dengar tentang mereka. Beberapa bahkan terang-terangan berkata bahwa Doyoung manis, Doyoung keren dan lainnya. Taehee sendiri tersenyum senang mendengarnya, dan semakin mengeratkan kalungan tangannya di leher Doyoung.

"Kak, capek gak gendong aku dari parkiran sampe aula?" Tanya Taehee begitu mereka duduk.

"Capek sih, tapi gapapa. Kamu gak berat, jadi aku gak terlalu capek."

Taehee hanya tersenyum. Lalu ia menyodorkan botol air mineral, yang dibawanya, pada Doyoung.

Sepanjang acara, Taehee sejujurnya gak terlalu menikmati acaranya karena masih terbayang-bayang tentang perlakuan manis Doyoung padanya hari ini. Namun ketika grup idola kesukannya tampil, Taehee langsung antusias meneriaki grup idolanya. Bikin Doyoung takjub sendiri saat mendengar teriakan Taehee. Cowok itu menertawakan tingkah Taehee yang lucu, soalnya dari pertama mereka duduk, Taehee cuma lihatin Doyoung, megangin tangan Doyoung sambil sesekali memijatnya dengan raut wajahnya yang penuh haru, dan giliran grup favoritnya tampil, cewek itu layaknya pemimpin tim sorak. Perubahan ekspresinya sungguh bikin Doyoung gemas.

Menjelang akhir acara, Taehee mengajak Doyoung pulang. Soalnya biar pintu keluarnya gak terlalu penuh. Namun ternyata, banyak yang memiliki pemikiran seperti Taehee, alhasil saat keduanya berusaha keluar, kaki Doyoung sempat terinjak kaki orang lain, dan badannya juga sempat terdorong kesana dan kesini, bahkan Taehee juga lihat lengan Doyoung yang dicengkram oleh orang lain, tapi satu hal yang bikin Taehee merasa bersalah dan semakin terharu adalah karena gak sedetik pun Doyoung menurunkan Taehee dari punggungnya, bahkan sampai mereka kembali ke mobil.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Doyoung sambil memeriksa badan Taehee di kursi belakang.

Taehee kesal mendengar pertanyaan Doyoung, karena cowok itu justru gak memperhatikan dirinya sendiri.

"Aku sama sekali gak kenapa-napa. Justru aku takut kamu yang kenapa-napa. Kenapa tadi gak turunin aku aja? Coba sini liat." Omel Taehee. Dia benar-benar gak habis pikir kalau Doyoung senekat tadi.

Taehee melepaskan hoodie Doyoung, lalu menggulung lengan kemeja cowok itu dan betapa terkejutnya Taehee saat mendapati jejak kuku yang membekas di bisep Doyoung. Jejak itu memerah dan sudah merobek bagian epidermis kulit Doyoung, bisa Taehee pastikan rasanya pasti perih karena saat Taehee menyentuhnya Doyoung meringis.

"Kan, luka. Ini pasti kuku cewek. Bisa-bisanya dia nyengkram tangan kamu sampe kaya gini, kak."

"Orang itu hampir jatuh kali, dek. Jadi dia nyengkramnya kenceng."

Taehee menatap Doyoung cemberut. "Ya tapi kan tetep aja, ini pasti sakit. Dasar sialan." Umpat Taehee sambil mengambil kotak obat yang memang Taehee tahu ada di saku jok mobil.

Taehee lalu meneteskan obat merah dan memakaikan plester luka di lengan Doyoung, lalu meniupnya.

"Kakinya sakit juga gak?" Tanya Taehee.

"Udah nggak."

Taehee gak merespon lagi, dia lalu kembali memeriksa lengan Doyoung yang lainnya. Untung saja tidak ada luka lagi.

"Udah, gak ada yang luka lagi." Kata Doyoung sambil menurunkan lengan Taehee dari lengan atasnya, sebelum membawa telapak tangan cewek itu ke pipi Doyoung.

Taehee mengusap-usap pipi Doyoung dengan lembut, membuat mata cowok itu terpejam. Lantas Doyoung kembali membawa lengan Taehee lalu mengecupnya sebelum menganggamnya lagi.

"Makasih buat hari ini. Aku bahagiaaa banget! Diluar kejadian desak-desakan tadi." Ujar Taehee.

"Sama-sama, aku juga bahagia bisa bikin kamu bahagia." Respon Doyoung.

Ada jeda selama beberapa detik, keduanya hanya diam dan saling memandang. Kemudian Doyoung berniat memakai hoodienya lagi, namun Taehee menahannya.

"Sebentar," kata Taehee. Dia menggeser duduknya supaya lebih dekat dengan Doyoung. Lalu memeluk cowok itu dengan hangat, dengan kepalanya yang menempel di dada Doyoung. Sehingga dia bisa mendengar detak jantung cowok itu.

Doyoung tertawa renyah. Satu tangannya membalas pelukan Taehee, sementara satunya lagi untuk mengacak puncak kepala Taehee dengan lembut. Mereka tetap seperti itu untuk beberapa saat, lalu Taehee melepaskan pelukannya untuk mengalungkan lengannya di leher Doyoung, sebelum akhirnya dia mencium bibir Doyoung dengan lembut. Dengan senang hati Doyoung membalasnya. Doyoung lega bahwa perasaan Taehee sudah membalik.

"Makasih udah sabar sama aku." Lirih Taehee.

"I'll always be." Gumam Doyoung. Lalu ia mencium Taehee lagi, membuat mereka larut kedalamnya.

-oOo-

Trust me or not, tp ini ternyata chapter terpanjang yg aku tulis 😂 2016 kata. Setelah aku tau ini, kalian lebih suka chapter yg isinya panjang atau pendek? Kalo gak keberatan sih, jawab ya 😂 soalnya aku tiap ngetik dan update, semuanya aku lakuin di HP (gak tau kenapa kalo di laptop malah gak dpt inspirasi 😩). Tiap aku ngetik, aku ngerasa chapter A kependekan, jd aku panjangin. Chapter B, kepanjangan, tp aku biarin hahahaha 😂

As usual, I really thank you for reading this ff until this far. I love you readers 💚 please vote and comment.

DAN... OH!!! HARI INI URI DOYOUNG ULTAH 😂 yeaaay 🎊 I already wished him a birthday wish on twitter. I made a birthday video 🤔😂 Yg jelas kita doakan semoga doi sehat terus, bahagia terus, sukses trs sama NCT dan semua harapan2nya terkabul. Tolong aamiin-kan yeorobun! 😂

See you on the next chapter! *bow*

Continue Reading

You'll Also Like

63K 830 9
Izuku yagi was a happy boy until one word changed it all...quirkless. As a result he was neglected by his parents, his sister and her friends bully a...
1.7M 109K 200
**Story is gonna be slow paced. Read only if you have patience. 🔥** Isha Sharma married a driver whom she had just met. She was taking a huge risk...
3.3M 146K 68
▪️Mafia/Gang au ▪️Soulmate au ▪️"Only fools fall for you."
485K 26.9K 47
𝐒𝐜𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞〢𝐁𝐲 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 〈𝐛𝐨𝐨𝐤 1〉 𝑶𝒑𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒆𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒂𝒕𝒆𝒅 𝒕𝒐 𝒂𝒕𝒕𝒓𝒂𝒄𝒕 ☆|| 𝑺𝒕𝒆𝒍𝒍𝒂 𝑴�...