CH. 44 - Keluarga

947 153 18
                                    

"She no longer needs me
I want you more 
Even if this reality is heavy and rough 
I love you. I love you with all my heart" - No Longer

-------

Pagi itu langit sangat cerah, biru namun cukup berawan. Cuaca yang bagus untuk berlibur. Taksi yang Taehee tumpangi berhenti di sebuah rumah bercat putih yang cukup besar. Sudah lama dia gak ke rumah itu. Bahkan saat terakhir kali dia mengunjungi Incheon, dia tak memikirkan hal untuk sekedar mampir ke rumah itu karena terlalu bahagia bersama orang lain saat itu.

Taehee menghela napasnya sambil memandangi rumah itu. Apa dia bisa melarikan diri dari ingatan yang mengganggunya disini, selama tiga hari? Taehee belum yakin, tapi dia tahu kalau di rumah itu dia memiliki seseorang yang gak akan membiarkannya bersedih.

"Taehee, akhirnya sampai juga." Sapa seorang perempuan cantik paruh baya, yang merupakan bibinya Taehee.

"Bibi, apa kabar?"

"Baik. Ayo masuk. Jenooooo, liat siapa yang dateng niiiih?!"

Terdengar bunyi pintu yang di buka cepat, lalu langkah lari yang menuruni anak tangga. Anak itu berlari dan melompat ke arah Taehee.

"KAK TAEHEE!!!" Sambut Jeno dengan pelukan eratnya.

Taehee membalas pelukan Jeno, lalu mencubit pipi anak itu. "Aigoo, kenapa kamu lari-lari di tangga?!" Omel Taehee.

"Seneng banget abisnya. Akhirnya Kak Taehee ke sini lagi."

"Ya udah, Jeno anterin Taehee ke kamar. Bibi ke dapur lagi ya Taehee, nanti kita makan bareng."

Taehee mengangguk, lalu dia dan Jeno langsung menuju kamar yang akan Taehee tempati selama liburan. Sebenarnya liburan ini sudah Taehee rencanakan sejak seminggu yang lalu. Dia butuh liburan, kebetulan ada libur nasional yang mepet sama weekend, jadi bisa Taehee gunakan buat berlibur. Seandainya dia cuma diam di rumah, dia mungkin hanya akan menghabiskan waktunya dengan memikirkan Doyoung.

"Kok sendiri sih, kak? Kak Doyoung gak diajak?"

Taehee yang sedang merapikan isi tasnya sontak langsung terdiam. "Enggak, dia lagi sibuk."

"Yah, sayang banget. Pasti rame kalo ada kak Doyoung."

"Kamu emang gak suka ya, kalo aku datengnya sendiri?"

"Bukan gitu, kak. Jeno seneng koook!"

Taehee cuma senyum, dan mengusak rambut hitam Jeno. Rasanya dia pingin bikin Jeno gak nyebutin nama mantannya itu, tapi dia juga belum mau cerita kalau Jeno sampai tanya. Dia belum cerita apapun ke siapapun tentang ini. Mungkin kecuali Jaehyun, Jisoo dan Taeyong yang udah lihat sendiri situasinya. Entahlah, Taehee merasa belum sanggup menceritakannya. Terkadang dengan menutup mulutnya, dia bisa merasa bahwa dia baik-baik saja. Tapi saat dia membuka mulutnya untuk bercerita, bahkan untuk menyebut nama cowok itu, tenggorokannya terasa tercekat dan air matanya gak mampu untuk ditahan.

Ponsel Jeno tiba-tiba bergetar dan menyala, ada pesan yang masuk. Keduanya melirik ke ponsel Jeno, yang di layarnya tertera nama 'Kak Doyoung'.

"Kamu lagi chattingan sama dia?" Tanya Taehee dengan suara meninggi.

Jeno langsung menatap Taehee takut. "I-iya, aku lagi nanya tugas matematika."

"Kamu sering chat dia?"

"Lumayan... apalagi kalo aku ada tugas yang susah."

"Jeno! Kamu--" Taehee hendak memarahi Jeno, anak itu langsung terkesiap dan menatap Taehee takut. Namun Taehee langsung menurunkan emosinya. "Kamu... jangan terlalu sering minta tolong tugas sama dia, ya? Dia kan punya tugas juga. Mulai sekarang kamu tanya aku aja."

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now