CH. 42 - Broken Pieces

981 137 37
                                    

"They say bad things happen for a reason
But no wise words gonna stop the bleeding
'Cause she's moved on while I'm still grieving" - Breakeven

-------

Doyoung kembali ke ruangannya dengan langkah gontai. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas kursi, tatapannya kosong, dia seperti baru saja kehilangan nyawanya.

Kandas...

Kali ini hubungannya dengan Taehee benar-benar kandas. Baru kemarin Taehee memberinya semangat, sekarang perempuan itu mengambilnya kembali. Doyoung ingin mengutuk takdir dan menenggelamkan dirinya ke dalam bumi atas kebodohannya.

"Dasar bodoh!" Geram Doyoung sambil mengacak rambutnya frustasi.

Tetes air mata pertamanya luruh. Dia gak bisa menahannya. Ini juga terlalu menyakitkan untuknya. Doyoung sama sekali gak menangisi Taehee sejak perempuan itu memergokinya, dia masih percaya kalau keadaan masih bisa diperbaiki, namun kenyataan gak seindah itu. Demi apapun dia gak rela kehilangan Taehee dengan cara seperti ini, atau justru dia memang layak mendapatkannya? Perempuan mana yang tahan melihat pacarnya mencium perempuan lain di depan matanya sendiri? Doyoung seharusnya menerima keputusan Taehee, dia memang melakukan kesalahan dengan tidak menghindar dan membiarkan Yuri menciumnya. Bahkan yang lebih buruk, dia meresponnya.

Entah setan apa yang ada pada dirinya saat itu, Doyoung gak sadar kalau bibir Yuri sudah menempel pada bibirnya dan dengan gegabahnya dia merespon Yuri.

"AAAAARGH!!!" Doyoung berteriak marah, napasnya memburu cepat. Iya, dia marah pada dirinya sendiri. Dia gak peduli kalau di luar sana ada yang terkejut mendengar teriakannya.

Setelah menenangkan dirinya dan tak ingin larut dalam kesedihan, Doyoung berusaha kembali fokus bekerja. Dia hanya ingin pulang cepat, dan merenungkan semuanya. Dia yakin masih bisa membuat Taehee kembali padanya, dia yakin Taehee juga masih menyayangi dirinya.

Saat jam kerja selesai, Doyoung langsung merapikan tasnya. Bahkan jika seandainya boleh, dia ingin bisa melihat Taehee meski dari jauh.

"Ah, maaf. Doyoung-ssi," Sapa Yuri yang berdiri di depan pintu ruangannya. Doyoung gak membalas sapaan Yuri, akhirnya Yuri melanjutkan. "Apa kamu baik-baik aja? Tentang kejadian kemarin saya..."

"Yuri-ssi, tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya harap di luar urusan pekerjaan, kita tidak saling bicara. Maaf apabila perkataan saya kasar dan menyinggung anda. Selamat sore." Jelas Doyoung tegas, sambil melewati Yuri. Baru kali ini dia berkata seperti itu pada perempuan.

"Doyoung-ssi, maafkan saya. Saya bisa bicara pada Taehee-ssi supaya gak ada kesalahpahaman lagi." Ujar Yuri, menghentikan langkah Doyoung.

"Gak usah, terimakasih tawarannya." Tolak Doyoung berusaha tetap sabar, tanpa melihat lagi ke arah Yuri.

Kalau pun seandainya ucapan Yuri bisa membuat Taehee mau mendengarnya, Doyoung tetap akan menolak bantuan Yuri. Taehee mungkin saat ini sudah terlanjur membenci Yuri, dan membiarkan Yuri bicara dengan Taehee mungkin membuat cewek itu juga membenci Doyoung.

 Taehee mungkin saat ini sudah terlanjur membenci Yuri, dan membiarkan Yuri bicara dengan Taehee mungkin membuat cewek itu juga membenci Doyoung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now