CH. 59 - Surprise

951 159 34
                                    

"With you I see forever, oh, so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong"

------

Doyoung berdiri sendiri di depan banyak orang dengan mic di tangannya, sorot cahaya menyinari sosoknya yang sedang berdiri canggung. Betapa saat ini dia berusaha untuk mengendalikan tangannya yang masih gemetar dan debar jantungnya yang berpacu cepat, untuk menggenapi apa yang sampai saat ini masih belum jelas adanya.

"Taehee," Doyoung memanggil nama pacarnya itu. Suaranya tenang dan pasti.

Taehee, yang merasa dipanggil, lantas menunjuk dirinya sendiri sambil melayangkan tatapan tanya pada Doyoung. Cowok itu mengangguk.

"Sebelumnya aku gak memahami cinta, sampai akhirnya aku memiliki dan mempelajarinya bersama seseorang selama tiga tahun terakhir ini. Bersama orang itu, aku tahu kalau cinta itu bukan sekadar mengharapkanmu cepat sembuh, melainkan merawatmu ketika sakit, bahkan sampai menyanyikanmu mantra agar kamu cepat sembuh." Doyoung tersenyum, sementara Taehee tertawa kecil. Begitu pun beberapa tamu di belakangnya, mereka ikut tergelak dan berseru menggoda.

"Kak Doyoung ngapain sih, kak? Kok malah bilang itu? Aku malu..." Cicit Taehee pada Yoora.

"Udah, dengerin aja." Tegas Yoora.

Taehee yang meskipun bingung akhirnya kembali memfokuskan perhatiannya pada Doyoung.

Senyum hangat cowok itu masih terbingkai di wajahnya, sorot matanya juga masih tertuju pada Taehee. Doyoung belum melanjutkan kata-katanya, tahu kalau Taehee sempat bingung dengan situasi ini. Setelah dia mendapat perhatian Taehee kembali, Doyoung melanjutkan.

"Cinta bukan sekadar menanyakan kamu ada dimana, melainkan membawamu pulang dengan selamat meskipun hari sudah malam dan hujan sedang turun. Bukan juga tentang PDA, melainkan tentang membuatmu tetap merasa nyaman saat harimu buruk dan kamu berada di titik terendahmu. Cinta juga bukan tentang rayuan kosong di telingamu, melainkan tentang membuat rencana bersamanya karena kamu melihatnya di masa depanmu. Bukan juga tentang seberapa sering dia berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja, melainkan meyakinkanmu bahwa dia ada disini bersamamu untuk melalui semuanya. Bagiku, cinta adalah mampu melihat kesempurnaan dari ketidaksempurnaan seseorang, dan dia memberitahumu bahwa dia tetap memilihmu setiap hari tak peduli apapun itu, dalam suka dan duka."

Taehee termangu mendengar rangkaian kata yang tersampaikan dari bibir Doyoung. Hatinya berdesir hangat, matanya bahkan sudah berkedut karena ingin menangis. Dia gak mengerti apa maksud Doyoung melakukan ini, pikirannya masih sibuk memikirkan berbagai kemungkinan.

Doyoung maju menghampiri Taehee, membuat cewek itu terkesiap di kursinya. Langkah Doyoung terlihat pasti, tatapan matanya gak membiarkan Taehee untuk melihat ke arah lain selain dirinya.

"Taehee, three years with you are not enough for me, and you're the only one I want to share the rest of my life with. So tonight, from the bottom of my heart I ask you, will you marry me?"

Entah sejak kapan, Taehee gak menyadari bahwa Doyoung sudah berlutut di depannya, dengan kotak cincin di tangannya. Doyoung melamarnya sungguhan? Apa pacarnya ini benar-benar sedang melamarnya sekarang? Otak Taehee terus mempertanyakan asumsi itu.

Kegelisahan Doyoung semakin menjadi, pasalnya Taehee tampak sangat bingung. Cowok itu berdoa dalam hati, semoga Taehee gak berubah pikiran.

"A-aku..." Ucap Taehee terbata, sambil memandang Doyoung.

"Terima! Terima! Terima!" Terdengar suara sekumpulan orang yang menyahuti keduanya dari belakang.

Taehee melirik orang-orang di belakangnya, dia terkejut bukan main. Di belakangnya sudah ada teman-teman dekat kuliahnya, teman-teman dekat Doyoung ketika SMA, teman-teman dekat di kantor mereka, bahkan ada Jeno dan juga orang tua Taehee. Taehee mengalihkan pandangannya lagi pada Doyoung, yang sedang menatapnya gundah.

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now