CH. 61 - Baby Day Care

998 156 20
                                    

"A baby will make love stronger, days shorter, nights longer, bankroll smaller, home happier, clothes shabbier, the past forgotten and the future worth living for." - Pablo Picasso

------

Jangan beritahu orang lain, cukup mereka bertiga yang tahu apa yang terjadi saat ini. Baik Doyoung atau pun Taehee sebelumnya gak mengetahui perihal ukuran gaun pengantin, yang ternyata memiliki ukuran kecil-kecil. Bukan, gaun itu bukannya sempit untuk tubuh Taehee, justru masih cukup kebesaran di bagian pinggul dan lengannya. Kata pramuniaganya, kurang bagus, gaun pengantin lebih bagus kalau pas di tubuh.Doyoung memutar bolamatanya malas. Persetan dengan kurang bagus atau kurang pas, toh Taehee tetap terlihat cantik dan senang memakai gaun-gaun itu. Lagipula penilaian itu relatif kan? Tapi Taehee terlanjur mendengarkan ucapan pramuniaga itu, dan membuat semangat cewek itu menjadi turun.

"Yang ini gimana?" Tanya Taehee sambil berputar di depan Doyoung.

"Gak, jangan yang itu. Jangan yang model off-shoulder."

"Tapi ini yang paling mendekati pas." Bela Taehee pada gaun yang dipakainya.

"Kamu suka gak?" Doyoung balik bertanya.

Dia yakin kalau dari segi warna cewek itu kurang menyukai gaun itu. Lalu jangan lupakan fakta bahwa Doyoung sangat menyukai bahu Taehee, dan ide Taehee memakai gaun itu di depan banyak orang, Doyoung sama sekali gak menyukainya.

"Kurang suka sih, tapi gak ada lagi yang mendekati pas." Taehee terlihat benar-benar sudah kehilangan semangatnya. "Lebih cepet mana, aku naikin berat bedan aku, atau nunggu pesanan gaun sendiri?"

Doyoung menatap Taehee sangsi. Dia sangat tahu betul kalau Taehee sulit makan dan makan sedikit, permasalahan menaikan berat badan itu gak bisa dianggap mudah. Apalagi sampai harus membentuk pinggul dan lengan cewek itu. Doyoung sendiri bahkan gak pernah sekalipun mengomentari bentuk atau ukuran tubuh Taehee.

"Kita tunggu aja. Gak akan makan waktu sampe dua bulan kan?" Tanya Doyoung, sambil melirik pramuniaga itu.

"Gak akan. Untuk fitting selanjutnya, akan segera kami kabari begitu gaunnya sudah selesai." Ujar pramuniaga itu ramah. "Bapak mau mencoba tuxedonya?"

"Gak usah, nanti aja kalau gaun dia udah selesai." Tolak Doyoung halus, yang mendapat tatapan protes dari Taehee, soalnya cewek itu penasaran mau lihat.

Begitu mereka keluar dari butik, Taehee hanya diam di mobil sepanjang perjalanan. Cewek itu merasa mulai lelah, baik secara fisik mau pun mental. Terlebih saat mendapati fakta kalau gaun yang dipakainya memang gak ada yang pas. Hal itu memancing stressnya.

"Selalu itu permasalahannya." Gumam Taehee sambil menatap jalanan.

Doyoung meraih tangan Taehee, lalu menggenggamnya. "Jangan dipikirin. Masalahnya bukan di kamu kok, tapi di bajunya. Baju bisa dirombak atau dibuat, tapi kamu kan enggak. Kalo nanti kamu sakit atau stress gimana?"

Taehee melirik Doyoung, saat lampu merah menghentikan laju mereka. "Tapi kamu ngerasa gak sih kak, aku kaya cewek ano—"

"Gak. Astaga, Taehee. Enggak, kamu gak kaya gitu. Oke, kamu mau denger pendapat jujur aku?"

Taehee tampak sangsi, tapi dia mengangguk. Namun Doyoung gak langsung mengatakan apapun selain memandang Taehee, lalu mobil kembali melaju.

"Apa? Kok malah diem?"

"Penting banget emang?"

"Yaa... penting."

"Didn't I tell you that you look so um... sexy? I mean it."

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now