CH. 38 - Confession

967 123 28
                                    

"More than words is all you have to do to make it real 
Then you wouldn't have to say that you love me 
'Cause I'd already know" - More Than Words

-------

"Duduk." Titah Taehee pada Doyoung.

Doyoung hanya menuruti ucapan Taehee. Dia masih belum tau apa yang akan perempuan ini katakan atau lakukan. Setelah mengantarnya sampai rumah, Taehee menyuruh Doyoung ikut masuk ke rumahnya. Perempuan itu lantas meninggalkan Doyoung di ruang tamu, dan tidak lama kembali dengan kotak obat di tangannya.

"Aku gak minta oleh-oleh, aku cuma minta kamu pulang dengan selamat, tapi apa? Dateng-dateng ke kantor malah luka kaya gini." Ketus Taehee sambil mengoleskan salep ke ujung bibir dan pipi Doyoung yang lecet.

"Maaf, cuma luka dikit." Kata Doyoung.

Taehee menghela napasnya kasar. Dia benar-benar terkejut saat mendapati Doyoung kembali ke kantor dengan wajah yang luka, walaupun memang gak parah seperti yang dikatakannya, tapi tetap saja terlihat. Saat hari ini berpapasan dengan Doyoung di kantor pun, Taehee pura-pura gak melihat cowok itu. Selain karena ia masih berusaha untuk tidak kesal pada cowok itu, dia juga gak mau baik pekerjaannya atau pekerjaan Doyoung terganggu karena masalah pribadi mereka.

"Ada lagi yang luka?"

Doyoung menggeleng.

"Ya udah, kak Doyoung langsung pulang aja. Aku capek. Kamu juga pasti capek karena belum sempet istirahat." Taehee merapikan kotak P3Knya dengan cepat tanpa melihat Doyoung lagi.

Ketika Taehee hendak berdiri, Doyoung menahan lengannya. "Dek, aku tau kamu lagi marah sama aku, tapi aku gak bermaksud buat kamu marah. Aku minta maaf."

Taehee memutar tubuhnya sampai menghadap Doyoung. Perempuan itu menunjukan wajah kesalnya tanpa ragu. "Tau gak sih kak, aku tuh kalut! Cewek mana yang gak kesel pas tau pacarnya ngeliat punggung telanjang cewek lain, terus minjemin jasnya buat cewek itu. Terus aku denger dari Jisoo kalo kamu berantem sama penjahat yang bawa pisau, udah gitu sampe ikut ke kantor polisi buat bikin kesaksian. Kamu gak bilang apapun sama aku tentang itu, seolah gak ada apa-apa. Kamu kira aku gak khawatir?!" Taehee meluapkan kekesalannya sampai ia nyaris kehabisan napas.

"Tapi aku emang gak kenapa-napa, aku tau kamu bakal khawatir, makanya aku gak bilang." Gumam Doyoung.

"Aku gak tau kenapa aku harus kesal, padahal aku sendiri tau kamu cuma nolongin dia." Ujar Taehee, kali ini lebih tenang.

"Taehee..."

"Dari kemarin aku mikir, apa cuma aku yang sadar kalo Yuri-ssi suka sama kamu? Apa boleh aku cemburu padahal kamu cuma kerja disana? Apa aku boleh kesel karena pacar aku nolongin perempuan sampai dia sendiri juga nyaris celaka? Aku coba mengabaikan semuanya meskipun susah, tapi aku udah berusaha."

Doyoung lantas mendekati Taehee, lalu memeluk perempuan itu. "Maafin aku, maaf..."

"Udah lah. Sekarang kamu pulang, makasih udah nganterin aku." Kata Taehee sambil melepaskan pelukan Doyoung.

Belum jauh Taehee meninggalkan Doyoung, cowok itu menahan bahu Taehee, lalu memeluknya dari belakang. "Taehee, please... maaf."

"Why do you need to apologize when you didn't make mistake? Jangan kaya gini kak, please. Aku ngerasa buruk setiap kali kamu minta maaf sama aku untuk hal kaya gini."

"Aku gak bisa kalo kamu marah sama aku." Kata Doyoung, masih enggan melepaskan Taehee.

"Aku gak marah, aku cuma perlu waktu buat ngendaliin emosi aku." Gumam Taehee. Dia memutar tubuhnya, lalu menatap Doyoung.

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now