Child For Husb

By karaveekaa

7M 396K 19K

Sebuah pertemuan yang berakhir dengan pernikahan. sama-sama saling menguntungkan. "menikahlah denganku dan b... More

PROLOG
1.MALAIKAT PENYELAMAT
2.FIRST
3.MERRY ME?
4. FOR JEHAN
5. PERSIAPAN
6. WEDDING
7. WAITING
8. HAPPINESSS
9. SEWING
10 MY EVERYTHING
11. COREZ
12. HUG
13. PEMAKSA
14. DIA PERGI
15. SUPERMARKET
16.SORRY
17. BROKEN
18. PANTI ASUHAN
19. TAK BERDAYA
20. MALAM LUKA
21. DAMN I MISS U
22. DEAR REZA
23. SADNESS AND HAPPYNESS
24.STRONG
25. HUG ME?
26. HUG ME (2)
27. EX-GIRLFRIEND
28.CUTE TWIN
29. MAMER
30.OLIV STORY
31.LEEFA&ANNA
32.OH NO GOD!
33.HAPPINES
34. SIMON MISTAKE
35.TUAN LABIL
36.DIA
37. WANNA MOMMY
38. MISSING MOM
39. MIRA & OLIVIA
40. WEEKEND STORY
41. HARRY?
42. DIA YANG SAKIT
43. MIMMY AND DIDDY
44. TUAN MALAS MAKAM
45. SIMON FAMILY
46. EZARON 1TH
47. KEHANGATAN
48. PESTA
49. DASI GARIS-GARIS SHIT!
50. SHARA
51. AKU BERHAK
52. AKU MEN...
53. JANGAN TINGGALKAN AKU!
54. MAAFKAN AKU
55. MENIKAHLAH DENGANKU
56. ANAK KEMBAR
57. CHILD FOR HUSBAND
QNA
58. CHILD FOR HUSBAND
59. CHILD FOR HUSBAND
60. CHILD FOR HUSBAND
61. CHILD FOR HUSBAND
62. CHILD FOR HUSHBAND
63. CHILD FOR HUSBAND
INFO!
65 ENDING~
AUTHOR NGOMONG
IMYM PUBLISH
NEW STORY

64. EZARON BIRTHDAY 2 TH

108K 7.8K 1.9K
By karaveekaa

Ditengah malam yang dituruni hujan yang begitu lebat. Suara derum mobil Reza terdengar tiba di pelataran rumah.

Anna duduk di sofa untuk menunggu Reza kembali. Ia sampai tertidur menunggu kepulangan Reza. Anna sudah berusaha menghubunginya, mengirimnya pesan pun sudah, namun Reza sengaja tidak membacanya. Dan beberapa jam terakhir Reza mematikan ponselnya karena tak ingin diganggu.

Detik ini Anna tengah tertidur di sofa.  Suara pintu rumah yang terbuka dengan pelan membuat tidur Anna terusik. Hingga derap langkah sepatu yang perlahan membuat nya terbangun dari tidurnya yang kurang pulas. Ia bergerak bangun, matanya menatap lurus sosok pria bertubuh tinggi besar tengah menutup pintu dan berjalan ke arahnya.

Mata Anna berkaca-kaca menatap Reza. Anna bangun dan berlari ke arah pria itu. Anna langsung memeluknya erat. Menenggelamkan kepalanya ke dalam dada bidang suaminya itu. Suara isakan pilu terdengar lirih. Anna menjauhkan tubuhnya dan menangkup kedua wajah Reza yang menatapnya dingin.

"Tolong, jangan marah padaku" Anna menggelengkan kepalanya pelan. Matanya penuh harap.

Reza tersenyum kecut dan menghempas tangan Anna yang lancang memegang kedua pipinya. "Aku melihatmu, dengan Jehan!" geram Reza kembali.

Anna menyeka air matanya yang mengalir silih berganti. "Kita akan temui Jehan. Kau bisa tanyakan langsung padanya" Anna memegang tangan Reza. "Reza aku tidak berbohong"

Reza kembali menepis tangan Anna. "Kita lihat saja nanti"

Melihat sikap dingin Reza yang paling Anna benci. Anna semakin sedih. Anna menunduk sehingga tidak menyadari Reza terus memperhatikannya. Hingga jari jempol pria itu menyentuh pipi kanannya, lalu menjalar menyentuh bibirnya. Membuat Anna mendongak menatap Reza dengan bingung.

"Apa bibir ini juga bagian dari kesenangannya, hemm?" mata Reza dan Anna bertemu. Anna menggelengkan kepalanya.

Anna berbisik lirih. "Tidak Reza tidak"

"Bibir atau apapun yang ada pada diriku. Bukan milik siapapun, tapi milikmu" ucap Anna lagi.

"Kau pintar berkata-kata" Reza tersenyum dingin.

Tanpa aba-aba, Reza langsung mengangkat tubuh Anna dengan kedua tangannya. Anna kaget hingga ia terpekik namun buru-buru menutup mulutnya dengan tangan.

Reza menaiki tangga dengan cepat, bahkan tak terasa beban yang sedang ia angkat. Ia membuka pintu dan berusaha menguncinya kembali. Sebelum menghempas Anna ke ranjang ia berkata.

"Aku akan memperlihatkanmu caraku bermain kasar saat aku marah"

Anna terisak. "Aku tidak mau"

"Sayangnya, seorang istri tak ada pilihan untuk menolak" Reza menarik dengan kasar bagian tengah baju tidur yang Anna kenakan. Kancing-kancingnya terlepas dan berhamburan di atas ranjang.

Reza melempar jas hitam yang ia kenakan ke arah sofa. Sambil merangkak naik ke atas ranjang, ia membuka kemeja biru muda yang ia kenakan itu.

Anna tak berani berkata-kata karena melihat kilatan mengerikan dimata Reza.

×××××

Selesai sarapan pagi. Reza dan Anna meninggalkan kediaman mereka.

Reza mengendarai mobil mewahnya. Dan Anna yang duduk di sampingnya sedari tadi hanya diam. Sesekali ia menggeser tubuhnya ke kiri atau ke kanan. Jujur, permainan semalam membuatnya masih merasakan tidak nyaman di selangkangannya.

"Bisakah kau duduk dengan tenang?" tanya Reza sambil meremas stir mobilnya.

"Andai saja semalam kau tidak sekasar itu"

"Baiklah, sekarang kau mulai berani menyalahkanku"

"Maaf jika kau merasa begitu" pungkas Anna membuang wajahnya ke arah jendela.

Anna kesal. Begitu lama mereka sampai ke tujuan.

Hari ini merupakan harinyang cukup penting dimana Reza akan bertemu kembali dengan Jehan. Ia akan menanyakan langsung tentang kesalah pahaman yang ia pikirkan selama ini.

Tak lama mereka berhenti di tempat janjian. Sebuah taman di sisi laut yang cukup pagi ini. Mungkin orang-orang tak ada waktu bersantai di taman karena sibuk dengan aktivitas sehari-hari mereka.

Reza tanpa berucap apa-apa langsung turun dari mobil. Dengan menghela nafas Anna juga turun dan mengejar langkah Reza.

Terlihat pula di kursi taman Jehan sudah duduk menunggu bersama istrinya, Elley. Mereka terlihat duduk di satu kursi yang sama namun bersikap acuh tak acuh. Anna sendiri bingung.

Begitu Reza dan Anna menghampiri mereka, mereka langsung bangun. Anna memperhatikan penampilan Jehan dan Elley begitu berkelas dari kaki hingga kepala. Kelihatannya mereka bisa dibilang sukses sekarang ini. Meskipun chef Elley tak pernah lagi terlihat di TV menyiar acara masak-masaknya yang setiap sabtu dan minggu di tayangkan.

"Hai, bagaimana kabar kalian" sapa Jehan seolah tidak pernah ada masalah apa-apa dengan Reza.

Masih dengan tangan disaku celananya. Reza hanya menghela nafas menatap tangan Jehan. "Langsung pada intinya. Aku ingin bertanya sesuatu padamu"

Jehan mengangguk sambil menarik kembali tangannya. "Ya silahkan. Bukankah kita bertemu memang untuk itu?"

Reza melirik Anna sebentar lalu kembali menatap Jehan dan Elley yang kelihatan saling diam sejenak. "Apakah kau masih berhubungan dengan istriku?" pertanyaan itu terdengar tegas dan tak bertele-tele.

Anna melirik Elley yang kelihatan biasa saja. Anna bingung, bukankah harusnya ia marah atau apa karena mengetahui fakta baru tentang suaminya. Oh atau memang sudah tahu? Gila sekali hubungan rumah tangga mereka.

Jehan melirik Anna sambil tersenyum. "Tentu saya tuan Reza yang terhormat. Aku dan istrimu Anna jelas masih saling mencintai" Jehan menatap Anna yang mengerutkan keningnya. "Bagaimana sayang? Maaf jika aku harus jujur di hadapan suamimu"

Anna menggelengkan kepalanya menatap Reza. "Percayalah dia sedang memeprmainkan kita sekarang. Kumohon jangan dengarkan dia"

"Anna, sudahlah" Reza memejamkan matanya lama. Ia kini menatap Elley. "Elley apakah kau tahu hubungan mereka?"

Elley menatap Anna dan Jehan bergantian. "Dengar ya Reza! Aku ini mantan istrinya Jehan, dan tidak peduli lagi dengan pria sialan itu. Mau dia kembali pada mantannya atau tidak. Aku tidak peduli!"

"Ka-kalian sudah bercerai?" tanya Anna bingung. Ia sangat bingung. Pantaslah kemarin itu Jehan mengajaknya balikan. Ternyata mereka sudah bercerai.

"Jelas saja iya! Itu karena Jehan masih snagat mencintaimu. Makanya dia menceraikanku. Kau paham?!" bentak Elley kembali.

Reza menatap Anna kali ini. "Bukankah semuanya sudah jelas Anna? Kalian sudah merencanakan ini dibelakangku kan?"

"Reza-"

"Aku kecewa padamu" Reza langsung pergi menuju mobilnya. Membanting pintu mobil kemudian menghidupkan mesin mobil. Anna terus mengejar Reza dan mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil sambil menangis. "Reza mereka bohong! Dengarkan aku! Mereka pembohong, ini semua tidak benar! Aku tidak berhubungan dengan siapapun... Hiks... Hiks... Hiks.." Anna berakhir menangis menatap mobil Reza yang perlahan menjauh. Reza tak mendengarkan ucapannya.

Jehan dan Elley berjalan ke arah Anna sambil tersenyum mengejek. "Kehancuran kita sama impas Anna. Sama-sama hancur sekarang" kata Jehan. Ia merangkul bahu Elley, mereka saling tos ria dengan senyuman kemenangan. "Akting yang bagus istriku sayang" Jehan mengecup kening Elley.

"Tentu, aku sering melakukannya di siaran TV"

Anna mengepalkan tangannya marah. Wajahnya memerah menahan emosi. Seumur hidup ia tidak pernah merasakan marah dan benci sedalam ini pada orang lain. Anna tak tahu salahnya apa hingga tuhan mempertemukan ia dengan dua manusia semacam Jehan dan Elley.

"Dasar kalian binatang!" geram Anna.
Detik itu air hujan turun perlahan hingga semakin deras. Ketiganya bahkan belun berpindah dari sana. "Semoga kalian mati dengan hina"

"Oh terima kasih doanya. Kau sampai repot mendoakan hal baik untuk kami" Elley tersenyum manis.

Jehan merangkul istrinya. "Ayo sayang, kita harus pulang"

×××××

Semenjak hari itu. Reza dan Anna tak pernah berbicara hangat seperti dulu. Mereka terlihat dekat, hangat dan saling menyayangi saat sedang ada Ezar. Jika Ezar sudah pergi main dengan maid yang lain, mereka akan seperti orang asing yang hanya tinggal di atap yang sama.

Anna juga tak henti menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Tapi Reza bahkan hampir menampar Anna hari itu yang terus berusaha berkata omong kosong menurutnya. Reza juga tidak tidur dengan Anna. Sehingga wanita itu tidur bersama dengan Ezar.

Anna benar-benar berhenti berusaha menjelaskan yang sebenarnya pada Reza saat sebuah ancaman yang keluar dari mulut pria itu membuat Anna diam membisu seribu kata-kata.

"Harusnya kau bersyukur karena aku masih mengizinkanmu menghadiri acara ulang tahun Ezar nanti. Masih sudi melihat wajahmu. Jika kau terus berkata omong kosong. Jangan salahkan aku jika kau tidak kuberi izin merayakan ulang tahun putramu.  Camkan itu. Dan satu lagi, aku bisa saja menceraikanmu juga"

Hingga hari yang begitu penting ini tiba. Dimana Ezar akan menyelenggarakan hari ulang tahunnya yang ke 2 tahun. Pesta akan diadakan di taman belakang rumah. Balon-balon bergambarkan tokoh super hero dan makanan sudah tertata rapi semuanya. Para tamu undangan mulai berdatangan. Tak begitu ramai yang di undang. Hanya keluarga, tetangga sekitar seperti sikembar Laura dan Maura, anak-anak panti asuhan Defa dan Sheira dan kerabat dekat saja yang turut hadir meramaikan.

Shara sedari tadi terus menggendong cucu semata wayangnya itu. Ia tak mengizinkan orang lain membawa Ezar main jauh darinya.

"Nek, izinkan kami bermain di dekat kolam dengan Ezar" pinta Laura pada Shara yang tengah menggendong cucunya.

Shara memeluk Ezar posesif. "Oh jangan sayang, bagaimana jika Ezar kecebur"

Maura menepuk jidatnya sendiri. "Oh tuhan! Tidak akan terjadi nek, ayolah"

Shara menggelengkan kepalanya. "Tidak boleh. Tapi nanti setelah acara tiup lilin kita akan main bersama"

Maura dan Laura saling tatap dengan tatapan mata berbinar senang. "Benarkah nek?!" tanya si kembar serentak.

"Tentu saja"

Dari arah pintu rumah. Reza bersama Anna datang. Anna memaksakan dirinya yang sulit sekali untuk tersenyum. Harusnya ia bisa bahagia tapi rasanya tidak untuk kali ini. Jika di beri kesempatan ia ingin smenangis keras hingga air matanya mengering dan yang keluar adalah darah.

Reza berbisik. "Tetap tersenyum"

Anna hanya mengangguk. Dan keduanya berjalan ke arah Ezar. Reza menggendongnya dan membawa anak kesayangannya itu ke arah sebuah meja bundar dimana terletak kue bertingkat dua di atasnya. Anna ikut berdiri di samping Reza. Semuanya mulai berkumpul karena acara tiup lilin si tokoh utama akan di mulai.

Bocah kecil dalam gendongan ayahnya itu sangat senang dan antusias.

"Ezar suka?" tanya Reza.

Ezar mengangguk dan mengecup pipi sang daddy. Anna hanya diam menatap kebahagiaan anaknya.

"Daddy, Ezar juga ingin mencium mommy" pinta Ezar.

Anna menatap Reza yang memejamkan matanya lama sambil menghela nafas. Reza lalu menundukkan tubuhnya, menyenyajarkan Ezar dalam gendongannya untuk bisa mencium pipi sang mommy.

"Makasih ya mommy"

"Sama-sama sayang"

Nyanyian pengantar tiup lilin mulai dinyanyikan dengan semangat.

"Tiup lilinnya... Tiup lilinnya... Tiup lilinnya sekarang juga... Sekarang... Juga... Sekarang... Juga...!!" sorak semua tamu undangan.

"Ayo kalian bertiga tiup sama-sama!" kata Shara pada Reza dan Anna.

Lalu dengan meredam ego masing-masing dan demi kebahagiaan buah hati mereka. Reza, Anna dan Ezar sama-sama meniup lilin yang tertancap di atas kue berangka 2 itu.

"Ye...!!"

"Selamat ulang tahun nak" Reza mencium kedua pipi putranya dengan sayang.

Kemudian giliran Anna yang mencium pipi Ezar pula. Ciumannya begitu lama. "Selamat ulang tahun sayang, i love you"

Shara juga mencium cucu tampan kecilnya itu. "Selamat ulang tahun ya cucu nenek yang tampan"

Seorang fotografer profesional yang diundang Reza langsung mengangkat kamera. "Baik, sekarang saatnya foto-foto. Pertama dengan orang tua, nenek, lalu keluarga, kemudian baru dengan kerabat lainnya ya"

Fotografer itu kini meminta Reza menyerahkan Ezar pada Anna. "Akan lebih baik jika Ezar di gendong ibunya. Dan kemudian tuan Reza merangkul nyonya dengan mesra" saran pria berkaca mata itu.

Sontak Reza dan Anna saling tatap canggung.

"Apa-apaan ini" ucap Reza dalam hatinya.

Tapi ia tak ingin orang menatap keluarga mereka dengan tatapan aneh. Sehingga Reza langsung memberikan Ezar pada Anna. Ia menyampirkan tangannya ke bahu Anna sesuai instruksi fotografer.

"Senyum, satu... Dua... Tig...a"

CLEKK!! CLEKK!!

Hasil fotonya sangatlah Bagus. Terlihat begitu natural, hangat dan harmonis. Sang ayah merangkul mesra sang ibu. Sementara anak lelakinya di gandong oleh sang ibu dengan senyuman yang begitu lebar.

"Baik! Berikutnya foto tuan dan nyonya mencium pipi Ezar ya"

Acara foto-foto akhirnya selesai sudah. Setelah acara potong kue dan lain sebagainya selesai. Tamu undangan belumlah diizinkan pulang karena masih ada acara makan-makan bersama.

Setelahnya mereka masih duduk-duduk berbincang antara satu dengan yang lainnya.

Reza sibuk berbicara masalah bisnis dengan ayah Maura dan Laura serta beberapa tetangga lainnya yang juga memiliki beberapa usaha.

Sementara Anna hanya duduk menatap Ezar yang sedang bermain dengan si kembar Maura dan Laura. Anna sampai tak merasa setetes air mata tumpah ke pipinya. Ia tak kuasa melihat kebahagiaan putranya sementara ia berada di ambang bahagia dan kesedihan. Seseorang menyentuh bahunya. Membuat Anna dengan cepat mengusap bekas air matanya.

"Anda menangis nyonya?" tanya Mika sambil menyerahkan segelas minuman.

Anna meneguknya sedikit lalu menggeleng pelan. "Aku menangis bahagia Mika, ya Bahagia"

Mika mengangguk mengerti. "Tak terasa umur tuan muda Ezar sudah dua tahun ya nyonya. Dia bahkan sudah pintar bicara sekarang"

"Iya. Waktu begitu cepat berlalu"

Mika terkejut saat Anna menyentuh tangannya. Menggenggamnya erat dengan tatapan yang sangat serius. "Nyonya?"

"Mika, berjanjilah satu hal padaku. Apapun yang terjadi kau harus terus menjaga putraku dengan baik. Berjanji menjadi juru masak rumah ini yang selalu menyajikan masakan sehat untuk Ezar"

"Nyonya? Ap-apa yang sebenarnya nyonya bicarakan. Haha... Ayolah nyonya jangan seperti ini. Aku jadi tegang-"

"Aku hanya ingin kau memegang janji" potong Anna.

Melihat raut wajah sang nyonya yang sangat serius, Mika jadi tak bisa bercanda. "Baiklah nyonya, saya berjanji"

Anna melepaskan tangannya dan mengelus bahu Mika. "Terima kasih, kau memang bisa di andalkan. Sama seperti Taylee. Kalian cocok, apa tidak sebaiknya kalian kencan bersama?"

Pipi Mika memerah. Ia langsung menutup sebagian wajahnya dengan tangan menahan malu. "Astaga nyonya, apa yang anda bicarakan. Aduh... Aku yang malu mendengarnya"

"Kenapa? Bukankah Taylee tampan? Akui saja"

"Mommy!" teriak Ezar girang. Ia berjalan ke arah Anna sambil memperlihatkan tangannya yang kotor dengan tanah. "Kotoll"

"Aduh sayang... Kenapa main kotor? Sini mommy bersihkan" Anna menarik tangan Ezar lembut dan membersihkan tangan Ezar dengan air kran didekatnya duduk. "Sudah bersih!"

"Eal mau main lagi!"

"Iya"

Anna hanya tersenyum sedih melihat Ezar yang berlari ke arah anak-anak yang sedang bermain. Ia mengigit bibir bawahnya. Ia mengelus dadanya pelan. "Sakit, sakit sekali"

Tbc

Rencana mau update pas malming, tapi lupa.

Jangan lupa vote dan komen yachh 😍😘

Disty and The Baby

Masa depan Disty hancur diatas ranjang seorang pria asing yang merenggut kecusiannya hanya karena sebuah dompet. Niat baik berakhir petaka.

"Siapa setelah ini yang mau nikahin aku? Perempuan hamil yang ayah dari bayi dalam kandunganku aja, aku nggak tau siapa."

Disty habis cara menggugurkan bayi yang menurutnya adalah petaka bagi hidupnya.

Sementara disisi lain, tak pernah ada rasa tenang dan nyaman setelan kejadian itu. Pria yang merupakan duda anak satu itu terus saja dipungkiri rasa bersalah. Hingga ia mengetahui sebuah fakta yang membuatnya turut menyesal.

Keputusan besar diambil hanya untuk membuat jiwanya kembali tenang. Tak memperdulikan sang putra yang masih dihantui bayang-bayang ibu kandungnya.

Disty and The Baby-

Kisah tentang perempuan hamil yang dinikahi oleh seorang duda anak satu. Liku kehidupan rumah tangga itu adalah bagaimana ia bisa merebut hati sang anak sambung dan sang suami yang seperti es batu di Everest.

Akankah Disty mampu? Karena berkali-kali ia ingin menyerah dan pergi begitu saja agar hatinya tak kian terluka.

Cek profil ya! 🤍

Continue Reading

You'll Also Like

167K 1.4K 9
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
139K 8.2K 39
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
193K 21.8K 78
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
617K 61.6K 39
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...