Two Moon [END]

By Shion2

22.3K 2.9K 810

Sekuel dari The Angel Fall in Love. Kisah mereka setelah melewati pertarungan melawan para Ratu dan Raja dar... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

46

274 41 10
By Shion2

Ditengah latihan pertarungan, Ravien tiba-tiba saja muncul dan memukul kedua murid yang sedang berlatih.
Keduanya terlempar kearah yang berlawanan.

"Jangan membuat guru kalian malu dengan melakukan hal bodoh" Ucap Ravien.

Ia muncul dengan pakaian yang rapi, lengkap dengan jubah putihnya.

"Kalian belajar disini untuk menjadi orang hebat yang bisa menjaga negeri kalian. Melindungi kerajaan kalian. Bukan untuk menyombongkan diri dan menjatuhkan orang lain. Sihir kalian digunakan untuk melindungi. Bukan untuk mencelakai yang lain. Kesombongan, hanya akan mengantarkan harga diri kalian ke titik terendah"

Ravien sudah cukup menahan diri dengan melihat juniornya melakukan latihan dengan cara yang berlebihan seperti itu. Mungkin ia tidak akan semarah itu, jika yang mereka hadapi adalah monster yang di panggil dengan sihir. Tapi, ini adalah teman mereka sendiri.

Ravien menghampiri guru Leyona. Ia masih mengingat ciri khas gurunya itu saat sedang mengajar.

Jika memasuki sesi latihan. Guru Leyona selalu memerintahkan muridnya membentuk tim masing-masing tiga orang dan nantinya, dia sendiri yang akan menentukan tim yang akan bertarung. Biasanya, gurunya itu akan menghentikan jika latihan sudah masuk ke tahap berbahaya. Namun kali ini berbeda.

"Maaf, guru. Kenapa Anda membiarkan mereka berlatih sampai seperti ini?" Leyona tersenyum tipis.

"Karena aku tau kau ada di sini menyaksikan semuanya. Aku ingin beristirahat. Kuberikan kelasku padamu. Perlihatkan pada mereka, siapa murid kebanggaanku ini" Ucap Leyona. Ia mengambil jarak dari para muridnya.
Dengan sedikit sihir, ia memunculkan kursi dan meja. Ia benar-benar serius hanya akan menjadi seorang penonton sekarang.

Ravien mengabaikan suara para murid perempuan yang memanggil namanya.  Ia berdiri di tengah-tengah mereka.

"Latihannya mudah. Kalian hanya perlu berkerja sama untuk mencabut bendera kecil ini dan memberikannya padaku. Yang kalah akan mendapatkan hukuman. Kesalahan satu orang akan ditanggung oleh tim nya."
Ravien menancapkan tiga bendera ketanah lalu meninggalkannya.

Stephan menarik tangan Nadila yang hendak maju mencabut bendera yang berada di tengah.
Stephan mengetahui bagaimana pola pikir kakaknya. Itu tidak mungkin sesederhana itu.

"Tunggu disini. kak Ravien tidak mungkin memberikan tes yang mudah"

Dan benar saja. Sebelum mereka berhasil mendekati bendera itu, monster besar berwujud singa berkepala dua itu muncul.

Para murid tiba-tiba terdiam. Beberapa dari mereka terduduk lemas melihat monster di depan mereka.

"Kemana perginya jiwa membunuh kalian tadi?!" Bentak Ravien.

Tidak ada satu orangpun yang berani menyerang monster itu.
Ravien kembali menghampiri mereka dengan tatapan dinginnya.

"Kalian tidak pantas di sebut kesatria" Ucap Ravien. Ia menggunakan kekuatannya untuk mendorong kuat para murid hingga terpental cukup jauh.

Mereka bisa melihat, monster singa yang besar itu berhenti mengaum dan pelahan menunduk ketika Ravien mendekatinya.

"Kembalilah" Ravien menyentuh kepala Singa itu dengan ujung pedangnya dan singa itu pun menghilang berubah menjadi asap berwarna biru.

"Aku dulu pernah merasakan apa yang kalian rasakan. Ingat ini baik-baik, kalian pasti mengatakan jika menjadi kuat itu adalah takdir. Itu adalah hal terbodoh yang pernah aku dengar. Bukan berarti aku adalah anak seorang panglima terkuat, jalanku menjadi mudah. Bahkan disaat kalian masih bermain berlarian di padang rumput, aku menghabiskan waktuku untuk berlatih. Disaat kalian tertidur dengan lelapnya dimalam hari, aku terkadang harus terpaksa bangun untuk berlatih bersama Panglima Vino atau panglima Okta." Ravien membuka jubah yang menutupi bagian kepalanya.

"Menjadi orang yang hebat itu tergantung usaha kalian. Menjadi seseorang yang kuat tidak semenyenangkan yang kalian kira. Semakin tangguh kalian, maka semakin besar pula tanggung jawab yang ada di pundak kalian. Jika tujuan kalian menjadi lebih hebat itu adalah untuk memperbudak atau menindas yang lemah. Lebih baik kalian keluar dari sekolah ini. Karena sekolah ini ada, bukan untuk mendidik seorang pengecut."

Tidak ada satu orangpun yang berani membuka suaranya. Bahkan guru mereka, Leyona pun hanya diam menyaksikan cara Ravien mendidik murid di kelasnya.

"Jika kalian tidak mengerti dasar seorang kesatria. Lebih baik kalian kembali ke kelas dasar dan mengulang semuanya dari awal. Aku mengatakan hal ini bukan untuk merendahkan kalian. Justru aku ingin kalian lebih serius lagi dan menjadi orang-orang yang jauh lebih hebat." Ucap Ravien lagi.

Leyona tersenyum dan berdiri dari tempatnya.
"Baiklah Panglima, sepertinya kau sudah mengajarkan hal penting bagi murid-muridku hari ini. Dan aku sangat berterima kasih untuk hal itu."

"Saya senang bisa membantu, terlebih orang itu adalah orang yang saya hormati."
Ravien berpamitan sebelum meninggalkan tempat latihan itu.

Hari ini ia juga memiliki janji untuk mengunjungi tempat pelatihan prajurit kerajaan. Sebagai panglima, sudah menjadi tugasnya untuk memantau perkembangan para prajurit kerajaan.

~~~

"Apa maksudmu Panglima?"

"Ya, Saya tidak meninggalkan tempat Saya sepenuhnya. Selagi Saya pergi, Saya akan meninggalkan cloning saya untuk menggantikan saya. Dan kalau terjadi sesuatu yang saya akan langsung datang."

Ratu Naomi tampak berpikir. Walaupun dia ingin, tapi ini cukup sulit untuk ia izinkan. Terlebih, Panglima Okta juga meminta hal yang sama padanya. Jika ia mengijinkan Vino pergi, maka pertahanan kerajaannya semakin melemah. Tapi, selama ini. Kedua Panglima nya itu tidak pernah merasakan waktu dengan keluarganya.

"Aku akan mengijinkannya. Tidak lebih dari tiga hari" Vino membungkuk memberikan hormat pada Ratu nya.

"Terimakasih Yang mulia Ratu. Itu sudah lebih dari cukup"

Vino sudah tidak sabar untuk memberitaukan berita ini pada Shani.

"Ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu" Ucap Ratu Naomi

"Silahkan, Ratu"

"Apa benar Panglima Ravien menjadi guru di sekolah sihir?"

"Benar, Ratu. Jessper sendiri lah yang memberikan penawaran itu untuk Ravien. Saya sempat bertemu dengan Leyona, dia mengatakan jika Ravien membantunya untuk mengajari para muridnya yang sangat sulit di atur."Ratu Naomi tersenyum.

"Pasti kau sangat bangga memiliki anak seperti dirinya."

"Daripada memikirkan betapa bangganya saya terhadap apa yang telah dilakukan oleh Ravien. Saya justru lebih memikirkan nasib anak-anak yang diajari olehnya." Jawab Vino. Ia teringat kembali tentang obrolannya dengan Ravien semalam.

"Kenapa?"

"Dia mengatakan pada saya, beberapa target yang harus ia capai selama mengajar nantinya." Ratu Naomi semakin penasaran dengan apa yang anak dan ayah itu bicarakan.

"Dia mengatakan akan menjadikan penerus di sekolah sihir jauh lebih hebat dibanding kesatria dulu. Mendengar hal itu, saya ragu ia akan menunjukkan sisi lembutnya ketika mengajar. Dan bahkan saya rasa, dia akan lebih tega jika dibandingkan dengan saya."

"Bagus. Memang begitulah seharusnya." Ratu Naomi tersenyum puas. Ia mendapatkan dua kabar baik dari kedua panglima nya.
Jika Ravien, ia rasa tidak akan ada resiko yang berarti. Karena anak itu memiliki ambisi dan semangat yang kuat, yang terpenting dia sangat tau aturan kerajaan.
mungkin yang perlu ia khawatirkan saat ini hanyalah Stephan. Karena memantau seorang Pangeran, terlebih Pangeran itu sempat menjadi musuhnya, itu bukanlah hal yang mudah.

"Kau boleh pergi" ucap Ratu Naomi.

~~~

"Shan.. Shani?" Vino kembali ke rumahnya dan langsung mencari Shani.

"Aku di dapur, Kak" Vino pun langsung menghampiri Shani.

"Aku punya kabar baik untuk kamu" Ucap Vino sambil memeluk Shani dari belakang.
Shani mematikan kompornya dan berbalik menatap Vino.

"Apa?" Tanya Shani, kedua tangannya kini mengusap lembut kedua pipi Vino.

"Ratu Naomi memberikanku izin. Kita kan berlibur selama tiga hari. Aku akan meminta pada Delion untuk mengurus keberangkatan kita."

"Kamu serius?" Vino mengangguk. Shani langsung memeluk erat tubuh Vino. Ia tidak tau harus mengatakan apa untuk mengungkapkan rasa bahagianya.

"Kamu semalam bilang ingin ke jepang kan? Kita akan kesana" Shani mengangguk. Ia sudah tidak sabar untuk berlibur berdua bersama Vino.

"Kita berangkat setelah anak-anak pulang sekolah"

"Makasih, aku seneng banget." Ucap Shani. Ia sedikit berjinjit untuk mengecup bibir Vino.

"Tapi, hanya tiga hari. Tidak apa-apa kan?" Tanya Vino ketika Shani melepaskan ciuman mereka.

"Gak apa-apa. Walaupun Cuma sehari, aku juga udah seneng"

~~~

"Vien? Nih, minum dulu" Sinka memberikan minuman pada Ravien yang terus merasakan pusing.

"Terimakasih" Ucap Ravien dan kembali memberikan botol minum itu pada Sinka.

"Kamu kalau emang belum siap, mending gak usah deh. Aku gak suka kamu kesiksa gini. Kita pulangnya masih lama loh, Vien" Ucap Sinka. Ia sudah mengetahui, jika penyebab kekasihnya pusing itu karena dia yang menggunakan ilmu sihir, memunculkan cloning untuk menjalankan tugasnya di kerajaan.

"Aku Cuma belum terbiasa" Ravien menggenggam tangan Sinka lalu duduk bersandar sambil memejamkan matanya, berharap rasa pusingnya bisa sedikit berkurang. Karena sebentar lagi, pelajaran berikutnya akan segera dimulai.

"Sinka.." Ravien membuka matanya ketika mendengar suara yang tidak asing di telinganya.

"Ada apa?" Tanya Ravien. Bahkan Sinka pun baru saja membuka mulutnya hendak menjawab panggilan itu.

"Aku.."

"Kau Nabil kan? Anak dari tante Nadse" Ucap Ravien.

"Iya, kita udah beberapa kali ketemu kan?" Jawab Nabil.

"Kenapa?"

"Vien.." Nabil melihat kearah tangan Sinka yang menggenggam tangan Ravien.

"Jika tidak ada yang penting. Lebih baik kau pergi, karena aku tidak suka milikku diganggu"
Nabil tersenyum tipis, ia memberikan sekotak coklat untuk Sinka.

"Papa gue baru pulang. Dia bawa itu, dan gue cuma pengen berbagi" Ucap Nabil sebelum pergi meninggalkan kelas itu.

Ravien melirik kotak dihadapan Sinka lalu kembali bersikap cuek dan memejamkan matanya lagi.

"Aku bisa memberikan lebih dari itu" batin Ravien.










😌I'm Back 😎

Gimana?

Jangan tanyakan padaku apa kabar ff yg lain. Karena kabar mereka tentu baik-baik saja di draf, masih menunggu untuk diselesaikan.. 😂😂

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju 

Continue Reading

You'll Also Like

56.7K 6.9K 33
"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti...
AZURA By Semesta

Fanfiction

221K 10.6K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
91.2K 10.1K 31
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
415K 30.7K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG