ZZAP !
Kepala lelaki itu terpisah dari badan . Darah terpancut laju dan membanjiri bilik itu . Bau hanyir cukup kuat ke deria baunya .
Pedang samurai dibaling ke atas lantai . Bibir dia menyungging senyuman sinis . Dirinya puas kerana berjaya membunuh lelaki itu .
" 10 more left .. " suara seorang lelaki bergema di dalam bilik itu .
Serentak itu bunyi kaki berlari memasuki bilik itu . Dia memalingkan wajahnya . Kedua tangan sudah mengenggam kemas dua pucuk pistol bewarna perak .
" Let's kill them ! " katanya keras .
Lelaki tu mengangguk . Dia memegang erat tali yang panjang itu . Turun dari bumbung lalu mendarat di atas lantai . Di belakang dia tersangkut kemas pemanah .
Bersiap sedia !
" It gonna be fun , huh ? " dia mengerling gadis di sebelah .
" I think so .. "
Sepuluh lelaki masing - masing dengan senjata mereka . Mengelilingi mereka berdua .
Lelaki itu tenang saja . Kedua tangan dimasukkan ke dalam poket seluar . Lagak mereka tenang saja membuatkan musuh - musuh mereka mula berasa tercabar .
Mereka mula mengambil posisi mereka . Saling berhadapan dengan musuh tanpa rasa gentar .
Sekumpulan lelaki itu mula menyerang . Melibas kuat tanpa rasa simpati lagi . Parang menjadi senjata mereka semua .
" Liq kau memang cari mati ke macam mana ? " dia menjeling lelaki di sebelahnya .
Faliq sengih tak bersalah . Sejak berjinak dalam dunia mafia , dia mula berasa seronok . Membunuh sana sini , membuatkan musuh meradang merah padanya .
" What ? I'm just have fun " ujar Faliq . Tangkas dia mengelak setiap serangan .
Tumbukan diberikan di rahang lelaki itu . Bibir pecah dan kaki dia diangkat tinggi . Tepat mengenai kepala lelaki itu . Rebah .
Zara Melina melepaskan tembakan rambang . Tepat mengenai dada dan kepala . Dia menyungging senyuman sinis .
Sudah lama tidak beraksi . Faliq memukul mereka tanpa rasa belas kasihan . Pukulan maut dia dikeluarkan .
10 lelaki tadinya gagah , kini tumbang . Kaku tidak bergerak . Faliq tersenyum kemenangan .
" I told you sis .. " Faliq mula riak . Kening dijongket beberapa kali .
" What ever " Zara Melina malas mahu melayan .
Mereka sama - sama keluar dari gudang itu . Faliq memusingkan badan dia kebelakang . Satu bom tangan dikeluarkan .
Zara Melina memerhati saja tindakan lelaki itu . Bersandar tenang di pintu kereta . Gudang lama itu merupakan tempat pemprosesan dadah .
" Hmm .. I gonna miss them .. " Faliq membuat wajah sedih .
" Just throw it ! Jangan buang masa aku ! " marah Zara Melina .
Berdrama pula si Faliq .
Faliq menarik picu bom itu , lalu dengan kudratnya dia membaling bom tangan itu ke dalam gudang . Dia berpusing ke belakang .
BOOM !
Letupan kuat mula kedengaran . Api dan asap berkepul keluar dari gudang itu . Tanah yang mereka pijak terasa gegaran .
Zara Melina tersenyum sinis . Salah satu markas milik musuhnya hangus terbakar .
" Let's go .. " Faliq menaiki motor kuasa tinggi miliknya .
Enjin motor itu mengaum kuat . Diikuti kereta sport milik Zara Melina . Mereka meninggalkan gudang itu tanpa jejak . Seakan - akan mereka tidak pernah ke situ .
+++
Zara Melina mengemaskan ikatan rambutnya . Kemeja labuh yang menutupi punggungnya dibetulkan . Skinny jeans terletak cantik di kaki panjang dia .
Haykal bersandar di pintu . Menunggu penuh sabar . Jika Zara Melina bersiap , akan mengambil masa 20 minit . Tak cepat tak lama . Sedang - sedang .
" Done ! " dia tersenyum manis . Berpuas hati dengan penampilan dia .
Fail dipeluk ke dada . Beg sandang disangkut ke bahu . Dia sudah sedia .
" If you stay like that , you going late to college " kata Haykal .
Zara Melina senyum je . Ini pertama kali dia berasa teruja . Teruja kerana akhirnya dia dapat menyambung pelajaran dia .
Di sebuah private college .
Kereta dipandu laju oleh Haykal . Dia nampak tampan dengan sut kerjanya . Berwajah dingin tetapi mampu memikat beribu wanita di luar sana .
Fiyadh dan Rafiq sudah pergi jauh dari mereka . Membina keluarga sendiri . Fiyadh di London . Rafiq pula di Amsterdam . Menerajui anak syarikat mereka di luar negara .
Hanya Haykal yang masih kekal di Malaysia . Menerajui syarikat mereka di sini .
Haykal menghentikan keretanya di hadapan pintu masuk . Zara Melina memandang abangnya . Tersenyum nipis .
" Belajar elok - elok " kata Haykal dengan wajah tanpa senyuman .
Zara Melina mengangguk . Ayat yang tersangat cliche' baginya . Memang Haykal beku nak dengan kata - kata .
Dia turun dari kereta mewah itu . Pandangan pelik dari pelajar disitu tidak dihiraukan . Malah riak manis tadi sudah bertukar dingin .
Dia berjalan sendiri . Malas mahu mempedulikan mereka semua .
" Woo .. woo .. laju - laju nak pergi mana ? " Faliq menghalang laluannya .
" Mati "
Faliq tertawa kuat . Sejak bila entah Zara Melina pandai berloyar buruk . Muka serius habis tapi -- entahlah .
" Not funny k ! " geram Zara Melina .
Telinga Faliq ditariknya . Lelaki itu menjerit kesakitan . Merelakan saja telinganya ditarik . Kaki mengikuti langkah laju Zara Melina .
Sampai saja di satu kawasan , Zara Melina menghentikan langkah . Mata dia fokus pada satu tempat .
Faliq juga sama . Mata dia merenung tajam ke arah itu . Badan dia mula terasa panas . Membahang melihat adegan di depan .
" Kau ya pun dah tak sabar , cari lah bilik . Tak malu ke orang tengok free show korang ? " Faliq bersuara .
Farhan Adham menyungging senyuman sinis . Bibir dia yang tadinya di leher perempuan itu mula beralih arah .
Dia tersenyum sinis . Pinggang perempuan itu dilepaskan . Butang baju dibiarkan terbuka . Perempuan itu sudah tertunduk malu . Beredar meninggalkan mereka .
" Aku ada buat masalah dengan korang ke ? " dia berkata tenang .
Mata jatuh pada wajah bersih Zara Melina . Dia rindukan gadis itu . Tetapi egonya terlalu tinggi .
" Hmm .. sorry ganggu . Liq jom .. " lengan Faliq dipeluk erat .
Faliq memandang Farhan Adham tajam . Sempat dia berbisik perlahan .
" Jangan sampai dia terlepas . Kau dah buat dia mula bencikan kau "
Farhan Adham memandangnya dingin . Kata - kata itu sedikit mengusik hatinya . Tetapi dia tidak boleh . Dia mahu gadis itu sakit seperti mana dia rasai .
+++
Qayyum berlari - lari turun ke tingkat bawah . Dia tersenyum suka . Sampai saja di hadapan Nur Aqira , dia memeluk erat kaki si ibu .
" Kenapa ni ? " Nur Aqira pelik melihat anaknya . Ceria semacam je .
" Erm ... mummy " bisiknya perlahan . Muka dicomelkan .
Tangan kecilnya bermain - main dengan jari Nur Aqira . Berkerut dahinya melihat keletah anaknya itu . Pelik semacam je .
" Qay nak apa sayang ? " soalnya lembut .
" Mummy jom pergi office daddy . Nak tak ? " soalnya manja .
Dia rindukan Farish Amri . Tadi dia menerima panggilan daripada Daddynya . Dengar suara Farish Amri saja membuatkan dia berlonjak gembira .
" Qay nak buat pergi sana ? Tak ganggu daddy ke ? " Nur Aqira serba salah .
Maklumlah , Qayyum ni nakal dia lain macam . Nampak saja dia comel dan baik . Tapi sekali dia nakal , habis semua dia ganggu .
" Mummy , Qay promise tak kacau kakak - kakak dan abang - abang kerja lagi . Please mummy .. " rayunya .
Nur Aqira mengeluh . Nak tak nak , dia kena ikut permintaan si anak . Rambut Qayyum diusap sayang .
" Fine . Get change your clothes . We're going to your daddy office " putus Nur Aqira .
" Yeay ! " Qayyum bersorak gembira. Melompat - lompat dia disitu .
Nur Aqira mengeleng kepala . Macam - macam hal . Ini baru sorang . Kalau ada adiknya , entah apa yang akan terjadi nanti .
" Love you mummy ! " pipi Nur Aqira dikucupnya .
Laju - laju dia berlari naik ke tingkat atas . Nur Aqira senyum . Qayyum memang anak yang menyenangkan hatinya . Kecil - kecil dah tunjuk sifat protective .
Nur Aqira berpaut pada sofa . Bersusah payah dia bangun . Perut dia membulat besar . Macam nak meletup pun ada . Bibir dia menyungging senyuman .
" Be a good for your mom , dad and your hyper brother .. " perutnya diusap sayang .
Dia mahu bersiap - siap . Tak sabar mahu berjumpa dengan suami kesayangan dia . Nak lepaskan rindu dengan lelaki itu .