Two Moon [END]

By Shion2

22.3K 2.9K 810

Sekuel dari The Angel Fall in Love. Kisah mereka setelah melewati pertarungan melawan para Ratu dan Raja dar... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

25

320 51 5
By Shion2

"Mustahil" Ucap Ratu Naomi
.
.
"Kendalikan dirimu" Ucap Ravien.

Okta tidak jadi membidik Ravien karena Ravien yang menghilang dari pandangannya.

Tidak ada satu orangpun dari mereka yang melihat pergerakan dari Ravien.
Okta yang kekuatannya sedang aktif pun juga tidak bisa melihat atau memprediksikan pergerakan Ravien.

Ravien berhasil menggagalkan serangan Stephan dengan menahan pergelangan tangannya.

"Jangan melakukan kesalahan sepertiku" Ravien menghempaskan tangan Stephan yang ingin menusuk Okta.

Merasa ada yang menghalanginya, Stephan menjadi semakin mengamuk.

Stephan merubah sasarannya. Ia kini menyerang Ravien dengan membabi buta.

Serangan dari Stephan tak ada yang berhasil menyentuh tubuh Ravien. Ravien sendiri, ia lebih memilih untuk menghindar dan bertahan daripada harus menyerang adiknya.

Karena ia berpikir, satu saja serangan darinya mengenai tubuh Stephan. Ia tidak tau akan berdampak seperti apa, apalagi dalam keadaan kekuatan penuh seperti sekarang ini.

"Jika kau terus seperti ini, buang jauh-jauh mimpimu yang akan mengalahkan aku. Karena itu tidak akan pernah terjadi" Ucap Ravien.

Ia terlihat begitu tenang, tidak seperti Stephan yang di kendalikan oleh kekuatannya.
Kali ini, Ravien bisa mengendalikan kekuatannya. Ia berhasil membuat dirinya tidak seperti monster.

Stephan kembali menyerang Ravien namun dengan mudah serangan itu dipatahkan oleh Ravien.

Ravien menahan tangan Stephan yang akan meninju wajahnya.

"Aku sudah memperingatimu" Ucap Ravien. Ia menarik tangan Stephan lalu mencengkram baju Stephan.

Okta terkejut saat melihat Ravien yang membanting tubuh Stephan. Ravien kesal karena adiknya itu tidak juga sadar.

"Kau bilang ingin jadi Panglima terkuat seperti Ayah dan Papa. Lalu apa yang kau lakukan sekarang?" Stephan seperti tidak bisa mendengar ucapan Ravien. Ia kembali menyerang Ravien dengan bertubi-tubi. Tapi lagi dan lagi, serangan itu percuma.

Ravien seakan bisa membaca seluruh serangan dari Stephan. Terlebih lagi, Sayap api yang berada di punggung Ravien. Sayap itu seakan bergerak sendiri untuk melindungi Ravien.

"Panglima, apa yang telah kau lakukan pada Ravien?" Tanya Ratu Naomi.

"Saya tidak melakukan apapun, Ratu. Dia melakukan dengan usahanya sendiri" Jawab Okta.

Nafas Stephan terlihat memburu, ia tak berhenti menyerang Ravien. Seakan Ravien itu adalah musuh terbesarnya.

Bugh..

Ravien membiarkan pukulan Stephan mengenai wajahnya.

"Bagaimana? Apa kau sudah puas?" Tanya Ravien. Namun Stephan masih tidak menjawab, ia kembali ingin menyerang Ravien.

Satu pukulan, dua pukulan, hingga tiga pukulan. Ravien masih membiarkan Stephan memukul nya.

"Cukup. Kau tidak boleh lebih dari ini." Ravien menghindari pukulan keempat dari Stephan, lalu memeluk adiknya dengan erat.

"Kumohon, sadarlah. Jangan menjadi monster sepertiku. Kau jauh lebih baik daripada aku. Jangan melakukan tindakan bodoh, yang membuat Mama, Papa, Bunda, Ayah dan juga Nadila kecewa padamu." Ucap Ravien.

Tak hanya kedua tangan Ravien yang merengkuh tubuh Stephan. Sayap api milik Ravien pun perlahan melengkung ikut memeluk tubuh Stephan.

"Ratu Naomi, apa Anda bersedia membantu Saya?" Ucap Ravien.

Ratu Naomi menghampiri Ravien.

"Tolong kembali gunakan sihir untuk menekan kekuatannya. Tapi Saya mohon untuk tidak menyakitinya" Pinta Ravien. Ratu Naomi mengangguk.

Perlahan sayap api Ravien terbuka, dan ia pun melepaskan pelukannya pada adiknya itu secara perlahan. Warna mata adiknya itu masih sama, pertanda kekuatannya masih sama seperti tadi. Yang berbeda sepertinya sekarang ia sedikit tenang.

"Tenanglah. Jangan mengamuk seperti tadi" Ravien mengacak rambut Stephan.

"Ma-maaf" Airmata Stephan tiba-tiba mengalir.
Sepertinya dia mulai sadar, pikir Ravien.

Ravien kembali memeluk adiknya.
"Kendalikan kekuatanmu. Kau panglima yang hebat. Aku bangga padamu. Ingat, jangan memberontak lagi. Kalau kau memberontak, sihir Ratu Naomi akan menyakitimu" Stephan mengangguk patuh.

"Adik pintar" Ravien melepaskan pelukannya.

Ravien melangkahkan kakinya menuju Ayah nya yang sedang terbaring di sebuah tandu. Mereka sengaja memindahkan tubuh Vino keluar dari ruang penyembuhannya. Tujuannya untuk melihat reaksi tubuh Vino pada saat bulan biru dan bagaimana jika ia terkena sinar bulan biru.

"Papa, apa aku boleh mencobanya?" Tanya Ravien yang berniat menggantikan posisi Okta yang sedang mengobati Ayah nya.

"Tentu"

Ravien berlutut di samping Ayahnya. Kedua tangannya mengeluarkan api berwarna biru.
Ravien menempelkan kedua telapak tangannya pada luka Vino.

Perlahan-lahan, luka itu mulai tertutup.
Bersamaan dengan luka Vino yang mulai tertutup. Sayap Ravien pun perlahan-lahan mulai menghilang.

"Apa penyembuhan ini menguras kekuatannya? Atau sayap itu hilang karena bulan biru juga akan segera berakhir?" Batin Okta.

Ravien berdiri setelah mersa sudah cukup.
Perlahan mata Vino mulai terbuka.

"Shani. Vino sadar" Teriak Okta.

Shani yang mendengar itu pun segera menghampiri Vino.

"Kak.." Shani langsung memeluk Vino.

"Aku berhasil Papa" Ucap Ravien ketika Okta sudah berdiri disampingnya.

"Itu sebabnya kami selalu mempercayai kalian. Karena kalian... RAVIEN" Okta langsung menangkap tubuh lemah Ravien yang hampir saja terjatuh ke tanah.

"Sayang" Shani beralih untuk mendekap putra satu-satunya itu.

"Terimakasih sayang, kamu anak kebanggaan Bunda. Kita pulang ya? Kamu harus istirahat" Ravien mengangguk lemah.

"Biar Saya yang membawa tuan muda Ravien kembali, Nona" Shani memberikan Ravien pada Archy.

Sedang Stephan sudah aman berada dalam gendongan Delion. Dan sudah kembali lebih dulu bersama Gracia.

"Pulanglah, biar aku yang membawa Vino pulang ke rumah."

"Makasih, Okta" Ucap Shani, ia pun menyusul Archy.

"Bagaimana rasanya setelah tertidur lama, Panglima?" Tanya Okta.

"Sangat tidak enak, beberapa hari belakangan ini aku bisa mendengar percakapan kalian. Tapi sayangnya, aku sama sekali tidak bisa membuka mataku." Jawab Vino.

"Ayo, kuantar kau pulang. Kau sudah membiarkan istrimu menangis setiap harinya, dasar merepotkan" omel Okta.

"Ratu, Saya ingin mengantarkan Panglima Vino kembali"Ucap Okta.

"Silahkan, lekas sembuh Panglima."Ucap Ratu Naomi.

~~~

"Istirahat ya, sayang." Ravien mengagguk. Shani memakaikan selimut hingga sebatas dada pada anaknya.

"Bunda boleh minta satu permintaan sama kamu?" Tanya Shani

"Apapun yang Bunda minta, pasti aku lakukan. Bunda mau minta apa?"

"Hmm, cara bicara kamu sama kata-kata kamu makin hari semakin mirip Ayah kamu ya." Shani membelai lembut rambut Ravien.

"Bunda Cuma minta ke kamu. Kalau hal seperti ini kembali terjadi, Bunda mohon sayang. Jangan terlalu memaksakan diri, Bunda gak mau kehilangan kamu"

"Tidak ada yang akan ngambil aku dari Bunda, jadi Bunda tidak perlu khawatir. Itulah salah satu alasan kenapa aku harus menjadi lebih kuat lagi. Karena aku harus terus ada di samping Bunda, membantu Ayah untuk menjaga Bunda." Shani meneteskan airmatanya. Kata-kata itu, sama persis dengan yang Ravien kecil katakan dulu saat Vino dengan kejamnya memberikan pelatihan khusus pada anaknya. Padahal usia mereka masih sangat muda untuk melakukan hal itu.

"Selamat malam, anak Bunda" Shani mencium kening Ravien. Saat akan menjauhkan tubuhnya, tangannya Shani ditahan oleh Ravien.

"Selamat malam, Bunda" Ravien balas mencium Bunda nya, ia mencium Shani di pipi nya.

"Tidur yang nyenyak ya, besok kamu udah masuk sekolah baru" Ravien mengangguk. Ia juga tidak sabar untuk menunggu hari esok.




😌I'm Back 😎

Gimana?

Nah loh, adek vs kakak 😂

Ciee.. Yang sayang adek.. 😆😆

Tuh, siapa yang nuduh Stephan ngebunuh Papa nya sendiri.. Suudzon nih. 😂😂

Ciee.. Yang besok udah mulai sekolah.. 😏

See Ya 🙋
Salam Team GreTa&VinShan 

Continue Reading

You'll Also Like

29.1K 4.8K 17
Allura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja s...
93.5K 10.6K 32
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
735K 58.9K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
69.7K 6.4K 31
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...