Two Moon [END]

By Shion2

21.9K 2.9K 810

Sekuel dari The Angel Fall in Love. Kisah mereka setelah melewati pertarungan melawan para Ratu dan Raja dar... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

21

367 59 6
By Shion2

Okta memerintahkan Delion dan Archy  untuk membawa Ravien dan Stephan kembali ke rumah mereka.

Sedangkan Okta, ia membawa tubuh Vino.

"Gre sama Shani tolong bawa Sinka sama Nadila ya" Gracia mengangguk.

Gracia melirik kearah Kakaknya yang terlihat sangat sedih dan mencoba berusaha tetap kuat.

"Jangan berpikir Saya akan melupakan kejadian ini. Saya sama seperti Panglima Vino. Jika ada yang mengganggu atau sampai melukai keluarga kami, maka kami akan melakukan pembalasan. Saya bersumpah akan meratakan kerajaan ini jika terjadi sesuatu pada Panglima Vino dan anak-anak Saya" Ucap Okta sebelum pergi meninggalkan dunia Sihir itu.
~~~

Okta membaringkan tubuh Vino di kasur dikamar tamu.

"Panglima, Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Delion.

"Entahlah, aku hanya bisa menghentikan pendarahannya saja. Tapi saat aku ingin menyembuhkan lukanya, ada kekuatan yang melawan sihirku. Apa kau melihatnya? Api biru itu, aku rasa itulah penyebabnya" Delion mengerutkan keningnya.

"Aktifkan kekuatan matamu, dan perhatikan baik-baik luka Panglima Vino" Delion menurut, ia mengaktifkan kekuatan matanya dan melihat kearah luka di perut Vino.

Ia sangat terkejut, dengan apa yang ia lihat saat ini. Ada api biru yang masih menyala pada luka di tubuh Vino, meski hanya api kecil, tapi tetap saja itu adalah suatu hal yang aneh bagi dirinya. Dan yang mengganggu pikirannya adalah, mengapa ia tidak bisa melihat api itu kecuali ia mengaktifkan kekuatan matanya seperti sekarang ini?

"Okta.." Gracia memeluk tubuh tegap Okta. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk terjadi pada keluarganya.

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja" Okta pun membalas pelukan Gracia, mencoba menenangkannya.

"Tapi Kak Vino.."

"Kau lupa kalau dia Panglima terkuat? Dia akan baik-baik saja. Bagaimana dengan anak-anak?" Tanya Okta.

"Nadila lagi nemenin Sinka sama Ci Shani di kamar. Ravien sama Stephan lagi di kamar juga di jagain sama Archy" Okta melepaskan pelukannya lalu menatap mata Gracia.

"Kau bisa membawa Nadila kesini?" Gracia mengangguk kemudian keluar dari kamar tersebut untuk memanggil Nadila.

"Delion, tolong beritahu Archy. Jika Ravien sudah sadar, suruh dia untuk ke sini. Kurasa hanya dia yang bisa menyembuhkan luka ini" Delion mengangguk paham dan segera keluar untuk menemui Archy.

'Aku tau kau Panglima yang kuat. Sadarlah, jangan buat Shani dan kami semua khawatir seperti ini' Batin Okta

Tok.. Tok.. Tok..

Gracia datang bersama Nadila untuk menemui Okta.

"Kenapa Stephan dan Kak Ravien lama banget sadarnya? Terus Kak Sinka kenapa? Kenapa dia diam terus? Biasanya Kak Sinka selalu ngajakin aku ngobrol. Terus yang tadi itu apa? Kenapa bisa.."

"Tenang dulu gadis kecil" Potong Okta, mungkin jika ia tidak menghentikan ucapan gadis kecil itu. Maka ia akan pusing karena mendengar begitu banyak pertanyaan yang keluar dari gadis yang berhasil mencuri hati anaknya itu.

"Om Vino kenapa? Kenapa Om Vino gak di bawa kerumah sakit? Nanti Om Vino bisa meninggal karena kehabisan darah. Kalau..."

"Gre, tolong tenangkan anak ini" Okta memijit keningnya karena pusing dengan banyaknya pertanyaan.

"Nadila, Om Vino udah di obatin. Cuma belum ganti baju aja. Kamu dengerin dulu ya, Om Okta mau ngomong" Nadila mengangguk tanda mengerti.

Okta menghela nafas lega, akhirnya gadis kecil itu bisa diam juga.

Okta mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Nadila. Okta meletakkan tangan kanannya pada kepala Nadila.

"Lihat kemari" Perlahan warna mata Okta mulai berubah. Mata berwarna ungu muda yang indah tepat menatap kearah bola mata Nadila.

'Obliviate'

Okta membacakan Mantra untuk menghapus ingatan Nadila kemudian menggantinya dengan ingatan atau memori yang baru.

"Dengarkan aku baik-baik, lupakan semua hal tentang pertarungan itu. Hari ini kau datang kerumah ini hanya untuk bermain dengan Stephan, Ravien dan juga Sinka. Dan jika ada yang bertanya padamu tentang Sinka, jawablah jika Sinka menginap di rumah teman wanita nya." Nadila mengangguk.

"Ota, kamu yakin gak apa-apa gunain sihir ke anak kecil?" Tanya Gracia. Ia takut ada efek lain dari sihir yang digunakan oleh Okta.

"Tenang saja, dia akan tetap seperti biasanya setelah keluar dari rumah ini. Aku hanya memanipulasi ingatannya. Dan sihir ini tidak akan memberikan efek buruk padanya" Okta kembali menegakkan tubuhnya. Ia harus mengecek keadaan Sinka saat ini.

"Aku akan mengganti baju Vino, setelah itu mengecek keadaan Sinka. Tolong katakan pada Delion untuk mengantarkan gadis ini pulang" Gracia kembali membawa Nadila keluar.

Setelah tak ada siapapun dikamar itu, Okta menggantikan baju Vino yang penuh oleh darah.

"Okta.." panggil Shani yang kini berada di ambang pintu.

"Kau mau menemaninya sebentar? Aku ingin mengecek keadaan Sinka" Ucap Okta, lalu menyingkirkan baju Vino yang penuh dengan darah.

"Makasih ya, Okta" Okta mengangguk lalu meninggalkan Vino bersama Shani.

"Sayang, bangun dong. Jangan bikin aku sama yang lain khawatir. Kamu udah janji gak akan pernah ninggalin aku" Shani mengelus wajah Vino yang tampak semakin pucat.

"Aku gak bisa ngurus Ravien sendiri. Aku butuh kamu" Shani menunduk, membiarkan airmatanya kembali menetes.

Sementara itu, Okta yang hendak memasuki kamar Ravien yang digunakan oleh Sinka sementara itu pun mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk mengintip ke kamar sebelahnya, yaitu kamar milik Stephan. Dimana ada Stephan, Ravien dan Archy di dalamnya.

Okta mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka.

"Apa benar kekuatan kami disegel?" Archy mengangguk.

"Begitulah yang Saya dengar dari Ayah. Mungkin untuk sementara, Tuan muda tidak dapat menggunakan kekuatan besar Anda"

Stephan bangkit dari tempat tidurnya lalu mencoba mengaktifkan kekuatannya.

Archy terkejut saat melihat Tuan mudanya masih bisa mengeluarkan kekuatan yang cukup besar dalam keadaan kekuatan mereka yang disegel.

"Sepertinya cahaya itu hanya menyegel besar kita. Buktinya aku masih bisa menggunakan kekuatanku" Ucap Stephan.

Sekarang Okta mengerti, ini benar-benar hal yang menakjubkan. Anaknya dan juga anak Vino bisa memiliki kekuatan sihir yang besar seperti ini. Bahkan jauh mengalahkan mereka.

Jika di bandingkan, saat mereka seumur Ravien dan Stephan. Mereka masih berdiri di garis tengah medan perang. Tapi sekarang? Di umur yang masih tergolong sangat muda, kekuatan mereka sudah menyamai atau bahkan melebihi seorang Raja.

"Kak Ravien tidak ingin mencoba kekuatan mu juga?" Ravien menggeleng pelan.

"Aku belum berani mengeluarkan kekuatan mengerikan ini. Aku sama saja seperti monster" Ravien menundukkan kepalanya.

"Itu tidak benar Tuan muda" Ucap Archy.

"Bagaimana aku tidak mengatakan diriku sebagai monster jika aku hampir membunuh seseorang, bahkan aku juga melukai Ayahku sendiri!!" Ravien tiba-tiba kembali emosi. Ia tidak membutuhkan kata-kata itu sekarang.

Stephan menoleh saat kaca lemari di kamar itu pecah karena aura dari Ravien. Dan darisana ia bisa menyimpulkan jika kekuatan Kakaknya pun masih ada.

"Huft.. Maafkan aku" Ravien merasa semakin menyesal setelah berbicara dengan nada tinggi.

"Saya mengerti Tuan muda. Tapi ini bukanlah salah Anda. Anda masih sangat muda untuk bisa mengendalikan kekuatan sebesar itu. Wajar jika Anda sulit untuk mengontrolnya" Ravien masih tampak murung.

"Ah, hampir saja Saya lupa. Anda diminta untuk menemui Panglima Okta setelah Anda sadar" Ravien mengangguk lalu berdiri.
Ketika hendak melangkah, pintu kamar itu terbuka dan tampak lah Okta tengah berdiri di ambang pintu.

"Papa.."

"Kemarilah Nak, Ayahmu membutuhkanmu" Ucap Okta mengingat kondisi Vino yang semakin lemah.

"Tidak Papa, aku tidak bisa menemui Ayah sekarang. Aku..."

"Ayahmu sedang sekarat" Ravien terdiam. Dialah penyebabnya.
Apa ia masih dianggap anak oleh Bunda nya setelah ini?
Apakah Ayahnya masih akan menyayanginya setelah ini?
Ravien semakin merasa ketakutan.







😌I'm Back 😎

Gimana?

Sabar ya buat dudut 😅

See Ya 🙋
Salam Team GreTa&VinShan  

Continue Reading

You'll Also Like

1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
67.4K 13K 14
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
339K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
135K 10.5K 88
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...