Child For Husb

由 karaveekaa

7M 396K 19K

Sebuah pertemuan yang berakhir dengan pernikahan. sama-sama saling menguntungkan. "menikahlah denganku dan b... 更多

PROLOG
1.MALAIKAT PENYELAMAT
2.FIRST
3.MERRY ME?
4. FOR JEHAN
5. PERSIAPAN
6. WEDDING
7. WAITING
8. HAPPINESSS
9. SEWING
10 MY EVERYTHING
11. COREZ
12. HUG
13. PEMAKSA
14. DIA PERGI
15. SUPERMARKET
16.SORRY
17. BROKEN
18. PANTI ASUHAN
19. TAK BERDAYA
20. MALAM LUKA
21. DAMN I MISS U
22. DEAR REZA
23. SADNESS AND HAPPYNESS
24.STRONG
25. HUG ME?
26. HUG ME (2)
27. EX-GIRLFRIEND
28.CUTE TWIN
29. MAMER
31.LEEFA&ANNA
32.OH NO GOD!
33.HAPPINES
34. SIMON MISTAKE
35.TUAN LABIL
36.DIA
37. WANNA MOMMY
38. MISSING MOM
39. MIRA & OLIVIA
40. WEEKEND STORY
41. HARRY?
42. DIA YANG SAKIT
43. MIMMY AND DIDDY
44. TUAN MALAS MAKAM
45. SIMON FAMILY
46. EZARON 1TH
47. KEHANGATAN
48. PESTA
49. DASI GARIS-GARIS SHIT!
50. SHARA
51. AKU BERHAK
52. AKU MEN...
53. JANGAN TINGGALKAN AKU!
54. MAAFKAN AKU
55. MENIKAHLAH DENGANKU
56. ANAK KEMBAR
57. CHILD FOR HUSBAND
QNA
58. CHILD FOR HUSBAND
59. CHILD FOR HUSBAND
60. CHILD FOR HUSBAND
61. CHILD FOR HUSBAND
62. CHILD FOR HUSHBAND
63. CHILD FOR HUSBAND
INFO!
64. EZARON BIRTHDAY 2 TH
65 ENDING~
AUTHOR NGOMONG
IMYM PUBLISH
NEW STORY

30.OLIV STORY

86.4K 5.3K 130
由 karaveekaa

Di chapter kemaren itu banyak bgt yg komen.
Thor pendek
Thor kurang berasa
Thor ini
Thot itu

Malam ini. Puanjang banget. Sangking panjangnya, sampe keriboan jempol gw ngetiknya. Makanya jgn lupa vote sama commnet! 😘😘😘😅😅😅

Btw malam ini yg begadang bruntung ya, gw update. Wkwkwk
*gk ada yg nunggu juga keles -_-

01 : 14 update


Pagi ini Reza sudah membuat Anna kesal tidak seperti biasanya. Bagaimana tidak, Reza tidak menyempatkan dirinya untuk sarapan pagi dengan Anna. Padahal Anna pernah mengatakan kalau dia ingin selalu bisa sarapan dan banyak waktu bersama Reza.

Bi Hasri dan bi Ida sudah habis akal untuk membujuk Anna makan. Semenjak hamil Anna jadi sering keinginannya harus di penuhi, Anna juga tidak mau mengalah.

"Nyonya, ayo kita makan dulu" ucap bi Hasri sambil menyodorkan sepiring roti yang sama berselai coklat kesukaan Anna.

"Iya nyonya. Kasihan bayinya kalau nyonya tidak makan" tambah bi Ida. Dan Mika yang sedang berdiri hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"Telpon dulu Reza. Aku mau makan dengan dia" kata Anna dengan malas.

Ketiga pengurus rumah tangga itu langsung lemas mendengarnya. Mana berani mereka menghubungi Reza lalu alasannya karena Anna tidak mau makan. Siap-siap mereka di semprot dengan kata-kata kasar oleh Reza.

Dasar tidak becus kerja!

Tidak bisa di andalkan!

Dan bla bla bla bla.

"Nyonya, jika nyonya tidak makan. Maka kami bertiga tidak bisa bekerja lagi di sini. Tuan pasti akan memecat kami karena tidak bisa membujuk nyonya makan" kata Mika lembut sambil memegang tangan Anna.

Anna menatap Mika lalu beralih menatap dua wanita paruh baya di dekat mereka, bi Ida dan bi Hasri mengangguk membenarkan ucapan sang koki rumah itu.

"Nyonya tau kan. Saat nyonya keguguran dulu, pekerjaan kami bertiga diujung tanduk" kata bi Ida.

"Iya nya, kami hampir di pecat" timbal bi Hasri.

"Tapi saat itu untung saja ada pak Simon membela kami. Huhh... Kalau tidak ada mungkin aku jadi gelandangan sekarang" kata Mika sambil tersenyum sedih.

"Aku juga-"

"Ya baiklah-baiklah, mana makanannya" potong Anna cepat dengan wajah kesal. Lebih baik dia makan dari pada kenyang dengan ucapan para maid dan koki rumahnya.

"Nah begitu dong nyonya" dengan semangat bi Ida langsung menyodorkan sepiring roti pada Anna. Bi Hasri membawakan Anna air putih dan Mika membawakan Anna buah-buahan segar untuk Anna.
Kehamilan membuatnya jadi makan lebih banyak. Saat Reza pernah mengatakan Anna kurus jika sebagai ukuran ibu hamil pada umumnya. Anna memilih untuk memperbanyak makan. Agar bayi mereka sehat.

Ahh... Bayi mereka.

Selesai makan. Anna duduk di sisi kolam sambil membaca-baca majalah tentang kehamilan. Dia senyum-senyum sendiri saat melihat gambar-gambar bayi yang lucu dan menggemaskan di majalah. Anna melamunkan bagaimana rupa Putri kecil atau Putra kecil yang dia kandung. Bagaimana jika dia laki-laki dan sangat tampan seperti ayahnya. Dan bagaimana jika dia perempuan yang cantik seperti ibunya.

Anna mengelus perutnya sambil tersenyum.
"Mommy berharap kamu perempuan. Kan seru kita bisa berbelanja sama-sama"

Entah kenapa setelah mengatakan itu membuat hati Anna sedih. Berbelanja bersama? Mana akan pernah terjadi. Setelah dia melahirkan maka Anna dan bayinya akan terpisah selamanya. Andai Anna mempunyai kekuatan ajaib, yang mampu mengubah perjanjian di masa lalu.

Anna jadi teringat pada gadis kecil yang tinggal di panti asuhan itu, Olivia. Gadis kecil yang menggemaskan.

"Mika" panggil Anna. Tak lama seorang gadis muda datang.

"Ya nyonya, ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong panggilkan Taylee"

"Baik nyonya" Mika mengangguk cepat dan langsung pergi ke depan rumah untuk memanggil Taylee.

Anna duduk menunggu Mika sambil menikmati juice jambu biji di sampingnya.

Tak lama Taylee datang dan langsung berdiri di hadapan Anna.

"Ya nyonya?"

"Taylee tolong antarkan aku ke suatu tempat"

Taylee meneguk liurnya sendiri. Apa lagi sekarang?
"Maaf nyonya. Tapi tuan tidak mengizinkan saya mengantarkan nyonya ke laut itu lagi"

Pikiran Taylee langsung merosot ke laut. Karena akhir-akhir ini nyonya nya yang sedang hamil itu suka ke laut. Tapi sejak mobil tuan dan nyonya sampai kehabisan bahan bakar minyak saat pulang dari laut. Di situ Taylee dapat perintah kalau dia di larang membawa Anna ke lat lagi, karena jauh.

Anna terkekeh.
"Buka laut, kenapa kau mengira laut"

"Lalu nyonya?"

"Aku ingin ke panti asuhan"

"Ba-baiklah nyonya. Saya akan meminta izin tuan dahulu" Taylee tersenyum pada Anna sambil mengambil ponsel di saku celananya dan menghubungi Reza.

''Halo tuan"

"Ada masalah apa?"

"Tidak ada tuan, nyonya meminta saya memgantakannya ke panti asuhan. Saya bisa pergi jika mendapat izin dari tuan, tentunya"

"Tumben, dia tidak minta main ke laut lagi kan?"

"Tidak tuan, tapi nyonya memang ingin ke panti asuhan" kata Taylee sambil melirik Anna yang juga melirik dirinya.

Terdengar helaan nafas pelan dari sebrang telepon. Taylee terus menanti bagaimana ucapan tuannya.
"Dimana panti asuhan itu?"

"Maaf, saya tidak tahu tuan" kata Taylee agak pelan karena takut di marahi Reza. Karena tuannya itu paling Tidak suka dengan wajaban tidak tahu atau bernada tidak jelas.

"Katakan padanya nanti ke panti asuhannya denganku saja. Tunggu aku pulang"

Taylee menjauhkan telepon.
"Nyonya Anna, tuan bilang tunggu tuan pulang saja. Jadinya nyonya ke panti dengan tuan" kata Taylee pada Anna.

"Aah aku tidak mau. Dia kan sibuk, pokoknya aku tidak mau" kata Anna cemebrut.

Lalu Taylee meletakkan ponselnya itu ketelinganya lagi.
"Tuan, nyonya tidak mau menunggu tuan. Jika tuan izinkan, saya akan mengantarkan nyonya sekarang ke panti"

Karena di seberang sana Reza dan Simon sedang berlarian di lorong kantor menuju ruang meeting, karena memang suasan sedang sangat sibuk.
"Baiklah-baiklah oke. Antarkan saja, tapi jangan ke laut. Dan kuminta kau untuk terus menjaga Anna. Awas jika terjadi apa-apa dengannya!!"

"Iya tu-"

Tut

Tut

Tut

Belum sempat berkata-kata sambungan telepon sudah di matikan duluan oleh Reza, membuat Taylee hanya sabar menghela nafas.

"Bagaimana?" tanya Anna sambil bersekedap.

"Tuan mengizinkan nyonya"

"Yess! Aku bisa bertemu dengan Olivia!" seru Anna antusias sambil mengelus perutnya.

Tanpa lama Anna langsung bersiap-siap mengganti pakaiannya dan mengambil tas kecil berisi perlengkapan dirinya.

Mobil yang di supiri oleh Taylee berjalan ke arah panti asuhan sesuai dengan petunjuk jalan yang Anna berikan.

Mobil tak lama berhenti di sebuah rumah bercat putih berukuran sedikit besar. Halaman yang luas nan hijau di penuhi wahana mainan untuk anak-anak. Seorang wanita yang duduk di ayunan bersama beberapa anak membuat Anna tersenyum menatapnya. Anna tentu masih ingat wanita itu, Sheira. Dan tak jauh dari ayunan. Ada permainan jungkat-jungkit, Anna melihat Defa duduk di sana sambil memperhatikan anak-anak panti bermain.

"Benar ini tempatnya nyonya?" tanya Taylee pada Anna.

Anna tersentak kaget dan mengangguk pada Taylee.
"Kau jangan turun. Tunggu saja aku di sini"

"Baik nyonya" sahut Taylee di sertai anggukan mengerti.

Dengan segera Anna mengambil tas dan turun dari dalam mobil.

Perlahan Anna berjalan masuk ke panti. Semua mata tertuju padanya tak terkecuali Defa dan Sheira. Begitu melihat Anna mereka langsung bangun dann menyapa wanita itu dengan semangat.

"Anna!!" panggil Defa girang sambil berlari lalu memeluk Anna.

Sheira juga memeluk Anna.
"Astaga liat, dia sedang hamil" Sheira takjub melihat perubahan Anna.

Anna hanya tersenyum sambil mengelus perutnya.

"Wah wah Anna... Kau kelihatan sangat bahagia. Berapa usia si kecilmu ini?" tanya Sheira sambil mengelus tanpa henti perut Anna.

"Kami sedang di akhir Bulan ke 8" sahut Anna.

"Berarti ini bisa di katakan detik-detik Bulan kelahiranmu ya?" tanya Defa lagi.

"Haha... Iya bisa di katakan begitu"

"Kau jarang sekali main kemari" kata Defa memasang wajah sedih.

"Ya maafkan aku. Aku susah di izin kan main ke luar. Aku sedang sangat merindukan Olivia makanya aku datang"

"Oh Olivia? Gadis imut itu selalu bertanya tentangmu padaku, dia bertanya kenapa auntynya tidak pernah datang. Aku bilang, aunty Anna sedang sibuk. Dia hanya diam saja mendengar jawabanku" cerita Sheira.

"Benarkah? Dimana dia. Aku sangat merindukan Olivia"

"Dia sedang tidur. Biasanya sebentar lagi akan bangun" sahut Defa.

"Oh iya ibu hamil harus banyak duduk. Ayo silahkan kita duduk di sana" Defa dan Sheira merangkul Anna dan mereka duduk bersama di antara meja bulat.

Seorang wanita datang membawakan mereka minuman berupa teh hangat. Tiga wanita itu banyak sekali bercerita. Mereka tertawa bersama-sama.

"Jadi Anna, dengan siapa kau datang kemari?" tanya Defa penasaran.

"Aku datang dengan supir" sahut Anna sambil tersenyum.

Defa dan Sheita terlihat sedikit buka mulut. Anna benar-benar wanita yang beruntung. Kemana-mana bisa pergi dengan supirnya dan suaminya tak perlu repot dan bisa bekerja.

Mereka hanya tak tau yang sebenarnya.

"Wah... Aku juga ingin hamil muda dan segera menikah sepertimu Anna" kata Defa mulai berkhayal.

Anna hanya tersenyum menanggapinya. Sepanjang mereka berkenalan. Yang Anna dapat simpulkan, Defa adalah gadis manis yang polos juga menggemaskan. Sedangkan Sheira dia sedikit dewasa dari Defa, mungkin juga karena faktor umur mereka. Sheira lebih tua dari Defa.

"Hei ayolah... Umurmu baru 19 tahun. Kau ini bicara apa ingin menikah-menikah. Apa ada yang mau menikah denganmu?" kata Sheira meledek.

"Shei, kau saja yang tidak tahu. Banyak orang yang bilang aku ini manis. Awalnya aku tidak percaya,tapi saat aku bercermin lama aku merasakan hal itu benar" kata Defa sambil mengibaskan rambutnya.
"Huhh anak ini. Kenapa kau sangat mirip dengan nenek!"

"Ya karena aku cucunya" sahut Defa lalu tersenyum.

Kadang Anna hanya tersenyum dan menikmati pertengkaran saudara sedarah itu. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya. Pasti ada rasa gemas dan menjengkelkan juga. Tapi Anna tak punya saudara kandung sehingga tak mengerti rasanya bagaimana.

"Sudahlah jangan di perdebatkan. Jodoh sudah ada yang atur" kata Anna di tengah keributan mereka.

"Iya Anna kau benar. Tapi kau sangat beruntung berjodoh dengan tuan Albert" celetuk Defa.

Anna jadi terdiam setelah mendengar ucapan Defa barusan.
Berjodoh?
Apa benar jodoh yang tuhan takdirkan adalah Reza?

"Aunty Anna!"

Anna, Sheira dan juga Defa langsung mengarahkan wajah mereka ke asal suara imut itu. Olivia sedang berdiri di dekat mereka dengan wajah baru bangun tidur sambil memegang sebuah boneka kesayangan pemberian ibunya. Anna langsung tersenyum dan memeluk Olivia. Gadis kecil itu membalas pelukan Anna sambil tersenyum bahagia.

"Olivia rindu aunty Anna" gadis itu memeluk erat tubuh Anna.

Anna tersenyum dalam pelukan Olivia. Dia merasa senang saat namanya di ingat oleh Olivia.
Karena di pertemuan mereka saat itu, Olivia yang sedang menangis tidak memperdulikan Anna yang mencoba memperkanalkan dirinya dan menenangkan Olivia agar jangan terus menangis.
Ternyata Olivia mengingat namanya.

"Aunty juga kangen Olivia" kata Anna lalu mencium kedua pipi tembem gadis kecil itu.

"Olivia selalu menunggu aunty datang"

"Maafkan aunty ya sayang. Aunty baru bisa datang sekarang. Karena aunty tidak boleh banyak keluar" kata Anna mengelus rambut Olivia.

"Kenapa tidak boleh keluar?" tanya Olivia dengan polosnya.

"Karena aunty sedang hamil adik kecil. Jadinya aunty harus banyak istirahat sayang" Anna mengelus perutnya.

Olivia menunduk dan melihat perut aunty cantiknya yang membuncit.

"Apa di dalam sana ada adik kecilnya aunty?" tunjuk Olivia penasaran ke arah perut Anna.

"Iya sayang" sahut Anna sambil terkekeh gemas melihat tingkah Olivia.
"Olivia mau merasakannya?"

"Memangnya boleh aunty, apa tidak apa-apa?"

"Tentu saja boleh sayang. Ini kan juga adiknya Olivia" kata Anna sambil mengambil tangan mungil Olivia dan meletakkan di atas perut buncitnya.

Olivia terlihat sedikit gerogi. Ia terus memgelus perut Anna. Lama dia mengelus tapi tidak merasakan apa-apa dari dalam sana. Lalu ia mendongak menatap Anna.
"Aunt-"Ucapan Olivia putus begitu saja saat ia bersuara, ia merasakan sesuatu menedang tangannya.

Olivia seketika tersenyum menatap Anna yang juga tengah menatapnya dengan senyuman. Lalu Olivia menatap dua pengasuhnya di panti, Defa dan Sheira juga tengah mengamatinya dengan senyuman.

"Adik kecilnya bergerak aunty" kata Olivia takjub. Ia merasakan hal ajaib karena di dalam perut buncit itu, adik kecilnya bisa bergerak dan bisa merasakan tangan Olivia menyentuhnya.

"Dia senang bisa mengenal kak Olivia" kata Anna sambil mencubiti pipi Olivia.

"Apa dia perempuan aunty?"

"Aunty tidak tahu sayang, kami sering memeriksanya. Tapi daddy nya tidak ingin mengetahui jenis kelaminnya adik kecil"

"Oh begitu ya aunty"

"Iya sayang. Oliv maunya dia adik perempuan atau laki-laki?"

Olivia tampak diam sesaat dan melirik ke atas. Seolah tengah berpikir jenis kelamin apa yang dia inginkan untuk bayi dalam kandungan aunty cantiknya.

"Oliv ingin adik perempuan aunty"

Anna tersenyum mendengarnya. Sama. Dia juga ingin mempunyai anak perempuan. Tapi jika laki-laki sebagai utusan terbaik dari tuhan. Dengan senang hati dan bahagia Anna menerimanya. Anna tak begitu berharap ke satu jenis kelamin, dua-duanya sama bagi Anna. Dia tetap anak dari Anna dan Reza. Itu saja.

Anna lalu berbincang-bincang banyak dengan Olivia. Mereka terlihat tertawa lepas bersama.

Defa dan Sheira duduk sambil menatap kebahagiaan Olivia dengan Anna. Defa dan Sheira tentu bahagia melihat Olivia bahagia. Dia terlihat bisa cepat dekat dengan Anna. Padahal Olivia tipikal anak yang sulit menerima tempat, suasana dan orang baru. Saat Defa mulai bergabung dengan pengasuhan panti mereka juga Olivia terlihat masih takut dan segan berbicara. Gadis kecil itu berubah jadi tertutup dan pendiam saat masa lalunya membuatnya terus sedih dan mengingat ayah dan juga ibunya.

"Aku bahagia melihatnya tertawa seperti itu" kata Sheira lalu meneguk teh hangatnya.

"Iya. Aku jarang melihatnya tetawa begitu. Sepertinya dia sangat senang jika bersama Anna" sahut Defa.
"Aku jadi iri. Padahal kami baru saja dekat. Tapi dengan Anna, mereka Baru sekali berjumpa dan bisa sedekat itu ya"

"Iya yah"

"Anna memang hebat. Dia bisa memikat hati gadis kecil Malang itu"

Tak lama berbicara bersama. Olivia berpamit untuk bermain dengan temannya. Anna pun mengizinkan dan Olivia langsung pergi. Sementara Anna kembali duduk dengan Sheira dan Defa.

"Kenapa kalian menatapku begitu?" tanya Anna pada Defa dan Sheira.

"Aku baru saja melihat hal langka terjadi di panti ini" kata Sheira sambil terkekeh.

"Astaga kau ini bicara apa?" kata Anna sambil melirik sekitarnya.

"Iya Anna, Shei benar"

"Hal langka apa yang kau maksudkan. Aku tidak mengerti"

"Olivia"

"Olivia?" Anna mengernyitkan keningnya bingung.

Sambil mengangguk dan menghela nafas. Sheira mulai menceritakan kisah masa lalu yang kelam Olivia alami.
"Di umur Oliv yang ke tiga tahun. Waktu itu, Oliv di bawa oleh ayahnya kemari. Ayahnya datang bersama seorang wanita yang awalnya ku pikir ibu Oliv, tapi ternyata bukan. Wanita itu hanya diam duduk di ayunan sambil memperhatikan Olivia dan ayahnya yang sedang berbicara denganku di teras panti"


Flash back

"Maaf pak, panti kami hanya menerima anak-anak yatim piatu yang tak punya keluarga lagi yang mengurusnya" kata Sheira sambil menatap sedih gadis kecil dalam pelukan pria itu. Dia hanya duduk diam sambil memeluk bonekanya. Dia diam-diam melihat Sheira dengan tatapan segan.

"Saya membawa anak ini untuk kalian asuh. Dia sudah tidak mempunyai orang tua dan keluarga lagi" ucap ayah Olivia.

"Tidak, Bapak pasti ayahnya" kata Sheira tegas karena melihat kemiripan di antara wajah bapak itu dengan gadis kecil pangkuannya.

"Ini bukan-" ucapan pria itu terpotong.

"Ayah, Oliv lapar" gadis kecil itu merengek sambil memegang kerah baju ayahnya.

Sheira membulatkan matanya saat gadis kecil di atas pangkuan pria itu memanggilnya dengan sebugan ayah. Sontak ayah Olivia menatap Sheira seolah mengatakan kalau itu tidak benar.

"Kenapa bapak tega. Jelas ini anak bapak, kalian mirip. Kenapa bapak tidak mengakuinya. Kenapa bapak tega menitipkannya di panti kami seolah dia tak punya lagi ayah dan ibu?"

Pria itu terdiam sesaat. Lalu dia menatap wanita yang tengah duduk di ayunan Taman panti yang tengah menatap mereka. Sheira juga menatap wanita itu.

"Kenapa dengan ibu gadis kecil ini?" kata Sheira sambil menatap wanita di ayunan itu.

"Itu bukan ibu anakku. Ibu anakku sedang berada di RSJ"

"RSJ?"gumam Sheira tiba-tiba menatap sedih ke arah Olivia.

"Aku akan menceritakan yang sebenarnya terjadi. Setelah itu aku memintamu untuk berpikir dua kali untuk mengasuh anakku di panti ini"

Sheira diam sejenak menatap Olivia.
"Baiklah. Tapi jangan ada kebohongan. Aku memintamu jujur menceritakannya"

"Baik"



"Apa yang ayah Oliv ceritakan?" tanya Anna penasaran pada Sheira. Sedari tadi Defa juga diam mendengar cerita kelam Olivia.

"Dia mengatakan. Kalau ibu Olivia sangat mencintai ayahnya. Namun sayang, ayah Olivia berkhianat dengan wanita lain. Ibu Olivia stress saat tahu suami yang ia cintai mengkhianati janji suci pernikahan mereka. Saat itu, ayah Olivia meminta cerai pada ibu Oliv. Tapi karena masih sangat mencintai sang suami, ibu Oliv tak mau bercerai dengan suaminya itu. Ayah Oliv marah, di sejak saat itu ayah Oliv sering menyiksa ibu Oliv agar mau bercerai. Terjadilah sebuah tindakan KDRT dalam keluarga Oliv. Olivia yang masih kecil menyaksikan sendiri bagaimana sang ayah menyiksa ibunya. Meski sudah di siksa dan sering di pukul. Ibu Oliv masih sangat mencintai ayahnya Oliv dan tetap tak ingin bercerai. Bayang-bayang sang suami seolah berselingkuh selalu menghantui pikiran dan hati ibu Oliv hingga membuatnya stress dan berakhir di RSJ. Ayah Oliv memilih untuk tetap bersama selingkuhannya. Karena selingkuhannya tidak ingin mengasuh Olivia, wanita itu meminta ayah Oliv untuk membawanya ke panti kami. Awalnya aku tidak mau menerima Oliv karena dia masih mempunyai ayah. Tapi aku kasihan jika dia tinggal dengan ibu tirinya, dia akan di siksa dan jadi broken home. tentu itu lebih menyedihkan, jadi aku pikir lebih baik dia dengan kami di sini" cerita Sheira panjang lebar. Ia tak merasakan air matanya menetes ke pipi, begitu juga dengan Anna dan Defa.
"Yang paling menyedihkan itu saat Oliv di tinggalkan ayahnya di panti ini. Oliv tak henti menangis dengan kencang saat ayahnya menaiki mobil dan pergi dengan wanita selingkuhan ayahnya. Aku tak menyangka ternyata ada ayah yang tega membuang anaknya setega itu"

"Ayah nangan tinggalin Oliv yah" ucap Oliv dengan suara lucunya.

"Tidak sayang, ayah hanya sebentar menitipkanmu di sini. Nanti ayah kembali lagi dengan ibu" kibul ayah Oliv. Sheira hanya memejamkan matanya mendengarkan itu.

"Dengan ibu ayah? Ayah janji?"

Ayah Oliv menatap Sheira lalu menatap putrinya.
"Iya nak" pria itu mencium kedua pipi Oliv dengan lama. Lalu ia memakaikan Oliv sebuah kalung yang berbentuk Bulan, ada Bintang kecil di dalamnya. Indah.
"Jangan pernah di lepas"

"Makasyih ayah, Tapi ayah... Oliv ingin telus sama ayah"

"Tidak nak. Ayah akan kembali lagi nanti" perlahan ayah Oliv melangkah pergi.

Oliv menangis saat ayahnya melepaskan tangan mereka dan melangkah pergi meninggalkan Oliv. Sheira dapat melihat mata pria itu berkaca-kaca. Awalnya Oliv masih diam, tapi perlahan hati kecilnya mencerna kalau dia akan di tinggal oleh sang ayah dan seketika dia berteriak.

"Ayah!! Ayah!! Nangan tinggalin Oliv ayah!! Ayah, Oliv takut hiks hiks hiks...!!" tangis Oliv dengan kencang saat perlahan langkah ayahnya mulai meninggalkannya. Sementara  Sheira, terus menahan tubuh mungil Oliv untuk tidak mengejar sang ayah.

Wanita selingkuhan ayah Oliv hanya menatap Oliv dengan tatapan datar dari dalam mobil yang kaca jendela mobilnya sedikit terbuka. Sheira menatap tajam ke arah wanita selingkuhan ayah Oliv itu.

Semoga kau membusuk di neraka.
Batin Sheira.

Flashback End

"Di mulai dari situ. Aku dapat melihat sifat dan sikap Olivia, dia gadis yang sulit bergaul, pendiam, dan tertutup. Baru-baru ini saja semenjak kau pernah menyelamatkannya, ia terlihat bahagia. Beberapa waktu lalu aku juga melihat perubahan pada dirinya" kata Sheira lagi.

"Perubahan bagaimana?" tanya Anna penasaran.

"Perubahan yang baik tentunya. Mungkin dulu dia sering duduk dekat gerbang menunggu ayahnya datang menjemputnya. Tapi akhir-akhir ini kulihat dia tak pernah lagi duduk di gerbang menanti ayahnya kembali. Dia juga terlihat mulai terbuka pada ruang lingkupnya di panti ini. Mau berbicara dengan teman sekamarnya dan ikut gabung jika jam makan bersama" kata Sheira sambil tersenyum menatap Oliv.

"Lalu apa maksudmu mengatakan dia berubah semenjak aku menyelamatkannya?" tanya Anna pada Sheira.

"Ya. Kau awalnya orang asing bagi Oliv, dia awalnya takut pada orang asing. Karena baginya orang asing akan menghancurkan hidupnya seperti selingkuhan ayahnya yang asing, datang dan merusak hidup keluarga dan kehidupannya, ibunya sampai masuk RSJ. Saat kau menyelamatkannya, ia mulai berpikir kalau tak semua orang asing yang baru ia kenal itu jahat"

"Lihatlah sekarang, dia sedang bermain kejar-kejaran di sana" kata Defa menunjuk Oliv dengan beberapa anak panti lainnya.

Anna diam sejenak sambil terus memperhatikan Olivia yang tengah bermain. Ia mengelus perutnya dan berpikir. Bagaimana jika suatu saat nanti anaknya hanya tinggal dengan Reza. Dan buruknya, bagaimana jika Reza mencarikan ibu lain untuk anak mereka ketika Anna pergi karena kontrak sudah habis. Sumpah demi tuhan Anna cemburu. Ia tak sanggup melihat anaknya di asuh oleh wanita lain yang berperan sebagai ibu untuk anaknya. Ibu anaknya tetaplah Anna. Anna yang menjaga dan melindungi anaknya hingga nanti ia lahir ke dunia ini.

Anna tidak rela ada wanita lain yang merebut posisinya. Anna tidak rela saat anaknya memanggil wanita lain selain dirinya dengan sebutan, mommy.


Tbc

Puanjang kan?
Jangan lupa vote sama komen ya. Aku suka lho baca komen kalian, apalagi yang curhat sampe panjang2. wkwkwkw 😅😅😅😘😘😘😘

繼續閱讀

You'll Also Like

643K 63.7K 39
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
118K 12.4K 19
[Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar membaca ta...
524K 20.4K 49
Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena kenakalan nya dan memiliki sahabat yang sam...
660K 8.2K 32
YAOI/GAY/HOMO/NFSW/BOYSLOVE (bukan boy pussy) Jangan salah lapak bro, kalo gak nemu cerita yang lo mau di sini pindah aja. Isinya oneshoot atau mun...