Child For Husb

By karaveekaa

7M 396K 19K

Sebuah pertemuan yang berakhir dengan pernikahan. sama-sama saling menguntungkan. "menikahlah denganku dan b... More

PROLOG
1.MALAIKAT PENYELAMAT
2.FIRST
3.MERRY ME?
4. FOR JEHAN
5. PERSIAPAN
6. WEDDING
7. WAITING
8. HAPPINESSS
9. SEWING
10 MY EVERYTHING
11. COREZ
12. HUG
13. PEMAKSA
14. DIA PERGI
15. SUPERMARKET
16.SORRY
17. BROKEN
18. PANTI ASUHAN
19. TAK BERDAYA
20. MALAM LUKA
21. DAMN I MISS U
22. DEAR REZA
23. SADNESS AND HAPPYNESS
24.STRONG
25. HUG ME?
26. HUG ME (2)
27. EX-GIRLFRIEND
29. MAMER
30.OLIV STORY
31.LEEFA&ANNA
32.OH NO GOD!
33.HAPPINES
34. SIMON MISTAKE
35.TUAN LABIL
36.DIA
37. WANNA MOMMY
38. MISSING MOM
39. MIRA & OLIVIA
40. WEEKEND STORY
41. HARRY?
42. DIA YANG SAKIT
43. MIMMY AND DIDDY
44. TUAN MALAS MAKAM
45. SIMON FAMILY
46. EZARON 1TH
47. KEHANGATAN
48. PESTA
49. DASI GARIS-GARIS SHIT!
50. SHARA
51. AKU BERHAK
52. AKU MEN...
53. JANGAN TINGGALKAN AKU!
54. MAAFKAN AKU
55. MENIKAHLAH DENGANKU
56. ANAK KEMBAR
57. CHILD FOR HUSBAND
QNA
58. CHILD FOR HUSBAND
59. CHILD FOR HUSBAND
60. CHILD FOR HUSBAND
61. CHILD FOR HUSBAND
62. CHILD FOR HUSHBAND
63. CHILD FOR HUSBAND
INFO!
64. EZARON BIRTHDAY 2 TH
65 ENDING~
AUTHOR NGOMONG
IMYM PUBLISH
NEW STORY

28.CUTE TWIN

101K 5.1K 66
By karaveekaa


Selamat membacaa


Tanpa terasa hari, minggu dan Bulan bergerak begitu cepat hingga tak terasa sudah menginjak Bulan ke 8 kehamilan Anna.

Seperti apa yang pernah Reza katakan kalau dirinya tak pernah lagi meninggalkan Anna kecuali ke kantor atau hal penting lainnya. Bahkan kadang Anna di bawa karena wanita itu minta ikut, dan Reza sangat susah menolak jika Anna sudah meminta sambil mengelus perutnya yang sangat buncit itu.

Hari ini selesai sesi foto, Reza dan Anna kembali ke dalam mobil. Mobil mulai melaju membelah jalanan yang agak padat.

"Apa kita akan langsung pulang?" tanya Anna dengan suara sedih. Pasalnya sekarang masih pukul 2 siang.

"Memang kau ingin kemana lagi?" tanya Reza dengan mata fokus pada kemudi.

"Hmm" Anna mulai berpikir.

"Jangan minta yang macam-macam Anna kau sedang hamil besar, jangan mengancam nyawa anakku" tatapan Reza seolah dia tidak main-main membuat Anna memasang wajah kesal. Melihat wajah Anna yang berubah kesal seperti anak kecil, Reza mengehla nafas lalu mengelus Puncak kepala Anna.
"Ayolah jangan gampang sekali ngambekan, katakan kau ingin kemana?" suara Reza berubah lembut.

Seketika Anna tersenyum.
"Kita ke mall yuk, aku ingin belanja peralatan bayi"

Sudah hampir 14x Anna meminta untuk berbelanja peralatan bayi pada Reza. Padahal sudah tau kalau peralatan bayi sudah Reza beli, seperti troly bayi, box tidurnya, baju dan lainnya.
Tapi Anna ingin merasakan sensasi ibu-ibu yang sibuk belanja menyambut kedatangan buah hatinya ke dunia, apa itu salah?

"Anna tidak bisa, nanti kau kelelahan. Kau ingatkan dokter Sella bilang apa? Kau tidak boleh lelah dan banyak istirahat" kata Reza.

"Aku tidak akan kelelahan, sebentar saja kumohon. Ini permintaan dari seorang ibu hamil" suara Anna terdengar halus dan sekali lagi ini bencana untuk Reza, dia akan susah menolak.

"Ck! Baiklah" Reza memutar stir mobil dan memutar arah ke pusat perkotaan dimana letak mall-mall besar berada.

Anna bertepuk tangan kecil tanpa mengeluarkan suara dan berbisik.
"Yee... Daddy kalah'' bisik Anna sambil mengelus perut buncitnya.

Mereka sampai di parkiran mall dan Anna langsung keluar dari dalam mobil. Saat melihat Anna hendak keluar, dengan cepat Reza keluar dari mobil dan membantu Anna untuk turun dengan memegang tangannya.
"Hati-hati"

Reza dan juga Anna berjalan bersisian memasuki mall yang begitu besar itu. Mereka menaiki eskalator menuju lantai dua. Dan Anna sedikit berjalan di depan, entah kenapa Reza merasa seperti tidak di ubris. Akhirnya tanpa permisi Reza maju selangkah dan memegang tangan Anna. Anna langsung menunduk melihat tangannya lalu menatap Reza seolah meminta penjelasan kenapa tangannya di pegang.

"Aku hanya tak mau kita terpisah" ucapan Reza barusan membuat hati Anna senang.
"Di sini kan ramai orang" timpalnya.

Hehh... Anna tidak jadi senang. Ternyata karena itu.

Anna melepaskan tangan Reza dari tangannya.

"Eh kenap-"

Ucapan Reza terputus saat tangan Anna melilit di lengannya.
"Kita tidak akan terpisah"

Setelah mengatakan itu Anna langsung melangkah lagi.

Banyak pasang mata yang melihat mereka dengan tatapan iri dan mulai berandai-andai kapan mereka bisa seperti Anna dan juga Reza.

Tidak tau bagaimana aslinya.

Mereka berdua berhenti di tempat pernak pernik bayi. Mata Anna salah fokus pada banyak barang lucu yang di pajang di beberapa rak. Beberapa stel alat makan sangat lucu dan menggemaskan, kaos-kaos kaki yang lucu dan mungil juga membuat Anna salfok. Sepatu-sepatu lucu berukuran sangat mungil dengan berbagai warna dan motif. Semua barangnya terlihat mahal-mahal dengan kualitas yang bagusnya itu.

Mata Anna tertuju pada sesuatu.
"Apa aku boleh mengambil ini?" Anna mengambil sepasang kaos kaki dan sarung tangan untuk bayi laki-laki lalu memperlihatkannya pada Reza.

"Kenapa kau memilihnya?"

"Karena lucu, dan warnanya sama dengan warna baju yang aku jahit beberapa Bulan lalu"

Reza hanya menganggukkan kepalanya.
"Ambil apa yang kau suka"

Beberapa jam berlalu...

Mereka kembali ke mobil dengan banyak sekali belanjaan di tangan Reza. Untung dia tampan dan cocok menjadi suami Anna, bayangkan jika Reza berwajah pas-pasan maka mungkin orang mengira kalau Reza adalah supir pribadi atau malah bodyguard Anna yang selalu Setia.

Reza masuk ke dalam mobil setelah memasukkan banyak belanjaan di bagasi mobil. Sebelum menyalakan mesin mobil dia menatap Anna agak lama hingga wanita itu balas menatapnya.

"Huhhff, bukan kau yang lelah tapi aku. Baiklah Anna sekarang kita pulang ya" Reza memegang kedua tangan Anna, matanya berisyarat kalau dia ingin istirahat.

"Padahal aku ingin ke suatu tempat lagi, aku kecewa kau malah meminta pulang" Anna melepaskan tangannya dari tangan Reza dan kembali memasang wajah kusut.

Oh tuhan Reza lelah sekarang, dan obatnya hanya kasur untuknya tidur.

"Padahal aku-"

"Baiklah oke Anna kita akan ke tempat yang kau inginkan lagi" Reza menghidupkan mesin mobil dan mulai melajukan mobilnya.
"Karena aku tahu itu permintaan seorang ibu hamil" Reza menatap Anna malas saat mengatakannya.

Anna hanya terkekeh geli sambil menunjukkan jalan ke arah suatu tempat yang ingin dia pergi.

×××××

Anna menururnkan kaca mobil dan meletakkan dagunya di bingkai jendela mobil. Bau laut mulai menyambut penciuman mereka, Anna menghirup dalam-dalam aroma laut yang membuatnya tenang. Dia menjulurkan tangannya ke luar jendela dan memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa wajahnya.

"Sekarang kita akan kemana?" tanya Reza dengan nada malas pada Anna.

"Hentikan mobilnya di sana!" tunjuk Anna pada sebuah pohon.

Mobil mewah milik Reza berhenti di bawah pohon, Reza langsung
mematikan mesin mobil. Saat mobil berhenti Anna langsung turun dan bejalan cepat ke arah lautan. Reza berdiri di depan mobilnya sambil berkacak pinggang. Jauh-jauh menyetir mobil hanya ingin ke sini? Bokongnya trasa kebas. Astaga jika tau begini tadi dia menyuruh Taylee yang menyetir saja. Dan parahnya, sepertinya bensin mobil tinggal sedikit lagi.

Reza berjongkok sambil menghela nafas melihat Anna yang sedang bermain-main dengan ombak laut. Anna bahagia sedengkan dirinya merana.

Tapi entah kenapa, ada perasaan yang berbeda saat melihat senyuman Anna yang tulus dan bahagia hanya dengan membawanya bermain. Pasti anaknya ikut bahagia di sana. Rasa lelahnya menyetir khandas begitu saja saat melihat senyuman Anna yang terlihat lepas.

"Reza!!"

"Reza!!"

Lamunan Reza buyar dan langsung melihat ke arah Anna yang sedang memanggilnya.

"Sini!!" teriak Anna mengibaskan tangan kanannya mengajak Reza, sedangkan tangan kirinya asik mengelus perutnya.

Reza pun berlari ke arah Anna.
"Kita jauh-jauh ke mari hanya untuk laut ini?" tanya Reza remeh menatap Anna dan lautan semesta.

"Ini ciptaan tuhan yang tak ada satu manusia pun yang mampu membuatnya" kata Anna meralat perkataan Reza.
"Meskipun pria sekaya dirimu sekalian" timpalnya.

Reza hanya menghela nafas dan menatap lurus ke arah lautan yang begitu luas, kapal-kapal besar berjajar mencari ikan untuk di konsumsi manusia.

Perlahan langkah demi langkah Anna berjalan menyusuri bibir tepi pantai. Ia mampu mengukir senyumannya sendiri hanya dengan bermain dengan air laut dan sesekali berhenti melihat keong-keong dan kerang yang lucu.

Reza hanya diam menatap Anna. Melihat Anna baginya sudah sangat Indah, tak harus pergi ke laut.       Apalagi jika Anna memakai dress simpel selutut dengan potongan tangan kecil berwarna putih berbahan katun. Benar-benar Indah, saat wanita itu tersenyum sambil memegang perutnya yang buncit, rambutnya yang panjang tergerai di terbangi angin laut. Foto Anna bermain di laut yang pernah Taylee kirimkan padanya tak sebanding cantik jika melihat Anna secara langsung.

"Reza" bisik Anna pelan sambil melingkarkan tangannya manja ke lengan Reza.
"Sedang memikirkan apa?"

Reza tampak bingung ingin menjawab apa, tapi kali ini ia punya jawaban.
"Aku hanya bingung kenapa kau suka main ke sini"

Anna melepaskan tangannya dari lengan Reza dan berdiri di depan pria bertubuh jauh lebih tinggi darinya itu.
"Karena tempat ini bahagiaku" Anna tersenyum kembali.

"Hanya itu?"

"Tidak, laut ini juga menemaniku kala aku merindukanmu saat sedang bekerja jauh'' mata Anna berubah sendu.

Bayang-bayang dimana dirinya seolah sedang berlari kecil sendirian di bibir pantai dapat ia lihat sendiri. Ia sangat menyedihkan saat itu. Terus memanti seseorang pulang.

"Kau merindukan aku?" tanya Reza dengan wajah yang datar, berbanding terbalik dengan hatinya.

"Mungkin bukan aku, tapi bayimu" Anna menarik tangan Reza dan meletakkan tangan besar pria itu di atas perut buncitnya. Hingga bisa Reza rasakan bayinya menendang dengan begitu kencang.

Reza tersenyum menatap Anna lalu menarik wanita itu ke dalam pelukannya, mencium lama aroma rambut yang menenangkan serta mengelus pelan punggungnya. Anna memejamkan matanya merasakan kelembutan sikap Reza. Tapi Anna sadar jika dirinya tak boleh terus terbuai, sebulan lagi bayi mereka akan terlahir ke dunia dan semua akan berubah. Anna akan menjalani hidupnya yang baru dan juga begitu dengan Reza.

Karena begitu betahnya mereka berlama-lama di laut. Hingga tak terasa hari mulai gelap. Jarum jam tangan milik Reza bergerak dan kini tengah berhenti di angka 18:27. Reza dan juga Anna buru-buru masuk ke dalam mobil.

Di sela perjalanan mereka sama-sama diam. Anna ingin sekali berbicara banyak hal dengan Reza tapi ia tak tahu ingin membicarakan apa, semuanya terasa begitu tabu untuk di bicarakan. Perjalanan ke rumah mereka masih sangat jauh, dan Anna benar-benar bosan sekali. Pada akhirnya mata Anna memberat dan tertutup, ia di sambut mimpi yang Indah.
                     
Reza yang sedang fokus menyetir baru menyadari Anna sudah tertidur saat ia menoleh ke samping. Reza membiarkan saja karena tahu Anna pasti lelah seharian ini terus bermain,di tambah lagi usia kandungannya yang berusia 8 Bulan.

Saat sedang fokus mengemudikan mobil mewah miliknya, bunyi halus seperti titt...! Titt...! Titt...! Terdengar, Reza langsung panik saat melihat bahan bakar mobilnya habis, dan perlahan kecepatan mobil menurun. Reza langsung menepikan mobil ke samping jalan, pas sekali di dekat pohon.

Dengan kesal Reza meremas stir mobil dan memejamkan matanya lama. Lalu ia menoleh ke samping melihat Anna yang sedang tidur dengan pulasnya. Jalanan terlihat sepi, hanya kadang satu dua motor yang lewat dan juga satu bis atau dua mobil yang lewat.

"Huhhf bagimana ini? Kenapa mobil ini habis minyak di saat dan tempat yang tidak tepat?" Reza memegang kepalanya lalu menoleh ke kiri dan kanan.
"Daerah hutan-hutan pula"

Mobil ini tidak di lengkapi dengan bahan bakar cadangan karena Reza membawa mobil ini cuma sekitaran kota, tak pernah terpikir olehnya mobil ini di bawa jalan jauh seperti sekarang. Kalau pun ingin bepergian jauh biasanya ada mobil lain yang khusus. Dan tanpa pikir panjang Reza langsung mengeluarkan ponselnya.

"Oh shit!"

Tidak ada jaringan.

"Reza apa kita sudah sampai?" suara Anna khas bangun tidur, dia bertanya dengan begitu polosnya.

"Tidak Anna tidak, kita masih sangat jauh dengan rumah. Kau tahu sekarang mobilku kehabisan minyak dan lihat, kita mogok di tengah hutan seperti ini" Reza menunjuk ke arah kiri dan kanan, semuanya gelap hanya ada banyak pohon-pohon dan beberapa lampu jalanan yang hidup agak redup di tepi jalan.

Anna merasa bersalah karena meminta main sangat jauh, tapi mau bagaimana lagi. Ia juga tak tahu persediaaan bahan bakar di mobil Reza tidak menjangkau perjalanan mereka yang sangat jauh.

"Maafkan aku, jangan marah aku takut" mata Anna berkaca-kaca.

Semenjak Anna hamil, Reza hampir tak pernah marah dan berkata-kata kasar padanya ataupun membentaknya sekalipun. Tapi entah kenapa ucapan Reza barusan terdengar sepeti kesal dan marah sehingga membuat nyali Anna ciut.

Melihat tingkah Anna yang mulai sedih, Reza langsung memegang tangan wanita itu dan mengelusnya.
"Sudahlah jangan menangis, aku tidak marah hanya saja kesal''

"Maafkan aku"

"Iya"

"Lalu sekarang bagaimana? Bagaimana caranya kita pulang?"

Reza berpikir sejenak lalu tiba-tiba ide cemerlang hinggap di kepalanya.
"Sekarang kau diam di sini aku akan keluar untuk-"

"Haa... Jangan tinggalkan aku" potong Anna dengan cepat dan langsung memegang tangan Reza.

"Tidak Anna tidak, mana tega aku meninggalkan istriku yang sedang hamil tua begini''

"Lalu?"

"Aku akan keluar mencari mobil yang lewat untuk kita tumpangi"

"Oh baiklah" pipi Anna memerah malu, ia merasa dirinya sangat manja akhir-akhir ini.

Reza langsung keluar dan berdiri di samping pintu kemudi. Sesekali ia melirik jam tangannya.

Satu mobil pikap membawa banyak sayuran lewat, Reza langsung mengisyaratkan dengan tangannya agar mobil pikap itu berhenti tapi tidak, mobil itu langsung melaju dengan kencang.

Satu mobil rental biasa berwarna putih lewat, Reza kembali menaruh tangan tapi mobil sialan itu juga lewat begitu saja. Ohh Reza kesal bukan main hingga dia tak henti mengumpat, dia ingin mencatat mobil polisi yang tak mau berhenti dan memberikan mereka tumpangan, tapi sayang karena begitu gelap jadinya nomor polisi mobil-mobil itu tidak terlihat.

Sementara di dalam mobil Anna terlihat gelisah. Dia mengambil sebuah tas miliknya yang sering dia tinggalkan di dalam mobil, lalu memasukkan beberapa barang penting ke tas tersebut, seperti ponsel, dompet, tissue dan lainnya.

Saat sedang berkemas, pintu sebelah Reza terbuka dan Reza tersenyum.
"Ada mobil yang mau menumpangi kita, ayo!!"

Anna tersenyum dan langsung mengambil tas dan turun.

Mereka menaiki mobil bergaya lama milik seorang pria tua. Di dalam mobil pria tua tersebut ternyata juga ada cucu kembar perempuannya. Mereka terlihat menggemaskan dan malu-malu pada Anna yang duduk di samping mereka.

"Ajak aunty itu berkenalan Maura, Laura" ucap sang kakek sambil terkekeh.

"Hai gadis kembar yang manis, ini aunty Anna" kata Anna sambil menepuk pelan dadanya.

Dua gadis kembar itu tersenyum malu-malu membuat Anna semakin gemas.

"Aku Laura, ini adikku aunty, Maura" ucap gadis manis bernama Laura.

Anna bisa membedakan mereka, si kakak Laura memiliki tahi lalat kecil di samping mata bulatnya. Jika sang adik Maura memiliki tahi lalat di Puncak hidung mancungnya. Pokoknya Anna gemas sekali pada dua gadis kembar itu.

"Uhh kalian manis sekali" Anna langsung mencium pipi sang saudara kembar itu dan mereka kembali tersenyum malu-malu.

Di sisi jalan mulai terlihat beberapa kedai-kedai kecil penjual nasi dan kopi, ada beberapa juga rumah penduduk yang mulai terlihat.

"Kami sebentar lagi akan berbelok tuan, nyonya. Kemana kami bisa menurunkan kalian?" tanya pria tua itu.

Anna langsung menatap Reza dengan gelisah.
"Turunkan saja kami di tempat sebelum kau berbelok pak" sahut Reza dengan senyuman.

"Maaf sekali aku tidak bisa membantu kalian kembali ke kota, karena mobil tuaku tak mampu ku jangkau untuk ke sana, kota kan sangat jauh sekali dari sini" ucap pria itu dengan wajah tak enak.

"Tak apa pak, bukan masalah. Setidaknya kami sekarang sedang berada di tengah pemukiman yang ramai orang" sahut Reza kembali.

"Kenapa aunty dan uncle tidak menginap saja di rumah kami?" ucap Laura dengan suaranya yang terdengar imut.

"Ah ya. Jika kalian mau kalian bisa menginap di rumah kami barang semalam" tambah pria tua itu.

Reza dan Anna saling tatap. Mereka pasti akan sangat merepotkan nanti.
"Ah tidak papa pak, bawahan saya juga sedang jalan ke sini" dusta Reza. Jangankan mengabari, jaringan saja tidak terjangkau ke ponsel canggihnya.

"Oh begitu ya, baiklah"

Mobil berhenti di sebelum belokan menuju ke kanan. Reza langsung turun lalu membantu Anna turun dari dalam mobil.

"Terima Kasih atas tumpangannya pak, kau dan cucu-cucumu yang lucu itu sangat baik" kata Reza di jendela mobil.

"Iya sama-sama" sahut pria tua itu dan kembali membelokkan mobilnya.
Anna menatap sedih mobil tua yang membawa dua anak kembar yang lucu itu. Saat mobil sedang melaju tidak begitu jauh, dua gadis kembar itu menjulurkan kepala mereka ke luar jendela mobil lalu melambaikan tangannya pada Anna.
"Sampai jumpa lagi aunty Anna!!" teriak serempak Maura dan Laura.

Anna melambaikan tangannya pada mereka sambil tersenyum.
"Iya sayang!!"

Mobil itu kian menjauh dan bahkan tak terlihat lagi. Sedangkan dirinya dan Reza sama-sama diam dengan kebingungan.
"Sekarang apa Reza?" tanya Anna dengan polos pada suaminya.

Maura and Laura

Tbc

Maafkan daku yang lama update. Kegiatan aku ada banyak jadi harus di selesaikan juga

Vote dan comment jgn lupa!

Continue Reading

You'll Also Like

526K 20.4K 49
Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena kenakalan nya dan memiliki sahabat yang sam...
86.2K 7K 23
"kita akan berkeliling wisata nanti saat hesa sudah besar dan papa yang akan menjadi bos di perusahaan agar bisa meliburkan diri mengajak hesa dan ma...
648K 64K 40
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
163K 2K 44
Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci ! . "Oh Jack.., please..." "Please for what?" "Udah, please berhenti.." . [SEQUEL BASTARD!] Warn21+ Cerita...