Secretly Married (Park Chanye...

By kwonxoxo

2.1M 127K 9.7K

[SUDAH DITERBITKAN] Ini adalah lanjutan cerita dari Pacar Sewaan. Disini kalian akan tahu bagaimana kehidupan... More

1. D-Day
4. Mantan Gebetan?
5. Ny. Park
6. Shopping
7. Marahan
8. Fans Meeting pt. 1
9. Fans Meeting pt.2
10. Instagram
11. Piknik
14. Bertemu Jae Min
15. Menemani Chanyeol
16. Investor Misterius
17. Dijemput Sehun
18. Chanyeol Syuting
19. Penyewa Sialan
20. Rumah Tangga Meretak?
21. Pingsan
22. Cerai?
23. Surat Perceraian
24. PHO?
25. Ha Young Tahu
26. Instagram Part 2
27. Awal LDR
29. Memori
30. Mencoba Mengingat
31. Jeruji Penjara
32. Mengingat
34. Fan Service Gagal
35. FS berhasil?
36. Orang Ketiga
37. Pulih
38. Sambutan EXO
40. Kesal
PENGUMUMAN (delete soon)
41. Chanyeol Is Getting Sick
43. Penculikan
Chanyeol POV
45. Kembali
46. Aksi Publik
47. Trauma
48. Chanyeol Cemburu
49. Valentine's Day
50. Mood Yang Labil
51. Pertengkaran Kecil
52. Kabar Gembira
54. Menyalahkan Diri Sendiri
Penting [no clickbait]
OPEN PO ๐ŸŽŠ๐ŸŽ‰
Pengumuman Buku
OPEN PO (again) ๐Ÿฅณ

42. LDR for 2 days

28.5K 2.2K 131
By kwonxoxo

Aku mengawali pagi ini dengan senyuman. Bukan tanpa sebab aku mengawali hari dengan tersenyum. Aku mengawali pagiku dengan tersenyum karena semalam Chanyeol berjanji padaku akan membawaku berlibur akhir minggu ini. Lebih tepatnya bukan berlibur, tapi Chanyeol akan mengajakku ikut ke acara konsernya yang akan diselenggarakan di Jepang.

Ini adalah pertama kalinya Chanyeol memperbolehkanku ikut ke acara tur konsernya. Karena sebelumnya aku hanya pernah menghadiri konsernya yang diselenggarakan di Seoul. Apakah mungkin dia tidak ingin membiarkanku sendiri, oleh karena itu dia mengajakku untuk ikut bersamanya?

Kutatap wajah Chanyeol yang masih tertidur di sampingku. Dia tertidur dengan sangat pulas dan tangannya masih terus merangkul pinggangku. Menatap Chanyeol seperti ini, aku baru sadar kalau ternyata Chanyeol memang benar-benar sangat tampan. Tanganku menangkup wajahnya dengan lembut dan hendak memberikannya morning kiss, namun tiba-tiba mata Chanyeol terbuka secara perlahan hingga membuatku sedikit tersentak kaget.

Mata Chanyeol ikut memandangku yang sudah hampir mencium bibirnya itu. Lalu pria itu tersenyum kecil dan memberikan ciuman di dahiku sebelum akhirnya menarik tubuhku masuk kedalam pelukannya.

"Aku mencintaimu, Park Hye Ri," ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur dan tak lupa dia memberikan satu ciuman lagi di puncak kepalaku.

"Aku juga," kataku pelan membalas ucapan Chanyeol tersebut.

***

"Aku akan pergi akhir minggu ini. Maafkan aku karena tidak bisa membantumu mengurus produk kita," ucapku tidak enak pada Han Joo.

Siang ini, aku sengaja menemui Han Joo untuk membicarakan soal diriku yang akan ikut Chanyeol pergi akhir minggu ini. Namun sialnya, akhir minggu ini juga aku dan Han Joo seharusnya ke Gangnam untuk melihat tempat yang akan kami jadikan sebagai pusat tempat produk kami dijual.

"Tak apa. Aku bisa mengurusnya sendiri. Jadi kau tidak perlu khawatir akan hal itu."

Aku mengangguk sambil tersenyum kecil. "Terima kasih atas pengertianmu."

Meski Han Joo mengatakan bahwa aku tidak perlu khawatir tentang itu, tapi tetap saja sebenarnya aku merasa sedikit khawatir. Masalahnya aku sedikit khawatir mengenai tempat yang akan dilihat Han Joo di Gangnam akhir minggu ini. Karena seharusnya aku juga ikut melihat tempat tersebut supaya kami bisa berdiskusi apakah tempat itu cocok dijadikan toko pusat produk kami.

Lalu aku juga sebenarnya merasa tidak enak dengan Han Joo mengingat baru kemarin aku sakit dan sekarang aku meminta Han Joo untuk mengurus semuanya sendiri lagi. Tapi di lain sisi, aku tidak mau melepaskan kesempatan untuk pergi ikut bersama Chanyeol di Jepang. Aku tahu aku sangat egois saat ini.

***

Setelah bertemu dengan Han Joo dan mendiskusikan hal-hal yang perlu untuk kami diskusikan, aku akhirnya kembali ke rumah. Tentu saja rumah masih kosong di jam segini, hanya ada aku dan ahjumma yang sibuk mencuci baju. Rumah ini benar-benar terasa sangat sepi jika tidak ada Chanyeol. Disaat-saat seperti ini, pikiranku tiba-tiba teringat dengan janin yang sempat kukandung untuk beberapa saat didalam perutku. Andai saja, waktu itu kecelakaan tidak menimpaku, mungkin saat ini aku masih bisa merasakan tendangan kecil didalam perutku.

Jika seperti ini, air mataku akan turun secara tidak sadar. Kembali aku mengutuk kecelakaan yang sudah merenggut anak didalam kandunganku itu. Karena kecelakaan itu juga, hampir membuatku lupa sepenuhnya akan Chanyeol dan tentu saja aku sudah membuat Chanyeol menderita akan hal itu. Karena kecelakaan itu juga, aku dijadikan sebagai seorang tersangka yang membuatku sewaktu-waktu bisa saja mendekam di penjara jika bukti tidak ditemukan oleh polisi.

"Hye Ri-ya."

Suara itu membuat pikiranku terbuyar, lantas aku menoleh ke arah sumber suara dengan cepat-cepat menghapus air mataku.

"Kau sudah pulang?" tanyaku sedikit terkejut begitu melihat kepulangan Chanyeol. Waktu masih menunjukkan pukul 3 sore dan Chanyeol sudah di rumah saat ini. Tidak biasanya dia akan pulang secepat ini.

Chanyeol mengangguk dan berjalan kearahku yang sedang terduduk dipinggir kasur. Pria itu lalu duduk dibelakangku dan memelukku dengan kepala yang ia taruh di atas pundakku. Chanyeol menghela napasnya sambil memejamkan matanya. Dia terlihat sangat lelah.

"Apa semuanya baik-baik saja?" tanyaku dengan tanganku yang mengelus wajahnya lembut.

"Manajerku tiba-tiba mengatakan bahwa besok aku harus ke pulau Jeju selama dua hari untuk pemotretan. Yang berarti aku harus meninggalkanmu selama dua hari disini," ucapnya pelan.

"Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Aku tidak tahu."

"Hanya dua hari kan kita tidak bertemu? Jangan terlalu sedih seperti itu," ujarku mencoba menghiburnya. Meskipun sebenarnya akupun ikut sedih jika Chanyeol harus meninggalkanku selama dua hari, mengingat aku yang baru saja keluar dari rumah sakit dan kami baru saja menghabiskan waktu berdua kami beberapa hari belakangan ini.

Chanyeol membuka matanya dengan menatapku. "Bagaimana kalau kau ikut denganku?" tanyanya.

Sejujurnya aku sangat tergiur dengan ajakan Chanyeol itu. Tapi sayangnya aku sudah memiliki janji dengan Han Joo besok untuk mengurusi produk kami. Setidaknya sebelum aku pergi ke Jepang bersama Chanyeol, aku tahu perkembangan produk kami di pasaran dan apa saja yang perlu ditingkatkan untuk memasarkan produk kami agar menjadi lebih terkenal.

"Aku tidak bisa," tolakku.

"Kenapa?"

"Aku sudah janji dengan Han Joo besok untuk mengurusi produk kami."

Pria itu terlihat kecewa dan menghela napasnya. Bukan hanya Chanyeol yang kecewa saat ini, tetapi aku juga kecewa karena tidak bisa ikut bersama Chanyeol ke pulau Jeju besok.

"Apa kau tidak bisa memundurkan janji itu?"

"Chanyeol, aku sudah lama tidak mengurus produk yang aku jalankan bersama Han Joo karena amnesiaku kemarin. Jadi sudah seharusnya jika sekarang aku kembali mengurusnya bersama Han Joo. Lagipula, diakhir minggu ini aku akan ikut bersamamu ke Jepang kan," ucapku mencoba menjelaskan supaya Chanyeol mengerti akan situasiku saat ini.

"Baiklah, aku mengerti."

Chanyeol melepaskan pelukannya dan membalikkan badanku sehingga kami saling berhadapan satu sama lain saat ini. Tiba-tiba Chanyeol mengerutkan dahinya.

"Kau habis menangis?" tanyanya begitu menyadari mataku yang mungkin masih merah karena air mata yang keluar diluar kendaliku tadi.

"Ada apa?" tanyanya lagi begitu mulutku bungkam enggan menjawab. Tentu saja aku tidak mau memberitahu Chanyeol alasan mengapa aku menangis tadi. Karena aku tidak mau membuat Chanyeol bersedih akan hal itu. Jadi mungkin lebih baik jika diriku memendamnya seorang diri.

Aku menggeleng, "tidak apa. Tadi hanya kelilipan saja," dustaku.

Mata Chanyeol masih memandangku, dia sepertinya tahu kalau aku berbohong. Aku memang tidak pandai berbohong dan aku tahu Chanyeol pasti sangat penasaran mengapa aku bisa menangis seperti ini.

"Beritahu aku, kenapa kau menangis?" tanya Chanyeol sekali lagi dengan tatapan penuh khawatir.

"Aku baik-baik saja," jawabku dengan tegas agar Chanyeol berhenti bertanya mengenai keadaanku.

Chanyeol terlihat sedikit terkejut mendengar nada suaraku yang tiba-tiba berubah tadi. Lalu dia mengangguk dan mengelus rambutku halus, tak lupa ia mencium dahiku. "Jika ada sesuatu yang membuatmu sedih seperti tadi, kuharap kau akan menceritakannya padaku. Jadi setidaknya beban sedih yang ada didalam hatimu berkurang," ucapnya sebelum akhirnya pergi meninggalkanku.

Setelah mendengar Chanyeol berkata seperti itu, aku merasa bersalah karena sudah memendamnya seorang diri. Aku tahu Chanyeol khawatir melihatku yang tiba-tiba menangis tadi, tapi aku juga tidak mau membuatnya sedih karena aku yang tiba-tiba kembali memikirkan soal anak yang keguguran didalam kandunganku.

Aku tidak tahu apakah perbuatanku saat ini benar atau tidak, namun yang pasti aku lebih memilih untuk menyimpannya seorang diri. Anggap saja, ada kalanya aku merindukan anakku. Meski aku belum pernah melihatnya, namun setidaknya aku pernah merasakan menjadi seorang ibu meski hanya sebentar.

***

Tanganku menelusuri setiap sudut kasur dengan mata tertutup. Biasanya tanganku akan menemukan sesosok Chanyeol disampingku, namun pagi ini sepertinya aku harus menerima kenyataan bahwa Chanyeol sudah meninggalkanku ke pulau Jeju hari ini. Semalam Chanyeol memberitahuku bahwa penerbangannya pagi ini sangat subuh, jadi aku tidak perlu mengantarkannya ke bandara. Namun semalam aku bersih kekeuh ingin mengantarkannya, tapi sepertinya rasa kantuk dan lelah membuatku malah tertidur dengan sangat pulas. Aku sudah menghidupkan alarm untuk bangun dan mengantarkan Chanyeol ke bandara, sepertinya semuanya sia-sia karena aku tidak bangun.

Aku merenggangkan kedua tanganku dengan mata yang masih tertutup. Secara perlahan, aku mulai membuka mataku dan mataku menangkap sebuah kertas yang berada di atas nakas samping tempat tidur. Sepertinya Chanyeol menuliskan catatan untukku sebelum dia pergi meninggalkanku. Lantas tanganku mengambil catatan itu dan mulai membacanya.

Aku tidak tahu apa yang membuatmu sedih kemarin. Karena jujur saja, saat tahu kau menangis, aku sangat sedih terlebih saat kau tidak memberitahuku alasan mengapa kau menangis. Satu hal yang perlu kau ingat bahwa aku selalu ada untukmu <3

Dan satu lagi, aku tadi sudah mencoba untuk membangunkanmu tapi kau sangat lelap sekali. Jadi aku tidak membangunkanmu lagi.

Xo, Chanyeol

Bibirku mengembang membuat sebuah senyuman saat membaca surat dari Chanyeol. Tak habis pikir bahwa karena aku menangis kemarin membuatnya kepikiran seperti ini sampai dia harus membuatkan surat untukku mengenai hal itu.

Aku segera mengambil ponselku dan mencoba untuk menelponnya. Namun ponselnya tidak aktif, sepertinya dia masih berada didalam pesawat saat ini. Ada sedikit rasa menyesal yang kurasakan sebenarnya saat ini karena aku tidak bangun dan tidak mengantarkan Chanyeol sampai ke bandara. Padahal semalam aku sudah bertekad untuk bangun dan mengantarkan Chanyeol ke bandara, namun aku benar-benar tertidur pulas sampai aku bahkan tidak mendengar suara alarmku.

***

"Silakan masuk," ucapku mempersilakan Han Joo yang datang ke rumah. Hari ini kami memang setuju untuk berdiskusi di rumahku saja. Karena setiap kami bertemu diluar, aku merasa seperti ada seseorang yang mengikutiku dan bahkan aku merasa seperti ada orang yang memotretku secara diam-diam. Sebenarnya hal ini sudah terjadi sebelum aku mengalami kecelakaan, aku pernah bertanya soal ini juga pada Han Joo tapi pria itu mengatakan kalau itu hanya perasaanku saja jadi jangan terlalu dipikirkan.

"Ahjumma tolong bawakan jus dan makanan ringan ya," pintaku pada ahjumma.

"Duduklah," kataku.

Han Joo dan aku kini sudah duduk berhadapan, pria itu mengeluarkan beberapa kertas dari tas yang ia bawa.

"Ini adalah beberapa gambar toko yang akan kita beli untuk menjadi toko pusat kita di Gangnam. Aku sudah menelpon para pemilik ruko itu dan mereka mengatakan kalau aku bisa melihat toko itu di akhir minggu ini," ucap Han Joo menjelaskan.

Aku mengambil kertas itu dan mulai melihat-lihat gambar toko yang ada. Semuanya terlihat luas dan sangat cocok untuk dijadikan pusat toko kami sampai membuatku benar-benar bingung harus memilih yang mana.

"Apakah tempat ketiga toko ini strategis?" tanyaku.

"Ya, mereka terletak di tengah kota."

"Hmm... Apakah tidak sebaiknya kita menyewa tempat ini dulu? Maksudku, produk kita baru berjalan setengah tahun dan sepertinya dana kita tidak akan cukup jika kita membeli toko tersebut."

"Tenang saja soal itu. Investor misterius kita kemarin kembali memberikan kita dana yang sangat cukup untuk kita membeli salah satu dari toko di Gangnam ini."

Berbicara mengenai investor, sampai detik ini aku dan Han Joo masih belum tahu siapa sebenarnya orang yang secara misterius mengivest di produk kami. Yang membuat aku dan Han Joo heran, setiap kali kami membutuhkan uang untuk biaya pabrik, investor itu selalu mengirimkan dana untuk kami di waktu yang tepat.

"Apa sampai detik ini kau belum tahu siapa investor misterius itu?" tanyaku.

Ketika aku bertanya seperti itu, Han Joo terlihat sedikit terkejut. Entah mengapa dia memberikan reaksi seprti itu padaku.

Han Joo langsung menggeleng. "Tidak tahu, jika aku tahu aku pasti akan memberitahumu."

Dan ahjumma tiba-tiba datang di tengah-tengah pembicaraan kami dengan membawakan makanan ringan serta minuman dingin.

"Terima kasih ahjumma," kataku.

"Baiklah. Mari kita bahas soal toko itu lagi. Jadi kita benar-benar akan membelinya?" tanyaku kembali memastikan setelah ahjumma sudah menghilang dari pandanganku dan Han Joo.

"Ya. Dana kita cukup untuk membelinya dan saat ini produk kita sangat laku di pasaran semenjak EXO menjadi model untuk produk kita."

Aku tersenyum bangga saat Han Joo menyebutkan nama EXO. Sepertinya aku harus mengucapkan rasa terima kasihku pada mereka karena telah menjadi model pertama di produkku. Bahkan saat aku ingin membayar mereka, mereka dengan sangat tegas tidak ingin menerima uang dariku. Mereka mengatakan bahwa itu adalah hadiah dari mereka untuk bisnis pertama yang aku jalankan bersama Han Joo. Jadi sebenarnya mereka secara sukarela menjadi model di produkku.

"Menurutmu apa kita perlu menambah model lain untuk produk kita? Maksudku, jam tangan kita bukan hanya digunakan oleh pria tapi digunakan juga oleh wanita."

"Jadi menurutmu kita harus menyewa satu model wanita lagi?" tanya Han Joo.

Aku mengangguk. "Kira-kira menurutmu siapa artis yang saat ini sedang populer?"

Han Joo meletakkan tangannya dibawah dagunya, berpikir sejenak mengenai pertanyaanku.

Mulut Han Joo mulai mengeluarkan suara, "Ha Young?"

Perlu diakui bahwa saat ini Ha Young memang menjadi artis populer apalagi semenjak dirinya bermain drama bersama Chanyeol dan juga rumor palsu yang sempat beredar di masyarakat yang mengatakan bahwa mereka berdua berpacaran.

"Hmm, maaf bukannya aku bermaksud untu--"

"Tak apa. Ha Young memang sangat populer saat ini," ucapku memotong ucapan Han Joo. Sepertinya Han Joo tidak enak padaku karena sudah menyebutkan nama Ha Young didepanku. Karena ini adalah tentang bisnis, jadi aku akan berusaha menghilangkan rasa sedikit cemburuku pada wanita itu.

Meskipun Chanyeol dengan tegas mengatakan kalau dia tidak menyukai Ha Young, tapi tetap saja ada rasa sedikit cemburu di hatiku terlebih wanita itu benar-benar sangat cantik jika dibandingkan denganku. Jadi ada kemungkinan kalau suatu saat wanita itu akan mencoba merebut Chanyeol lagi dariku seperti yang pernah dia lakukan dulu.

"Sepertinya kita memang harus memakai Ha Young sebagai model kita," ujarku setelah berpikir lumayan panjang.

"Kau yakin?"

Aku mengangguk. "Ini demi bisnis kita."

"Baiklah. Aku akan mencoba untuk menelpon manajer Ha Young dan aku akan mengabarimu."

"Oke."

"Kalau begitu pembahasan kita sudah selesai kan?" tanya Han Joo.

"Sepertinya begitu."

"Aku pamit pulang kalau begitu." Han Joo berdiri dari kursi dan hendak keluar dari rumahku, tapi aku segera menahannya.

"Apakah kau akan melewati supermarket dengan caffee?" tanyaku.

"Ya, kenapa?"

"Aku perlu membeli beberapa bahan makanan hari ini. Jadi bisakah kau sekalian mengantarkanku kesana?"

"Baiklah."

***

Han Joo sempat menemaniku belanja tadi meski aku sudah mengatakan padanya tidak apa meninggalkanku sendiri, namun tiba-tiba ada panggilan masuk yang membuatnya harus pergi meninggalkanku. Jujur saja saat Han Joo menemaniku, aku kembali merasa ada seseorang yang diam-diam mengikutiku. Bahkan saat Han Joo sudah tidak ada, aku masih merasakan ada seseorang yang mengikutiku. Aku tahu ini tempat ramai dan jika memang ada orang yang mengikutiku, orang itu tidak akan berani berbuat macam-macam padaku.

Aku mengambil ponselku hendak menelpon Chanyeol. Aku tahu tidak baik menjadi orang yang sangat panaroid seperti ini ditengah-tengah keramaian supermarket. Tapi aku benar-benar takut dan Chanyeol menjadi orang pertama dipikiranku di saat-saat seperti ini.

"Hallo."

Suara Chanyeol terdengar.

"Kau sudah sampai?" tanyaku.

"Ya, barusan. Kenapa suaranya berisik sekali, kau sedang dimana?"

"Aku di supermarket karena makanan di kulkas sudah habis."

"Kau dengan siapa disana?"

"Sendiri."

Terdengar suara helaan napas Chanyeol. "Kenapa tidak bersama ahjumma?"

"Tadi Han Joo sekalian mengantarku ke supermarket, jadi kupikir tidak perlu membawa ahjumma."

"Aku akan menelpon Sehun untuk menema..."

Mataku memandang seseorang yang berdiri cukup jauh dariku. Dia memakai sebuah masker putih dengan topi yang cukup membuat wajahnya tak terlihat jelas olehku. Di tangannya terdapat sebuah kamera yang sedang membidik ke arahku.

Apakah dia yang selama ini mengikutiku?

Orang itu membuka sedikit topinya hingga membuatku bisa menatap matanya yang sedang menatapku dengan tajam. Aku tidak tahu siapa orang itu tapi yang jelas sepertinya dia memiliki motif jahat terhadapku.

"Hye Ri-ya, apa kau mendengarkanku?"

Karena orang itu, aku sampai tidak sadar kalau saat ini aku sedang menelpon Chanyeol.

"Ada seseorang yang mengikutiku," ucapku pelan dengan nada penuh rasa takut.

"Siapa? Apa kau yakin dia mengikutimu?" tanya Chanyeol dan aku hanya terdiam.

"Sayang, kau baik-baik saja? Hye Ri! Kim Hye Ri! Jawab aku!"

Suara Chanyeol terdengar sedikit berteriak.

"A-aku takut."

"Kau sekarang berada dimana?! Aku akan menyuruh Sehun untuk menjemputmu!" ucap Chanyeol yang sepertinya ikut khawatir dengan keadaanku saat ini.

-tbc-

hay hayyyy sorry banget udah lama nggak update T.T lagi sibuk-sibuknya ngurusin skripsi sama ujian nih maklum ya anak semester 5 jadi udah sibuk banget sama skripsi...

Nah untuk kali ini gue mau rekomendasiin DRAMA KOREA!!!! ihiwww

Sebenernya drama ini belom tamat sih, cuma ya udah kerasa bapernya di awal-awal episode dan gue yakin banyak diantara kalian yang juga udah nonton drama ini. Drama ini ceritanya agak sedikit unik ya, dimana pemeran utama cowonya tuh alergi sama manusia dan ceweknya disini berpura-pura sebagai seorang robot untuk menemani si cowo yang kesepian itu. Entah gimana caranya tapi yang pasti si cowok itu alerginya nggak keluar pas sama si cewek itu padahal jelas-jelas tuh cewek adalah manusia.

Cerita yang antimainstream ini nih yang buat ini drama menurut gue keren hehe... Ditambah pemainnya juga duhhh oppa ganteng wehhhh si Yoo Seung Ho. Nah judul dramanya adalahhhhh I'M NOT A ROBOT

Rating yang gue kasih buat ini drama adalah 9/10 walaupun belom tamat HAHAHA~~

Kalian wajib nonton sih bagi yang belum nonton wkwk

Continue Reading

You'll Also Like

220K 19.8K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
183K 6K 13
"Kalian pikir gue sudi ? bahkan nyentuh sehelai rambutnya aja gue jijik, semua yang ada sama dia itu sangat menjijikkan di mata gue, kayak sampah yan...
19.7K 552 17
Aku masih merindukannya. Meskipun aku tau rindunya bukan milikku(lagi). Tapi milik dia. Dia mantan kekasihnya. Dia si masalalunya. Aku kira ada r...
30.6K 6.1K 40
Ketika dua insan manusia berlatarkan keluarga terkaya di Korea harus menghadapi masalah perjodohan, yang mengharuskan keduanya saling mengikhlaskan p...