INI VERSI BUKU
.
.
Author : Anya / AphroditeThemis
Genre : Saeguk / Intric / Drama / Revenge / Murder
Rate : 21 +
PS : Ada VERSI CETAK.
.
.
KINGDOM, ROYALTY, LOVE AND WAR
.
.
ARES
"Bagaimana ini, Kyu? Kenapa Pangeran Jaejoong tidak sadar juga? Bukankah obat itu seharusnya bisa menetralkan semua racun? Aku takut sekali!"desis Boa dengan suara lirih sambil meremaskan kuat seragam dayang yang dikenakannya. "Pasti semua ini perbuatan Putri Jin Hee!"tuduh Boa tanpa ragu.
Saat ini istana Ares terasa begitu kosong dan sepi karena semua pengawal dan dayang telah digiring ke halaman istana pribadi sang kaisar dan hanya menyisakan para dayang dan pengawal yang dibawa Pangeran Jaejoong dari Arthemis selain para pengawal kepercayaan sang Kaisar Jung yang berjaga ketat di depan Ares.
Setengah terisak Yoona mengusap airmata yang terus membasahi wajahnya,"Apa kita sudah salah memberinya obat itu? Bagaimana jika Pangeran Jaejoong malah semakin sakit? Ya Tuhan, apa yang harus kita lakukan sekarang Kyu? Kaisar Jung pasti akan membunuh semua orang jika Pangeran Jaejoong tidak sadar!"
Cho Kyuhyun menghela nafas frustasi saat mendengar bisikan tajam dari Boa dan Yoona yang saat ini terlihat begitu kalut dengan kondisi pangeran yang harus mereka jaga dengan taruhan nyawa itu. "Hentikan tangismu itu, Yoona!"herdik Kyuhyun yang sebenarnya juga sama takutnya dengan kedua dayang itu. "Lupakan dulu putri Permaisuri Byun itu! Apa yang kau tentang obat penawar itu, Boa?"
"Menurut sang daegun, jika ada yang mencoba meracuni Pangeran Jaejoong maka kita harus segera memberinya obat itu dan dalam waktu 1 jam pangeran akan bangun tapi ini sudah lebih dari 1 jam! Bagaimana jika...."gumam Boa dengan suara tercekat.
Dengan kasar Kyuhyun meremas kuat bahu dayang yang selalu menjadi orang kepercayaan Pangeran Jaejoong itu. "Kita akan melakukan apapun, meski menerobos neraka sekali pun demi hidupnya! Kau ingat sumpah itu, Kwon Boa?" Kyuhyun tersenyum puas saat melihat Boa mengangguk cepat. "Sekarang tenanglah, aku yakin sang pangeran akan segera membuka matanya."
.
.
HADES
"Bagus sekali, Liu Yen! Saat ini dadu telah ada ditangan kita dan dengan satu lemparan maka 2 burung akan segera tersingkirkan!"
Liu Yen, dayang utama Hades sekaligus orang kepercayaan dari kedua Pangeran Jung hanya mengangguk dan tersenyum tipis saat mendengar pujian dari Pangeran Chansung yang sedang memegang sebuah botol kecil yang akan membuat mereka mencapai sebuah tujuan besar meski orang lain harus membayarnya dengan nyawa. "Hamba juga sudah menyiapkan seorang tabib yang akan melancarkan semua rencana anda, Pangeran Changmin! Tabib itu akan menyusub masuk ke Ares bersama para tabib lainnya nanti!"
"Pangeran Jaejoong boleh saja menguasai hati sang kaisar tapi tanpa bantuan kecil kita ini dia tidak mungkin bisa menjadi Permaisuri Jung dalam waktu singkat!" Chansung tersenyum puas seraya menatap penuh arti pada yeoja muda yang tidak pernah ragu menjalankan semua perintah mereka meski nyawa yang menjadi taruhan jika Liu Yen sampai tertangkap.
"Sekarang juga kita pergi ke Ares dan menawarkan sedikit bantuan!!"gumam Changmin dengan seringai tipis saat membayangkan Pengawal Cho yang manis dan sinis itu pasti sekarang sedang panic dan ketakutan karena nyawa Pangeran Jaejoong yang begitu dipujanya itu sedang berada di ujung maut.
Mata Pangeran Chansung berkilat licik saat merangkul hangat bahu kembarannya,"Dan aku akan memberikan sedikit saran pada Yang Mulia Kaisar. Panggung drama telah dibuka!"
Bersama kedua pangeran yang dilayaninya itu, Liu Yen ikut pergi ke Ares karena dia juga punya tugas lain yang menunggu disana. "Seluruh istana dalam sudah ditutup! Apa anda yakin Seulgie akan berhasil melakukan bagiannya? Kali ini sangat berbahaya untuknya."ucapnya perlahan seraya melirik sekilas pada salah satu pangeran yang sangat dicintainya hingga dia rela tangannya selalu berlumuran darah.
"Tentu saja, Liu Yen. Ini hanya pekerjaan mudah bagi Seulgie! Dia tahu sekali apa yang harus dilakukannya!"seringai dingin nan acuh lagi-lagi terulas dibibir tipis Jung Changmin yang sudah tidak sabar melihat Lee Saera dipermalukan sebelum mati.
.
.
PAVILLIUN HESTIA
"Keluar kalian semua dari kediamanku! Atas dasar apa kalian berani masuk bahkan tanpa izin dariku!"
Seluruh tubuh Lee Saera terasa lemas karena dipenuhi ketegangan dan ketakutan pekat meski dia berusaha sebaik mungkin mempertahankan ekspresi dinginnya. Baru saja dia merayakan kematian Pangeran Kim yang sudah berani menentang dan mencoba merebut kekuasaannya itu dan sekarang tiba-tiba saja sekumpulan pengawal berwajah garang yang dipimpin langsung Jenderal Ok datang dan langsung mengepung pavilliun miliknya.
"Tidak mungkin aku ketahuan! Dayang bodoh itu tidak mungkin berani bicara!", gumam Lee Saera berulang-ulang dalam benaknya sementara tangannya meremas eras sapu tangannya yang sudah tak berbentuk. "Tenanglah, Saera. Semua aman karena ada yang akan mengantikanmu untuk mati! Tidak ada yang akan tahu kau terlibat!", sekuat tenaga Lee Saera berusaha menyakinkan dirinya yang mulai merasa jika semua rencana appa-nya akan berakhir sangat mengerikan.
Mata Ok Taecyeon memicing tajam saat melihat reaksi sang permaisuri yang dinilainya terlalu berlebihan padahal dia belum mengatakan sepatah kata pun tentang tujuannya datang ke Pavilliun Hestia ini. Wajah angkuh itu terlihat pucat dengan sebaris keringat yang membasahi dahi sang permaisuri yang terus meremas kuat sapu tangannya.
"Kami datang untuk membawa anda, Permaisuri Lee! Semua penghuni istana dalam saat ini sudah dikumpulkan di halaman istana kaisar! Ini perintah langsung dari sang kaisar agar semua pavilliun selir dan juga permaisuri digeledah!"
Jantung Lee Saera seperti berhenti berdetak dan keringat mulai membanjiri tubuhnya saat mendengar semua yang dikatakan Jenderal Ok padanya dengan nada dingin serta sorot mata setajam elang. "Tapi untuk apa pavilliun-ku digeledah? Sesuatu terjadi?"tanya Lee Saera seraya memasang raut wajah penasaran meski saat ini dia benar-benar ingin duduk karena kakinya terasa begitu lemas.
"Seseorang mencoba untuk membunuh Pangeran Jaejoong!"beritahu Taecyeon tanpa memalingkan tatapannya sedikit pun dari reaksi sang permaisuri yang sangat mencurigakan.
Mendengar ucapan Ok Taecyeon itu, sang permaisuri sengaja tertawa seolah jenderal perang yang sedang berdiri dihadapannya dengan wajah dingin itu sedang mengatakan sebuah lelucon. "Apa itu benar, Jenderal Ok? Apa dia sudah mati? Kuharap dia sudah membusuk di neraka!"tanyanya lagi dengan nada seacuh mungkin.
"Sepertinya anda sangat senang mendengarnya. Atau mungkin anda tahu sesuatu, Permaisuri Lee?"pancing Taecyeon dengan nada menyelidik.
Tawa itu langsung menghilang dari wajah cantik Lee Saera yang berubah menjadi tatapan marah yang tidak disembunyikannya,"Kau mencoba untuk menuduhku, Jenderal Ok? Aku bahkan tidak keluar dari Hestia sejak pangeran sialan itu membuatku dihukum! Aku tidak tahu apa-apa!"sangkal Lee Saera cepat dengan suara tinggi dan wajah kaku. "Jangan takut...Aku tidak boleh takut...Tidak ada bukti! Mereka tidak akan menemukan apapun disini!", gumam Lee Saera terus menerus dalam hati.
"Aku tidak pernah mengatakan atau pun menuduh anda melakukan sesuatu, Permaisuri! Lebih baik sekarang anda patuhi kami atau..."
"Atau apa? Kalian berani berbuat kasar padaku? Kalian lupa siapa aku? Aku bahkan bisa membuatmu dihukum mati saat ini juga, Jenderal Ok!"sela sang permaisuri kasar dengan mata melotot pada jenderal perang yang memang selalu berseberangan dengan Menteri Lee dan dirinya.
Berani sekali dia mengancamku, batin Taecyeon seraya berusaha mempertahankan sikap sopannya,"Maaf, Yang Mulia. Kami hanya menjalankan perintah dari sang kaisar. Bawa Permaisuri Lee sekarang juga! Jika dia melawan, kalian tentu tahu apa yang harus dilakukan, bukan?" sambil menghembus nafas lelah, Taecyeon bergegas menuju pavilliun yang lain.
Sekuat tenaga Lee Saera memberontak dari cengkraman kuat para pengawal yang memaksanya untuk keluar dari Hera. Seumur hidup dia tidak pernah diperlakukan serendah ini oleh siapa pun juga dan sekarang para pengawal rendahan ini berani menyentuh dan menyeretnya seperti seorang budak hina yang akan dijual.
"Lepaskan aku! Berani sekali kalian menyentuh seorang permaisuri? Cari mati? Lihat saja kau, Ok Taecyeon! Akan kupastikan kau dan semua pengawalmu ini dipenggal karena sudah berani menghina dan menyeret seorang Permaisuri Jung!"
.
.
PAVILLIUN PHOEBE
"Kenapa kalian membawaku? Ada apa ini? Lepaskan aku!"
Sama seperti yang dialami sang permaisuri dan Selir Jung lainnya, Kim Jin Hee juga mendapatkan perlakuan yang sama. Sejumlah pengawal datang dan tanpa bertanya langsung membawanya, semua dayang dan juga pengawalnya secara paksa menuju istana sang kaisar meski Jin Hee terus berontak dan memaki para pengawal berwajah datar itu.
"Seulgie! Dayang Seulgie! Bantu aku!"pekik Jin Hee histeris karena dipenuhi rasa takut yang baru kali ini dirasakannya. Dia memang berniat meracuni Jaejoong, tapi itu sempat belum dilakukannya! Kenapa sekarang langsung ada pengawal yang menangkapnya? Apa ada yang mendengar pembicaraannya dengan Seulgie tadi?
"Selir Kim...Hikss....Tolong kami! Lepaskan kami! Ampuni kami! Selir Kim, bantu kami...."
Bukannya membantu Jin Hee yang ketakutan dan sangat marah karena ketidaksopanan para pengawal yang terus menyeret untuk berjalan cepat tanpa peduli pada pekik kesakitannya, Seulgie dan juga para dayang lainnya malah ikut menangis dan menjerit takut karena tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Sepanjang jalan menuju istana sang kaisar, Jin Hee melihat banyak sekali selir lain dan juga semua dayang mereka yang diseret paksa sama seperti yang dialaminya hingga saat ini istana dalam dipenuhi oleh suara jeritan, tangisan dan protes yang menanyakan kenapa mereka diperlakukan seperti penjahat.
.
.
"Ya Tuhan, katakan jika yang aku lihat ini salah, Luhannie!"
Langkah sang hwangtaehu Jung dan juga para pengikutnya terhenti disebuah taman kecil yang bisa menghubungkan istana Athena dengan Ares. Mata tuanya melihat langsung apa yang sedang terjadi istana yang sebelumnya damai dan penuh ketenangan. Jeritan ketakutan dan pekik kesakitan terdengar samar dari halaman istana sang kaisar yang memang terletak tak jauh dari Ares yang ditempati Pangeran Arthemis.
"Sepertinya Yang Mulia Kaisar sangat marah, hwangtaehu. Lihat itu, bahkan Permaisuri Lee juga mendapatkan perlakuan yang sama dengan para dayang!" Luhan menunjuk kearah selatan dimana sekelompok prajurit juga terlihat sedang menyeret paksa Lee Saera yang terus menjerit keras.
.
.
Note Author : Bayangi sekacau apa istana Apollo 🤣🤣🤣
Reread berulang kali gk pernah mengubah pendapat gw sendiri jika Hwangtaehu Jung adalah sosok yang sangat mengagumkan ❤