Chapter 77 - Putra Mahkota Asli

614 101 8
                                    

INI VERSI BUKU
.
.

Author : Anya / AphroditeThemis

Genre : Saeguk / Intric / Drama / Revenge / Murder

Rate : 21 +

PS : Ada VERSI CETAK.

.

.

KINGDOM, ROYALTY, LOVE AND WAR
.
.

ARTHEMIS

Sepasang mata Permaisuri Byun terbuka lebar dengan sorot tidak percaya yang terlihat jelas, tubuh kurusnya yang berbalut hanbok indah tiba-tiba saja menggigil hebat dengan keringat dingin yang mulai mengalir di punggungnya hingga tanpa sadar sang permaisuri mencengkram kuat pinggiran meja yang menjadi pemisah antara dirinya dan sang daegun yang seperti menguarkan aura kemenangan dari seluruh tubuh tinggi besar itu.

"Ini tak mungkin terjadi! Dewa pasti sedang menghukumku? Bagaimana bisa dia bersama si licik ini?? Tidak...Ini tidak boleh terjadi!", erang Permaisuri Byun dalam hatinya yang mulai dipenuhi ketakutan.

Apa yang saat ini berdiri dihadapannya tidak mungkin nyata. Dia pasti hanya sedang berhalusinasi karena rasa sakit di perutnya. Tidak mungkin jika apa yang selama ini dicari dan ditunggunya sekarang berada dalam genggaman sang daegun yang sedang tersenyum sinis padanya dengan mata yang menyorotkan kekejaman yang dibalut keramahan palsu.

"Kenapa anda menemuiku sepagi ini, daegun Kim? Apa ada hal yang begitu penting?"

Kim Jin Hyuk tersenyum simpul mendengar suara sang permaisuri yang bergetar dan tercekat dengan mata yang terus melirik pada pengawal barunya yang berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk. Dari hasil pembicaraannya dengan Menteri Xi yang dengan suka rela berbelot, dia tahu jika sang permaisuri bisa mengenali putra kandungnya hanya dengan melihat tanda lahir yang berada di lengan sebelah kiri namja yang sudah dibuangnya sejak kecil itu.

"Aku mendengar kabar jika Yang Mulia sedang tidak sehat. Jadi, tidak ada salahnya bukan jika aku datang untuk melihat kondisi anda?" suara sang daegun terdengar penuh perhatian dengan seulas senyum tipis yang tak lepas dari bibirnya.

Tangan Permaisuri Byun yang berada dipangkuannya terkepal erat, dia tahu jika semua ucapan santun yang keluar dari mulut sang daegun itu sangat berbeda dengan sorot mata tajam yang seperti ingin membunuhnya itu. "Oh, sepertinya kau keliru, daegun Kim. Aku baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Tentu saja aku sangat khawatir, Yang Mulia. Hari penobatanku akan segera tiba dan akan sangat aneh jika anda sebagai Permaisuri Arthemis tidak bisa menghadirinya, bukan?"seru sang daegun dengan nada sarkasme yang tidak ditutupi.

Raut wajah Permaisuri Byun mengetat menahan marah yang berkecamuk di dadanya . Dia tahu jika tidak ada setitik pun niat tulus dari setiap ucapan sang daegun padanya, sebaliknya Putra Mahkota Arthemis ini seperti sedang mengancamnya. Dia bahkan yakin Kim Jin Hyuk sengaja datang untuk menunjukkan padanya jika saat ini apa yang diimpikannya selama puluhan tahun mulai hancur disekelilingnya.

"Kau tidak perlu memikirkan itu, daegun Kim. Tentu saja aku akan sangat senang bisa hadir di hari penobatanmu sebagai Raja baru Arthemis. Bukankah itu adalah hari yang sudah kita tunggu bersama? Semua rakyat bahkan sudah tidak sabar menanti hari bersejarah itu!"ujar Permaisuri Byun dengan senyum kaku sambil meneguk teh yang disodorkan Dayang Song tanpa menyadari jika sang daegun menyeringai puas melihatnya.

"Teruslah minum, Permaisuri Byun karena akan kupastikan kau tidak akan bisa menghadiri hari penobatanku."

Jin Hyuk tersenyum senang dalam hati meski raut wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sedikit pun. "Baiklah, Yang Mulia. Mungkin ini saatnya aku pamit tapi sebelumnya, izinkan aku memberikan anda beberapa kotak obat herbal yang kabarnya mampu menyegarkan tubuh."ujar sang daegun dengan sikap sopan tak tercela yang membuatnya selalu dikagumi oleh orang-orang yang tidak mengenal baik dirinya.

APOLLO AND ARTHEMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang