Child For Husb

Por karaveekaa

7M 396K 19K

Sebuah pertemuan yang berakhir dengan pernikahan. sama-sama saling menguntungkan. "menikahlah denganku dan b... Mais

PROLOG
1.MALAIKAT PENYELAMAT
2.FIRST
3.MERRY ME?
4. FOR JEHAN
5. PERSIAPAN
6. WEDDING
7. WAITING
8. HAPPINESSS
9. SEWING
10 MY EVERYTHING
11. COREZ
12. HUG
13. PEMAKSA
14. DIA PERGI
15. SUPERMARKET
16.SORRY
17. BROKEN
18. PANTI ASUHAN
19. TAK BERDAYA
20. MALAM LUKA
21. DAMN I MISS U
23. SADNESS AND HAPPYNESS
24.STRONG
25. HUG ME?
26. HUG ME (2)
27. EX-GIRLFRIEND
28.CUTE TWIN
29. MAMER
30.OLIV STORY
31.LEEFA&ANNA
32.OH NO GOD!
33.HAPPINES
34. SIMON MISTAKE
35.TUAN LABIL
36.DIA
37. WANNA MOMMY
38. MISSING MOM
39. MIRA & OLIVIA
40. WEEKEND STORY
41. HARRY?
42. DIA YANG SAKIT
43. MIMMY AND DIDDY
44. TUAN MALAS MAKAM
45. SIMON FAMILY
46. EZARON 1TH
47. KEHANGATAN
48. PESTA
49. DASI GARIS-GARIS SHIT!
50. SHARA
51. AKU BERHAK
52. AKU MEN...
53. JANGAN TINGGALKAN AKU!
54. MAAFKAN AKU
55. MENIKAHLAH DENGANKU
56. ANAK KEMBAR
57. CHILD FOR HUSBAND
QNA
58. CHILD FOR HUSBAND
59. CHILD FOR HUSBAND
60. CHILD FOR HUSBAND
61. CHILD FOR HUSBAND
62. CHILD FOR HUSHBAND
63. CHILD FOR HUSBAND
INFO!
64. EZARON BIRTHDAY 2 TH
65 ENDING~
AUTHOR NGOMONG
IMYM PUBLISH
NEW STORY

22. DEAR REZA

86.2K 4.8K 47
Por karaveekaa

Selamat membaca... Maap ya lama up


Hari terus berganti menjadi minggu, hingga kini minggu sudah bergeser menjadi Bulan. Satu Bulan telah berlalu...

Kalian tahu. Selama hampir sebulan Anna terus menanti kepulangan Reza dari Amerika. Tapi pria bertubuh tinggi gagah itu belum pernah pulang sekalipun semenjak hari dimana Anna baru tahu Reza pergi.

Setiap malamnya Anna selalu merasakan kesepian tanpa kehadiran Reza. Dengan mata yang selalu lembab bekas air mata. Wanita itu selalu memaksakan dirinya untuk menutup mata dan membukanya lagi di kala Fajar tiba dengan hari baru dan juga harapan baru.

Kehamilannya kali ini membuatnya lebih sering bermalas-malasan di dalam kamar. Anna memiliki feeling kalau dia sedang mengandung bayi perempuan. Kehamilannya kali ini juga selalu menuntutnya untuk menelpon Reza. Dia seperti ingin terus mendengar suara serak-serak khas lelaki itu. Seperti orang gila, kadang saat sedang telponan Anna sering tersenyum-senyum sendiri. Dia senang mendengar suara Reza yang lembut kala berbicara dengannya.

"Reza, kau sedang apa?''

"Aku sedang di mobil Anna, aku dan juga Simon baru pulang meeting"

"Oh begitu. Kapan kau pulang. Aku merindukanmu"

"Iya Anna. Bersabarlah nanti aku akan pulang dan kembali bisa menemani tidurmu dan bayinya lagi"

"Aku akan terus menunggumu pulang Reza"

"Iya. Kandungamu baik-baik saja kan? Apa si kecilku nakal dan membuatmu kerepotan?"

"Tidak, dia baik"

"Yasudah kalau begitu. Selamat malam Anna, mimpi yang Indah ya"

"Iya"

Sambungan telepon terputus. Anna menatap lama ponselnya. Hanya mendengar suara jantungnya berdetak cepat. Ia benar-benar tak sabar menantikan kepulangan Reza dan bercerita banyak hal pada lelaki itu tentang perubahan yang ia rasakan di kehamilan kedua ini.

Pintu kamar terketuk. Anna menyuruh orang di balik pintu itu masuk. Bi Hasri masuk sambil membawa susu ibu hamil untuk Anna.

"Susunya nyonya" bi Hasri memberikan pada Anna dan wanita itu mengambilnya.

"Terima Kasih"

Bi Hasri hanya mengangguk dan kembali ingin pergi. Tapi wanita paruh baya itu berbalik badan saat Anna memanggilnya kembali.
"Iya nyonya?"

"Besok aku ingin ke toko kain. Aku ingin menghabiskan waktuku dengan menjahit beberapa baju bayi"

"Benarkah nyonya? Baguslah, itu lebih baik dari pada nyonya banyak melamun dan diam di kamar" kata bi Hasri sambil tersenyum lembut.

Anna terkekeh.
"Iya. Suruh Taylee besok menemaniku"

"Iya nyonya akan saya sampaikan setelah ini"

Bi Hasri berpamitan pergi dan menutup pintu kamar kembali.

Anna tersenyum sambil mengelus perutnya. Dia akan menjahitkan beberapa baju untuk bayinya. Bayinya? Awalnya Anna kurang suka dengan kehamilan ini tapi sekarang berbeda. Sikap keibuannya tetap membuat Anna tak akan pernah bisa membenci janin kecil tak berdosa yang sedang hangat dalam rahimnya.

"Mommy akan jahitkan kamu baju ya sayang" bisik Anna lembut sambil mengelus perutnya pelan.

Sella bilang jenis kelamin bayinya belum kelihatan karena usia kandungan yang masih sangat muda, ada barang baru 4 minggu 3 hari. Jadi Anna masih belum tahu apa jenis kelamin bayinya.

Nah karena Anna belum tahu apakah bayinya laki-laki atau perempuan. Anna memutuskan untuk menjahit dua macam baju. Baju unyuk bayi lelaki dan juga untuk bayi perempuan.

Tapi senyuman Anna tiba-tiba saja memudar saat mengingat sesuatu.

Sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dimana kala bayi kecilnya terlahir ke dunia Anna tidak akan pernah bisa menemuinya. Reza sangat lembut kala Anna sedang mengandung anaknya tapi belum tentu Reza akan berperilaku sama kala Anna sudah melahirkan pewarisnya. Bahkan dimana hari itu tiba Anna tidak bisa berharap banyak untuk bisa menyusui bayi kecilnya. Mereka akan langsung di pisahkan dan selamanya tak akan pernah berjumpa lagi.

Mengingat itu rasanya Anna ingin menangis tapi dia tak boleh cengeng.

Meski berbagai cara Anna membuat dirinya untuk membenci bayinya yang tengah ia kandung. Tapi Anna tidak bisa. Ia malah menangis keras saat membayangkan mereka akan berpisah nanti. Nanti.

Sebuah tetes air mata kembali jatuh ke pipinya.
"Sayang... Jika mommy menangis maka kamu tidak boleh juga ikut menangis. Mommy hanya wanita cengeng tapi kau adalah anak mommy yang tangguh" bisik Anna lembut dengan genangan air mata ia mengelus perutnya kembali.

Ia berharap bahwa anaknya menjadi anak yang tangguh dan tidaklah lemah seperti dirinya.

×××××

Seorang pria berlari tergopoh-gopoh sambil memeluk sebuah tablet bermerk Apple di belakangnya. Ia langsung mengetuk pintu kamar Reza dan masuk dengan cepat saat Reza mengizinkannya masuk. Dengan nafas terengah-engah Reza hanya menatap Simon sesaat lalu bertanya.

"Ada masalah?" tanya Reza dengan santai dan tenang.

Simon langsung menyerahkan tablet kerjanya dan memperlihatkan layarnya pada Reza.

Rahang Reza mengeras melihat isinya. Tangannya terkepal bertanda ia sedang marah. Reza menghela nafas dan mengerahkan wajahnya ke arah lain.

"Dia sudah tahu tentang Anna?" tanya Reza dengan intonasi suara yang masih tenang.

"Saya rasa sudah tuan. Awalnya saya tidak ingin membuka email darinya tapi saya rasa mungkin ada hal penting yang ingin dia beri tahu dan ternyata benar" jelas Simon panjang kali lebar.

"Dasar wanita tidak normal" gumam Reza lalu terkekeh mengingat masa lalu.

"Apa yang harus saya lakukan tuan?"

"Tidak ada" jawaban Reza membaut Simon kaget. Bukankah sekarang yang harus dia lindungi adalah istrinya.
"Sekarang hubungi Taylee!" perintah Reza.

"Baik tuan" Simon langsung mencari kontak Taylee dan menelpon sang supir pribadi tuannya itu.

Semalam Taylee sempat menelpon Reza dan mengatakan besok ia akan mengantar dan menamani Anna belanja kain untuk di jahit. Reza mengizinkannya. Tapi karena sekarang ada masalah baru yang datang Reza harus sedikit waspada.

×××××

Selesai menikmati sarapan paginya yang lumayan sederhana. Anna langsung berpakaian rapi dan berjalan ke depan rumah. Semalam Taylee sudah tahu tugasnya untuk hari ini. Dia harus mengantar Anna untuk membeli kain.

Kini Anna memutuskan untuk tidak sering melamun lagi. Dia lebih baik melakukan suatu aktifitas agar bayinya juga tidak menjadi malas. Dan hari-harinya tidaklah terlalu bosan untuk di lewatkan. Setidaknya duduk di atas mesin jahit bisa di jadikan hiburan.

"Taylee kau sedang apa?" tanya Anna pada Taylee yang sedang berbicara dengan tukang kebun di rumah.

Pria bertubuh tinggi kurus berwajah manis itu langsung menoleh ke belakang
"Ya nyonya? Saya sedang berbincang-bincang dengan pak Joko"

Anna hanya mengangguk.
"Ayo kita berangkat" kata Anna sambil membenarkan rambutnya.

"Iya. Ayo nyonya"
"Pak Joko saya permisi dulu, ingin mengantar nyonya ke toko kain" Pamit Taylee sopan pada pria paruh baya mengurus Taman itu.

"Iya. Hati-hati di jalan" kata pak Joko dan kembali melanjutkan tugasnya yang sedang memupuki tanaman bonsai.

Mobil berjalan pelan. Lalu di saat sedang kemudi tiba-tiba saja ponsel Taylee berdering. Pria itu langsung menyamping dan meminta izin pada Anna untuk mengangkat telepon. Taylee memperlihatkan layar ponselnya dan Anna langsung tahu siapa yang menelpon. REZA.

Anna tidak tahu apa yang sedang di bicarakan Taylee dan juga Reza. Tapi entah kenapa perasaan Anna tidak enak saat Taylee beberapa kali melirik ke belakang dengan wajah yang tak terbaca.

Selesai Taylee meletakkan ponselnya kembali ke kursi samping kemudi. Anna langsung bertanya.
"Reza bilang apa?"

Taylee diam sesaat lalu menggaruk tengkuknya membuat Anna semakin curiga. Pasti Reza berkata sesuatu yang membuat Taylee sulit untuk megatakannya pada Anna.

"Kalau kau tidak mau bilang ya baiklah. Tapi jalankan mobilnya, antar aku ke toko kain" kata Anan kembali.

"Ma-maaf sekali nyonya Anna. Tadi tuan berpesan untuk tidak memperbolehkan nyonya pergi kemanapun lagi karena keselamatan nyonya sedang terancam" terang Taylee membuat Anna mengerutkan keningnya.

"Tapi bukankah semalam Reza sudah mengizinkan aku pergi. Lagipun aku bersamamu, tidak akan ada hal buruk yang sedang terjadi"

"Tapi saya tidak bisa membantah perintah tuan Reza nyonya. Saya-"

"Apa Reza takut kalau kandunganku keguguran lagi?" potong Anna yang kini mulai emosi.

"Bukan nyonya. Sekarang tengah ada orang yang mengincar nyonya. Dan tuan hanya ingin nyonya aman di rumah tanpa kemana-mana" jelas Taylee lagi sambil kembali menjalankan mobilnya.
"Maafkan saya nyonya. Kita harus kembali pulang"

Taylee pikir nyonya Anna akan kembali membantah tapi tidak lagi. Terdengar hening dari kursi belakang. Namun tak berselang lama terdengar pula suara isakan pilu. Taylee merasa bersalah karena telah membuat mood seorang ibu yang sedang hamil itu sedih. Tapi ia tak berdaya untuk melawan semua perintah Reza. Dia juga tidak mau mengambil resiko besar. Sudah cukup saat keguguran Anna dia hampir di pecat dan tak di beri gaji. Saat itu nasib sama juga di rasakan bi Ida, bi Hasri dan juga koki rumah Mika. Mereka terancam di pecat karena mengizinkan Anna keluar tanpa sepengetahuannya. Tapi untung saja ada Simon yang membela para mengurus rumah itu. Hingga Reza berpikir dua kali dan akhirnya memberikan mereka semua kesempatan kedua untuk bertugas dengan baik.

Tak lama mereka sampai di rumah. Satpam membukakan pintu dan mobil mewah yang di kendarai Taylee langsung bergerak masuk ke dalam rumah.

Taylee membukakan pintu sebelah Anna dan wanita itu kelihatannya enggan untuk turun. Dia malah duduk menutup wajahnya dengan kedua tangan. Taylee tahu Anna sedang menangis.

"Nyonya kita sudah sampai" Suara Taylee terdengar kecil.

"Mana ponselmu!" Anna menjulurkan tangannya seperti gadis kecil sedang meminta uang pada ayahnya.

Cepat-cepat Taylee merogoh saku celana dan mengambil ponselnya.
"Apa yang akan nyonya lakukan?"

"Menelpon tuanmu yang banyak aturan itu!!" bentak Anna lalu langsung meletakkan ponsel Taylee ke telinganya setelah menekan nomor kontak Reza.

"Nyo-"

"Halo! Reza apa maksudmu melarangku pergi?!" Anna bersuara tinggi sampai Reza tak sempat bersuara lebih dulu.

Dan Taylee hanya mendesah frustasi melihat kini sambungan telepon telah tersambung.

"Ayolah Anna jangan marah-marah nanti bayinya juga ikutan marah''

Anna memutar bola matanya dengan malas karena Reza masih saja berpura-pura bodoh di seberang sana. Benar-benar menguji kesabaran.

"Jawab aku. Kenapa kau melarangku pergi, siapa? Siapa yang ingin mencelakai aku?!"

Dari seberang sana Reza memejamkan matanya lama. Simon hanya berdiri diam di sudut ruangan memperhatikan Reza yang sedang mengatur emosinya. Pasti sulit bagi lelaki itu mengatur emosi saat berbicara dengan istrinya yang sedang hamil muda.

"Jika pun aku bilang siapa, kau juga tidak kenal. Aku hanya ingin kau aman di rumah. Dan jika kau mau beli kain atau baju atau perhiasan. Bilang saja padaku, akan aku suruh mereka datang ke rumah dengan membawa koleksi terbaik mereka dan kau dengan santai bisa memilih barang sesukamu" 

"Aku bukan peliharaan Reza yang bisa kau kurung di rumah. Aku juga ingin keluar"

"Aku tak melarangmu keluar selama itu masih dalam pagar rumahku. Pokoknya jika kau sampai berani membantah, jangan salahkan aku jika aku mematahkan kakimu!"

"Reza ak-"

Tut tut tut tut

"AAAKHH!!" teriak Anna frustasi dan melempar asal ponsel milik Taylee ke dalam mobil hingga ponsel itu terjatuh ke atas kursi penumpang.

Dengan cepat Anna langsung berlari masuk ke dalam rumah. Bi Ida dan Bi Hasri yang sedang bebersih ruang tamu menatap bingung nyonya mereka yang tiba-tiba datang dan berlari langsung masuk ke dalam kamarnya yang terletak di lantai dua.

"Nyonya kenapa?" tanya Bi Ida pada Bi Hasri.

"Aku juga tidak tahu. Padahal tadi pagi nyonya sangat semangat untuk membeli kain" sahut bi Hasri.

"Ayo tanyakan pada Taylee saja" bi Ida bangkit dan langsung berjalan ke luar rumah untuk bertanya tentang apa yang sedang terjadi pada Taylee.

×××××

Sejak kejadian pagi tadi. Anna tak sedikitpun beranjak dari ranjangnya. Wanita itu terus saja menangis dan menangis sampai tak tahu kalau hari sudah sore.

Bi Ida dan juga bi Hasri sudah lelah mengetuk pintu tapi Anna tak mau membukanya. Reza juga menelpon Anna sampai berkali-kali tapi wanita itu sama sekali tak peduli. Ia hanya menangis dan menangis.

Tapi tak Anna ketahui kalau semua Reza lakukan hanya untuk dirinya. Reza hanya tak mau Anna semakin lama tergulung dalam masalah hidupnya. Bagaimana jika terjadi apa-apa dan Anna kembali gugur? Semua itu akan kembali menyita banyak waktu. Dari Reza harus melakukan hubungan suami istri lagi hingga menanti kapan Anna kembali hamil. Dan di tambah masa kehamilan yang mencapai 9 Bulan.

Dari luar kamar keadaan tampak gusar. Jika harusnya bi Ida pulang karena tugasnya memang bekerja dari pagi  sampai sore. Tapi kali ini tidak, hanya Mika yang pulang dan bi Ida di rumah menamani bi Hasri yang sedang kesusahan mengurus Anna.

''Apa pintunya masih di kunci?" tanya bi Ida yang baru selesai naik tangga.

"Iya. Tadi tuan bilang apa?" tanya bi Hasri pada bi Ida. Tadi bi Ida pergi sebentar karena harus mengangkat telepon dari Reza.

Anna tak menjawab telponnya. Tapi bi Ida dan bi Hasri terus melapor pada Reza.

"Tuan bilang. Ambil kunci cadangan"

"Baik. Biar aku ambilkan di ruang kerja tuan" sahut Bi Hasri dan langsung pergi. Bi Ida mengangguk dan duduk di dekat pintu kamar Anna, terus menanti kapan pintu kamar itu terbuka dan paling tidak Anna mengatakan kalau dia lapar.

Bi Hasri berjalan ke sudut rumah dimana letak ruangan kerja Reza berada.

Wanita paruh baya itu mendorong pelan pintu ruangan kerja Reza yang bercat coklat dan langsung masuk. Bi Hasri menghidupkan lampu untuk penerangan dan langsung berjalan ke sebuah lemari kecil di atas dinding dekat meja kerja Reza.

Berbagai kunci tergantung rapi di dalam lemari kecil itu. Kunci duplikat inilah itulah semua ada di sana.

Karena tubuh bi Hasri yang pendek. Maid tua itu mencoba beberapa kali menjinjitkan kakinya untuk menggapai kunci kamar tuannya. Ujung jarinya dapat menyentuh kunci itu dan kunci itu bergerak pelan hingga akhirnya jatuh ke lantai, dekat laci meja kerja Reza.

Bi Hasri menghela nafas sambil berjongkok untuk mengambil kunci. Tapi matanya kini tertuju pada laci kerja milik Reza yang menyelip sebuah amplop. Bi Hasri pun membuka sedikit laci yang awalnya ingin mendorong amplop itu agar masuk ke dalam laci kembali. Tapi tak jadi dia lakukan saat melihat ada banyak foto berserakan di dalam laci itu.

Foto-foto Reza dengan seorang wanita. Foto tuannya tersenyum menawan ke arah kamera dan si wanita juga. Namun senyuman wanita itu sedikit berbeda, entahlah sulit mengatakan bagaimana berbeda. Tapi dari sorot matanya dia seolah biasa-biasa saja. Dan bi Hasri melihat foto-foto lainnya juga yang berjumlah 8 lembar itu. Setelah melihat-lihat foto itu. Bi Harsi kembali menatap lama sebuah Amplop yang tadinya terselip di sisi laci. Dia pun membukanya.

Dear Reza

Tbc

Jgn lupa vote sama koment 😘😍
Maafkan untuk segala typo typo alay



Continuar a ler

Também vai Gostar

2 Hati 1 Cinta Por rindi

Outros géneros

113K 10.8K 89
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
296K 27.1K 78
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
1.2M 8.9K 18
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...
195K 6.6K 38
Mark dan haechan sama-sama suka tapi tidak ada yang mau mengakui, berhubungan sex tanpa status yang jelas dan saling menyakiti. Hingga suatu saat mar...