INI VERSI BUKU
.
.
Author : Anya / AphroditeThemis
Genre : Saeguk / Intric / Drama / Revenge / Murder
Rate : 21 +
PS : Ada VERSI CETAK.
.
.
KINGDOM, ROYALTY, LOVE AND WAR...
.
.
ARES
KRIETTTT
Telinga Jaejoong menangkap jelas bunyi pintu kamarnya yang dibuka pelan dan juga suara langkah kaki sang kaisar yang sudah begitu dikenalinya namun sedikit pun Jaejoong tidak berniat membuka matanya yang terpejam rapat apalagi bangun dari pembaringannya untuk menyambut sang kaisar seperti biasanya. Biar saja Kaisar Jung merasa bersalah dan meminta maaf padanya untuk apa yang sudah dilakukan padanya siang tadi.
"Nae Sarang, aku tahu kau belum tidur. Lihat apa yang kubawa untukmu, buah stoberi kesukaanmu. Apa kau sungguh tidak akan memaafkanku kali ini, pangeran nakal? Semarah itukah kau padaku hingga memalingkan wajah dariku, chagiya?"
Tidak ada satu pun sahutan yang diterima Yunho hingga akhirnya kaisar muda itu mendesah pelan seraya mengutuk kembali kebodohannya. Melihat kondisi Jaejoong yang berbaring diam tanpa mau melihatnya itu membuat Yunho merasa sedih dan telah gagal memenuhi janjinya pada sang daegun untuk selalu membahagiakan Pangeran Arthemis yang dicintainya itu terlebih jika dia mengingat apa yang disampai oleh dayang dan pengawal Jaejoong padanya.
"Pangeran menolak untuk makan sejak siang, Yang Mulia."beritahu Dayang Kwon dengan wajah khawatir yang terlihat jelas seraya melirik kearah meja besar yang dipenuhi makanan yang belum tersentuh.
"Kami sangat khawatir karena pangeran muda gampang sakit. Apalagi hari ini pangeran terlihat begitu sedih. Bagaimana jika pangeran...." kali ini bahkan Dayang Im tertunduk sedih tanpa melanjutkan ucapannya.
"Maafkan kelancangan hamba, Yang Mulia Kaisar tapi apa yang terjadi hari itu di pavilliun Medusa memang tidak diketahui Pangeran Kim karena hamba meminta Boa dan Yoona membawa pangeran pulang ke Ares begitu kedua Pangeran Jung mengatakan akan mengurus masalah itu sendiri." dengan lancar Cho Kyuhyun juga menjelaskan apa yang terjadi di Pavilliun Medusa hari itu.
Mengingat semua itu, perlahan sang kaisar duduk disamping pembaringan luas Jaejoong seraya menyingkirkan semua pikirannya tentang nasib Selir Ming yang memang tidak pernah dicintainya. Biarkan saja dia mati membusuk di Tartaros karena saat ini ada yang lebih penting untuk sang kaisar selesaikan karena tanpa senyum dan juga suara riang pangeran nakalnya, hidup Kaisar Jung terasa begitu hampa dan tak berarti.
"Bicaralah padaku, Jaejoongie. Kalau perlu lampiaskan semua emosimu! Jangan hanya diam dan membuatku semakin bingung dan sedih, chagiya. Sebenci itukah kau hingga tak mau melihat wajahku lagi, pangeran nakal?"
Tangan besar sang kaisar membelai pelan rambut panjang sehitam malam yang dibiarkan terurai dan memenuhi bantal dengan penutup sutra Cina itu. "Apa kau akan mendiamkanku semalaman, nae sarang?"bisik sang kaisar lagi dengan nada sedih yang terdengar begitu nyata ditelinga Jaejoong yang hampir saja berbalik dan memeluk erat tubuh besar yang duduk begitu dekat dengannya itu.
Tidak ada jawaban selain keheningan kamar luas itu membuat Yunho semakin frustasi dan ingin sekali menarik kasar tubuh ramping yang sedang berbaring menghadap dinding itu kedalam pelukan eratnya. "Apalagi yang harus kulakukan agar kau mau bicara denganku? Aku bersumpah kejadian tadi siang tidak akan terulang lagi! Aku juga tidak akan pernah meragukan dan mempertanyakan semua yang kau putuskan lagi asal itu tidak melampaui batas. Jangan terus mendiamkanku, Pangeran Kim Jaejoong!"seru sang kaisar tajam dengan kemarahan tertahan.
"Aku mau pulang!"
Sepasang mata musang sang kaisar sontak terbuka lebar dengan rahang mengeras saat sosok menawan yang tadi masih berbaring membelakanginya, sekarang tiba-tiba saja sudah duduk dan menatapnya tajam dengan mata yang terlihat sembab dan juga membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak ingin sang kaisar dengar sampai kapan pun.
"TIDAK! Rumahmu adalah tempat aku berada! Kau tidak akan pernah pergi selangkah pun dari Istana Apollo!"tolak sang kaisar telak dengan tangan yang langsung mencengkram erat kedua bahu ramping yang terasa begitu tegang itu.
Kepala berambut hitam panjang itu menggeleng kuat, wajah menawan yang sudah membuat sang kaisar jatuh cinta hingga melupakan semua akal sehatnya itu terlihat begitu pucat. "Anda salah, Yang Mulia Jung. Ini bukan rumahku! Apollo tidak akan pernah menjadi rumahku karena aku hanyalah tamu di tempat ini!" Jaejoong membantah ucapan tegas sang kaisar dengan sama tegasnya. "Biarkan aku pulang ke Arthemis. Ke tempat dimana aku tidak akan dipertanyakan dan akan selalu dihormati karena statusku yang jelas!"tuntut Jaejoong dengan sorot mata penuh tekad.
Amarah berkobar dalam hati sang kaisar saat mendengar setiap kalimat tajam yang keluar dari bibir merah namja cantik yang keras kepala dan tidak mungkin akan memaafkannya begitu saja. Dia tahu Jaejoongie-nya yang keras kepala ini sedang menuntut janji dan sumpah darinya. "Apollo bukan rumahmu? Baik! Jika begitu aku akan menjadikan Apollo sebagai rumahmu! Kau akan mendapatkan gelar permaisuri itu begitu aku menyingkirkan Lee Saera dan juga semua pengikut Menteri Lee secepatnya!"janji sang kaisar tegas tanpa menyadari jika sepasang mata pangeran nakal yang digilainya itu sudah mengerjap senang.
"Aku tidak mau janjimu itu, Yang Mulia."tolak Jaejoong langsung, sama seperti yang dilakukan Yunho tadi pada tuntutannya. "Kumohon izinkan aku pulang ke Arthemis secepatnya!"pintanya lagi dengan nada memaksa.
Dengan gerakan kasar yang berselimut ketakutan dalam hatinya, Yunho menarik kuat tubuh Jaejoong hingga terduduk dipangkuannya. Tanpa peduli pada pekik kecil pangeran nakal yang mungkin terkejut dengan gerakan tiba-tiba itu, Yunho langsung melabuhkan bibirnya diatas bibir merah yang baru saja akan kembali berdebat dengannya. Diciumnya bibir atas dan bawah Jaejoong bergantian dengan gerakan lembut yang disertai gigitan-gigitan kecil yang biasanya selalu bisa membuat pangeran nakal itu mengerang dan mendesah pelan.
"Ughh...Ahmm..." Jaejoong mengerang pelan sambil merapatkan tubuhnya dengan tubuh besar sang kaisar yang terasa panas dan menguarkan aura berkuasa yang selalu disukainya.
"Milikku! Hanya milikku..."geram sang kaisar dengan nada rendah sambil kembali mencium lembut bibir merah pangeran nakal yang sepertinya mulai terlena.
Selama beberapa saat Yunho tidak melepaskan pangutan bibir mereka yang menyatu meski Jaejoong tidak membalas ciumannya tapi Yunho tahu namja cantik itu mulai terangsang karena jemari lentik itu tanpa sadar sudah melingkar disekelilingi lehernya. Sengaja lidah sang kaisar menggoda bibir yang terus terkatup rapat itu hingga pangeran nakalnya mendesah pelan dan akhirnya membuka mulutnya, membiarkan kaisar muda yang penuh gairah itu menikmati rongga hangat dan juga lidah kecil yang selalu sanggup membuatnya terbuai.
Dengan enggan Yunho menghentikan ciumannya karena bagian selatan tubuhnya mulai mengeras dan dia tidak mau melakukan apapun dengan Jaejoong sebelum semua masalah diantara mereka selesai. Kedua tangannya menangkup lembut wajah sang pangeran Arthemis yang sedang menatap sayu padanya dengan bibir yang berkilat karena ciuman mereka tadi.
"Kau tidak akan pernah pergi kemana pun, Kim Jaejoong! Akan kukejar dan kucari kau dimana pun itu jika kau berani pergi selangkah pun dariku, nae sarang. Kau itu hanya milikku! Kalau perlu akan kusingkirkan semua orang yang mencoba untuk menyakitimu! Percayalah, apa yang terjadi hari ini tidak akan terulang! Aku bersumpah demi Apollo dan semua rakyatku, kau akan menjadi Permaisuri Jung sebelum tahun ini berlalu!" suara sang kaisar terdengar parau walaupun sepasang matanya tampak memancar kesungguhan.
Inilah yang ditunggu Jaejoong sejak tadi! Sebuah deklarasi yang akan dengan senang hati diingatkannya pada sang kaisar jika sekali lagi Penguasa Apollo ini meragukan ataupun mempertanyakan apa yang akan dan mungkin dilakukannya!
Hati Jaejoong juga berdebar kencang saat mendengar setiap ucapan sang kaisar yang terdengar seperti sumpah itu terlebih saat sang kaisar menyatukan kening mereka dan menangkup kuat wajahnya dengan tangan besar itu. Jaejoong bahkan bisa merasakan hembusan nafas hangat dari mulut Kaisar Jung yang baru saja menciumnya dengan begitu bergairah.
"Hikss...Tapi, anda tidak mungkin sungguh-sungguh mencintaiku, jeonha."ucap Jaejoong tersendat dengan setetes airmata yang lolos dari sepasang mata sembabnya yang terlihat begitu sedih. "Aku sangat takut jika suatu hari nanti..." apa pun yang akan diucapkan Jaejoong terhenti karena sang kaisar kembali menyela ucapannya dengan tegas.
Jemari kasar sang kaisar dengan cepat menghapus setetes airmata yang begitu dibencinya itu. Dia tidak suka dan tidak akan membiarkan lagi pangeran nakalnya menangis. Dalam hati Yunho bersumpah kejadian hari ini tidak akan dibiarkannya terulang. Keberadaan Jaejoong disisinya lebih penting dari puluhan selir tak berguna yang dimilikinya sekarang.
"Kau salah, Jaejoongie. Aku sangat mencintaimu melebihi apapun! Itu adalah perasaan yang tidak pernah kuberikan pada siapa pun! Tidak ada yang perlu kau takuti, nae sarang. Lupakan kejadian hari ini dan mari kita mulai semuanya dari awal. Aku berjanji akan memenuhi semua keinginanmu sebagai permintaan maafku! Katakan saja dan aku akan mengabulkannya!"
Lama Jaejoong menatap sepasang mata dingin itu walau hatinya sudah bersorak senang sebelum memutuskan untuk bersandar pada dada bidang yang hampir setiap malam menjadi tempat berbaring. "Bagaimana jika yang aku inginkan adalah Selir Ming dihukum mati?"tanyanya pelan dengan tangan yang memeluk erat tubuh besar sang kaisar yang sedang mencium sayang kepalanya sambil membelai lembut rambut panjangnya.
"Maka itu akan segera terlaksana!"bisik sang kaisar sambil merebahkan tubuh ramping Pangeran Arthemis yang dicintainya melebihi apapun itu. "Akan kupastikan Selir Ming mati sebelum matahari esok hari terbenam."janji Kaisar Jung tanpa peduli pada seringai kecil yang dilihatnya terukir di bibir merah pangeran nakal yang sudah memeluk erat dirinya.
"Saranghae Jung Yunho, tepati semua janjimu padaku!"
"Semua yang kau inginkan akan terkabul selama kau tetap berada disisiku. Aku sangat mencintaimu, pangeran nakal...."
Kaisar Jung yang kejam dan arogan dari Apollo seolah terjatuh dalam jurang tak berdasar yang bernamakan Cinta sejak dia bertemu dengan Pangeran nakal dari Arthemis yang sudah memerangkapnya dalam jaring yang semakin erat dan tak terlepaskan!
.
.
KEESOKAN HARINYA
Dengan senyum simpul dan gairah baru Kaisar Jung memulai harinya dengan rapat bersama pada pejabat istana yang diam-diam melirik bingung pada perubahan sang kaisar yang biasanya selalu menunjukkan wajah datar tanpa ekspresi. Apa yang terjadi di Ares semalam membuat hati Yunho begitu bahagia dan merasa seolah seluruh dunia sekarang ada dalam genggamannya. Senyum nakal Jaejoong dan suara lembutnya memang selalu bisa mengubah suasana hatinya.
BRAKKKKK....
Wajah tampan sang kaisar mengeras tidak senang saat melihat pintu ruang kerja istana pribadinya dibuka dengan kasar oleh sejumlah pengawal yang berlari masuk dengan wajah panic dan ketakutan serta langsung berlutut dihadapannya sambil berseru keras yang membuat Yunho terkejut dan segera beranjak dari tempatnya dibalik meja.
"Yang Mulia! Yang Mulia! Pangeran Kim!"
"Apa yang membuat kalian begitu lancang masuk dengan cara seperti itu?"tegur Jenderal Ok pada para pengawal yang terus saling melirik dengan sorot mata ketakutan karena apa yang akan mereka katakan bisa saja membuat mereka kehilangan nyawa karena semua penghuni istana tahu sebesar apa pengaruh Pangeran Arthemis itu pada keputusan Kaisar Jung.
"Apa yang terjadi? Ada apa dengan Pangeran Kim?"sela sang kaisar yang tidak sabar melihat para pengawalnya yang malah menunduk ketakutan tanpa mengucapkan apapun lagi. "Katakan padaku apa yang terjadi pada Pangeran Jaejoong?"desis Kaisar Jung tajam dengan mata yang menyorotkan ancaman. "Cepat katakan atau kalian semua akan dipenggal karena sudah berani mengangguku!"
Mendengar ancaman mengerikan itu para pengawal sontak berebut saling bicara dengan suara terbata,"Dia...Dia..Pangeran Kim pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa!"seru salah satu pengawal dengan suara keras yang membuat ruang kerja sang kaisar yang dipenuhi para pejabat Apollo langsung hening seketika.
Jantung Yunho berdetak liar dan seluruh tubuhnya terasa dingin saat mendengar laporan dari pengawal yang terlihat begitu ketakutan itu. Pasti semua ini hanya lelucon! Yunho tidak percaya jika sesuatu telah terjadi pada Jaejoong karena baru beberapa jam yang lalu dia berpisah dengan pangeran nakalnya yang memaksa untuk ikut melihat Selir Ming dihukum mati. "Apa? Bagaimana bisa? Dia baik-baik saja tadi pagi!"gumam sang kaisar pelan seraya berlari cepat keluar dari Istana Apollo menuju Ares tanpa peduli pada semua pengawal dan penjabat yang mengikutinya dari belakang dengan wajah takut.
"Matilah kita semua kalau terjadi sesuatu pada Pangeran Arthemis!"bisik salah satu pejabat yang berlari cepat disamping Ok Taecyeon.
.
.
Note Author : Banjiri dengan votements ~~~~~~ Jangan views mulu yang bertambah.
Kadang disitu gw merasa malas update!