Child For Husb

By karaveekaa

7M 396K 19K

Sebuah pertemuan yang berakhir dengan pernikahan. sama-sama saling menguntungkan. "menikahlah denganku dan b... More

PROLOG
1.MALAIKAT PENYELAMAT
2.FIRST
3.MERRY ME?
4. FOR JEHAN
5. PERSIAPAN
6. WEDDING
7. WAITING
8. HAPPINESSS
9. SEWING
10 MY EVERYTHING
11. COREZ
12. HUG
13. PEMAKSA
14. DIA PERGI
15. SUPERMARKET
16.SORRY
17. BROKEN
19. TAK BERDAYA
20. MALAM LUKA
21. DAMN I MISS U
22. DEAR REZA
23. SADNESS AND HAPPYNESS
24.STRONG
25. HUG ME?
26. HUG ME (2)
27. EX-GIRLFRIEND
28.CUTE TWIN
29. MAMER
30.OLIV STORY
31.LEEFA&ANNA
32.OH NO GOD!
33.HAPPINES
34. SIMON MISTAKE
35.TUAN LABIL
36.DIA
37. WANNA MOMMY
38. MISSING MOM
39. MIRA & OLIVIA
40. WEEKEND STORY
41. HARRY?
42. DIA YANG SAKIT
43. MIMMY AND DIDDY
44. TUAN MALAS MAKAM
45. SIMON FAMILY
46. EZARON 1TH
47. KEHANGATAN
48. PESTA
49. DASI GARIS-GARIS SHIT!
50. SHARA
51. AKU BERHAK
52. AKU MEN...
53. JANGAN TINGGALKAN AKU!
54. MAAFKAN AKU
55. MENIKAHLAH DENGANKU
56. ANAK KEMBAR
57. CHILD FOR HUSBAND
QNA
58. CHILD FOR HUSBAND
59. CHILD FOR HUSBAND
60. CHILD FOR HUSBAND
61. CHILD FOR HUSBAND
62. CHILD FOR HUSHBAND
63. CHILD FOR HUSBAND
INFO!
64. EZARON BIRTHDAY 2 TH
65 ENDING~
AUTHOR NGOMONG
IMYM PUBLISH
NEW STORY

18. PANTI ASUHAN

81.5K 4.6K 50
By karaveekaa

Selamat membaca....

Pagi tadi memang ada sedikit masalah. Anna kabur dari rumah sakit dan itu membangkitkan amarah Reza. Pria itu benar-benar marah karena Anna sepertinya ingin kabur dari perjanjian.

Setelah Reza pergi mencari Anna. Simon sudah bersiap untuk pergi ke suatu tempat.

Tak lama mengendarai mobil kantor. Simon sampai di sebuah tempat yang begitu sepi, dengan banyak makam berjajar rapi bertuliskan nama orang-orang yang pernah hidup di dunia.

Dengan membawakan dua buket bunga yang indah, Simon berjalan fokus pada sebuah makam. Makam kedua orang yang sangat Simon sayangi.

"Selamat pagi Putri kecil dan istriku. Papa datang" Simon tersenyum manis pada makam itu sambil meletakkan dua bunga Indah yang ia bawa.
Simon berjongkok dan mengelus pelan nisan itu. Memejamkan matanya lama seolah ia tengah mengelus pipi lembut istri dan juga anaknya.
"Maaf jika beberapa hari lalu papa tidak ke sini. Karena papa harus pergi ke Tingkok. Kalian... Menunggu papa ya?"

Hening.

Simon hanya tersenyum meski tak ada yang merespon.

"Papa pulang dulu ya. Papa akan kembali lagi nanti. Kalian... Yang tenang di sana ya" Simon tak lagi menangis karena dia sudah lelah menangis bertahun-tahun lalu dan tak ada yang tahu.

Simon bangkit dan berjalan ke mobil. Tapi saat sedang berjalan, Tak sengaja matanya terpaku pada seorang wanita yang sedang duduk di antara kedua makam,Simon langsung mengambil posisi aman di balik pohon. Simon memicingkan matanya, dari rambut yang panjang nan Indah itu ia seperti mengenal siapa wanita itu.

Simon langsung mengambil ponselnya dan tentu kalian tahu siapa yang akan Simon hubungi.

"Ada apa?! Bisa tidak di batalkan saja meetingku aku sib-"

"Aku menemukan Anna tuan"

"Good job Simon. Kirim dimana alamatmu"

×××××

"Kenapa malah kuburan?" kata Reza pada dirinya sendiri sambil melajukan mobil.

Dia pernah kemari bersama Simon. Waktu itu pulang kantor dan Simon minta di antarkan ke tempat ini. Mungkin dia mengunjungi seseorang di sini.

Reza diam sejenak lalu berpikir.
"Wah! Jangan-jangan dia sudah di tanam di dalam tanah, alias mati" seketika Reza mengerem mobilnya.

Tapi Reza menggelengkan kepalanya untuk membuang jauh-jauh pikiran itu. Ia menjalankan mobilnya lagi dan memarkirkan mobil di pakirannya di dekat jalan.

Reza turun dari mobil dan berdiri sambil berkacak pinggang. Matanya terus mencari-cari dimana keberadaan wanita yang dia cari.

Ada seorang wanita tengah duduk di antara kedua buah kuburan di antaranya. Reza menajamkan matanya, lalu tersenyum.

"Kita bertemu lagi kan?"

Reza tak bersuara. Dengan langkah biasa saja dia langsung menghampiri Anna. Tapi sialnya! Beberapa langkah lagi Reza akan berhasil membawa Anna pergi dengannya. Wanita itu melah berbalik badan dan menatap Reza. Mereka sama-sama terpaku di tempat. Dan sedetik kemudian Anna langsung berlari

Tak mau kalah dengan Anna. Reza pun mengejarnya dengan langkah besarnya.

Anna kelihatan sangat susah saat sedang berlari. Dia kelihatan menahan sakit di perutnya karena saat berlari Anna terus meremas perutnya. Dia juga bahkan menangis, takut di paksa pulang oleh Reza.

"Ya tuhan tolong aku" bisik Anna sambil menyeka air matanya.

Seketika Anna yang sedang berlari membuat tubuhnya menegang takut. Langkahnya terhenti dan memejamkan matanya lama. Terasa tangan keras nan besar itu meremas pergelangan tangannya hingga mungkin sudah memerah jadinya.

"Mau lari kemana Anna?" dengan kuat Reza menarik tangan Anna hingga tubuh gadis itu menabrak dada kerasnya. Jantung Anna bergerak cepat. Wajah mereka sangat dekat.

"Bisa lepaskan aku?" kata Anna dengan iba.

"Bermimpilah untuk itu"

Anna menggelengkan kepalanya sambil kembali menangis. Reza mendorong tubuhnya untuk pergi ke mobil dan Anna hanya pasrah. Saat Reza membukakan pintu, Reza melepaskan pegangan tangannya.

Kesempatan besar!
Anna menginjaki sepatu Reza dengan sangat keras hingga pria itu memikik sakit.

AKKH SHHIITT!

Anna langsung melarikan diri. Sesekali ia menoleh ke belakang, ternyata Reza masih kuat untuk mengejarnya meski kakinya sedikit terpincang-pincang. Tapi kali ini tentu Anna akan menang.

Sebuah taxi yang berjalan ke arah pasar berhenti saat Anna melambaikan tangannya. Dengan segera Anna naik dan hanya menatap Reza yang kini malah berlari ke arah mobilnya. Pasti dia akan mengejar Anna lagi dengan mobil mewahnya itu.

"Pak tolong ngebut ke pasar ya" Anna memukul pelan berkali-kali bahu sang supir taxi.

"Ba...ba...baik neng" sahut sang supir taxi yang kelihatannya memang gagap itu.

Taxi langsung melaju kencang ke daerah pasar.

Saat Anna menoleh ke belakang Anna menghela nafas lega saat tak melihat mobil mengkilap Reza di belakang. Semoga dia menyerah untuk mengejar Anna.

Tak lama, taxi berhenti di parkiran pasar. Anna benar-benar kaget saar melihat mobil Reza ada di depannya untuk menghalangi jalan. Saat Anna membuka pintu, sang supir taxi mencegah Anna.

"Ba...ba...bayar du....dulu neng" kata supir taxi itu dengan gagap-gagap.

Anna gelagapan tidak tahu membayar pakai apa karena ia tak membawa uang atau apapun.
Seolah tak peduli Anna langsung turun dengan cepat dan menunjuki mobil Reza.
"Minta pada dia! Dia suami saya"

Setelah mengatakan itu Anna langsung berlari memasuki pasar yang kelihatan begitu ramai pagi ini.

Reza turun dari mobil dan langsung mengejar Anna. Tapi saat hampir saja dapat menangkap Anna. Tangan Reza seolah di tarik ke belakang, dengan kesal Reza menoleh ke belakang.

"Apa brengsek? Bisa lepaskan aku?" kata Reza marah-marah karena mangsanya kabur dengan tenang sekarang.

"Wa...wanita cantik ta...tadi bilang an...anda su...suaminya. Dia be...belum membayar ong...ongkos taxi sa...saya"

Reza mengeraskan rahangnya karena supir taxi ini berbicara dengan sangat membuang waktunya. Benar-benar lama! Dengan memutar bola matanya jengah dia tak ada waktu lagi menarik dompet dan mengambil uang. Jadinya Reza segera membuka jam tangan mahal miliknya bermerk Rolex dan memasukkan ke dalam saku kemeja sang supir gagap itu kenakan.

Dia langsung pergi mengejar Anna. Supir gagap itu meneguk ludahnya susah payah, dengan tangan gemetaran ia baru pertama kali ini memegang barang mahal sekelas Rolex itu. Supir gagap itu mencium berkali-kali jam tangan pemberian Reza sambil kembali menuju ke arah mobil taxinya. Orang-orang yang lalu lalang di pasar hanya menatap supir taxi itu dengan heran.

Sesekali Anna menoleh ke belakang, ia dapat melihat tubuh tinggi nan gagah Reza terus berlari mengejarnya. Anna ingin berhenti berlari barang sesaat tapi itu tidak mungkin, bisa-bisa di tangkap dan di bawa pulang secara paksa oleh Reza. Sakit di perutnya kian terasa tapi tak Anna pedulikan karena yang terpenting saat ini adalah aman dari Reza terlebih dulu.

Anna keluar dari dalam pasar dan menoleh ke belakang lagi, Reza semakin kencang berlari ke arahnya meski dalam kelihatan sangat berkeringat seksi dan lelah.

Semua orang mengarahkan pandangan mereka ke arah sepasang suami istri yang sedang berkejar-kejaran itu, Anna dan Reza.

"Stopp!!" teriak Anna sambil berdiri dan merentangkan kedua tangannya di depan sebuah angkot yang sedang berjalan. Seketika angkot itu mengerem saat melihat ada wanita aneh yang tiba-tiba berdiri di hadapannya.

"Woi! Mau mati kau ya?!" teriak si supir angkot itu sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela angkot.

Anna tak mengubrisnya dan langsung saja masuk ke dalam angkot.

Saat detik-detik dimana Reza bisa menangkap Anna dengan kedua tangannya. Wanita itu malah tanpa dosa masuk ke dalam angkot dan meninggalkan Reza kembali.

"Ohh fuck shit damn Anna akkh!!" Reza mengupati Anna dengan kata-kata kasar saat angkot yang Anna naiki berlalu pergi begitu saja.

Raga Reza sudah terlalu lelah untuk kembali berlari mengejar Anna yang sangat cerdik malah menghentikan angkot yang sedang berjalan. Reza berdiri di sisi jalan sambil memegang lutut dan mengatur nafasnya yang tak beraturan. Orang-orang menatapnya dengan kebingungan. Tapi saat Reza membalas tatapan mereka dengan tajam mereka langsung berlalu pergi sambil menundukkan kepalanya seolah mereka merasa bersalah telah menatap Reza.

Reza dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Taylee aku tidak mau tahu dimana kau berada sekarang. Yang jelas jemput aku di pasar tradisional. 5 menit waktumu Taylee!!" teriak Reza dan langsung memutuskan telepon secara sepihak.

Reza tentu ingat kalau dia ke sini dengan mobil, tapi mengejar Anna keliling pasar sangat membuatnya kelelahan dan kehabisan tenaga. Sehingga Reza meminta di jemput saja oleh supir pribadinya.

Sementara di mobil angkot yang Anna naiki, kini dia sedang menangis dalam diam. Meski jaraknya sudah sangat jauh dari Reza tapi tentu Anna tahu kalau cepat atau lambat Anna akan di tangkap oleh pria itu dengan tangannya sendiri. Anna sungguh takut membayangkan hal itu terjadi. Ia sudah lelah dan ingin menyerah.

Anna terus saja menangis karena ia bingung sekarang apa yang harus ia lakukan, kemana ia akan pergi setelah ini, dan masalah untuk sekarang adalah... Saat turun dari angkot ini, dengan apa Anna membayar ongkos angkot ini. Demi tuhan Anna tak membawa uang atau apapun.

"Mau minum?" suara seorang wanita paruh baya kini membuat Anna menyeka air matanya sambil mendongakkan kepalanya. Anna melihat seorang nenek dengan wajah yang masih cantik kini tengah menawarkannya minuman.

Haus... Ya Anna haus.

"Terima Kasih banyak" Anna menerima air pemberian nenek itu dan tanpa pikir panjang langsung meneguknya.

Tiba-tiba mobil angkot berhenti dan dua orang masuk.

Saat tahu siapa yang masuk. Reflek Anna menghentikan minumnya dan menatap dua gadis yang baru saja masuk ke dalam angkot itu, Anna mengenalnya. Dua gadis yang baru duduk itu kini menatap Anna. Satunya hanya menatap Anna dengan sebentar dan satunya lagi agak lama.

"Anna?"

"Sheira?"

×××××

"Terima Kasih ya tadi sudah mau membayarkan ongkos angkotku. Nanti akan aku ganti, ahh aku jadi tidak enak" kata Anna tersenyum malu-malu  sambil memegang-megang botol minumnya yang nenek tadi angkot berikan.

Sheira hanya tersenyum sambil mengelus bahu Anna.
"Seperti dengan orang lain saja. Kau tidak perlu melakukan itu. Dulu saja kau membantu anak asuhku di panti asuhan,Olivia" kata Sheira.
"Ah ya Anna. Kenapa kau sampai bisa naik angkot, bukankah biasanya kau naik mobil mewah dan ada supirnya lagi" kata Sheira yang tanpa sadar kini malah membuat Anna menundukkan kepalanya.

Anna menghela nafas dan menatap ke depan. Ia tak sanggup menatap Sheira dan temannya yang Anna belum tahu siapa namanya itu. Merasa salah bicara akhirnya Sheira bersuara lagi.

"Anna? Apa ada hal buruk yang terjadi padamu?" tanya Sheira kelihatan khawatir sambil memegang tangan, bahu lalu pipi Anna. Tapi Anna hanya menggelengkan kepalanya seolah semua baik-baik saja.
"Kau bohong. Kau memakai baju rumah sakit Anna, apakah kau sakit?" tanya Sheira lagi dan Anna hanya diam.

Tapi tiba-tiba Sheira menyadari sesuatu lalu ia menutup mulutnya dengan tangan.
"Oh astaga! Jangan bilang kau kabur atau melarikan diri dari rumah sakit. Hehh? Benar begitu Anna, ayo jawab aku?" Sheira menyentuh kedua pipi Anna dan menatap lurus ke matanya.

"I-iya tapi maaf... Aku tidak bisa cerita. Ma-maafkan aku ya" kata Anna merasa sedih.

"Tidak apa-apa. Tapi jika nanti kau sudah merasa baikan dan mau bercerita aku terbuka untukmu. Dan  eh ini... Ayo perkenalkan sepupuku. Huhh sampai lupa" Sheira merangkul akrab bahu gadis di sampingnya.

"Halo aku Defa. Kau Anna kan? Hehe aku mendengar pembicaraan kalian, maafkan aku ya" kata gadis di samping Sheira itu yang bernama Defa.

"Ah tidak apa-apa. Tapi kalian berdua ini mirip" tunjuk Anna pada wajah Sheira dan Defa.

"Hohoho... Kami ini adalah saudara sepupu. Defa juga ikut membantuku menjaga panti dan mengurus anak-anak" kata Sheira senjelaskan.

"Anna nanti kau pulangnya kami antar saja. Ya... Jika kau mau juga" kata Defa menawarkan.

Ah tidak bisa! Aku baru kenal mereka dan mereka memang benar-benar orang-orang yang baik. Aku tidak mau merepotkan... Batin Anna.

"Maaf aku tidak bisa. Itu sangat merepotkan" tolak Anna secara halus.
Sheira dan Defa saling tatap kecewa.
"Anna ayolah... Kau masih menganggapku orang lain ya? Oh aku sedih" Sheira memasang wajah sedih bertambah kecewanya.

"Ayolah... Anak-anak panti pasti sangat senang karena ada orang baru" kata Defa ikut menawarkan dan menggoyahkan hati Anna.

"Kau pasti ingin berjumpa lagi dengan Olivia kan? Dia sempat menanyai Aunty cantik yang pernah menolongnya lho" kata Sheira berkata jujur. Karena Olivia memang pernah bertanya hal itu.
"Jika tidak percaya coba tanya Defa"

Anna menoleh ke arah Defa dan Defa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pada Anna.
Anna langsung tersenyum saat membayangkan wajah manis nan lucu Olivia.
"Benarkah? Dia menanyakanku?"

"Makanya ayo ikut kami. Kau tidak akan menyesal dan kebosanan aku pastikan itu" kata Defa terus membujuk Anna.

Anna sebenarnya juga tak tahu ingin kemana. Mungkin jika ke panti asuhan ikut bersama Sheira dan Defa dirinya akan aman dari jangkauan Reza, meski itu agak meragukan juga mengingat betapa berkuasanya Reza. Cepat atau lambat dia akan ketahuan tapi, setidaknya untuk saat ini mungkin panti adalah tempat yang aman bagi Anna.

"Baiklah" pungkas Anna sambil menganggukkan kepalanya.

Tbc

Jgn lupa vote dan comment ya!
Maafkan untuk typo dan keterlambatan update

Continue Reading

You'll Also Like

200K 22.6K 80
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
1.9M 96.9K 42
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...
1.3M 9.1K 18
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...
1M 79.9K 78
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...