Secretly Married (Park Chanye...

By kwonxoxo

2.1M 127K 9.7K

[SUDAH DITERBITKAN] Ini adalah lanjutan cerita dari Pacar Sewaan. Disini kalian akan tahu bagaimana kehidupan... More

1. D-Day
4. Mantan Gebetan?
5. Ny. Park
6. Shopping
7. Marahan
8. Fans Meeting pt. 1
9. Fans Meeting pt.2
10. Instagram
11. Piknik
14. Bertemu Jae Min
15. Menemani Chanyeol
16. Investor Misterius
17. Dijemput Sehun
18. Chanyeol Syuting
19. Penyewa Sialan
20. Rumah Tangga Meretak?
21. Pingsan
22. Cerai?
23. Surat Perceraian
24. PHO?
25. Ha Young Tahu
26. Instagram Part 2
27. Awal LDR
29. Memori
30. Mencoba Mengingat
32. Mengingat
34. Fan Service Gagal
35. FS berhasil?
36. Orang Ketiga
37. Pulih
38. Sambutan EXO
40. Kesal
PENGUMUMAN (delete soon)
41. Chanyeol Is Getting Sick
42. LDR for 2 days
43. Penculikan
Chanyeol POV
45. Kembali
46. Aksi Publik
47. Trauma
48. Chanyeol Cemburu
49. Valentine's Day
50. Mood Yang Labil
51. Pertengkaran Kecil
52. Kabar Gembira
54. Menyalahkan Diri Sendiri
Penting [no clickbait]
OPEN PO πŸŽŠπŸŽ‰
Pengumuman Buku
OPEN PO (again) πŸ₯³

31. Jeruji Penjara

34.4K 2.8K 291
By kwonxoxo

Hari ini rumah Chanyeol kedatangan dua orang tamu dari kepolisian. Awalnya aku terkejut karena setelah keluar rumah hal yang pertama kali kulihat adalah Chanyeol yang sedang mendiskusikan sesuatu pada kedua polisi tersebut.

"Ada apa?" tanyaku pada Chanyeol setelah aku duduk disampingnya.

Chanyeol menatapku bimbang, bimbang antara mau mengatakan yang sebenarnya atau lebih baik menyembunyikannya. Aku semakin menatapnya, memaksanya secara tidak langsung untuk mengatakan yang sebenarnya padaku.

"Mereka kesini untuk menanyakan soal kecelakaan yang waktu itu kau alami," ucap Chanyeol akhirnya membuka suara.

"Aku? Kecelakaan? Kapan?" tanyaku.

Kedua polisi itu memperhatikanku dengan seksama.

"Sudah saya katakan kan sebelumnya kalau istri saya mengalami amnesia karena kecelakaan tersebut," ucap Chanyeol sedikit geram pada kedua polisi tersebut.

"Nyonya Park, apa Anda benar-benar tidak ingat apapun soal kecelakaan yang menimpa Anda?" Polisi tersebut mulai bertanya padaku. Sepertinya mereka tidak percaya dengan ucapan Chanyeol. Oh, bukankah seharusnya mereka memiliki rekam medik milikku dari rumah sakit?

"Aku benar-benar tidak ingat soal itu," jawabku.

"Kalian bisa bertanya pada 2 orang yang ikut dalam mobil itu," kata Chanyeol.

"Baiklah, terima kasih Tuan."

Kedua polisi itupun akhir keluar dari rumah ditemani oleh ahjumma.

Chanyeol mendesah kesal setelah kepergian kedua polisi tersebut. "Aku menyuruh mereka untuk menginvestigasi soal ini. Tapi kenapa mereka malah bertanya soal kecelakaan itu padamu disaat aku sudah mengatakan pada mereka bahwa kau tidak ingat apapun?" ucap Chanyeol kesal. Chanyeol menundukkan kepalanya dan mengepal kedua tangannya erat.

Dengan keberanian yang kupunya, kusentuh punggung Chanyeol pelan. "Tenanglah. Bukankah itu memang tugas polisi untuk bertanya seperti itu pada semua korban ataupun tersangka yang terlibat? Lagipula untuk apa diselidiki soal kecelakaan itu? Bukankah itu benar-benar murni sebuah kecelakaan?" tanyaku.

Chanyeol menggeleng lalu mengangkat wajahnya memperhatikanku. "Tidak, itu bukan murni karena kecelakaan. Ada satu dua hal yang mengganjal ketika kalian kecelakaan. Maka itu aku sengaja menyuruh polisi untuk kembali menyelidiki soal kecelakaan itu."

Aku yang memang tidak ingat apapun hanya bisa diam. Kali ini aku merasa seperti orang yang benar-benar tidak berguna. Seharusnya disaat-saat seperti ini aku bisa memberikan kesaksian pada polisi bukannya hanya diam.

"Tadi kau mengatakan pada polisi untuk menanyakan soal kecelakaan ini pada 2 orang yang juga ikut bersamaku. Mereka siapa?" tanyaku penasaran.

"Jae Min dan Han Joo. Mereka juga ikut dan berada 1 mobil denganmu."

Oh Tuhan! Apakah karena hal ini Jae Min harus menggunakan kursi roda saat kemarin dia menjengukku di rumah sakit? Dan Han Joo, dia menggunakan sebuah arm sling kemarin saat aku menyuruhnya untuk datang.

Chanyeol tiba-tiba memegang kedua pundakku dan kini kami saling memandang satu sama lainnya. "Jika kau ingat akan sesuatu tentang kecelakaan ini, kau harus langsung memberitahuku, mengerti? Aku tidak memaksamu untuk mengingat, hanya saja kalau kau tiba-tiba teringat, tolong cepat beritahu aku."

Aku mengangguk, mengerti apa yang diucapkan oleh Chanyeol. Lagipula jika benar kecelakaan yang terjadi itu terdapat beberapa kejanggalan, berarti ada orang yang sengaja membuat diriku, Han Joo, dan Jae Min kecelakaan hari itu? Dan karena kecelakaan yang disengaja itu, aku menjadi amnesia seperti ini. Lalu Han Joo mengalami patah tulang pada tangannya sedangkan Jae Min? Mungkin dia mengalami trauma karena kecelakaan ini.

***

Hari ini Chanyeol mengajakku ke studio dance perusahaannya. Sebenarnya aku tidak mau ikut, mengingat aku tidak akan kenal siapapun yang ada di tempat itu tapi Chanyeol memaksaku untuk ikut. Jadi saat ini, aku berada di tempat dimana aku merasa seperti orang asing diantara banyaknya teman Chanyeol yang ada di tempat ini.

Aku tidak tahu berapa jumlah teman Chanyeol yang saat ini sedang berkumpul di ruang dance yang cukup besar ini. Mereka bahkan memandangku sambil sesekali berbisik kepada teman sebelahnya.

"Kau mengajak istrimu? Tumben sekali," ucap salah seorang pria bertubuh paling pendek diantara yang lainnya.

"Aku takut dia merasa sendirian dirumah. Jadi aku membawanya kesini." Chanyeol melirikku yang kemudian akupun ikut meliriknya.

"Jadi dia tidak ingat kita? Like seriously she doesn't remember us?" Pria bertubuh paling tinggi berucap. Pria itu memandangiku tidak percaya kalau aku benar-benar tidak ingat apa-apa.

Aku yang tidak tahu harus merespon apa, hanya terdiam. Aku merasa terpojok ketika pria tersebut mengatakan hal seperti itu. Bukannya aku ingin membela diriku sendiri, tapi apakah salahku yang setelah kecelakaan tidak bisa mengingat apapun? Aku juga tidak mau seperti ini.

"AYO SEMUANYA KITA MULAI LATIHAN!" teriak salah seorang pria bertubuh sangat kekar dan tampak berumur 40 tahunan. Dia menepuk tangannya, mengisyaratkan Chanyeol beserta teman-temannya untuk mulai serius latihan.

"Kau duduk disini, jangan kemana-mana sampai latihanku selesai. Mengerti?" ucap Chanyeol sebelum dia masuk kedalam barisan teman-temannya.

Aku mengangguk, lantas Chanyeol memberikan sebuah senyuman sebelum dia masuk kedalam barisan teman-temannya dan ikut berlatih bersama mereka.

***

Latihan sudah selesai, Chanyeol mengajakku untuk makan diluar sebelum kami kembali kerumah. Chanyeol membawaku kesebuah rumah makan bernuansa klasik di tengah kota. Ketika kami masuk kedalam rumah makan tersebut, aku merasa ada beberapa mata yang terus memperhatikan kami. Mungkin itu terjadi karena Chanyeol adalah seorang public figure.

"Kau mau makan apa?" tanya Chanyeol begitu kami duduk di tempat yang menurutku sangat strategis. Karena dari tempat ini, aku bisa melihat pantai buatan yang dimiliki rumah makan ini.

Aku membuka menu yang diberikan pelayan dan aku cukup terkejut melihat harga yang tertera di menu tersebut. Harga makanan yang paling murah saja, mungkin aku bisa membayarnya dengan 2 bulan gajiku bekerja di minimarket.

Lantas aku menunjuk sebuah makanan yang paling murah tersebut. Aku tidak tahu jenis makanan apa yang kutunjuk tersebut.

"Kau mau itu?" tanya Chanyeol.

Aku mengangguk.

"Kau tidak sedang menurunkan berat badanmu kan?"

Aku menggeleng. "Tentu saja tidak."

"Kau tahu apa makanan yang kau pilih? Itu sebuah salad untuk porsi orang yang sedang menurunkan berat badan," tutur Chanyeol.

Aku cukup terkejut mendengar apa yang barusan diucapkan Chanyeol. Tak kusangka kalau aku baru saja memilih salad yang hanya berisi sayuran dan beberapa buah dengan harga 2 bulan gajiku untuk makan malamku. Aku benar-benar tak menyangka, salad seperti itu harganya bisa mahal sekali.

"Aku akan memilihkan makanan untukmu," ucap Chanyeol akhirnya.

Chanyeol mulai menyebutkan beberapa makanan yang ia pesan pada pelayan. Mungkin ada sekitar 3-4 jenis makanan yang berbeda yang dipesan oleh Chanyeol tadi.

"Apa kau senang ikut denganku tadi?" tanya Chanyeol begitu pelayan pergi.

"Cukup senang. Tapi aku heran, kenapa anggota grup musikmu sangat banyak sekali?"

Chanyeol terkekeh pelan lalu dia mengangkat kedua bahunya. "Jangan tanyakan itu padaku. Tapi tanyakan itu pada pembuat grup kami."

"Siapa? CEO perusahaanmu?"

"Ya, ayah mertuamu."

Aku terdiam, mencoba mencerna 2 kata yang Chanyeol ucapkan itu. Ayah mertua katanya? Kalau Chayeol mengatakan ayah mertua, berarti itu adalah ayah Chanyeol? Jangan bilang kalau perusahaan tadi adalah milik keluarga Chanyeol?

"Perusahaan itu milik ayahmu?" tanyaku memastikan.

Chanyeol mengangguk.

Mulutku terbuka, terkesima dengan betapa kayanya Chanyeol. Tak heran, jika Chanyeol membawaku ketempat ini. Makanan disini sangat mahal dan Chanyeol tadi memesan 3-4 jenis makanan yang berbeda dengan harga yang sangat mahal.

"Kenapa kau terlihat begitu terkejut?" tanya Chanyeol yang seperti sedang menyembunyikan tawanya yang geli karena tingkahku.

"Aku tidak menyangka kau sangat kaya."

"Bukan hanya aku, tapi kau juga."

"Aku?"

"Ya, kau adalah istriku. Jadi semua kekayaanku, milikmu juga." Chanyeol tersenyum dan mengelus punggung tangan kananku yang berada diatas meja makan.

Pada saat itu juga, aku merasakan suatu deja vu dan jantungku berdegup cukup kencang.

***

Chanyeol membuka pintu rumah dan betapa terkejutnya aku ketika melihat 2 orang pria berseragam polisi sedang duduk di ruang tamu.

Ahjumma yang menyadari kedatangan kami langsung menghampiri kami dan menjelaskan kenapa polisi bisa sampai disini. Bukankah kemarin pagi mereka sudah datang kesini? Lalu untuk apa mereka datang lagi?

Aku dan Chanyeol duduk didepan para polisi itu setelah ahjumma menjelaskan apa yang terjadi.

"Jadi, seperti yang ahjumma itu katakan kalau kami kesini ingin membawa Ny. Park ke kantor polisi. Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus kecelakaan yang menimpa Ny. Park, Tuan Han dan Nona Jae Min," ucap seorang polisi bernama Tuan Lee itu.

"Kenapa kalian ingin membawa istri saya? Bukankah sudah saya katakan kalau istri saya tidak ingat apapun tentang kecelakaan di hari itu?!" Suara Chanyeol terdengar meninggi. Pria yang duduk disebelahku ini terlihat emosi ketika polisi mengatakan akan membawaku kekantor polisi.

"Maaf Tuan, tapi kami harus membawa istri Anda dan kami tahu istri Anda tidak mengingat apapun soal kejadian hari itu. Oleh karena itu, kami akan membawa istri Anda ke rumah sakit untuk menjalankan terapi." Polisi itu menjelaskan.

"Dan kami akan terus menjaga istri Anda di rumah sakit sesuai dengan prosedur yang ada," tambah polisi lainnya.

"Apakah kalian harus memaksa istri saya untuk mrngingat semua kejadian kecelakaan waktu itu?"

"Ya, karena Tuan Han ataupun Nona Jae Min tidak tahu kenapa pada saat itu Ny. Park membanting stirnya ke arah pembatas jalan. Dan mereka juga membenarkan memang ada mobil yang terus mengikuti mereka. Kami juga sedang menyelidiki mobil tersebut untuk memastikan apakah mereka memang mengikuti mobil Ny. Park atau tidak.

Dan jika terbukti mobil tersebut tidak mengikuti mobil Ny. Park, terpaksa kami harus mempercepat proses terapi Ny. Park agar kami bisa menginvestigasi masalah ini lebih cepat," ujar Tuan Lee. "Oleh karena itu kami mohon kerjasama Tuan Chanyeol untuk hal ini," sambungnya.

Aku benar-benar tidak tahu harus membela diriku bagaimana lagi karena aku benar-benar tidak ingat tentang kejadian waktu itu. Apakah benar aku membanting stir kearah pembantas jalan? Tapi kenapa? Kenapa aku melakukan sesuatu yang bisa membahayakan hidup orang lain seperti itu?

Tidak mungkin kan kalau aku melakukannya tanpa ada dasar alasan yang jelas?

Salah seorang polisi tersebut tiba-tiba berdiri dan mendekatiku dengan sebuah borgol di tangannya. Tentu saja kepalaku langsung mendongak bingung kearah polisi tersebut.

Chanyeol yang melihat itu langsung menarik tanganku dan menggenggamnya dengan erat. "Kalian tidak boleh memborgol tangannya! Apa kalian pikir istri saya telah membunuh orang, makanya kalian berhak memborgol tangannya?!" teriak Chanyeol dengan nada marah yang baru pertama kali kulihat.

"Maaf Tuan, tapi kami harus menjalankan prosedur yang ada--"

"Saya yang akan mengantar istri saya ke tempat polisi dengan mobil saya sendiri! Kalian tidak berhak untuk membawanya dengan mobil polisi kalian apalagi memborgol tangannya karena istri saya bukan seorang penjahat!"

Chanyeol lalu beranjak dari kursi dan menarik tanganku, yang membuat badanku lantas ikut berdiri.

Setelah Chanyeol mengatakan hal tersebut, polisi masih berusaha untuk membawaku memasuki mobil mereka. Karena walau bagaimanapun bagi mereka, aku adalah seorang tersangka pembunuhan yang hampir membunuh Han Joo dan Jae Min.

"Tenanglah, Chanyeol-ssi," ucapku menahan Chanyeol yang hampir meluapkan emosinya pada kedua polisi tersebut.

"Kami mohon untuk kerjasamanya, Tuan Chanyeol." Sekali lagi Tuan Lee memohon. Mungkin Tuan Lee juga tidak mau terjadi keributan antara dirinya dan Chanyeol.

***

Pada akhirnya, polisi membawaku dengan mobil mereka. Sedangkan Chanyeol mengendarai mobilnya, membuntuti mobil polisi. Chanyeol tampak geram saat polisi memasukkanku kedalam mobil polisi dengan tergesa-gesa, seperti takut jika aku kabur.

Dan sekarang aku berada di kantor polisi yang sebelumnya tak pernah kupikirkan bahwa aku akan kesini sebagai seorang tersangka. Aku tahu aku memang belum ditetapkan sebagai tersangka pasti akibat kecelakaan yang menyebabkan Han Joo dan Jae Min terluka. Tapi mulai dari besok, polisi akan mulai membawaku ke rumah sakit untukku menjalani terapi.

Karena aku berstatus sebagai istri dari seorang Park Chanyeol, kantor polisi saat ini sangat padat dipenuhi oleh wartawan. Mereka bahkan mendesak petugas agar mereka bisa masuk kedalam dan mengambil fotoku.

"Aku akan menginap disini bersamamu. Jangan takut dan khawatir, mengerti?" ucap Chanyeol sembari mengelus pelan rambutku penuh kasih sayang.

Sebenarnya aku tidak tahu mengenai perasaanku. Apakah aku harus takut atau aku harus bersikap biasa saja karena sampai saat ini aku belum tahu siapa tersangka sebenarnya.

"Kau harus pulang. Kau harus bekerja kan besok? Jangan karena kau menemaniku disini, kau sampai tidak bekerja," balasku pada Chanyeol.

Chanyeol menggeleng kuat. "Tidak, aku akan menemanimu." Ucapan Chanyeol terdengar sangat yakin dan mantap.

Meski saat ini jeruji menjadi pembatas antara diriku dan Chanyeol, Chanyeol tetap memaksakan dirinya untuk ikut terduduk juga dilantai yang dingin ini. Entah mengapa aku menjadi sangat tersentuh karena hal ini. Bukankah ini membuktikan bahwa Chanyeol sangat mencintai istrinya?

"Aku sudah memanggil pengacara untuk membuatmu bebas dari sini, sayang," ungkap Chanyeol pelan. Dapat kulihat bahwa saat ini mata Chanyeol berkaca-kaca, dia berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah dihadapanku.

"Ikuti saja semua prosedurnya. Mungkin dengan cara ini, aku bisa mengingat kembali semuanya."

"Kau tidak perlu memaksa dirimu untuk mengingat semuanya. Bukankah sudah kukatakan bahwa aku tidak mau melihatmu seperti kemarin? Kau pingsan karena tiba-tiba teringat sesuatu di kepalamu. Dan aku tidak mau kau mengalami hal itu lagi."

"Aku mau kembali mengingat semuanya. Aku menderita karena merasa bahwa aku sudah melupakan momen-momen indah yang seharusnya kuingat. Jadi, kita ikuti saja ya semua prosedurnya," bujukku lagi yang membuat Chanyeol diam membisu.

"Kau tahu kan, kau bilang aku adalah istrimu dan semua orang juga mengatakan hal yang sama. Bukankah seharusnya aku menjadi seorang istri yang bisa mendukungmu? Bukan malah menjadi seorang istri yang menyusahkanmu seperti ini karena ingatanku.

Maka dari itu, aku mohon, kau jangan mengambil tindakan apapun untuk membebaskanku. Mulai besok aku akan menjalani terapi dan kau bisa mengunjungiku setiap saat."

-tbc-

Sekalian mau kasih tau kalo aku publish cerita baru, itu bukan fanfiction sih dan aku publish cerita itu karena pengen coba ikut wattys 2017 😂 dan judul ceritanya Keira & Resha. Bagi kalian yang minat baca, bisa langsung buka profile aku ya. Thanks so much ❣️😘

Continue Reading

You'll Also Like

7K 831 30
Kau Bulan dan aku Bintang. Meski di langit yang sama, kita takkan pernah bisa bersatu. πŸ“ A story written by: bananauyu03
9M 613K 47
❝Aku menikah dengan artis paling songong se Korea Selatan karena sepucuk surat wasiat. Jika kalian ada diposisiku, yakin sanggup?❞ [2016 in Bahasa] [...
7.6K 753 79
Kumpulan puisi puisi bebas dari Grup Whatsapp "Kau Puisi!"
4M 152K 85
[NEW YORK] // [BOOK] Ketika rasa yang dulu hanya kontrak telah berubah menjadi sesungguhnya. Benar apa katanya, Cinta memang butuh adaptasi baru bisa...