Secretly Married (Park Chanye...

By kwonxoxo

2.1M 127K 9.7K

[SUDAH DITERBITKAN] Ini adalah lanjutan cerita dari Pacar Sewaan. Disini kalian akan tahu bagaimana kehidupan... More

1. D-Day
4. Mantan Gebetan?
5. Ny. Park
6. Shopping
7. Marahan
8. Fans Meeting pt. 1
9. Fans Meeting pt.2
10. Instagram
11. Piknik
14. Bertemu Jae Min
15. Menemani Chanyeol
16. Investor Misterius
17. Dijemput Sehun
18. Chanyeol Syuting
19. Penyewa Sialan
20. Rumah Tangga Meretak?
21. Pingsan
23. Surat Perceraian
24. PHO?
25. Ha Young Tahu
26. Instagram Part 2
27. Awal LDR
29. Memori
30. Mencoba Mengingat
31. Jeruji Penjara
32. Mengingat
34. Fan Service Gagal
35. FS berhasil?
36. Orang Ketiga
37. Pulih
38. Sambutan EXO
40. Kesal
PENGUMUMAN (delete soon)
41. Chanyeol Is Getting Sick
42. LDR for 2 days
43. Penculikan
Chanyeol POV
45. Kembali
46. Aksi Publik
47. Trauma
48. Chanyeol Cemburu
49. Valentine's Day
50. Mood Yang Labil
51. Pertengkaran Kecil
52. Kabar Gembira
54. Menyalahkan Diri Sendiri
Penting [no clickbait]
OPEN PO πŸŽŠπŸŽ‰
Pengumuman Buku
OPEN PO (again) πŸ₯³

22. Cerai?

35.4K 2.8K 275
By kwonxoxo

Aku membuka mataku secara perlahan ketika kesadaranku mulai kembali. Tempat ini terasa asing bagiku. Cain infus berada di sebelah kananku dan mataku langsung menatap Min Ra serta Ny. Park yang sepertinya dengan sabar menungguku tersadar.

"Unnie," panggilku pelan.

Ny. Park dan Min Ra langsung menoleh ke arahku. "Kau sudah bangun?" ucap Min Ra yang langsung memelukku sedangkan Ny. Park tersenyum dengan wajah kekhawatiran yang tidak bisa ditutupi.

"Sayang, kau sudah baik-baik saja?" tanya Ny. Park.

Aku mengangguk. Aku merasa kalau tubuhku sudah baik-baik saja saat ini dan kepalaku tidak sepusing tadi. Tubuhku merasa sangat baik.

"Syukurlah kalau kau baik-baik saja."

"Dimana Eric dan Han Joo?" tanyaku yang tiba-tiba teringat akan mereka. Karena terakhir kali sebelum aku pingsan, aku sedang bersama mereka.

"Mereka sedang mengurusi administrasi rumah sakit dan menanyakan tentang keadaanmu dengan dokter. Sebentar lagi mereka kembali," jawab Min Ra.

"Kau pasti merasa bosan kan? Kau mau menghidupkan tv?" tanya Ny. Park yang sesegera mungkin menghidupkan tv. Ketika Ny. Park menghidupkan tv, mataku langsung melihat Chanyeol dan Ha Young yang sedang berjalan di red carpet.

Aku kalah dengan hatiku. Rasa sakit hatiku mulai menyelimuti sebagian besar perasaanku.

"Aku lupa kalau mereka sedang mengadakan jumpa pers," gumam Min Ra pelan namun masih bisa terdengar di kupingku.

"Unnie tidak ikut?" tanyaku.

"Bagaimana bisa aku ikut saat kau sedang ada di rumah sakit seperti ini?"

Aku tersenyum melihat betapa pedulinya Min Ra padaku. Sebenarnya aku bersyukur bahwa keluarga Chanyeol sangat peduli padaku. Baik itu Ny. Park ataupun Min Ra.

Mataku yang masih terus menatap layar tv itu kemudian tergantikan dengan kedatangan Eric serta Han Joo yang tiba-tiba masuk. Mereka melihatku dengan bernapas lega dan tersenyum.

"Syukurlah kau baik-baik saja," kata Han Joo begitu masuk ke dalam ruanganku.

"Jadi apa kata dokter?" tanyaku.

"Dasar wanita bodoh!" Tiba-tiba Eric merutukiku seperti itu. Dia mendekat ke arahku dan memberikan sebuah kertas hasil diagnosa dokter akan keadaanku.

"Aku sakit apa?" tanyaku yang mulai takut. Aku tak ingin membacanya jika memang penyakitku parah. Ini lebih menegangkan daripada melihat hasil ujianku.

"Baca dulu saja." Kini Han Joo ikut meresponi ucapanku.

Min Ra mengambil kertas itu dari tanganku karena aku masih belum juga membacanya. Wajah Min Ra seketika itu juga terkejut dan dia langsung menatapku.

"A-aku kenapa?" tanyaku.

"Astaga Tuhan! Aku tidak menyangka kalau kau hamil!" teriak Min Ra yang membuat Ny. Park ikut terkejut.

"B-benarkah?" Ny. Park sepertinya masih belum percaya. Dia mengambil kertas itu dari Min Ra dan membacanya sendiri untuk memastikan bahwa aku benar-benar hamil.

Aku masih diam di tempat. Tidak tahu apalah aku harus bahagia atau sedih saat ini. Mengingat hubunganku dengan Chanyeol sedang tidak baik.

"Kau tidak senang?" tanya Eric yang sepertinya menangkap apa yang sedang kurasakan.

Aku tersenyum tipis. "Tentu saja aku senang. Bagaimana aku bisa tidak senang kalau di dalam perutku sekarang ada makhluk hidup yang akan menjadi anakku kelak?"

Pikiranku kembali teringat pada Chanyeol. Apa dia tahu aku sedang ada disini sekarang? Kalau dia tahu, apakah dia tidak mau menyusulku untuk melihat keadaanku ini? Atau mungkin dia lebih memilih jumpa pers itu ketimbang diriku?

"Unnie, apa Chanyeol tahu aku disini?" tanyaku.

"Aku sudah menelpon Chanyeol tadi tapi ponselnya tidak aktif begitupun dengan manajernya. Jadi aku menelpon Ha Young dan menyuruhnya untuk memberitahu Chanyeol kalau kau sedang di rumah sakit."

Aku mengerti sekarang. Sepertinya Chanyeol sudah tahu kalau aku sedang di rumah sakit. Karena tidak mungkin kalau Ha Young tidak memberitahunya tentang keadaanku.

"Jangan memberitahu Chanyeol kalau aku hamil," kataku pada mereka. Semua menatapku bingung. Sebenarnya aku tidak mau jika Eric dan Han Joo tahu tentang kehamilanku ini. Karena mereka hanya tahu bahwa aku adalah pacar Chanyeol bukan istrinya.

Status itulah yang membuatku biasanya merasa serba salah jika ingin memperlakukan Chanyeol di depan umum. Aku seperti melakukan sebuah kejahatan jika memperlakukan Chanyeol dengan berlebihan di depan umum karena mereka tahu kalau aku hanya seorang pacar Chanyeol. Terlebih, gossip tentang Chanyeol dan Ha Young. Sepertinya posisiku sebagai pacar Chanyeol dihadapan publik akan tergantikan oleh Ha Young.

"Kenapa kami tidak boleh memberitahu Chanyeol? Dia pacarmu kan?" tanya Han Joo. "Dia harus bertanggung jawab atasmu!"

Ya, dia memang harus bertanggung jawab atas ini. Tapi mereka tidak tahu kan bagaimana kerenggangan hubunganku dengan Chanyeol saat ini. Aku hanya tidak mau Chanyeol berpura-pura baik karena tahu aku hamil. Aku ingin kami menyelesaikan masalah kami terlebih dahulu dan setelah itu, aku memberitahunya tentang ini.

"Aku akan membertiahunya secara langsung. Jadi kalian tidak perlu memberitahu Chanyeol soal ini."

Mereka terdiam. Mungkin Min Ra dan Ny. Park mengerti kenapa aku berucap seperti itu. Mereka tahu bagaimana kondisi rumah tanggaku dengan Chanyeol saat ini dan mereka tidak berani berkomentar banyak soal ini. Jadi mereka hanya menuruti ucapanku.

Aku sebenarnya merasa tertekan saat ini dan bukankah seharusnya aku merasa senang karena saat ini aku hamil? Chanyeol sangat menantikan kehamilanku dan kurasa dia akan senang dengan berita ini. Tapi untuk sekarang, mungkin dia tidak akan terlalu menanggapinya karena kerenggangan hubungan kami. Aku benci situasi ini! Aku ingin kami cepat-cepat berbaikan dan kembali seperti dulu.

***

Dua hari mendekam di rumah sakit, akhirnya dokter memperbolehkanku pulang hari ini. Selama aku di rumah sakit, Chanyeol tidak menemuiku meski hanya sekali. Berarti sudah dua hari juga kami tidak saling melihat satu sama lain.

Hari ini Eric yang mengantarkanku kembali ke rumah karena aku tidak mau merepotkan Min Ra serta Ny. Park. Tadinya aku berinisiatif ingin pulang seorang diri. Tapi Eric memaksa untuk mengantarkanku pulang.

Eric sudah membawakan tasku yang berisi pakaian dan kami keluar dari rumah sakit. Ketika kami berada di depan rumah sakit, flash kamera mulai masuk ke indra penglihatananku. Ini sangat menyilaukan. Banyak orang dengan membawa microfone dan kameranya mendekat ke arahku.

"Nona, apakah benar bahwa hubunganmu dengan Chanyeol sudah berakhir?"

"Apakah dia pria pengganti Chanyeol?"

"Kabarnya kau pingsan karena kau masih belum bisa move on dari Chanyeol. Apakah benar?"

Masih banyak pertanyaan yang mereka pertanyakan padaku. Bagaimana mereka bisa tahu aku disini? Eric dengan cepat langsung menjagaku dan menerobos kerumunan orang-orang ini.

"Mohon maaf semuanya, saat ini keadaan Nona Hye Ri sedang tidak baik. Kalian bisa bertanya lagi setelah keadaannya pulih," ucap Eric sambil membawaku pergi dari kerumunan itu.

Aku tidak menyangka bahwa mereka tahu aku sedang sakit. Kenapa juga mereka mengincarku seperti itu? Aku bukan artis yang perlu mereka buat gossip karena aku sakit kan?

Aku bernapas lega setelah akhirnya kami memasuki mobil. Kami lolos dari kerumunan wartawan yang memiliki segudang pertanyaan itu. Dengan cepat, Eric langsung menancap gas mobilnya menuju apartemenku.

Tidak bisa kupungkiri bahwa menikah secara diam-diam dari hadapan publik ini membuat hatiku sakit. Terlebih ketika dihadapan publik, Chanyeol tidak akan memakai cincin pernikahan kami. Dia akan memakai cincin pernikahan itu ketika di rumah. Cincin itu akan dia jadikan penghias kalung dilehernya ketika dia berada di hadapan publik.

"Terima kasih sudah membantuku," ucapku pada Eric. Aku tidak bisa membayangkan kalau Eric tidak ada tadi. Mungkin aku akan pingsan lagi.

"Jangan sungkan."

Aku hanya tersenyum. Meski awalnya Eric sangat membuatku kesal pada pertemuan pertama kami karena sikapnya, tak kusangka dia ternyata bisa berlaku sebaik ini padaku.

Ketika kami sampai di depan apartemenku. Eric memaksaku untuk mengantarkanku di depan pintu unit kamarku. Aku menuruti paksaannya itu karena sepertinya dia ingin memastikan kalau aku masuk ke dalam rumah saat ini.

Aku memasukkan sidik jariku pada pengaman pintu kamarku. Pintu terbuka secara otomatis.

"Terima kasih sudah mengantarkanku," ucapku pada Eric yang langsung mengambil barang-barangku dari tangannya.

"Tak masalah. Banyak istirahat ya dan jika kau masih merasa kurang enak, besok kau jangan kerja dulu."

Aku tersenyum mengangguk. "Aku mengerti."

"Baiklah sampai jumpa."

Setelah Eric pergi dari hadapanku. Aku langsung masuk ke dalam rumah. Mataku langsung mengarah kepada Chanyeol yang sedang menonton tv. Dia tidak sedang menonton drama ataupun kartun, melainkan menonton berita tentangku yang sakit dan mendekam selama dua hari di rumah sakit.

Aku menghela napasku, mencoba menyiapkan hatiku bertemu Chanyeol saat ini. Kakiku melangkah menuju kamar yang secara otomatis aku harus melewatinya dulu. Aku tahu Chanyeol sudah tahu aku pulang, tapi dia hanya diam, diam seperti tidak menganggap kehadiranku disini.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol tanpa menoleh ke arahku ketika aku melewatinya. Bahkan nada suaranya terdengar dingin.

Aku terdiam untuk beberapa saat, tidak menyangka bahwa dia akan bertanya seperti itu. "Ya, seperti yang kau lihat di tv. Aku baik-baik saja. Tidak usah khawatir."

Tidak ada jawaban lagi dari Chanyeol dan dengan begitu, aku langsung masuk ke dalam kamar. Sepertinya meski aku sakit ataupun koma sekalipun, Chanyeol tidak lagi peduli dengan keadaanku.

Tanganku membersihkan setiap baju yang tergeletak di atas kasur serta lantai. Itu semua adalah baju Chanyeol. Sepertinya dua hari belakangan ini dia di rumah. Dia tidak kabur seperti yang kupikirkan ternyata.

Tadinya kupikir Chanyeol akan kembali peduli padaku saat aku sakit seperti ini. Aku ingin bertanya pada Chanyeol tentang hubungannya dengan Ha Young. Aku masih penasaran dengan hal itu. Tapi situasi membuat mulutku kembali bungkam, takut jika Chanyeol menyebutku sebagai wanita pencemburu yang tidak mengerti dirinya.

Aku mendesah pelan melihat pesan yang tiba-tiba muncul di ponsel Chanyeol. Itu pesan dari Ha Young.

Hari ini sangat melelahkan. Kuharap kau banyak istirahat supaya tidak sakit seperti tadi.

Chanyeol tadi sakit? Kenapa? Hatiku mulai merasa cemas akan keadaan Chanyeol dan membuatku langsung menghampirinya. Bukankah aku wanita bodoh yang memiliki hati sangat lemah jika berhadapan dengan Chanyeol?

Kini aku duduk disamping Chanyeol, tapi aku memberi jarak. Aku tidak pernah memberi jarak saat kami duduk seperti ini. Jadi ini adalah pertama kalinya aku melakukannya.

"Kau sakit apa?" tanyaku langsung padanya tanpa basa-basi.

Chanyeol awalnya sedikit terkejut mendengar pertanyaanku. Mungkin dia bingung bagaimana bisa aku tahu dia sakit. "Hanya kelelahan karena syuting," jawabnya dengan nada yang masih sama seperti sebelumnya.

"Kenapa kau tidak bilang padaku?"

Chanyeol melirikku sekilas lalu tangannya meraih remote tv dan mengganti salurannya dengan cepat. "Maaf, aku lupa."

Dia lupa? Bagaimana bisa dia lupa mengabariku kalau dia sakit? Apa dia lupa kalau aku adalah istrinya? Kami sudah berjanji dihadapan Tuhan untuk saling menjaga di waktu kami sakit ataupun senang. Tapi nyatanya apa? Dia bahkan tidak memberitahuku saat dia sakit dan membuatku terlihat seperti seorang istri yang gagal merawat suaminya.

Setidaknya meksi kami sedang perang dingin, aku ingin tahu tentang keadaannya. Selama Chanyeol belum memutuskan untuk menceraikanku, aku adalah istri sahnya.

"Oh. Sepertinya posisiku memang benar-benar sudah tergantikan oleh seseorang," gumamku pelan hampir tak terdengar

Chanyeol menatapku tidak suka karena ucapanku. Dia ternyata mendengarnya.

"Apa? Benarkan?" tanyaku tersenyum tipis dengan tatapan sedikit sinis.

"Kau salah paham."

"Salah paham?" tanyaku tak percaya. Bagaimana bisa dia mengatakan semua ini adalah salah paham?

"Jika kau sudah bosan dengan hubungan ini, bilang saja pasaku. Jujur, aku lelah dengan sikapmu ini, Chanyeol.  Jika kau ingin menceraikanku, berikan aku berkasnya dan aku akan langsung menandatanganinya," ucapku yang membuat Chanyeol terkejut. Aku lelah dengan semua ini, jika memang Chanyeol tidak ingin bersamaku, dia bisa bilang dan aku akan mundur.

Terlalu cepat memang untuk mundur seperti ini. Tapi jika memang tidak ada lagi hal yang bisa membuat kami rujuk, untuk apa rumah tangga ini dipertahankan? Karena akhirnya hanya aku yang akan menderita.

"Kau bicara apa sih?!" Suara Chanyeol meninggi. Dia menatapku intens. "Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu!"  Chanyeol beranjak dari kursi dan dia masuk ke dalam kamar kami.

Aku tidak mau terlalu terluka akan ini. Tapi sepertinya terlambat, aku sudah terluka. Hatiku sakit dan aku tidak bisa menahan rasa sakit ini lebih lama. Chanyeol terus menghindar. Bukankah seharusnya dia membicarakan masalah kami ini ketimbang dia harus terus menerus menghindar?

Kakiku berjalan menuju kamar kami. Aku ingin menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin! Aku tidak mau hubungan kami terus menerus seperti ini. Chanyeol terlihat sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Chan--"

"Sudah kubilang kan! Aku tidak akan mau menceraikanmu sampai kapanpun!" kata Chanyeol dengan tegas memotong ucapanku.

"Lalu kau mau apa? Hubungan kita sudah terasa hambar saat ini dan bukankah setidaknya kau berusaha untuk membicarakan soal hubungan kita? Aku lelah! Lelah dengan semua sikapmu belakangan ini!

Aku mencoba untuk mengerti dan sabar! Tapi kau tahu kan rasa sabar itu ada batasnya! Kau egois. Kau mau aku menuruti semua ucapanmu!" teriakku padanya. Chanyeol masih memunggungiku, dia enggan menatapku yang sudah berdiri dibelakangnya.

"Jika kau mau terus begini, setidaknya kau memberikan penjelasan padaku! Aku istrimu Chanyeol jika kau lupa," sambungku tak bisa menahan tangis. "Aku lelah dengan hubungan ini. Ini terlihat seperti hanya aku yang menderita dan kau tidak," kataku pelan sambil terisak.

Chanyeol memutar bangkunya hingga dia bisa melihatku yang sedang menangis. "Jangan menangis," ucapnya pelan mencoba untuk menenangkanku, tapi usaha dia sia-sia. Chanyeol beranjak dari kursinya dan mendekat ke arahku. "Kau tahu kan, aku paling benci melihatmu menangis."

Aku tetap menangis. Aku tahu dia benci melihatku seperti ini. Tapi tangisanku tak bisa kuhentikan. Tangisan ini mewakili perasaan sakit hatiku pada Chanyeol.

Kurasakan Chanyeol yang mendekat ke arahku hendak memelukku, tapi aku dengan cepat memundurkan langkahku. "Jangan mendekati aku," kataku pelan tertunduk.

Aku menghapus air mataku dengan sembarang dan menatap Chanyeol dengan mata berkaca-kaca. "Seharusnya kita tidak menikah. Tidak, seharusnya kau tidak menikah dengan wanita sepertiku. Benar kata Suho kalau aku bukanlah wanita yang bisa memamerkan barang mewah kepadamu.

Kau seharusnya bersanding dengan wanita yang seperti itu, yang sederajat denganmu. Derajat kita berbeda. Kau itu bagaikan langit yang sangat sulit untukku gapai meski aku mencobanya seribu kali," kataku lirih. Sesekali isamkan tangisku ikut bersuara. Aku benci terlihat seperti ini dihadapan Chanyeol.

Kulihat mata Chanyeol yang memerah. Tangannya terkepal erat dan rahangnya terlihat mengeras.

"Aku akan memberikan waktu untukmu mengurus surat perceraian kita," ujarku yang lalu beranjak pergi dari kamar kami. Aku tidak tahu akan kemana setelah keluar dari rumah ini. Tapi setidaknya, aku sudah mencoba untuk membicarakan soal hubungan kami meski nyatanya Chanyeol terus menghindar tentang hal ini. Apakah ini akhir dari cerita cinta kami? Atau akankah Tuhan memberikan satu kali kesempatan lagi untuk kami kembali?

-tbc-

Hayooo hayoo menurut kalian Chanyeol bakal nyusul hye ri apa diem aja nih? Hahahaha...

Continue Reading

You'll Also Like

9M 613K 47
❝Aku menikah dengan artis paling songong se Korea Selatan karena sepucuk surat wasiat. Jika kalian ada diposisiku, yakin sanggup?❞ [2016 in Bahasa] [...
Anxiety By Fey

Short Story

33.8K 2.7K 32
Cerita ini tentang apa yang aku rasakan,ditunjukan kepada siapa saja yang berkenan membacanya.
7K 830 30
Kau Bulan dan aku Bintang. Meski di langit yang sama, kita takkan pernah bisa bersatu. πŸ“ A story written by: bananauyu03
171K 18.4K 65
Tapi jarak diantara kita seperti bumi dan langit. Aku selalu ingin disisimu, selamanya. Date : 28-06-2019 Finish : 10-02-2020 Project 2019 cr. Jovink...