Author : AphroditeThemis / Anya
Genre : Saeguk / Romance / Family Drama
Rate : 21+
Warning : Don't Plagiat!
.
.
.
.
ARES
"Apa kau akan marah kalau kubilang kepalaku sedang sakit, jeonha?"bisik Jaejoong pelan tanpa menatap Yunho yang sedang mengendongnya dengan pelukan erat, sebaliknya Pangeran Arthemis itu malah semakin melesakkan kepalanya diantara perpotongan leher Yunho yang terasa hangat.
Dada Jaejoong berdebar kencang menunggu reaksi sang kaisar, dia tidak bermaksud menolak Yunho karena Jaejoong bisa merasakan bukti gairah sang kaisar namun sakit dikepalanya terasa begitu kuat hingga membuatnya berkeringat dingin dan bukankah tadi Yunho sendiri yang mengatakan mereka harus selalu saling terbuka, apapun itu.
Yunho yang diam dan malah meneruskan langkah cepatnya menuju kamar Jaejoong membuat mata namja cantik itu memanas seketika. Ternyata semua janji di istana Apollo tadi hanyalah omong kosong. Pasti Kaisar Apollo itu kembali marah padanya dan akan mengabaikannya! Tanpa membuka matanya, Jaejoong membiarkan sang kaisar membaringkan tubuhnya dalam peraduan hangat yang beraroma menenangkan itu. Dia tidak mau melihat Yunho berbalik dan berjalan pergi meninggalkannya.
"Dayang Kwon! Panggil Tabib!"
Perintah cepat yang diteriakan sang kaisar itu membuat mata Jaejoong sontak terbuka lebar, terlebih dilihatnya Yunho ikut naik keatas pembaringannya. "Yang Mulia?"lirihnya semakin bingung saat perlahan Yunho mulai memijit pelipisnya dengan gerakan ringan. Senyum tipis diwajah keras sang kaisar benar-benar melegakan hati Jaejoong seketika, semua pikiran buruk dalam kepalanya hilang dalam sekejab berganti keyakinan jika Kaisar Jung benar-benar mencintainya!
.
.
Sejak datang ke Ares, Yunho sudah melihat jika wajah rupawan Jaejoong sedikit pias namun Kaisar Apollo itu mengira itu karena informasi yang disampaikan Liu Yen namun setelah Jaejoong dengan ragu mengatakan kepalanya sedang sakit dan memeluknya dengan erat seolah takut pada reaksi Yunho, gairah Kaisar Apollo itu sontak padam berganti dengan rasa khawatir pada kekasihnya yang memang menghadapi hari yang berat sejak pagi tadi.
"Kenapa? Berpikir jika aku akan meninggalkanmu?"goda kaisar itu tanpa menghentikan gerakan tangannya yang sedikit meringankan denyut dikepala Jaejoong. "Aku tidak akan pernah pergi darimu, seburuk apapun yang terjadi nanti pangeran nakal. Aku bahkan akan menghadang pedang untukmu, jadi buang semua perasaan ragu yang masih tersisa dihatimu! Sekarang tutup matamu, istirahatlah sementara kita menunggu tabib. Aku tidak suka kau sakit!" suara sang kaisar terdengar begitu tegas dengan mata setajam pedang yang menembus hingga ke relung hati Jaejoong yang terdalam.
Senyum simpul terulas dibibir merah Jaejoong yang bergerak sedikit untuk membaringkan kepalanya dipangkuan sang kaisar sebelum melingkarkan tangannya disekililing tubuh besar yang pasti akan selalu melindunginya. Dalam hati Jaejoong berjanji dia tidak akan pernah lagi meragukan perasaan Kaisar Jung padanya. Dia yakin Yunho akan selalu ada untuknya!
"Saranghae, jeonha. Jangan pernah lupakan semua ucapan berisi janjimu itu saat aku melakukan kesalahan nanti!"ucap Jaejoong dengan mata terpejam tanpa tahu jika Yunho sedang menatap lekat padanya dengan seringai tipis meski jemarinya mengusap lembut penuh sayang pada wajah rupawan yang hampir tertidur itu.
'Aku bahkan akan membunuh semua orang yang mencoba menghalangiku menjadikan kau sebagai Permaisuri Apollo, siapa pun itu!'
.
.
ATHENA PALACE
"Aku yakin ada yang membantunya! Tidak mungkin Pangeran Kim bisa datang pada waktu yang bersamaan dengan selir culas itu! Aku tidak pernah percaya pada sebuah kebetulan! Ini pasti ulah kedua pangeran kembar itu!"
Jung Heechul hampir menjerit kasar jika tidak mengingat siapa dirinya dan juga puluhan telinga yang terpasang di dinding Apollo. Sepasang mata tajam yang begitu mirip dengan milik Kaisar Jung itu berkilat tidak senang karena menahan amarah yang bergolak dalam darahnya. Dia yakin sekali kedua putra kembarnya berada dibalik tindakan Pangeran Kim mengkonfrontasi Selir Ming!
"Dan kau dengar tadi, Luhannie? Pangeran itu yang mengusir Selir Ming dari istana utama dan Kaisar Jung membiarkannya melakukan itu! Suatu ironi mengerikan karena dulu aku, sang ibusuri bahkan tidak bisa melakukan hal itu!" hwangtaehu Jung berdecih kesal. Dia benar-benar penasaran pada sosok Pangeran Arthemis yang sudah menguncang seluruh istana dalam itu!
Xi Luhan hanya memasang ekspresi datar seperti biasanya saat mendengar geraman marah hwangtaehu Jung yang baru menerima laporan dari salah satu pengawal istana kaisar yang datang atas perintahnya. "Anda harus tenang, Yang Mulia. Mungkin saja pengawal itu melebihkan ceritanya. Lagipula seharusnya anda senang jika Selir Ming tidak lagi menempati posisi penting dalam istana."ucap Luhan kalem, walaupun dia tahu pasti pengawal tadi tidak mungkin berani berbohong pada sang ibusuri yang menatapnya setajam pisau.
Ketegangan memang sangat terasa di istana dalam sejak kedatangan Pangeran Arthemis yang sikapnya ternyata tidak selembut wajahnya itu. Kejadian yang menimpa Permaisuri Lee membuat semua orang waspada dan sedikit takut untuk menebak siapa sasaran pangeran berwajah angkuh itu selanjutnya karena bukan rahasia lagi sang pangeran punya hubungan khusus dengan Kaisar Jung yang bahkan tadi malam tidak kembali ke istananya sendiri!
"Kepalaku sakit memikirkan kaisar yang bahkan seolah sudah lupa jika dirinya punya istana pribadi! Dia menghabiskan waktunya semalam bersama Pangeran Kim! Aku takut sekali apa yang akan terjadi pada Apollo dimasa depan!" hwangtaehu Jung menghela nafas berat dengan wajah muram.
Dengan gerakan teratur Luhan memijat lembut pundak sang ibusuri yang terasa begitu tegang. Dia mengerti dan sangat memahami ketakutan yeoja yang sudah banyak mengalami kepahitan dan pengkhianatan dalam hidup ini. Hadirnya Pangeran Arthemis yang sepertinya berusaha mendapatkan Apollo melalui Kaisar Jung tentu saja menjadi pemikiran bagi sang ibusuri.
"Kalau hamba boleh memberi pendapat, mungkin yang terbaik saat ini adalah anda diam dan melihat apa yang akan dilakukan Pangeran Kim. Jika itu baik untuk Apollo, kenapa tidak? Bukankah Yang Mulia ingin melihat kerajaan ini Berjaya kembali?"ujar Luhan bijak tanpa niat menasehati.
Hwangtaehu Jung yang tampak memikirkan ucapan pelayan kepercayaannya itu. "Lakukan sesuatu agar kau bisa mendapatkan informasi apa yang terjadi di Hades! Kalau perlu rayu Oh Sehun yang selalu berpihak pada kedua putra kembarku itu!"perintah Heechul tegas pada Luhan yang sontak memucat.
.
.
ARES
Gerakan kecil itu membangunkan Jaejoong yang refleks menggenggam erat jemari kasar yang sedang mengusap pelan pipinya. "Sudah pagi? Kau mau pergi?"tanya namja cantik itu dengan suara serak tanpa berniat membuka matanya yang masih terasa berat.
"Matahari bahkan sudah keluar, nae sarang. Aku harus pergi sekarang untuk memulai kegiatanku." suara parau itu terdengar ditelinga Jaejoong sebelum dia merasakan bibirnya dicium pelan oleh sang kaisar yang hampir sepanjang malam memijit ringan kepalanya yang sakit. "Tidurlah beberapa jam lagi. Jangan membuatku khawatir lagi!"
Jaejoong membuka separo matanya sebelum mengangguk patuh. Perhatian dan kelembutan Yunho benar-benar membuatnya semakin terbuai dengan perasaan indah yang mendebarkan hatinya. "Pikirkan aku, jeonha!"bisiknya lirih seraya mengecup ringan bibir Kaisar Jung yang sontak tertawa kecil dan memeluknya ringan.
"Aku sudah memikirkanmu sejak awal kita bertemu, pangeran nakal!"
.
.
"Jika terjadi sesuatu atau kepalanya kembali sakit, panggil tabib dan segera beritahu aku!"
Kwon Boa dan Cho Kyuhyun mengangguk cepat pada perintah yang keluar dari bibir tegas sang kaisar yang baru saja menutup pelan pintu kamar Pangeran Arthemis yang masih terlelap di peraduannya setelah semalam membuat panik sang kaisar karena kepalanya yang sakit.
"Pangeran muda hanya terlalu lelah dan tegang. Istirahat dan tidur nyenyak akan memulihkan kondisi tubuhnya."
Suara tabib istana itu kembali tergiang dibenak Yunho yang sebenarnya tidak rela meninggalkan namja cantik yang semalaman tidur dalam pelukannya, ingin sekali ia menjeritkan perintah agar Jaejoong tidak meninggalkan Ares selangkah pun hari ini namun dia terlalu mengenal pangaran nakal itu hingga tahu pasti begitu bangun, Jaejoong pasti akan segera bersiap dan memulai konfrontasinya dengan Selir Ming yang sedang menyusun siasat busuk untuknya.
"Pengawal Cho, awasi dia! Ambil ini dan tunjukkan saja jika seseorang berusaha melukainya!" Yunho menyerahkan sebuah medali berwarna keemasan dengan lambang matahari terbit pada Kyuhyun yang langsung menerimanya. "Itu mewakili diriku! Siapa pun tidak akan bisa menyentuh Pangeran Kim jika kau menunjukan medali itu!"tambah Yunho sebelum meninggalkan Ares bersama sejumlah pengawal pribadinya.
Mata Boa menatap kagum pada medali itu,"Aku tidak percaya Pangeran Kim begitu mudah menaklukan Kaisar Jung yang kejam dan sedingin es! Kau bisa bayangkan apa yang bisa kita lakukan pada Selir Ming dengan medali yang kau pegang?" yeoja yang selalu melakukan hal nekad itu tersenyum lebar hingga Kyuhyun menepuk keras bahunya.
"Pelankan suaramu!"herdik namja Cho itu. "Kalau pangeran bangun, panggil aku!"
.
.
PESISIR PANTAI ARTHEMIS
Tepukan ringan dan berulang di pipinya membangunkan Yong Jun yang perlahan mulai membuka matanya yang terasa berat. Gelombang rasa sakit langsung menerpanya seperti dorongan ombak saat dia berusaha mengerakkan tubuhnya. "Eughhh...."erang Yong Jun seraya memegang kepalanya yang terasa begitu berat. Ingatannya melayang pada malam sebelumnya dimana sejumlah orang mengeroyoknya dan memukulnya tanpa memberinya kesempatan untuk melawan.
Matanya yang setengah terbuka menangkap siluet seorang namja yang sedang berdiri dihadapannya dengan senyum tipis dan raut wajah ramah. Yong Jun mengeryit pelan karena saat berusaha membuka mulutnya, dia baru menyadari jika wajahnya terasa kaku dan juga berdenyut sakit.
"Siapa kau? Dimana aku? Ughhh....Sakit sekali!" lagi-lagi erang kesakitan keluar dari mulut Yong Jun yang membengkak saat dia berusaha untuk bicara dengan suara jelas. Matanya menatap sekeliling kamar yang terlihat bersih itu dengan bingung, ini bukan kandang kuda tempat biasa dia menghabiskan malam!
Dalam hati Junsu mengerutu kesal pada situasi yang mengharuskannya berpura-pura baik pada namja yang seharusnya mereka bunuh saja tadi malam jika sang daegun bisa berpikir jernih dan tidak ingin bermain-main dengan mangsanya, namun suka atau tidak Junsu harus melakukan apa yang diperintahkan padanya!
Seraya memasang senyum lebar, Junsu menyentuh ringan bahu Yong Jun dengan gerakan bersahabat, "Aku Kim Junsu, orang yang telah menolongmu! Aku menemukanmu hampir mati di sebuah gang kotor!"beritahunya ringan. "Apa kau memiliki musuh, tuan...." Junsu sengaja menghentikan ucapannya dan memasang raut bingung di wajahnya.
"Namaku Yong Jun! Pasti suruhan para nelayan itu, mereka memang benci padaku! Para bajingan sok baik itu akan kubunuh! Lihat saja akan kubuat mereka semua membayar apa yang sudah mereka lakukan padaku!"
Wajah memar Yong Jun terlihat bengis saat mengucapkan berbagai sumpah serampah dan kecaman yang membuat Junsu membuang semua keraguannya dan semakin yakin jika namja tak berpendidikan dihadapannya harus disingkirkan secepat mungkin sebelum menghalangi langkah sang daegun mencapai tahta Arthemis!
"Siapa mereka? Kenapa ingin kau mati? Apa kau melakukan kesalahan?"cecar Junsu dengan nada penasaran dan wajah terkejut sambil menuangkan secangkir air dan menyodorkannya pada Yong Jun yang terlihat menyedihkan.
Susah payah namja berpenampilan kotor itu beranjak duduk, meneguk rakus air pemberian Junsu. "Para nelayan yang kapalnya kurusak! Aku benci mereka, sepanjang hari aku bekerja tapi kau tahu apa yang kudapat? Hanya beberapa Won dan makian dari mereka! Ck, mereka pasti akan berusaha mengusirku dari desa terkutuk ini"gerutunya dengan tangan terkepal erat.
"Bagaimana jika kau ikut dan bekerja denganku saja? Aku akan membawamu ke ibukota! Akan kuberikan kau makan dan tempat tinggal yang layak!"tawar Junsu ringan saat melihat ini adalah kesempatannya untuk melaksanakan rencana sang daegun. Situasi yang tersudut mau tak mau akan membuat Yong Jun menerima tawaran Junsu.
Yong Jun menatap lama namja dihadapannya yang berwajah ramah dan tampak terpelajar serta mungkin memiliki banyak kantong uang yang sudah menolongnya. Tawaran Kim Junsu sangatlah menguntungkan sekaligus memberinya kesempatan untuk pergi dari desa nelayan ini apalagi Ibukota adalah tempat yang selama ini ingin dikunjunginya. "Apa kau akan membayarku juga?"tanyanya dengan sorot tamak.
Diam-diam Junsu menyeringai kecil, sangat mudah mengiring mangsa yang sudah terpojok untuk masuk dalam perangkap. Sepertinya permainan sang daegun akan segera dimulai! Akan sangat menyenangkan untuk melihat bagaimana perasaan Permaisuri Byun nanti saat tahu putra yang dicarinya berlutut pada putra mahkota yang ingin dibunuhnya.
"Tentu aku akan memberimu banyak kantong emas!"
"Kalau begitu aku mau!" setuju Yong Jun cepat tanpa berpikir atau pun menyadari binar licik dari mata namja yang berdiri dihadapannya.
.
.
Note Author : Ada yang nungguin? Jangan lupa tinggalkan jejak. Jadi ghosts itu dosanya berat.