Candour

By Andisty14

679K 21K 1.3K

5 deadly sins of relationship: Level 3 TRUST Mature content, 21+++ allowed 4 parts on private mode More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 (39 2/3)
The Extra Part We've Been Waiting For

26

8.2K 308 36
By Andisty14

  It's fucked, it's crazy

I can't concentrate

I just see your outline

- Cruel by Snakehips



Inge meninggal dunia.

Jessica berdiri di samping Julian memandang takut kearah pusara milik gadis itu. Memandang wanita yang telah benaar-benar melakukan rencananya. Melirik Juna yang sedang berlutut menunduk menggenggam tanah kuburan yang masih basah, dan tentu saja kembali menatap David yang menopang tubuh saudara kembarnya. Diva hampir limbung jika saja David tidak berhasil menangkapnya.

Jesssica bisa melihatnya, bagaimana gadis itu bermain dengan jemarinya seolah menyayat lehernya sendiri mengisyaratkan jika akan ada korban lain dalam permainan ini. Sial. Jessica bahkan belum menggerakkan pionnya. Tunggu, dia sudah melakukannya. Mengatakan rencana gadis itu pada Inge dan lihat apa hasil perbuatannya...

Jessica meneteskan air matanya, takut jika Jevlyn putri kecilnya akan mengalami hal yang sama. Tentu saja tidak boleh kan? Tapi gadis ini terlalu lihai bersembunyi di balik topeng lemahnya. Bagaimana semua orang tertipu dengan ketidakberdayaannya.

Mikail Delano adalah harapannya saat ini. Tapi begitu melihat Kay yang sedang memandang kosong pusara Inge, Jessica tahu pria itu sedang diambang kewarasannya. Bagaimana ini? Melihat David juga seperti tidak ada tenaga kehidupan membuatnya semakin kalut. Sialnya gadis itu terlalu kuat untuk dia lawan. Bagaimana mungkin gadis itu menyakiti siapapun di dekatnya? Gadis itu mengerikan. Bukankah kemarin-kemarin gadis ini juga berusaha menyingkirkan Dias? Karena Dias berhasil mengetahui permainannya? Gadis ini psikopat.

Memutuskan menghampiri Arjuna, menyentuh pundak Arjuna pelan seolah menyalurkan rasa berdukanya atas kehilangan mendalam yang dialami pria itu, "Juna..."

"Gue belum minta maaf sama dia, gimana bisa..."

"Juna, you need to get up. Kita udah berjam-jam disini"

Arjuna terpaksa bangkit dari duduknya, menuruti kemauan Jessica untuk sementara. Dia benar-benar tidak boleh terlihat lemah saat ini. "Ayo pergi, Jess"

Gadis itu memandang kepergian Jessica dan Arjuna dengan curiga. Melirik Kay yang sedang dipapah Fabian dan Dias. Alisnya bertautan memikirkan langkah selanjutnya.

"Cari tau apa yang Jessica dan David lakukan" perintahnya dengan tenang pada salah satu anak buahnya. Pria yang terlihat seperti pelayat biasa, tidak kekar dan juga tidak berotot seperti agen pada umumnya.

...

David melirik sekilas. Pikirannya benar-benar buyar saat ini. Adik kecilnya meninggal dengan meninggalkan sebuah pesan dengan kode di emailnya tepat sebelum adiknya pergi makan siang menuju apartemen Julian.

Ada pesan suara yang dia putar berulang kali dan membuatnya tidak tenang. Menyentuh sekali lagi handphonenya agar rekaman itu kembali terputar

"Kak, aku tau ini aneh tapi sepertinya Kak Diva berencana meninggalkan kita semua."

Memangnya ada apa? Kenapa Diva berusaha meninggalkannya disaat mereka bisa bersatu. Disaat dia sudah menikahi gadis itu. Bukankah terlalu aneh? Apa Diva merencanakan sesuatu seperti yang dikatakan Papanya? Mengenai gadis itu menguasai lebih banyak perusahaan dibanding dirinya.

Kematian Inge, sudah lewat satu minggu. Diva masih mengurung dirinya di kamar tapi sesekali menanyakan kabar David. Hanya itu, tidak ada percakapan. Sialnya lagi, dia masih mengingat Sophia. Inge berencana memberikan kabar mengenai Sophia. Apakah maksud Inge mengenai Sophia adalah anak Raihan Pratama?

"... meninggalkan kita semua... akan selalu ada jalan untuk mengetahuinya kak kalau kita mau terus berdoa dan berusaha" kemudian jeda suara itu berubah menjadi lantunan nada yang David tau adalah lagu kesukaan Inge, mengambil laptopnya dengan segera, mengingat-ingat nada lagu tersebut dengan not angka yang pernah adiknya berikan

Tidak mungkin jika file ini menggunakan nada dasar sebuah lagu bukan, David mencoba mengetikkan beberapa angka

1... 2... 3... 6... 5... 1...

Sialnya, David tidak menyangka jika penggalan lirik lagu anak-anak itu merupakan kata sandi untuk filenya. Adiknya sepertinya tahu ada bahaya yang sedang mengintai dirinya. Sial, siapapun yang berusaha mengincarnya pasti sangat berkuasa hingga bisa melewati berbagai bodyguard disekitar mereka.

"Dav,,," Jessica duduk dihadapannya, "Kau sudah membukanya? File dari Inge?"

David menghela nafas, "Belum" David mengetahui, jika Jessica sudah mengira Inge akan memberikannya informasi yang David butuhkan. Tentu saja, informasi itu juga Jessica butuhkan.

Jessica melakukan hal yang sama, "Aku hanya akan sebentar, kau tau. Terlalu berbahaya jika aku terus menemuimu, tidak hanya Jevlyn yang akan dia ambil, jika aku punya bukti cukup kuat..."

"Kamu punya Jess. Tapi kenapa kamu diem aja?" Potong David

Jessica tercekat, "Apa maksudmu? Apa kau tau apa yang dia lakukan?"

David terdiam

"Hanya sebagai informasi Dav, aku menemui Julian. Dia sedang menyelidikinya sendiri semua ini, sekarang. Semua yang kita lakukan, kau tau? Julian menemukan ketidakwajaran pada kematian Inge"

Dan David juga mencurigai hal itu, bagaimana mungkin adiknya bisa meninggal secara tiba-tiba karena pendarahan. Baiklah adiknya memang mengidap suatu penyakit tapi hanya beberapa orang yang mengetahuinya. Tapi bagaimana bisa adiknya menjatuhkan diri ke kolam renang? Sedang dikuras pula? Siapa pula orang iseng yang menguras kolam renang?

"Dan apa kau percaya kalau gadis itu yang membunuh adikmu?"

David menajam

"Sudah kuduga, bukti itu yang aku tunggu. Sialnya dia malah membunuh orang yang terlibat pembunuhan Inge. Dan sekarang, tolong beritahu aku siapa istrimu..."

"Apa? Kamu tau darimana aku nikah?"

"Aku. Dia. Mengetahuinya bodoh. Itu sebabnya aku mengganti tunanganku menjadi Arjuna dan dia mengambil langkah membunuh Inge. Dia tidak akan mungkin menyakiti Arjuna. Oh Tuhan aku merasa berdosa sekarang"

Pria di depannya menajam, "Kenapa?"

"Sudah aku bilang bergabung denganku, cari tau siapa dia tapi kau..."

"Shut up J, dia bunuh adikku dan berencana membunuh istri aku? Secara tidak langsung kamu sudah menyembunyikan dia J"

"Asal kau tau aku menutupinya agar Jevlyn tidak celaka, dia anakmu juga!"

"Kamu pikir aku percaya? Kamu terlalu egois maksa aku mengakui Jevlyn anak aku J"

"Because she is!" Bentak Jessica

Untung saja ruang kerja David kedap suara sehingga tidak aka nada yang mendengar percakapan ini. David memilih kembali ke kantornya dan berkutat dengan pekerjaan serta penyelidikannya sendiri. Dia pikir dengan meminta tolong Inge mencari segala informasi akan membuat posisinya aman. Dia pikir Inge aman bersama Kay, nyatanya adiknya menjadi korban. Bodohnya lagi Kay menghamili Inge. Sialan.

"Kau yang memperkosaku Dav" setetes air mata membasahi pipi Jessica, gadis itu menangis dengan pelan, matanya berkaca-kaca, "Aku hanya ingin kau mengakui Jevlyn anakmu, hanya itu. Makanya aku kembali kesini, aku mainkan lagi permainan ini. Tapi aku tidak tau kalau ini sama saja menempatkan anakku dalam bahaya"

David menarik nafas panjang, dia memang memperkosa gadis ini secara brutal. Dulu. Tapi karena dia mabuk dan seseorang menjebaknya. Tebak siapa seseorang itu? Ya gadis di depannya ini. Jessica menjebaknya, karena alasan konyol Jessica tidak bisa lepas dari David. Sayangnya David sudah punya orang lain saat itu. Sophia tentu saja. Dan apa yang gadis ini lakukan adalah memaksa dua orang laki-laki untuk mengakui anak itu? Siapa yang mau?

"Aku pikir jika aku punya Jevlyn kau akan melihatku"

"Kamu yang bilang Jevlyn itu anak Arjuna"

Jessica menutup wajahnya, "Apa kau tau jika aku bilang Jevlyn adalah anakmu maka kita bisa berakhir bahagia? Aku terlalu takut sama Papamu , aku bisa saja sudah mati dulu"

"Mungkin memang seharusnya kamu sudah mati J"

Jessica berhenti menangis, memandang David dengan tatapan tajam, "Apa?"

"Mungkin seharusnya kamu mati dari dulu, mungkin seharusnya begitu. Jadi Inge masih disini, baik-baik saja dan gadis ular yang kamu bilang itu, mungkin dia tidak..."

"Kau salah Dav. Jika aku benar-benar mati" Jessica menggelengkan kepalanya, "Kau juga sudah mati sekarang"

David memandang punggung gadis itu. Jessica meninggalkan ruangannya. Dan seutas kata-kata terakhir Jessica, membuatnya semakin memandang tajam kepergian gadis itu.

"Kau benar-benar menikmati hidup sebagai bajingan"

David menghela nafas panjang. Kembali menekuni laporan di depannya. Mengernyitkan alisnya pada laporan keuangan di depannya. Mencoba tidak terlalu terusik dengan memori mengenai adiknya dan semua kejadian masa lalunya.

"Kenapa... laporan setiap perusahaan The Klan ada disini? Apa maksud kamu Inge, kakak sama sekali gak pernah bisa ngerti jalan pikiran kamu"

Dan pikirannya semakin tidak tenang karena Jessica dan si wanita itu mengetahui pernikahannya. Sejauh mana mereka mengetahui kehidupan David, seperti apa keadaan permainan ini sekarang? David tidak ingin melanjutkannya. Dia punya Diva sekarang. Diva?

Gimana kalo mereka nemuinDiva?    

Continue Reading

You'll Also Like

Nadine By KutuBuku

General Fiction

131K 18.2K 26
Skuel of Raja Setelah tujuh tahun berlalu, Nadine memutuskan untuk kembali ke Negara asalnya. Tujuh tahun yang membawa banyak sekali perubahan. Kelua...
549K 77.4K 74
Sigit Handam AlMahmoudi, alias Mahmoud, alias Mumu, si ganteng dan seksi tapi culun dari desa di Jawa ini bakal dijadiin pesuruh di perusahaan besuta...
20.2K 1K 15
Kini impiannya memiliki toko roti menjadi kenyataan dan perkembangan Moema Bakery benar-benar menjadi kebahagian Alma yang sempat merasa kehilangan g...
1M 46.4K 26
May contain some mature scenes (Tamat) Hidup Nicholaa Antonetta Djatmika benar benar sudah berada di ujung tanduk. Masa depannya kini suram semenjak...