NOT LOVE STORY - Destiny

By RheniNazlita

121K 19.6K 956

Yuki Kato, anak broken home akibat perceraian orang tuanya yang menyebabkan ia 'terbuang' dari hati sang Mama... More

PROLOG
BAB 1
1.1
1.2
1.3
BAB 2
2.1
2.2
2.3
2.4
BAB 3
3.1
BAB 4
4.1
4.2
BAB 5
5.1
5.2
5.3
BAB 6
6.1
BAB 7
7.1
7.2
7.3
BAB 8
8.1
8.2
8.3
8.4
BAB 9
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
BAB 10
10.1
10.2
10.3
BAB 11
11.1
11.2
11.3
11.4
BAB 12
12.1
12.2
12.3
BAB 13
13.1
13.2
13.3
13.4
BAB 14
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
14.7
14.8
BAB 15
15.1
15.2
15.3
BAB 16
16.1
BAB 17
17.1
17.2
BAB 18
18.1
18.2
18.3
BAB 19
19.1

19.2

4.9K 394 87
By RheniNazlita

"STEFAN!" Teriak Yuki membuat langkah Stefan terhenti dan menoleh. Ia melihat Yuki datang membuat senyumannya merekah dan perasaannya seketika lega. Stefan menghampiri Yuki, begitu pula Yuki yang begitu bahagia sebab Ia belum terlambat. Mereka berhadapan meskipun nafas Yuki berderu lelah dan Stefan melihat tampilan Yuki yang apa adanya dimana leher berbalut pasmina, rambut sedikit berantakan serta wajah nan kusam namun senyumnya terkembang membuatnya sadar bahwa ini bukan mimpi. Yuki melihat Stefan namun entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Ia merasa perasaan cinta yang berbeda dari biasanya, lebih dari Bintang bahkan lebih dari Joy yang membuat senyumnya merekah lalu memeluk Stefan erat.

"Maaf gue telat," Kata Yuki merasa bersalah hingga airmatanya mengalir. Stefan membalas pelukan itu dengan perasaan lega lalu mengelus kepala Yuki pelan karena batas penantiannya telah berakhir dengan sebuah kepastian.

Yuki mengurai pelukannya menatap mata Stefan penuh cinta lalu perlahan kedua tangannya menggenggam kedua tangan Stefan bersamaan "Maaf, selama ini gue jahat sama elo. Gue tau elo sakit hati karena kebodohan gue. Gue akui kalo gue cewek paling bodoh yang sibuk mencari cinta padahal cinta sejati itu ada dihadapan gue sekarang. Elo gak bodoh Stefan, gue yang bodoh dan buta dengan cinta tulus elo. Gue patut dihukum" Pengakuan meluncur saja dari mulut Yuki membungkamkan Stefan "Bilang sama gue, apa yang harus gue lakukan untuk memperbaiki hati elo yang hancur karena kebodohan gue Stef?" Tanya Yuki

Stefan melihat tatapan yang sarat rasa bersalah membuatnya bertindak mengusap wajah Yuki dengan sepenuh hati "Gak ada... Gue cuma mau lihat elo bahagia, Yuki. Hanya itu..." Tuturnya membuat Yuki terharu hingga tak terasa airmatanya menetes. Ia membalas tatapan Stefan dengan mengusap wajahnya sepenuh hati.

"Gue cinta elo Stefan William, sangat mencintai elo..." Tutur Yuki membuat Stefan lega. Penuturan yang selama ini ingin Ia dengar akhirnya terungkap. Stefan melihat kebenaran dibalik tatapan Yuki membuatnya yakin bahwa kebahagiaannya telah datang. Stefan langsung memeluk erat Yuki sebab cintanya masih berbekas dihatinya sampai sekarang "Gue juga cinta sama elo Yuki Kato, sangat mencintai elo. Makasih elo datang"

Mendengar hal itu Yuki hanya tersenyum "Elo gak perlu berterimakasih Stef, karena mulai sekarang gue akan selalu mengatakannya hanya sama elo, just for my baby" Tutur Yuki masih dalam pelukan Stefan.

Yuki melepas pelukannya dan menatap Stefan. Dengan pelan melonggarkan ikatan pasmina dilehernya dan Stefan terpaku saat melihat kalung yang tersemat di leher Yuki. Kalung yang melekat cincin darinya "Cincin gue?" Tanya Stefan

Yuki mengangguk mantap "Gue udah memutuskan untuk melepasnya Stef, menyimpan Joy sebagai kenangan terindah. Dan sekarang cuma ada satu kalung disini, kalung dengan cincin elo" Tuturnya

Yuki melepas kalungnya "Aku mau kamu yang menyematkan cincin ini di jari manisku. Kamu mau bertunangan denganku, Bi?" Tanya Yuki lirih membuat Stefan terharu hingga senyumnya merekah. Melihat tanggapan Stefan membuat airmata Yuki menetes. Stefan menerima cincinnya lalu menatap Yuki sambil menyematkan cincin berlian miliknya di jari manis Yuki. Tak terasa air mata Yuki menetes meski bibirnya tersenyum bahagia. Ia tak sangka, cincin itu begitu pas di jari manisnya dan hal ini merupakan keajaiban bahwa Tuhan telah mempertemukan dirinya pada pemilik tulang rusuknya selama ini. Yuki merasa keputusannya mengejar Stefan sampai bandara adalah benar.

Yuki menatap bahagia cincin yang bersinar di jari manis kirinya lalu memeluk Stefan erat "Thank you so much, I love you" Ucapnya sungguh-sungguh membuat Stefan membalas pelukannya.

"I love you too... my destiny" Balas Stefan membuat Yuki bahagia dalam pelukan itu.

Lama berpelukan menyisakan kelegaan pada keduanya terutama Stefan sebab penantiannya selama ini akhirnya berujung bahagia dengan jadi pemilik tunggal hati Yuki yang merupakan wanita yang sangat Ia cintai selamanya "Aku bahagia kamu akhirnya datang Bi," Tuturnya membuat Yuki tersenyum dalam pelukan mereka

"Aku juga bahagia, karena kamu masih menerimaku. Makasih Bi... Kamu tetap mencintaiku dan memaafkanku" Balas Yuki mengeratkan pelukannya membuat keluarga mereka yang melihat saling tersenyum bahagia.

Tria terharu karena akhirnya Stefan mendapatkan kebahagiaannya dan tak terasa seseorang mengusap bahunya dari belakang. Tria spontan menoleh dan melihat Bella serta Bastian kini berada disampingnya.

"Bella"

"Maaf aku sedikit terlambat" Tutur Bella bersalah

"It's oke, aku bahagia Yuki membalas cinta anakku"

Bella tersenyum "Aku yang harusnya bahagia sebab bisa memiliki calon menantu seperti Stefan, Tria" Imbuhnya membuat Tria tersenyum dan menggenggam tangannya.

"Kita akan jadi besan, Bella" Tutur Tria bahagia.

"Tentu saja" Balas Bella tak kalah bahagia.

"Ting... tung... ting... tung... kepada pesawat Garuda boeing 737-... tujuan Jakarta- USA..." Pemberitahuan operator melalui mikrofon tentang status penerbangan pesawat Stefan membuat mereka sadar dan pelukan pun terlepas. Stefan dan Yuki saling menatap dengan tangan yang beralih tertaut sempurna tak ingin kehilangan.

"Aku harus pergi Bi" Kata Stefan lirih

Yuki menunduk sejenak lalu tersenyum tegar "Aku tau, aku gak akan mencegahmu Bi. Aku akan menunggumu di sini"

"Kamu serius? Aku akan tinggal disana selama 2 tahun. Apa kamu yakin menungguku kembali?" Tanya Stefan

Yuki tersenyum dan menggenggam kedua tangan Stefan "Tentu saja aku yakin. Aku akan terus menunggumu pulang. Mau itu 2 tahun kek, 5 tahun, 10 tahun, 100 tahun bahkan 1000 tahun pun aku akan tetap menunggumu" Balas Yuki mantap membuat Stefan terkekeh dan merapatkan jarak diantara mereka.

Stefan dan Yuki saling memandang satu sama lain. Mereka saling tersenyum bahagia bersama. Stefan terpesona pada cahaya yang berbinar di mata Yuki. Cahaya kebahagiaan seperti dulu, saat mereka bersama.

"Aku mencintaimu Baby" Kata Yuki membuat Stefan tersenyum dan mengecup keningnya lalu menatapnya lagi.

"Aku juga mencintaimu" Balas Stefan membuat Yuki tersenyum.

Stefan mendekatkan wajahnya disaat mata mereka saling tertutup dan akhirnya bibir mereka menyatu. Terjadilah ciuman itu, ciuman pertama yang dilepaskan Yuki untuk takdirnya dan getaran dasyat menghujam seluruh tubuhnya saat belaian lembut tangan Stefan mengelus pipinya. Yuki mengeratkan rangkulan tangannya dileher Stefan dan perlahan menjinjitkan kakinya merasa seluruh gejolak serta degupan jantung yang memberikan efek begitu dalam. Yuki menelusuri bibir Stefan dengan bibirnya membuat Stefan mengeratkan pelukan dipinggangnya dan menyentuh leher Yuki dengan tangannya serta memperdalam ciuman mereka. Tak terasa airmata Yuki turun dan Stefan juga menitikkan airmatanya karena baru pertama kali Ia merasakan ciuman Yuki yang membuat hatinya bergejolak hebat.

"Wah! Ciuman didepan umum. Emang deh...." Keluh Maxime malas dan tak sengaja melihat Bastian yang berada disampingnya dengan mata melotot dan mulut menganga akibat serangan syok terapi dihadapannya. Maxime yang mengingat umur Bastian masih belia, beralih mendekatinya dan langsung menutup mata Bastian rapat-rapat.

"Iiih... kok ditutup sih, lagi seru juga!" Keluh Bastian kesal

"Adegan 17 tahun ke atas gak boleh di lihat anak kecil, ngerti"

"Iya.... iya...." Bastian mengalah karena Maxime mengancamnya dengan 'umur'.

Karena hal itu membuat keluarga Stefan dan Yuki beralih menatap Maxime dan Bastian. "Hahahaha" Mereka akhirnya tertawa.

Yuki dan Stefan melepas ciumannya bersamaan dan saling membuka mata. Yuki melihat Stefan membuatnya malu dan mendadak wajahnya bersemu merah. Stefan tersenyum melihat wajah Yuki yang memerah lalu beralih mengecup kening Yuki begitu dalam.

Stefan mengusap wajah Yuki "Aku bakal pulang... I'm promise Bi"

Yuki bahagia mendengar janji Stefan "Aku mencintaimu" Ucapnya "You are my destiny dan aku akan menunggumu pulang. Promise" Imbuhnya dan senyum tulus Stefan terkembang.

"Kamu harus jaga diri disana, jaga kesehatan. Jadilah pilot yang sempurna untukku supaya suatu saat kamu membawaku terbang nanti" Pesan Yuki membuat Stefan terkekeh dan memeluknya erat.

"Aku akan jadi yang sempurna untukmu Bi karena aku mencintaimu" Janji Stefan nan tulus memunculkan senyum indah milik Yuki.

"Pergilah, kamu udah dipanggil. Jangan buat aku berubah pikiran Bi," Ancam Yuki pelan membuat Stefan terkekeh dan memeluk tunangannya lagi.

"Aku bakal merindukanmu" Ucap Stefan

"Aku juga bakal merindukanmu Bi, really miss you" Balasnya sedikit manja. Stefan melepas pelukannya lalu perlahan berbalik sambil mendorong trolinya menuju petugas bandara pertanda mereka akan berpisah.

"Stef" Panggil Yuki membuat Stefan menoleh.

Yuki menghampirinya lalu mengecup satu pipi Stefan cepat dan tersenyum "Happy Brithday Baby" Ucapnya membuat Stefan tersenyum dan mengusap kepalanya penuh rasa sayang.

"Thank you Bi, aku pergi ya"

"Iya" Balas Yuki

Stefan akhirnya melangkah lagi meski sesekali menoleh sebentar lalu melambaikan tangannya. Yuki membalasnya diiringi kecupan kiss bye darinya. Saat melihat Stefan mendekati pintu keberangkatan membuat mata Yuki berkaca-kaca dan airmatanya menetes "Aku akan merindukan kamu Bi. Selamat jalan sayang, doaku selalu menyertaimu" Tutur Yuki dalam hati

Yuki melihat papan pemberitahuan mengenai keberangkatan untuk pesawat Jakarta-USA telah landas. Ia menunduk seraya menghapus airmatanya dan pasrah pada kenyataan. Tapi saat melihat cincin yang tersemat di jari manisnya membuat semangatnya muncul. Ia mengelus cincin itu dan menegakkan wajahnya menatap kondisi Bandara. Yuki tersenyum kemudian berbalik ingin pergi tiba-tiba terpaku saat melihat Mamanya dan Bastian sudah menunggu bersama keluarga Stefan. Pipinya memanas karena mengingat apa yang dilakukannya bersama Stefan sebelum berpisah. Ia menghampiri sambil menunduk malu tak ingin melihat wajah Mamanya saat ini.

"Cieee..... yang ciuman, idih... apa tuh yang berkilau di tangan kirinya" Goda Chika membuat Yuki malu dan memeluk sang Mama.

"Ya ampuuun.... sampe malu gini," Ungkap Bella takjub

"Mama..." Yuki menutup mukanya di bahu Bella karena masih malu membuat semua orang yang melihat hal itu hanya bisa terkekeh ringan.

Bella yang menyadari Stefan telah pergi membuatnya ingin menghibur "Kamu harus kuat ya sayang, menunggu Stefan selama dua tahun" Tuturnya menasehati

Yuki menatapnya meski masih memeluk Mamanya tersayang "Aku akan kuat Ma, karena cintanya adalah kekuatanku"

Mendengar jawaban Yuki melegakan hati Bella "Ternyata Yuki Mama udah dewasa sekarang, Mama senang dengarnya"

"Thank you, Ma"

Maxime melihat suasana mengharu biru itu sedikit membosankan membuatnya mengambil suara "Oke... berhubung semua udah kumpul, gimana kalo kita makan dulu baru pulang" Cetusnya membuat mereka yang mendengar jadi bingung. Maxime melipat kedua tangannya ke dada "Ya... berhubung ada yang berubah status jadi tunangan adikku, jadi patut dirayakan kan" Imbuhnya meledakkan tawa kebersamaan keluarga besar itu.

Yuki yang dipeluk Mamanya tampak bahagia. Tria mendekati Yuki spontan Bella mengurai pelukannya. Tria mengecup kening Yuki sekilas "Wellcome to my family sayang"

"Oooww..... makasih Tante" Ucap Yuki malu-malu

"Don't call me Tante, tapi Mama sayang"

Mendengar teguran Tria, Maxime dan Bastian saling melirik dan terkekeh sedangkan Chika malah menggoda Yuki. "Sorry Ma...." Tutur Yuki akhirnya

"Gitu dong," Balas Tria memeluk Yuki dan mengusap punggungnya. Terdengar tawa canda keluarga besar itu turut membahagiakan Yuki.

Yuki melepas pelukannya dan menunduk malu ingin menyampaikan sesuatu. Ia memberanikan diri "Ma... untuk nanti malam, apa aku boleh ijin tidur dikamar Stefan?" Tanya Yuki membuat yang mendengar tertegun termasuk Tria.

Yuki menunduk malu "Mungkin aku bakal nyenyak jika tidur dikamarnya" Ucapnya membuat semua mengulum senyum justru makin membuat Yuki salah tingkah "Hanya satu malam aja kok. Please...." Pintanya dengan nada sedikit memohon.

Tria tersenyum "Tentu saja boleh sayang. Lagipula suatu saat kamar Stefan juga bakal jadi kamar kamu"

"Makasih Ma" Yuki memeluk Tria erat membuat semua tertawa.

"Yuki, Tante Tria sesak itu" Tegur Bella sang mama pelan

"Hehehe... sorry..."

Kini Yuki mendekati Maxime "Kak, makasih udah membuatku mengerti makna dari sebuah cinta sejati. Sekarang aku sadar, sejak awal cintaku memang milik Stefan" Ungkapnya jujur membuat Maxime tersenyum.

"Iya, kakak juga minta maaf karena marahin kamu tadi"

"It's oke, makasih ya kak telah membuatku sadar bahwa Stefan begitu berharga untukku" Balas Yuki memeluk Maxime spontan mengembangkan senyum Maxime seraya mengusap kepala Yuki selayaknya seorang kakak pada adiknya.

"Kamu harus kuat menunggu Stefan pulang ya Ki"

"Tentu, aku mencintainya kak Max"

"Kalo ada masalah cerita sama kakak ya. Stefan menitipkanmu pada Kakak"

"Iya, makasih Kak Max"

"Sama-sama dan kakak sangat suka dengan Yuki yang sekarang" Puji Maxime membuat Yuki tersenyum.

Maxime turut tersenyum dan mengecup kening Yuki singkat menyalurkan sayangnya sebagai seorang kakak. Tapi sayang, balasan Yuki hanya kaget sedangkan Chika langsung menjewer kuping Maxime kencang "Baguuuus.... Cari kesempatan ceritanya"

"Lepas Chika, lepas sayang.... Aku gak cari kesempatan cuma..."

"Cuma apa?"

"Dia tunangan adikku sayang... Masa kamu cemburu sih...."

"Hajar terus kak! Ganjen sih" Seru Bastian senang

"Wah... Kacau nih bocah! Ngga, sayang... Aku gak ganjen..."

"Lepasin aja Kak, kasihan... ntar kalo kak Maxime gak punya kuping lagi gimana?" Yuki menengahi pertengkaran antara Maxime dan Chika. Chika akhirnya menurut melepas jewerannya pada telinga Maxime. Maxime mengelus kupingnya yang panas dan merayu Chika agar tidak ngambek lagi.

"Jadi sekarang gimana? Jadi celebrate-nya?" Tanya Tria kepada Maxime

"Jadi dong Ma" Balas Maxime mengajak keluarga untuk pergi dari bandara.

=00=

Yuki telah berada di kamar Stefan malam ini. Ia terus mengitari seluruh ruangan Stefan dan berhenti tepat di sudut ruang kesukaan Stefan. Ia mengelus tempat duduk drum, piringan drum dan kembali ke gitarnya Stefan lalu beralih ke meja belajar Stefan. Senyum terus terkembang dibibir Yuki lalu masuk kekamar mandi Stefan dan melihat peralatan mandi milik Stefan malah membuatnya makin tersenyum.

Ia iseng mengambil sabun cair milik Stefan dan mencium aromanya "Wangi... my baby pinter banget milih sabun" Pujinya namun sedetik kemudian matanya beralih melirik sikat gigi Stefan. Ia mengambil sikat gigi itu sambil berlagak menyikat gigi di hadapan kaca. Yuki tersenyum malu lalu mengecup kepala sikat gigi itu. "I love you" Ucapnya sembari meletakkannya ketempat semula dan keluar dari kamar mandi.

Ia beranjak ke lemari Stefan dan membukanya sambil melihat beberapa baju Stefan yang tersisa. Spontan Yuki memilih dan mengambil baju itu lalu mencium aromanya dan memeluknya. Matanya terhenti tepat di gantungan baju bekas tubuh Stefan yang ada di samping lemari pakaian. Ia melihat kemeja dan celana rumah yang tergantung membuatnya tersenyum dan mencium harum parfum Stefan.

"Parfum yang paling ku suka, hehehe.... Pake ah!" Cetus Yuki mengambil kemeja dan celana rumah Stefan dan menggantinya di kamar mandi.

"Heeemmm..... bener-bener kangen!" Kata Yuki menghela nafas panjang masih berdiri di depan cermin menilai tampilannya dengan pakaian Stefan.

Yuki melihat cincin di jari manisnya membuatnya tersenyum sendiri "Malu...." Serunya menghampiri tempat tidur Stefan dan menyelimuti diri. Lama waktu bergulir, Yuki keluar dari sangkar selimut dan tidur menyamping menatap bantal peluk miliknya. Yuki mengambil bantal itu lalu menciumnya memeluk bersamaan dengan boneka mickey mouse yang sengaja Ia bawa dari rumah.

"Good Nite Yuki, Good nite baby have a nice dream, muach!" Ucap Yuki lalu menutup matanya dan tertidur nyenyak. Tak lama Ia tertidur, seseorang datang menghampirinya seraya mencium pelipis dahinya dan membisiki sesuatu "Good nite Baby" Bisikan itu mengantarkan Yuki masuk ke mimpi indahnya.

"Good nite Baby" Ucap Stefan membuka matanya dan melihat jendela pesawat masih memperlihatkan langit malam. Ia tersenyum mengambil sesuatu dari saku jaketnya, sebuah foto ukuran fotobox menyimpan wajah Yuki disana.

"I love you Yuki" Ucap Stefan tersenyum dan mengusap foto itu dengan sepenuh hati. Lama berperang dengan rasa rindu membuatnya lelah dan menyenderkan diri di kursi pesawat untuk istirahat. "I love you too, Stefan" Terdengar bisikan yang membuat Stefan nyenyak dalam tidurnya.

"I love you too, Stefan" Yuki bergumam dalam tidurnya.

Malam menjadi saksi mereka saling melepas rindu dengan cara sendiri dan hanya mereka yang tahu. Keheningan malam tak mengusik Yuki yang tertidur saat seseorang membuka pintu kamar Stefan dan melihatnya telah nyenyak.

Orang itu mengelus rambut Yuki dan mencium keningnya "Selamat tidur ya sayang, Mama senang kamu memilih Stefan sebagai takdirmu." Ucap Tria bahagia saat menatap Yuki yang nyenyak "Stef, kamu harus cepat menyelesaikan sekolahmu supaya Yuki tidak lama menunggu" Ujar Tria sambil memandangi Yuki yang tertidur. Tria mencium kening Yuki lagi lalu perlahan menjauhi tempat tidur Stefan dan keluar dari kamar Stefan seraya menutupnya.

(TAMAT)


Continue Reading

You'll Also Like

157K 17.6K 58
✨A Story By Z✨ Chenle ditabrak anak yang memanggilnya mama dan perlahan dia menjadi dekat dengan sang anak, juga dengan ayahnya. Namun, tentu saja it...
10.7K 255 21
Basically cuma terjemahan HYYH Notes Love Yourself : Tear bahasa indonesia pas gue lagi gabut. all notes completed. disusun bukan per versi album, t...
12.5K 1K 25
happy readding! {kebenaran yg tak terungkap} {misteri}
46.5K 3.8K 6
[Completed]√ hal yang paling aneh dalam mencintai adalah ketika kita merasakan cinta pada seseorang yang takdirnya bukan untuk kita. ©hana31543 [2017]