14.7

1K 228 7
                                    

Joy tengah menikmati makanan meski sulit dari caranya mengambil makanan menggunakan sendok dan memasukkan kedalam mulut susah payah dan kunyahan yang begitu lamban. Tampilan Joy yang berbeda mengingatkan Yuki akan sosok Joy yang dulu, dimana sosok yang begitu menakutkan namun sangat hangat jika sudah mengenalnya lebih dekat. Joy yang sekarang berbeda dengan yang dulu membuat kenangan mereka kembali mengusik pikiran Yuki termasuk hatinya. Apalagi saat Joy merawat tangannya yang terluka akibat hampir diperkosa. Hati Yuki sakit, karena selama ini, Ia tidak diberi kesempatan untuk merawat seorang Joy yang mengambil sendok pun terlihat sulit.

Joy melirik bayangan seseorang yang sudah berdiri disampingnya "Shain," Sapanya mendongak dan terpaku saat menyadari ternyata yang ada dihadapannya bukanlah Shain ataupun Vega, tapi Yuki. Sendok yang berada digenggamannya langsung jatuh menyisakan bunyi yang nyaring.

Orang yang ada dihadapan Joy adalah orang yang telah lama ditunggunya. Sifat pujaan hatinya yang polos dan periang kini hilang kala menatapnya dengan berurai airmata. Orang yang telah Ia bohongi namun sangat dicintainya hadir dihadapannya tanpa kurang satu apapun terlihat semakin dewasa dan feminim. Wanita yang sederhana terlihat dari pakaiannya yang casual bergaya vintage dengan dress floral dilapisi jaket kulit hitam dan bando hijau membuat seyum Joy terukir karena bangga dengan hasil kerja kerasnya yang telah merubah Yuki sesuai dengan harapannya.

Berbeda dengan pandangan Yuki saat melihat keadaan Joy sekarang. Wajah yang kuyu dan pucat, bibir kering, tubuhnya yang ringkih, kupluk yang terpasang menutupi kepalanya, seragam rumah sakit dan slang infus yang terselip di punggung tangan Joy membuat airmatanya mengalir tak terhindarkan.

"Hei... Gue udah pernah bilang sebelumnya, jangan pernah menangis untuk gue... Yuki" Kata Joy untuk pertama kalinya kepada Yuki.

Hati Yuki bergetar hebat kala mendengar suara itu apalagi senyuman yang tak pernah berubah dari bibir Joy telah kembali untuknya membuat Yuki terisak dan menangis. Ia langsung menghampiri dan memeluknya erat disertai tangisan histeris mewakili seluruh kerinduannya selama ini.

"Hiks.... Hiks... Hiks, Hiks.... Hiks...." Yuki menangis tersedu-sedu masih memeluk Joy sedangkan Joy hanya membalas dengan mengelus punggungnya.

"Sorry" Kata Joy bersalah namun Yuki makin mengeratkan pelukannya

"I hate you... Hiks... I hate you...." Ucapnya terbata-bata seiring isakan tangisnya yang belum mereda membuat Joy mengelus punggung Yuki pelan

"I know.... kamu memang sangat membenciku" Balasnya membuat Yuki semakin histeris dalam pelukan dan semakin mengeratkannya.

Shain lega saat Yuki bertemu dengan Joy. Berbeda dengan Vega, Ia lega sekaligus gelisah dengan kenyataan dimana Yuki sudah memiliki Stefan.

"Kamu takut Stefan mengetahuinya ya Ga?" Tanya Shain membuat Vega menoleh lalu mengangguk.

"Gue takut firasat gue selama ini akan jadi kenyataan. Dan ternyata, firasat gue terjadi Shain"

"Pertemuan ini takdir Tuhan Ga, disamping kebahagiaan juga tersimpan cobaan. Aku juga takut dengan cobaan Tuhan kali ini. Saat ini, Dia mulai menunjukkan kuasa-Nya"

"Semoga bukan menjadi hal yang buruk ya Shain, gue gak tahu gimana harus menghadapinya. Cuma Tuhan yang tahu takdir mereka"

"Iya, aku berharap adanya happy ending dari kisah mereka" Balas Shain

Yuki memandangi Joy lekat-lekat. Ia masih belum percaya jika dirinya akan bertemu dengan Joy lagi yang membuat perasaan dahulu itu kembali utuh. Ia telah melanggar janjinya tapi demi Joy, Yuki tidak perduli. Kini Joy sedang sakit dan dia memutuskan untuk berada disamping Joy sekarang. Yuki mengusap wajah Joy dan tersenyum membuat sosok Joy seperti hidup kembali kala senyuman itu hadir lagi mewarnai hidupnya. Joy menggenggam kedua tangan yang mengusap wajahnya lalu mengecupnya membuat Yuki tersenyum bahagia sehingga sisa airmatanya menetes lagi. Joy tersenyum lebar dan mengusap airmata itu membuat Yuki terkekeh dan memeluknya erat.

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now