18.1

1.3K 237 12
                                    

Stefan sudah ada didepan lift rumah sakit tempat Joy dirawat. Ia sibuk merutuki dirinya yang datang setelah melihat SMS dari Joy. Hatinya bergejolak tapi Stefan tak mungkin melanggar prinsipnya sebagai laki-laki. Ia harus menepati janji yang terucap dari bibirnya karena baginya melanggar janji sama saja dengan melanggar prinsipnya. Kini, Stefan sudah sampai didepan pintu kamar Joy tanpa berani mengetuknya. Ia takut untuk mengetuk tapi sudah terlambat untuk berbalik ataupun pergi karena Shain telah membuka pintu.

"Stefan" Shain melihat Stefan tepat didepan pintu kamar Joy

"Hai" sapa Stefan

"Masuk, Joy.... ada Stefan" Panggil Shain menarik Stefan menuju tempat Joy.

Joy bahagia melihat Stefan hadir didepannya "Akhirnya elo jenguk gue juga" Tuturnya membuat Stefan tersenyum sungkan.

"Maaf, beberapa hari ini gue sangat sibuk promo album" Tuturnya berbohong

Joy mengerti "Ah iya, gue lupa!" Tuturnya lega "Harusnya gue berpikir seperti itu. Maaf, gue sempat berprasangka buruk sama elo. Gue kira lo marah sama gue karena Yuki memutuskan memilih gue"

Stefan beralih duduk disamping Joy yang tertidur seperti biasanya. Melihat keadaan Joy sekarang, membuat Stefan bersedih "Gimana kabar elo?"

"Elo bisa lihat sendiri, gue bahagia"

Stefan menatap senyuman terukir di wajah Joy "Iya, elo terus tersenyum. Yuki gak jenguk elo?"

"Hari ini ngga, dia sedang pergi melihat gaun pernikahan bersama Vega dan Mamanya. Makasih lo mau kemari Stefan"

"Iya, selamat ya... akhirnya keinginan elo tercapai"

"Gue ingin elo juga bahagia Stefan, karena Yuki sudah menentukan takdirnya"

"Elo tenang aja, gue bahagia kok. Lagipula gue akan pergi ke Amerika, melanjutkan cita-cita gue menjadi pilot. Gue bakal meninggalkan Indonesia dan gue harap elo terus bersama Yuki sampai gue kembali"

"Gue gak bisa berjanji Stefan, itu semua hanya Tuhan yang tau"

"Iya, soal sms itu.... gue akan jadi saksi elo besok"

Joy terharu mendengar keputusan Stefan dan senyumnya merekah sempurna "Makasih Stef, elo memang bestfriend gue"

"Jam berapa akad nikahnya?" Tanya Stefan

"Jam 10.00 disini, hanya kecil-kecilan. Lagipula gue sedang sakit jadi gak mungkin bisa keluar dari rumah sakit"

"Oh... Oke, besok gue bakal datang"

"Gue seneng elo bisa kuat dan ikhlas seperti ini, Stefan. Gue yakin Tuhan sedang menyiapkan seseorang yang pantas untuk hati elo. Gue mau elo bahagia dalam hidup elo, selalu dicintai oleh orang yang mencintai elo, selalu diberi rejeki dan diliputi cinta yang abadi. Amin"

"Amiiin" Balas Stefan tersenyum "Sekali lagi selamat Joy, gue seneng elo bahagia seperti ini. Elo mau kado apa?" Tanyanya membuat Joy tersenyum

"Gue mau elo hadir dipernikahan gue lebih awal, gimana?"

"Oke, gue akan pergi lebih awal. Elo mau jam berapa?"

"Jam 8?"

"Baik... Gue akan pergi tepat jam 8"

"Tlililit..... Tlilililit......" Ponsel berdering mengagetkan kedua orang yang sedang mengobrol itu.

Joy tersenyum dan mengangkat ponselnya "Halo"

"Joy, gimana nih, Designernya minta kamu datang kemari. Katanya mau fitting baju pernikahan kita, kamu bisa datang?" Tanya Yuki

"Kamu kan tau kalo aku gak bisa kemana-mana, udara diluar rentan dengan sistem antibodiku, Ki"

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now