12.3

1.7K 258 21
                                    

Semua sudah berdiri didepan taksi yang sudah terparkir manis didepan rumah Stefan. Waktu yang menakutkan Yuki telah tiba, ditinggalkan Stefan untuk waktu yang lama. Yuki sedari tadi hanya menunduk tak ingin melihat Stefan sedikitpun. Perasaannya campur aduk karena saat ini adalah waktunya Stefan untuk pergi membuat hatinya sakit. Andreas sudah mengawasi kopernya dan koper Stefan masuk dalam bagasi taksi.

"Oke, semua udah beres" Jabarnya sambil tersenyum menghampiri Tria. Tria memeluk Andreas erat dan dibalas dengan kecupan di kening agar sang istri bisa tenang saat ditinggalkan

"Hati-hati ya Papa, jaga Stefan" Pesan Tria dan dianggukkan oleh Andreas.

Stefan mendekati sang Mama membuat Tria sedih dan memeluk anaknya sangat erat "My boy harus baik-baik disana, harus habis makanannya dan sering makan sayur sama buah. Kalo sakit langsung ke dokter buat check up dan minum obat"

"Iya Mama,"

"Kalo ada izin menelepon harus telepon Mama, Mama bakal merindukan kamu Stefan"

"I miss you too Mom" Balas Stefan melepas pelukan dan mencium keningnya lalu memeluk Mamanya lagi. Stefan melepas pelukannya dan menghampiri Maxime dan Grace untuk pamit. "Gue pergi ya"

"Iya, baik-baik disana Bro" Balas Maxime memeluk Stefan

"Thanks kak Max"

"Kak," Stefan mengulurkan tangannya kepada Regi, suami Grace karena Maxime belum melepas pelukannya. "Kakak bakal merindukan kebersamaan kita Stef. Stefan adik iparku yang baik" Tutur Regi tulus.

"Aku juga" Balas Stefan tersenyum dan melepas pelukan Maxime yang dibalas dengan mengacak rambutnya "Masih aja jahil," Gerutu Stefan kesal kepada Maxime yang selalu saja tertawa jika sudah menjahili orang.

Stefan beralih menghadapi Kakaknya, Garce "Kak,"

Grace menyambutnya dan memeluknya erat "Oh... My sweet brother, charming Man.... Kita baru ketemu udah pisah aja. Kamu harus inget kata-kata kakak, kejar cita-citamu. Oke!"

"Oke kak," Stefan melepas pelukannya dan tersenyum sembari mengecup pipi Nathan yang sedang tertidur dipelukan Grace. Stefan beralih berpamitan kepada Bella dan Bastian hingga yang terakhir adalah Yuki. Yuki hanya menunduk tak ingin mengucapkan sepatah katapun demi menjaga hatinya agar tidak terlalu sakit.

"Hei... lo gak ngucapin selamat jalan buat gue Yuki?" Tanya Stefan tersenyum membuat Yuki mendongak dan menatapnya dalam diam namun senyuman Stefan malah menusuk hatinya semakin dalam. Stefan memegang bahu Yuki, "Thanks ya, udah mau jadi sahabat baik gue selama ini. Udah nemenin gue di masa-masa sekolah, udah membuat masa remaja gue berwarna. Terima kasih my Redstar"

"........" Mendengar penuturan Stefan mata Yuki langsung berkaca-kaca

"Apa diam itu berarti 'iya' Yuki?" Tanya Stefan membuat airmata Yuki menetes dan langsung menangis sambil memeluk Stefan.

Stefan mengelus rambut Yuki pelan, "Ijinin gue pergi ya Yuki, please"

"Gak...." Yuki menggeleng dalam pelukan Stefan tak rela.

Stefan melepas pelukan Yuki dan memohon agar merelakannya pergi namun balasan Yuki menggeleng kuat dan menunduk menyeka airmatanya "Please, don't go... Hiks... Gue gak perduli elo bilang gue egois atau apapun, Hiks... Tapi gue memang butuh elo. Kalo elo gak ada disaat gue sedih, gue harus cerita sama siapa? Kalo lagi banyak bintang dilangit dan gue pengen lihat, gue harus lihat bareng siapa? Please... jangan pergi" Pinta Yuki membuat Stefan ikut sedih dan memeluknya erat.

"Gue pergi cuma sebentar Yuki, elo perlu tunggu selama 8 tahun"

"Tapi gue gak sanggup Stefan, please jangan pergi" Yuki makin mengeratkan pelukannya kepada Stefan.

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now