BAB 6

1.3K 219 7
                                    

Joy dan ketiga temannya tengah berada di sebuah cafe mendiskusikan tentang perlombaan fashion yang semakin lama semakin dekat saat ini. Mereka menyesap secangkir kopi dengan beban berat terutama Ivan. Ivan tampak putus asa makanya Joy membawanya untuk bersantai, melupakan rasa putus asanya sejenak.

"Joy, kita gak bisa menunggu terus. Waktu kita terbuang banyak dan hal itu bisa merugikan persiapan dan kematangan konsep kita sendiri. Elo ngerti kan maksud gue" Terang Ivan memulai pembicaraan

Joy menghirup wangi coffe lattenya lalu menyesapnya pelan. Ia melihat ketiga teman didepannya begantian yang mengharapkan keputusan yang akan diambil. "Kita memakai Vega sebagai cadangan, tapi gue mengusahakan Yuki jadi model kita. Tugas kalian sekarang itu.... Shain, berikan ide desain yang sesuai dengan konsep yang dilombakan. Ivan, mulailah konsentrasi dalam konsep musik, lighting dan koreografer sedangkan Vega, mulailah mencari contoh make up yang pas untuk konsep Dewi Natural" Tuturnya memutuskan spontan membuat lega ketiga temannya. Mereka terlihat akrab sekarang "Oh iya Van, elo udah ada ide untuk lagu yang cocok untuk konsep fashion show kita?" Tanya Joy

"Gue udah memikirkan hal itu Joy. Lagu pengiring model untuk lomba kali ini sangat spesial, Lil Waynne ft Bruno Mars yang Mirror. Soal lighting panggung tergantung dari desain panggungnya dulu tapi ide gue adalah, membuat model kita menjadi pusat perhatian sesuai dengan tema. Gue bakal bikin konsep asap, lampu laser dan lampu sorot untuk beberapa anggota tubuh model sebagai pencitraan dewi dan saat berjalan, gue bakal menyorot keseluruhan tubuh model. Untuk hal ini kita perlu model yang bisa mengekspresikan kecantikannya lebih dari yang lain sesuai dengan konsep dewi, punya derajat yang tinggi dibandingkan dengan wanita biasa"

"Brilliant sih... gue bisa melakukan hal itu. Tapi kalau Yuki memutuskan untuk ikut, apa dia bisa mengekspresikan sosok Dewi Natural secara keseluruhan?" Tanya Vega menyingkap alis Joy keatas. Ia duduk santai lalu menyender dikepala kursi sebentar.

"Disamping usaha dan doa, rasa optimis juga perlu. Van, untuk anggota tubuh usahakan jangan disorot terlalu dekat dan berlebihan. Kita tak boleh kehilangan nilai sedikitpun" Kata Joy mengingatkan.

"Gue akan melakukan yang terbaik asalkan model perlombaan ini bisa diajak kerja sama. Untuk merealisasikan ide, gue perlu latihan dengan modelnya langsung dan butuh waktu yang lama. Jika kita masih menunggu Yuki, gue gak jamin kelompok kita bakal berhasil" Keluh Ivan kuatir

"Kamu tenang aja Van, selama kita kompak, tidak ada kata tidak berhasil. Untuk itu kita harus bekerja keras dan mempersiapkan segalanya lebih awal. Semua punya tugas masing-masing jadi tak perlu memikirkan yang bukan kepentingan kita. Soal Yuki, biarkan Joy melakukan tugasnya." Shain mulai mengambil hak suaranya.

"Oke, gue setuju" Kata Vega

"Iya gue setuju sama Shain"

"Ya udah, kita bakal lakukan seperti itu saja. Gue cabut dulu" Joy ikut setuju

"Mau kemana?" Tanya Shain

Senyum licik Joy keluar seperti biasa "Melakukan tugas gue" Tuturnya dan pergi tanpa pamit.

Ivan hanya bisa menatap dengan wajah terheran-heran "Joy benar-benar terobsesi ama tuh cewek kayaknya" Pikirnya menanggapi sikap Joy yang keras kepala

"Iya, jarang banget dia kayak gini. Bener-bener misterius" Timpal Vega

"Joy memang misterius Ga. Selain pendiam dan dingin, dia juga penuh dengan rahasia. Yang jelas, Joy punya alasan masih bersikeras memilih Yuki. Mungkin dia melihat sesuatu dibalik sosok Yuki. Tugas kita hanyalah berdoa supaya Yuki mau masuk ke grup kita"

"Iya, gue harap Joy bisa bertindak cepat sebelum acara" Doa Vega "Gimana perkembangan Joy soal mengamati keseharian Yuki?" Tanyanya kepada Shain

"Sejauh ini dia masih dalam wilayah aman, dan 3 hari lagi sekolah mereka mengadakan Pensi dimana Yuki sebagai pemeran utama wanita dalam Drama"

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now