11.1

1.2K 233 6
                                    

Mereka tertidur dengan nyenyak sampai tak sadar Yuki yang nyaman sudah terperosok menelungkup di paha Stefan akibat jalan yang berkelok-kelok. Kini Bus berjalan lurus menyisakan Yuki yang masih menelungkup nyenyak di paha Stefan. Ia tampak nyaman hingga tak sadar kalo paha Stefan kini menjadi bantal kepalanya.

"Emmh..." Yuki mengerang dan tak sengaja tangannya jatuh tepat di zipper celana Stefan. Yuki merasa aneh dan menelusuri bantalnya kini. Rasa penasaran yang tinggi membuatnya membuka mata. Awalnya Yuki melihat kepala kursi penumpang yang sangat tinggi didepannya dan melihat bahan jeans berbentuk seperti celana tetapi saat Ia berbalik, mulutnya menganga mendapati tangannya tepat ada di resleting jeans seseorang. Matanya melotot memastikan siapa yang menjadi korban dari tidurnya.

Yuki tak percaya saat melihat bahwa Stefanlah yang tertidur spontan "AAAAAA!!!!!" Pekiknya keras membangunkan semua orang didalam bus termasuk Stefan yang ikut kaget saat melihat Yuki berada dipahanya dengan tangan menempel di zipper celananya.

"AAAAAA!!!!!" Stefan turut berteriak melatahkan Yuki yang ikut teriak. Fathir dan Vitha langsung ke TKP menghentikan mereka dengan mengetuk kepala Stefan dan Yuki membuat teriakan berubah jadi mengaduh kesakitan.

"Sakit Vitha! Gila ya, kepala gue bener-bener diketok" Keluh Yuki mengelus kepalanya

"Thir! Rese banget cewek elo, senut-senut nih kepala gue" Gerutu Stefan mengelus kepalanya berulang-ulang.

"Biar tau rasa! Gangguin orang tidur, gak tau apa gue udah sleeping beauty dipelukan my lovely Fathir! Gara-gara kalian, gue kebangun! Bikin kaget orang aja"

"Ya maaf... Gue bener-bener shock tadi soalnya gue tidur... Gue.... Gue..." Yuki tidak bisa menjelaskan lebih lanjut tentang kejadian yang menimpanya. Gimana bisa ngejelasin kalo kepalanya nyasar di paha Stefan dan tangannya menyentuh zipper celana cowok itu. Perlu masukin muka ke locker kalo Yuki berani buka mulut.

"Gue apa?" Tanya Fathir

"Bodo ah! Gue gak mau ngebahas" Balas Yuki malah duduk tegak tak melihat Stefan sedikitpun.

"Elo juga napa teriak?" Tanya Vitha beralih pada Stefan.

"Gue.... Gue.... Gue cuma ikutan teriak aja. Maklumlah, disamping gue teriak ya gue ikutan juga" Balas Stefan beralasan menutupi kejadian sebenarnya dan melirik Yuki sebentar.

"Hellowwww..... bener-bener deh! Kalian berdua aneh, bikin ilfeel aja! Rese!" Semprot Vitha "Yuk say" Vitha mengajak Fathir kembali ke bangku mereka dan semua kembali seperti semula tapi tak berarti Stefan dan Yuki juga ikutan tenang.

Mereka sibuk dengan memastikan kebenaran pose Yuki yang aneh itu. Stefan memunggungi Yuki menyembunyikan muka merahnya sedangkan Yuki beringsut menyudut menggigit kuku berpikir apa yang telah dilakukannya.

"Yuki.... Elo bener-bener bikin malu! Masa tangan elo bisa nyangkut di celana Stefan siiiih???!!!!! Sumpah malu... malu......!!!!!!" Rutuk Yuki dalam hati mengetuk-ngetuk kepalanya.

"Apa..... Yuki... nyentuh ya???? Masa bisa nyentuh sih???? Apa dia sadar pas nyentuh tadi???" Tanya Stefan dalam hati lalu melirik Yuki yang sedang mengipas-ngipas mukanya dengan tangan membuatnya kembali memunggungi "Oh No! Yuki nyentuh????!!!! Gimana nih???!!!" Keluhnya gelisah alhasil mukanya makin merah. Keadaan menjadi aneh bagi mereka berdua. Mereka terjaga sekarang dengan pikiran masing-masing dan tentu saja muka yang masih memerah sempurna.

"CIIITTTT!! WUUUUSSSS!!!" Bus berhenti menyadarkan beberapa siswa dan membangunkan mereka dari tidur. Mereka mengambil tas di bagasi tempat duduk dan sibuk antri untuk turun meninggalkan dua orang yang tertidur nyenyak dibelakang.

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now