BAB 4

1.2K 236 10
                                    

"Ma... apa... Mama yang akan mengambil raporku nanti?" Tanya Yuki ketakutan saat berhadapan dengan Mamanya yang tengah menonton diruang televisi sambil mengelus Loly. Besok adalah penyerahan nilai dan pengambilan rapor yang harus diwakili oleh orangtua. Yuki menunggu jawaban Bella yang lama membuatnya pasrah hanya menunduk.

Bella berdehem "Bisa bantu Mama?" Tanyanya spontan Yuki mendongak antusias

"Kamu pergi ke supermarket sebentar, tolong belikan craker kesukaan Bastian" Tuturnya menghapus senyum tulus Yuki "Ini uangnya" Imbuhnya memberikan lembaran lima puluh ribuan pada Yuki.

"Baik Ma," Balas Yuki pergi menuju kamar dan mengambil cardigan untuk menutupi baju rumahnya "Aku pergi Ma" Pamitnya pada Bella

"Iya," Balas Bella –Mama Yuki- masih santai sambil mengelus bulu Loly yang semakin tebal membuat kucing itu terlihat buntel namun sangat lucu dan menggemaskan.

Sebelum pergi, Yuki melihat Mamanya begitu asyik memanjakan kucing kesayangannya. Hal itu tak menyurutkan semangat Yuki untuk merubah Mamanya kembali seperti dulu. Yuki mengendarai sepeda menuju supermarket terdekat tanpa menyadari mobil sport putih telah mengikutinya sejak tadi dan sampai supermarket.

"Biar gue yang turun," Joy mengajukan diri untuk melihat Yuki lebih dekat.

"Tapi...."

"Kalian tunggu disini" Tuturnya tegas membuat Ivan, Shain dan Vega menurut.

Joy masuk kedalam supermarket mencari Yuki yang tak jauh dari pandangannya. Ia berpura-pura menjadi pelanggan supermarket agar Yuki tak curiga dengan keberadaannya. Saat melirik tampilan Yuki yang asal-asalan, Joy hanya membatin dalam hati "Fashionnya parah"

"Bastian suka apalagi ya?" Pikir Yuki bingung

"Bastian? Hemm.... cadangan jika dia keras kepala" Tutur Joy dalam hati dan tetap meneliti komposisi makanan ringan yang Ia pegang lalu Joy berjalan sengaja menyikut bahu Yuki sedikit keras hingga makanan ringannya jatuh.

"Maaf..." Tutur Joy pura-pura kaget

"Gak apa-apa Kak, lain kali kalo jalan hati-hati ya" Balas Yuki sambil tersenyum hingga lesung pipi kanannya muncul.

"Nice smile" Puji Joy dalam hati "Joy, tebakan lo tepat. Dia memang dewi" Tuturnya dalam hati dan berjalan menuju kasir lalu keluar dari sana.

Yuki telah selesai berbelanja dan beralih pulang kerumah. Dalam perjalanan, Yuki menikmati sore harinya sambil menggoes sepeda dan ketika sampai dirumah, Ia membawa masuk sepedanya ke halaman rumah namun Ia tertegun saat melihat mawar merah yang tergeletak dimeja balkon.

Dengan rasa penasaran Yuki menghampiri dan mengambil bunga itu seraya memandangi sekitar rumahnya yang sepi "Bunga siapa ya?" Tanyanya lalu melihat lagi sebuah kotak yang tertempel catatan disamping bunga tersebut. Yuki membaca catatan itu "For Yuki Kato, kamu layaknya kuncup mawar yang berniat merekah namun tak ada pemicu. Kamu seperti ulat, bertekad jadi kupu-kupu namun tersembunyi di ranting pohon tua yang ringkih. Aku tau cita-citamu, you're dreamhelper (Penolong Mimpimu)" Tuturnya memandang kotak di hadapannya dengan lama.

"Take it... take it.... take it..." Ivan berdoa mengatupkan kedua tangannya membentuk genggaman, Vega melihat sambil menggigiti kukunya dan Joy tak sengaja menoleh kearahnya "Jangan gigit kuku lentik lo Ga! Sekali elo ngelakuin itu, estetik kuku elo pasti berakhir hari ini" Teguran yang spontan membuat Vega berhenti. Joy kembali fokus mengawasi Yuki yang masih melihat kotak tersebut.

"Dia pasti mengambilnya," Imbuhnya yakin "Three... Two..." dan menghitung mundur gelagat Yuki yang bahagia menghirup kuncup mawar dan melirik kotak yang ada ditangan. Ia memasukkan kedalam keranjang sepeda lalu masuk kerumah.

NOT LOVE STORY - DestinyOn viuen les histories. Descobreix ara