15.1

1.2K 240 19
                                    

"Iya, aku bakal ketempat kamu. Ini baru keluar dari kampus, kamu bakalan nunggu aku kan Joy?" Tanya Yuki yang sibuk merapikan buku-buku ke dalam loker dan tak lupa menguncinya. Setelah itu, Yuki beranjak pergi menuju parkiran mobil meski masih sibuk menelepon.

"Emm....." Joy berpikir sejenak

"Kamu pasti menungguku! Udah ya, bye! Aku mencintaimu" Balas Yuki mengakhiri percakapan mereka sebelum sempat Joy membalas.

"Dasar Yuki," Kata Joy tersenyum membuat Shain tertarik berkomentar

"Yuki mau menjengukmu lagi?" Tanya Shain

Joy tersenyum "Iya"

"Berarti dia akan tahu perkembanganmu dari dokter juga"

"Begitulah,"

"Aku harap Dokter memberi kabar bahagia buat orang yang saying dan mencintaimu, terutama Yuki" Harap Shain mengembangkan senyuman Joy yang beralih menatap jendela kamar

"I hope so" Balasnya membuat Shain tersenyum

"Setelah lama melihat, kurasa Yuki itu obat yang membuatmu semangat untuk sembuh" Ujar Shain menerka.

"Dia bukan obat Shain, dia penyemangat gue dan buat gue serasa ingin hidup lebih lama"

Shain bahagia "Kamu akan hidup lebih lama dari yang kamu bayangkan Joy, percayalah" Tuturnya yakin hingga Joy tersenyum.

Stefan memarkirkan mobilnya tak jauh dari mobil Yuki yang sudah terparkir. Ia berusaha membuat kejutan yang romantis sesuai ajaran kakaknya, Maxime. Stefan melirik buket mawar campuran warna merah, nude, dan putih yang sengaja dibeli sebelum pergi ke kampus Yuki.

"Semoga kamu suka Bi," Harapnya dan tersenyum kala melihat mobil Yuki.

Tak berapa lama, Yuki datang membuat Stefan sumringah. Yuki terlihat casual dengan tas jinjing bermerek, skinny pants warna cokelat muda lengkap dengan kemeja executive putih dipadu rompi hitam tanpa kancing. Ia terlihat semakin matang di dunia model membuat dirinya selalu tampil sempurna meskipun tanpa polesan. Yuki menghampiri mobilnya dan masuk kedalam membuat Stefan bersiap-siap menstater mobil. Stefan melihat mobil Yuki sudah berjalan dan tak berselang lama, Ia pun menjalankan mobilnya untuk mengikuti Yuki.

Stefan bingung ketika mobil Yuki mampir ke toko bunga dan membeli sebuket lili putih "Bunga Lili? Perasaan Vega gak suka bunga Lili deh? Ah, mungkin Tante Bella suka. Berarti.... Yuki pulang ke rumah dong" Gumamnya senang "Yes! gue bisa pacaran lagi, hehehe....."

Stefan terus membuntuti mobil Yuki hingga menuju wilayah Jakarta yang lain. Perjalanan lumayan melelahkan tapi Stefan tetap mengikuti Yuki hingga sampai disebuah rumah sakit.

"Central Hospital? Ngapain Yuki ke rumah sakit ya?" Tanya Stefan bingung namun terus mengikuti mobil Yuki masuk ke basement parkir khusus mobil. Ia memarkirkan mobilnya tak jauh dari mobil Yuki agar tak kehilangan jejak. Stefan mengikuti Yuki tengah berjalan sambil membawa buket bunga dan sekarang, Yuki sedang menunggu lift dengan senyum mengembang sesekali kala melihat bunga lili ditangannya. Ia akhirnya masuk ke lift dan Stefan melihat lantai berapa lift itu berhenti.

"Lantai 8" Tutur Stefan menekan tombol down untuk lift yang lain dan masuk kedalamnya. Ia terus melihat angka lantai yang terus berubah namun terhenti otomatis di lantai 7 untuk menyilakan pasien berkursi roda masuk dengan sang suster. Saat lift berhenti di angka 8, Stefan keluar dengan tergesa-gesa mencari Yuki ke manapun namun seketika lega saat melihat Yuki ada di bagian informasi sedang berbicara dengan pegawai rumah sakit.

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now