BAB 2

2K 276 14
                                    


"KYAAAAAA!!!!!!" Yuki histeris saat melihat jam mickey mouse menunjukkan pukul 6 pagi "Mampus! Mampus!! Mampuuuuusssss!!!!! Gue telaaaaaaat!!!!!" Ia mengumpat dan mengacak rambut mengutuk diri sendiri karena telat. Tanpa babibu, Yuki langsung ngibrit mandi secepat kilat, memakai seragam, sepatu dan mengambil tas dan menguncir kuda rambutnya. Begitu semua selesai, Ia langsung berlari membuat suasana yang awalnya senyap jadi gaduh.

"Yuki.... jangan berlari di tangga nanti kamu jatuh" Tegur Bella –Mama Yuki- membuatnya berhenti dan melangkahkan kaki ke anak tangga satu demi satu. Yuki tersenyum karena Mamanya tidak berubah dan masih bisa didekati. Bella sedang menyuapi Bastian yang sudah bertengger manis di kursi makan.

"Pagi Yuki" Sapa Bella tanpa melihat Yuki.

"Pagi Ma, maaf aku lari pas turun tangga"

"Kamu harus merubah sifat burukmu itu"

"Iya Ma," Balas Yuki merasa bersalah

"Mama melupakan transkrip nilai ulanganmu tadi malam, Mama mau melihatnya sekarang" Pinta Bella dengan cekatan Yuki mengambil nilai ulangan yang standby di tasnya lalu memberikan kepada sang Mama. "Ini Ma,"

"Bastian makan sendiri ya,"

"Ya Ma"

Bella mengambil transkrip nilai ulangannya dan Yuki dengan harap-harap cemas mendengar komentar sang Mama. "Biologi 90, Matematika 85, Ekonomi 89, Fisika 80...." Ia menjabarkan nilai ulangan satu persatu dan Bastian mendengar semuanya.

"Bahasa Inggris 100, Kimia 100. Baiklah... kalo bisa Mama mau lihat nilai kamu 100 semua ya Yuki, Mama mau kamu bisa seperti Bastian yang juara umum dan selalu mendapat nilai sempurna untuk semua mata pelajaran. Kamu harus menjadi kebanggan guru dan sekolah baru bisa jadi kebanggaan Mama. Jadilah contoh yang baik untuk adikmu bukan kamu yang mencontoh adikmu" Terang Bella membuat Yuki merasa sakit hati namun dengan tegar menyembunyikan semuanya.

"Ingat Yuki, pendidikan itu nomor satu dan kuliah di universitas negeri adalah impian semua orang. Mama mau kamu lulus kuliah dengan gelar kumlaud, menjadi dosen terkenal. Jangan seperti Papamu yang selalu merendahkan dirinya mengajar di universitas swasta dan berakhir jadi pengangguran. Mama mau kamu sukses Yuki... Sukses meraih mimpimu jadi dosen"

"Ya Ma..." Balas Yuki parau dan kepalan tangan kirinya ada dibawah meja benar-benar bergetar sekarang.

"Tit...Tit..."

"Ma... Minibisku udah nyampe, aku berangkat ya"

"Biar Mama antar, sebentar Yuki"

"Bye kak Yuki," Pamit Bastian mencium pipinya.

"Bye Bastian"

Bella mengantar Bastian dan meninggalkan Yuki yang menitikkan airmatanya. Yuki melihat kepalan tangannya bergetar karena menekan emosi itu perlahan melonggar. Ia mengusap airmatanya dan tegar dengan perlakuan sang Mama yang menyakitkan hari ini. Hatinya sakit mendengar keinginan Mama yang tinggi, setinggi kebanggaannya terhadap Bastian. Tapi biarlah... Yuki memang harus berusaha lagi. Ia ambil sisi positif dari hubungannya dengan sang Mama, menganggap satu lampu kuning dan Mama membatasinya untuk mendekat. Yuki benar-benar harus berusaha untuk mengambil hatinya lagi.

"Inget, kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda" Nasehat Stefan menyemangatinya "Lo harus bisa deketin Mama elo lagi, elo cewek tomboy dan kuat. Elo pasti bisa melakukannya. Cayyo" Yuki jadi semangat lagi dan menikmati sarapannya dengan antusias.

"Pagi Tante Bella..." Sapa Stefan melihat Bella hendak masuk kedalam rumah.

"Pagi Stef, mau berangkat bareng Yuki ya?"

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now